HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Berita Terkini HKBP



Renungan Harian HKBP
Renungan Terkini
Renungan Harian Marturia HKBP Senin, 29 Desember 2025
Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, mari kita siapkan hati dan pikiran kita, kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.
- Doa Pembuka
Bapa yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk penyertaan dan kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Tuhan, sebentar kami ingin menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut firman Tuhan di dalam sukacita. Amin.
- Renungan
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini tertulis dalam:
Matius 2:11
“Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan, dan mur.”
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, setiap orang punya cara dan kebiasaan tersendiri ketika ingin menjenguk atau mendatangi seseorang. Ada yang membawa hadiah, kado, pesan atau bahkan kata-kata yang ingin disampaikan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, sejatinya memang memberi itu sudah menjadi bagian dari hidup manusia. Akan tetapi, memberi sering kali dikaitkan dengan kelimpahan, kita memberi jika masih ada sisa, kita berbagi jika tidak terlalu mengganggu kenyamanan kita. Hitungannya jadi untung-rugi. Tidak jarang pemberian menjadi sekedar formalitas dan rutinitas yang tidak melibatkan hati dan iman. Semakin bahaya jika pola ini dipakai ketika ingin mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, hari ini kita belajar sesuatu yang sangat berharga dari nats ini. Kita melihat pelajaran yang berharga dari orang majus yang datang jauh-jauh untuk sujud menyembah dan mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada Yesus yang baru lahir. Dari mereka kita bisa belajar bahwa memberi atau mempersembahkan sesuatu itu bukan sekedar kebiasaan atau kewajiban, melainkan respon penyembahan dari hati yang mengenal dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Meskipun orang-orang majus adalah orang-orang yang terpandang, berpendidikan, dan berpengaruh secara sosial, tinggal di tempat jauh dan dan tidak mengenal Maria, Yusuf, apalagi Yesus secara pribadi, tapi mereka tetap mau dengan rela datang, sujud, menyembah dan memberi yang terbaik sebagai wujud penyembahan mereka.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, kemudian mari kita lihat satu hal yang menarik. Orang-orang majus itu datang bukan untuk meminta, melainkan untuk menyembah dan memberi. Mereka tidak membawa keluhan, tetapi persembahan. Tentu ini hanya bisa terjadi jika kita mengenal siapa Yesus itu. Kita harus bisa membedakan antara memberi karena kewajiban dan memberi sebagai penyembahan. Persembahan dari orang-orang majus itu dirasa mereka bukan kewajiban apalagi dari keterpaksaan, namun itu lahir dari hati yang terlebih dahulu mau tunduk dan menyembah. Dari sinilah kita diajak untuk menata kembali makna memberi di hadapan Tuhan. Jelas Tuhan tidak ingin persembahan yang didorong keterpaksaan, ketidakikhlasan, dan tidak berangkat dari rasa syukur dan tunduk untuk menyembah.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, di masa-masa natal ini saya ingin mengajak kita untuk merenungkan satu hal lagi. Natal bukan hanya tentang menerima, tetapi natal juga adalah tentang datang dan memberi atau mempersembahkan. Kita sering datang kepada Tuhan dengan daftar permintaan, tetapi orang majus datang dengan sikap menyembah dan memberi. Terlebih di masa-masa sekarang ini mengingat saudara/i kita yang masih menderita oleh karena bencana, mari kita mempersembahkan yang terbaik dari kita kepada Allah lewat kesediaan kita meringankan sedikit beban mereka yang terdampak. Waktu, pemberian, tenaga, pertolongan, doa yang tulus, bisa menjadi emas, kemenyan dan mur yang kita persembahkan kepada Yesus yang lahir ke tengah dunia ini.
Saudara/i yang terkasih, apa yang sering kita bawa saat datang kepada Tuhan? Apakah hanya kehadiran fisik, atau hati yang tunduk? Tuhan tidak menomorsatukan untuk menunggu apa yang kita miliki, tetapi ia rindu hati yang menyembah dan hidup yang dipersembahkan. Persembahan hari ini bisa berupa ketaatan, kesetiaan, pengampunan, ataupun komitmen untuk hidup seturut kehendakNya. Natal saat ini ingin mengundang kita untuk datang seperti orang majus, mau mendekat, mau untuk sujud menyembah, dan mau untuk memberi persembahan dengan kerendahan hati dan diri yang dipenuhi dengan rasa syukur. Amin.
