HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
QUICK NEWS
PANDAN (25/11) – Sinode Distrik HKBP Distrik IX Sibolga-Tapanuli Tengah-Nias diselenggarakan hari ini, Selasa, 25 November 2025. Acara ini dilaksanakan di Gereja HKBP Pandan Kota. Sinode Distrik IX dipimpin oleh Praeses Pdt. Nikson Simanjuntak, S.Th. Pertemuan ini dihadiri oleh utusan dari seluruh huria (gereja) di wilayah Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Nias. Sinode ini bertujuan untuk mengevaluasi program kerja tahun sebelumnya serta merumuskan dan menetapkan program kerja dan anggaran untuk tahun pelayanan 2026, sejalan dengan tema Transformasi HKBP yang berfokus pada pengajaran iman di tengah keluarga.
TAPUT (25/11) – Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Tapanuli baru-baru ini. Beliau mengimbau masyarakat untuk tetap waspada di tengah meningkatnya curah hujan. Ephorus secara tegas menyoroti bencana tersebut sebagai dampak pahit berkurangnya tutupan hutan akibat operasional TPL dan aktivitas masyarakat. Beliau mengkritik keras keuntungan triliunan rupiah yang diraup pemilik TPL, sementara masyarakat menderita dan alam terluka. Menurutnya, seruan “Tutup TPL” yang menggema luas lahir karena dampak sosial dan ekologis yang dahsyat. Gerakan yang melibatkan berbagai elemen—dari tokoh gereja, ulama, hingga akademisi—ini bertujuan mewujudkan Tapanuli Raya yang sejahtera, adil, dan lestari.
PORSEA (25/11)– Sinode HKBP Distrik IV Toba dilaksanakan di Kantor Distrik IV Toba, dipimpin oleh Praeses Pdt. Ebsan B. Hutabarat, M.Th. Sinode ini mengangkat tema sentral “Pengajaran Iman di Tengah Keluarga” (Ulangan 6:4-9). Selain fokus pada penguatan iman keluarga, Sinode juga secara mendalam membahas dan menyusun Program Kerja dan Anggaran untuk tahun 2026. Praeses Pdt. Ebsan B. Hutabarat memimpin rapat strategis untuk memastikan semua rencana kerja dan anggaran, termasuk upaya penguatan keluarga, sejalan dengan program Transformasi HKBP serta dapat dilaksanakan secara efektif di Distrik IV Toba.
SOPOSURUNG, TOBA (25/11) – HKBP Distrik XI Toba Hasundutan melaksanakan Sinode Distrik pada Selasa, 25 November 2025. Kegiatan penting ini diselenggarakan di Gereja HKBP Soposurung. Sinode dipimpin oleh Praeses Pdt. Marganda Lubis, S.Th., M.I.Kom., dan dihadiri oleh seluruh utusan resort. Fokus utama sinode adalah “Transformasi: Pengajaran Iman di tengah Keluarga”. Tema ini merupakan penegasan komitmen Distrik Toba Hasundutan untuk menjadikan keluarga sebagai pilar utama dalam pembinaan dan pertumbuhan iman jemaat, sejalan dengan program transformasi pelayanan HKBP.
MEDAN (24/11) – Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., sebagai salah seorang Pembina Sekber Gerakan Oikumenis Keadilan Ekologis Sumut, menanggapi pertemuan dengan Gubernur Bobby Nasution, tindak lanjut Aksi Damai 10 November. Sekber memaparkan dampak serius TPL (korban, trauma, dan kerusakan alam), yang disimpulkan Gubernur bahwa dampak negatif TPL jauh melampaui manfaatnya, dan prinsipnya layak ditutup. Pertemuan tersebut dihadiri 41 tokoh, termasuk Praeses HKBP Distrik V Pdt. AAZ Sihite. Ephorus menambahkan, penutupan TPL penting untuk mengakhiri keresahan, menciptakan suasana kondusif, dan memungkinkan Sumut memasuki babak pembangunan yang bersih dan manusiawi, serta membangkitkan pariwisata Danau Toba. Pemprov Sumut akan segera menerbitkan rekomendasi resmi penutupan TPL kepada Pemerintah Pusat.