III. Doa Penutup
Marilah kita berdoa. Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu, mengingatkan kami sebagai orang percaya agar mau datang seperti orang majus yang mau untuk mendekat kepadaMu, mau untuk sujud menyembahMu, dan mau untuk mempersembahkan yang terbaik kepadaMu. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Pdt. Frans M. Sormin
RENUNGAN EVANGELIUM Minggu, 28 Desember 2025
Doa Pembuka: “Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui segala akal, itulah yang memelihara hati dan pikiran saudara/i, dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin”
Marilah kita memberikan hati dan Pikiran kita mau disapa oleh Firman Tuhan yang tertulis pada kitab Mazmur 105 : 1 – 6.
Beginilah Firman Tuhan.
- Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!
- Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
- Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!
- Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!
- Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya,
- Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!. Demikian Firman Tuhan.
Penjelasan Teks
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Memuji dan memuliakan Tuhan adalah kewajiban orang percaya. Kewajiban tersebut didasarkan atas pengenalan dan kesadaran kita akan keberadaan Tuhan sebagai sumber dari segala yang ada. disamping kegiatan seperti itu sebagai orang beriman patutulah senantiasa memelihara hubungan yang intim dan intens dengan Tuhan, bilamana kita mau bersyukur kepada Tuhan itu mendadakan bahwa kita tidak melupakan kasih setiaNya yang selalu mengalir bagi kita. Bersyukur kepada Tuhan adalah keharusan mengingat keberadaanNya sebagai sumber hidup dan kehidupan. Kita patut menyadari dan mengakui bahwa segala sesuatu yang kita miliki dan nikmati adalah anugerah Tuhan. Tuhan melakukan dan memberikan yang terbaik bagi kita, dengan penuh keajaiban yang mustahil dapat dilakukan oleh manusia. Atas perbuatanNya tersebut mendorong kita semakin proaktif untuk melakukan berbagai cara sebagai tanda rasa syukur kita kepadaNya.
Ada banyak cara yang dapat kita perbuat dalam rangka menyatakan rasa syukur kepada Tuhan. Menyerukan namaNya lewat nyanyian, mengagungkan perbuatanNya dengan mempercakapkannya dengan orang lain dan memperkenalkan segala keberadaaan dan perbuatanNya yang sunguh-sunguh ajaib. Memperkenalkan perbuatan Tuhan bertujuan agar dunia khususnya manusia semakin percaya, bahwa hanya Tuhan lah yang layak dipuji, diagungkan dan diandalkan. Memperkenalkan perbuatan Tuhan bagi orang lain adalah juga sebagai pertanda bahwa kita mengandalkannya dan tidak melupakan kasih sayangNya yang sunguh-sunguh luar biasa bagi kita.
Aktivitas demikian juga merupakan keikutsertaan kita bersaksi bagi dunia dan bagi orang lain agar mereka terinspirasi dan termotivasi untuk mengenal merindukan serta mau mencari Tuhan. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Baru saja kita merayakan Natal yang mana semua itu adalah karya Agung Tuhan Allah. Hal itu adalah salah satu kenyataan bahwa Tuhan selalu mengasihi kita, Dia mau hadir dalam kehidupan kita dan mau bersama-sama dengan kita. Meskipun kita mengalami berbagai kesukaran, pergumulan dan penderitaan. Namun dengan kehadiran Immanuel, telah membuka hati kita untuk fokus akan pengharapan bahwa keselamatan yang dari Tuhan telah nyata dan suasana sukacita akan meliputi orang percaya dan orang yang mau mencariNya. Amen
Marilah kita berdoa
Terimakasih Tuhan atas kasihMu, kami beroleh sukacita. Ajarlah kami untuk memuji dan memuliakan Engkau dalam segala perjalanan hidup kami. Kuatkanlah kami agar kami dengan bijaksana mau memperkenalkan perbuatan Tuhan di dunia ini, agar dunia dan segala isinya percaya kepadaMu. Amen.
Pdt. Hantus Hutapea
Firman Tuhan (Epistel) Minggu, 28 Desember 2025
Firman Tuhan (Epistel) yang ditetapkan kepada kita pada hari ini Minggu, 28 Desember 2025 tertulis pada Roma 16 : 17 – 20
- Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
- Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.
- Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat
- Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!
Penjelasan Teks
Berangkat dari situasi kehidupan orang Kristen di Roma. Dimana mereka menghadapi ancaman dari kelompok pengajar sesat yang pro-aktif mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran ajaran Kristus. Paulus mengingatkan mereka, supaya senantisa menjaga keutuhan dan tetap berpegang pada ajaran yang telah mereka terima sebelumnya. Kehadiran kelompok tersebut berpotensi membuat kekacawan dan perpecahan bagi komunitas orang Kristen. Di mana kelompok tersebut menjalankan prakteknya, hanya untuk mencari keuntungan bagi diri mereka sendiri dan bukan mau menyelamatkan orang lain. Paulus melihat, bahwa kelompok tersebut, sekalipun perkataan mereka manis, namun mereka adalah penipu dan tidak melayani Kristus dengan tulus.
Dalam rangka menyikapi situasi tersebut, Paulus menganjurkan beberapa sikap yang harus diperhatikan orang Kristen yakni Pertama : Tetap WASPADA. Dalam hal ini, agar Orang Kristen senantiasa memperhatikan pergerakan, aktifitas dan tetap memantau serta mengawasi kelompok tersebut. Mereka juga dianjurkan agar tetap selektif dan bijaksana melihat ajaran yang benar sesuai dengan ajaran Kristus. Selanjutnya, sebagai bagian dari kewaspadaan itu, orang Kristen diharapkan tetap kuat dalam Iman. Dengan demikian tidak akan terpengaruh akan ajaran yang diajarkan oleh kelompok penyesat. Kedua: Mengandalkan KEBENARAN. Orang Kristen di Roma pada waktu itu sudah mulai dewasa, hal itu nyata dari pernyataan Paulus yang mengatakan bahwa berita tentang KETAATAN mereka telah terdengar oleh semua orang. Dengan kenyataan itu, mereka sudah berkemampuan untuk menseleksi apa yang benar dan apa yang jahat. Hal itulah yang harus dikembangkan, supaya tetap bijaksana untuk menilai yang patut diikuti. Agar itu dapat terwujud dengan baik, mereka diharapkan senantiasa mengadalkan Kebenaran yang dari Kristus.
Menghidupi Kasih Tuhan. Kasih Tuhan terus mengalir bagi orang yang senantiasa menghidupi ajaran Kristus. Dengan Kasih Tuhan, umatNya akan berdaya menghadapi tantangan dan pergumulan. Kasih Tuhan yang di dalamnya ada berkat dan damai sejahtera, menjadi kekuatan atau energi untuk melawan segala perbuatan iblis yang berusaha merusak persekutuan. Dengan mengandalkan Kasih Tuhan, kita akan bijaksana dalam memelihara kesatuan serta berkemampuan untuk menghindari perpecahan. Amin.
Pdt. Hantus Hutapea
RENUNGAN HARIAN 27 Desember 2025
Shalom Saudara/i terkasih dalam Yesus Kristus, sebelum kita mendengarkan renungan pada hari ini marilah kita berdoa: Kasih karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus dan damai sejahtera dari Tuhan Allah kiranya memberkati kita semua. Amin
Firman Tuhan pada hari ini tertulis dalam Matius 2:13 demikian bunyinya: Setelah orang-orang Majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah disana sampai aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu, untuk membunuh Dia. Demikian Firman Tuhan
Saudara saudari, yang terkasih dalam Yesus Kristus suatu waktu seseorang menghampiri kita dan berkata maukah kamu pergi ke sana dan menikahi seseorang yang tidak kamu kenal sama sekali? Apa Jawab kita. Tentu kita tidak mau. Sebab siapa yang ingin melangkah dalam ketidakpastian. Tetapi Yusuf adalah patron ketaatan untuk kita semua, dia memilih untuk taat disaat ia tidak mengerti perintah tersebut. Ada kalanya Tuhan berbicara kepada kita disaat kita tidak siap, disaat kita istirahat atau baik-baik saja, disaat kita lelah, disaat kita tidak baik-baik saja, bahkan disaat kita dalam persoalan. Pergi ke Mesir adalah tidak mudah karena itu tempat yang asing, dan tidak nyaman sebab segala sesuatu berubah, suasana menjadi baru, lingkungan baru, budaya baru, pekerjaan baru dll. Lantas bagaimana jika kita yang disuruh, apakah kita menurut atau banyak tanya membuat waktu kita habis dan kita dalam bahaya. Sebab apa yang Tuhan perintahkan bukan untuk menjatuhkan atau membuang kita tetapi menyelamatkan kita.
Suatu waktu seorang supir hendak mengantar pelanggannya ke suatu tujuan. Tiba-tiba GPS menyuruhnya untuk memutar lebih jauh. Ia kesal sebab jalan yang ditunjuk terlalu jauh, dan melewati gang yang sempit. Namun ia akhirnya turut juga. Setelah ia berbalik arah, ia mendengar berita di Radio bahwa jalan utama yang biasa ia lalui longsor karena curah hujan selama Desember ini. Ia akhirnya berterimakasih kepada Tuhan sebab GPS telah menyelamatkannya. Hidup kita terbatas, kita tidak tahu apa yang akan terjadi didepan, tapi yang pasti Tuhan tahu dan akan selalu berusaha melindungi kita. Mungkin Tuhan menyuruh kita menjauhi seseorang atau teman kita meninggalkan kita, sebab Tuhan tahu bahwa orang itu memilki pergaulan dan kebiasaan yang buruk. Bahkan ketika hidup berubah mendadak seperti tubuh kita tiba-tiba sakit, kita tiba-tiba kehilangan pekerjaan, kita mungkin sudah berencana kesana tetapi Tuhan mengubah semua rencana itu. Itu semua adalah bentuk penyertaan Tuhan melalui segala sesuatu yang kelihatannya tidak masuk akal. Bapak Ibu sebentar lagi kita akan melangkah ke tahun 2026 yang penuh dengan ketidaktahuan. Kita takut terhadap bencana dan ekonomi yang sulit. Untuk itu kita diajak agar belajar percaya pada suara Tuhan dan ketika Tuhan menyuruh kita untuk pergi ke suatu tempat kita percaya bahwa Tuhan sudah mendahului langkah kita dan menantikan kita di tempat yang baru tersebut. Dia hanya perlu kita melangkah pada suatu keputusan yang berani bukan tinggal dalam hidup yang penuh drama. Selamat mentaati perintahNya yang melindungi kita dari bahaya didepan dan selamat menantikan masa depan yang baru yang penuh perlindungan Tuhan. Amin
Terima kasih Tuhan untuk firman mu yang sudah kami dengarkan yang mengajari kami untuk tetap patuh pada perintahmu. Kami juga memohon Tuhan berkatilah seluruh pelayanMu yang tetap memberitakan firman Mu agar tetap sehat dan semangat, begitu juga seluruh jemaatmu dan apa yang mereka kerjakan agar menjadi berkat bagi kami semua, ampuni kami dari seluruh dosa pelanggaran kami didalam nama anakmu Tuhan Yesus Kristus. Kami sudah beroda, Kasih karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia dari Allah Bapa serta penyertaan Roh Kudus kiranya memberkati kita semua. Amin
Pdt. Mikha Uli Simanungkalit S.Si Teol – Staf Biro Urusan Dana Pensiun HKBP
Renungan Marturia Pesta Natal II Jumat, 26 Desember 2025
“Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, itulah yang menyertai hati dan pikiranmu. Di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin!”
Shalom! Selamat Hari Natal!
Firman Tuhan yang menjadi perenungan bagi kita dalam Pesta Natal II ini, tertulis di dalam Surat Ibrani 1:1-4. Firman Tuhan berkata:
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.” Demikianlah Firman Tuhan. Syukur kepada Allah.
Natal adalah perayaan yang membawa sukacita bagi kita semua. Sukacita tersebut seringkali disimbolkan dengan berbagai kemeriahan. Ada yang dengan hiasan dan dekorasi yang meriah, lampu yang berkelap-kelip, lilin-lilin yang dinyalakan, nyanyian bernuansa Natal dan lain sebagainya. Namun demikian, apakah kita sudah dengan sungguh memahami dan memaknai sukacita Natal tersebut? Mari kita merenungkannya bersama.
Dalam Firman Tuhan pada perayaan Natal kedua ini, kita diteguhkan kembali dengan keluhuran dan kemuliaan sejati Yesus Kristus. Berdasarkan isi surat kepada jemaat Kristen-Yahudi yang sedang menghadapi penganiayaan dan tekanan yang hebat karena imannya, penulis surat meneguhkan mereka dengan kebenaran Firman tentang Yesus Kristus. Kebenaran yang menyatakan dengan tegas bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan janji Allah kepada umat manusia. Sebagaimana yang telah Allah sampaikan berulangkali dalam pelbagai cara melalui para nabi bahwa Allah menjanjikan Sang Juru Selamat bagi umatNya. Sang Juruselamat tersebut bukanlah manusia biasa. Ia bukan bagian dari para nabi yang dipakai Allah untuk menyampaikan nubuatan-Nya kepada umat, Ia adalah penggenapan nubuat itu sendiri. Kedudukan-Nya mengatasi segalanya bahkan para malaikat yang berada di atas langit sekalipun. Ia sudah ada sejak segala sesuatunya diciptakan dan Ia duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Kuasa. Ia adalah Cahaya Kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah itu sendiri. Inilah kebenaran yang menjadi anugerah terbesar dan dikaruniakan Allah bagi umatNya.
Jemaat sekalian, kebenaran inilah yang menjadi sukacita Natal sesungguhnya bagi kita, yakni Yesus Kristus. Firman Allah telah digenapi di dalam Yesus Kristus dan Yesus Kristus itulah Firman. Kehadiran-Nya di tengah dunia adalah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut. Manusia yang tadinya ada di dalam kegelapan kini telah hidup dan menjadi bagian di dalam Cahaya Kemuliaan Allah di dalam Yesus Kristus. Oleh karenanya sudah sepatutnya kita bersukacita di hari Natal. Kita boleh saja merayakannya dengan segala kesemarakan Natal. Namun demikian, berilah ruang pada Cahaya Kemuliaan Allah itu untuk tinggal di dalam hati kita agar kita pun turut memancarkan terangNya di tengah dunia ini. Utamanya, di Natal tahun 2025 ini, ketika dunia di sekeliling kita masih dipenuhi dengan kegelapan karena kejahatan, keserakahan, kebodohan, dan sebagainya maka jadilah bagian dari pancaran Cahaya Kemuliaan Allah di tengah dunia. Tolonglah mereka yang kesusahan, hiburkanlah mereka yang berduka, saling mengasihilah bagi semua. Kiranya Allah memampukan. Amin!
Kita berdoa “Kami bersyukur untuk sukacita Natal ini, ya Kristus. Engkau berkenan hadir di tengah kami memberikan terang, sukacita, dan keselamatan bagi kami. Tolonglah kami untuk dengan sungguh menghayati kebenaran Firman-Mu pada hari ini. Teguhkanlah dan topanglah kami di dalam melawan kegelapan dunia ini karena Engkaulah Cahaya Kemuliaan yang sejati. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin ”
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kamu sekalian. Amin.
Pdt. Serly Tampubolon
Renungan Marturia Pesta Natal I, 25 Desember 2025
Bapak, Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…Selamat hari Natal.
Untuk mengawali Perayaan Natal ini, kita akan bersekutu dengan Tuhan melalui Firmannya. Marilah kita berdoa :
“Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, tulah yang memelihara hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin”
Firman Tuhan yang menjadi khotbah bagi kita pada Perayaan Pesta Natal I, tertulis dalam:
Lukas 2:1-7 “ Kelahiran Yesus”
Kelahiran Yesus berlangsung dalam kondisi sedang mengalami krisis ekonomi di wilayah pemerintahan kaisar Agustus. Kaisar mengadakan sensus penduduk untuk mengatur pajak. Allah memakai sensus tersebut untuk mengatur agar Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem pada waktu yang tepat. Di sini nyata bahwa peristiwa kelahiran Yesus benar-benar berlangsung dalam sejarah dunia, Ia mengatur sejarah sehingga perintah Kaisar Agustus menjadi alat bagi-Nya untuk merealisasikan rencana agung-Nya. Sejarah berada dalam kekuasaan Allah.
Ada tiga hal yang menjadi pesan bagi kita melalui kelahiran Yesus Kristus.
Pertama: Kelahiran Yesus di palungan adalah tindakan kerendahan hati yang luar biasa, yang harus menjadi teladan bagi kita untuk tidak hanya mencari kemuliaan, tetapi juga siap merendahkan diri.
Kedua: Natal adalah pengingat bahwa Allah peduli pada semua orang, terutama yang lemah dan terpinggirkan. Keterlibatan Allah melalui kelahiran di palungan menunjukkan bahwa Ia hadir di tengah kesulitan manusia. Bagi saudara-saudara yang terdampak benaca banjir dan tanah longsor, Tuhan juga hadir. Jika kita merasa tidak ada yang memerhatikan atau perduli dengan kita, ingatlah Allah perduli padamu, padaku dan kita semua. Ia mengerti apa yang kita alami. Mari kita belajar bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal dalam kehidupan untuk kebaikan setiap orang yang berkenan kepada-Nya. Marilah kita belajar memercayai Dia serta menaati kehendak-Nya dan mempersilahkan Tuhan Yesus lahir dalam hidup kita, memimpin hidup kita.
Ketiga, Yesus lahir di dalam palungan, mengingatkan kita bahwa keselamatan tidak bergantung pada status atau kekayaan, melainkan pada hati yang terbuka dan relasi yang tulus dengan sesama. Keselamatan itu diawali oleh Dia yang rela mengosongkan diri, memasuki kehidupan manusia yang berdosa dan memberi keselamatan. Hal itu merupakan bukti cinta kasih Allah yang begitu besar bagi dunia, yang rela mengorbankan segalanya demi keselamatan manusia. Kiranya Natal ini menggugah kita untuk menghayati kasih dan pengorbanan Yesus, sehingga kita jauh dari kesombongan, egoisme. Selamat merayakan Natal. Amin.
************************
Zakaria 9:9-10
Firman Tuhan ini, merupakan nubuat tentang kedatangan Raja yang adil dan jaya yang akan datang dengan kerendahan hati menunggangi keledai, yang kemudian diidentifikasi sebagai Yesus Kristus. Raja ini akan membawa damai kepada bangsa-bangsa, melenyapkan senjata perang, dan menegakkan kerajaannya yang mencakup seluruh bumi. Pertama: Di sini dijelaskan kedatangan seorang raja yang adil dan menyelamatkan. Ini adalah gambaran seorang pemimpin yang tidak datang dengan kekuatan militer seperti raja-raja pada umumnya, tetapi datang dengan kerendahan hati. Kedua: Raja itu datang dengan mengendarai “anak keledai”, yang menandakan kesederhanaan dan kerendahan hati, sesuai dengan makna simbolis dari keledai sebagai tunggangan yang rendah hati.Nubuat ini secara spesifik mengacu pada kedatangan Yesus Kristus, yang memenuhi ciri-ciri ini saat dielu-elukan di Yerusalem, seperti yang dicatat dalam Injil.
Pada saat kedatangan Raja damai, Ia akan menghapus semua senjata perang seperti kereta dan kuda, yang berarti pemerintahan-Nya akan membawa perdamaian mutlak dan mengakhiri konflik. Ia akan “memberitakan damai kepada bangsa-bangsa,” menunjukkan bahwa kerajaan-Nya akan bersifat universal dan membawa rekonsiliasi antara manusia dengan Tuhan dan sesama manusia. Kekuasaan dan pengaruhnya akan membentang “dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi,” yang merupakan metafora untuk kekuasaan yang tak terbatas dan mencakup seluruh dunia. Karena itu, mari kita sambut Raja Damai yaitu Yesus Kristus, maka hidup kita akan dibaharui, relasi seorang kepada yang lain, atau bangsa dengan bangsa, kembali berlangsung dalam relasi yang damai-tenteram, jauh dari perang atau permusuhan. Amin.
– Pdt. Daniel Napitupulu
Renungan Lainnya
HKBP Channel
Video Terkait Lainnya
34:11
34:13
49:11
58:01
6:13
12:37
13:35
3:33
15:52
15:10