TANJUNG KARANG, LAMPUNG (24/11) – HKBP Distrik XXXII Lampung melaksanakan Sinode Distrik pada hari Senin, 24 November 2025. Kegiatan tahunan penting ini berpusat di HKBP Tanjung Karang. Sinode Distrik XXXII Lampung dipimpin oleh Praeses Pdt. Mauli Halomoan Aritonang, S.Th. Pertemuan ini dihadiri oleh utusan dari seluruh gereja di distrik tersebut untuk merumuskan dan menetapkan program kerja serta kebijakan strategis yang akan dijalankan pada tahun pelayanan mendatang. Diharapkan sinode ini menghasilkan keputusan yang dapat memperkuat pelayanan, khususnya dalam menyikapi tema transformasi HKBP, dan meningkatkan peran gereja di tengah masyarakat Lampung.
RANTAUPRAPAT (24/11) – HKBP Distrik XXVI Labuhan Batu melaksanakan Sinode Distrik di HKBP Lobusona, Resort Nauli Rantauprapat. Sinode ini dipimpin oleh Praeses Pdt. Herbin Silaban, M.Th. Sinode ini fokus pada orientasi pelayanan HKBP Tahun 2026, yaitu “Transformasi HKBP: Pengajaran Iman di Tengah Keluarga” (Ulangan 6:4). Tema ini menegaskan upaya distrik untuk memperkuat peran keluarga sebagai pusat pengajaran iman. Praeses Pdt. Herbin Silaban memimpin utusan sinode merumuskan kebijakan yang berfokus pada pembekalan orang tua dan pemuda agar dapat mewariskan nilai-nilai Kristiani secara efektif, demi menghasilkan transformasi pelayanan HKBP yang berkelanjutan di Labuhan Batu.
RANTAUPRAPAT (24/11) – HKBP Distrik XXVI Labuhan Batu melaksanakan Sinode Distrik di HKBP Lobusona, Resort Nauli Rantauprapat. Sinode ini dipimpin oleh Praeses Pdt. Herbin Silaban, M.Th. Sinode ini fokus pada orientasi pelayanan HKBP Tahun 2026, yaitu “Transformasi HKBP: Pengajaran Iman di Tengah Keluarga” (Ulangan 6:4). Tema ini menegaskan upaya distrik untuk memperkuat peran keluarga sebagai pusat pengajaran iman. Praeses Pdt. Herbin Silaban memimpin utusan sinode merumuskan kebijakan yang berfokus pada pembekalan orang tua dan pemuda agar dapat mewariskan nilai-nilai Kristiani secara efektif, demi menghasilkan transformasi pelayanan HKBP yang berkelanjutan di Labuhan Batu.
SIMPANG PADANG (24/11) – HKBP Distrik XXX Riau Pesisir melaksanakan Sinode Distrik dengan orientasi pelayanan tahun 2026 yang mengusung tema “Transformasi HKBP: Pengajaran Iman di Tengah Keluarga”. Sinode ini dipimpin oleh Praeses Pdt. German Butarbutar, S.Th. Tema ini sejalan dengan mandat alkitabiah (Ulangan 6:4), yang menekankan pentingnya orang tua mengajarkan dan mewariskan iman kepada anak-anak. Melalui sinode ini, Distrik Riau Pesisir merumuskan program strategis untuk memperkuat fungsi keluarga sebagai tempat utama pertumbuhan iman. Diharapkan, keputusan sinode akan menghasilkan langkah nyata dalam membekali jemaat agar keluarga menjadi benteng iman di tengah tantangan global.
TARUTUNG – HKBP Distrik II Silindung menggelar Sinode Distrik pada hari Senin, 24 November 2025, yang berpusat di HKBP Tarutung Kota. Acara penting ini dipimpin oleh Praeses Pdt. Donald Sianturi, M.Div, dan dihadiri oleh seluruh utusan sinode. Sinode kali ini mengusung tema sentral “Transformasi: Pengajaran Iman di Tengah Keluarga”. Tema ini menegaskan komitmen Distrik Silindung untuk menjadikan unit keluarga sebagai fokus utama dalam membangun fondasi iman yang kuat di tengah jemaat. Praeses Pdt. Donald Sianturi memimpin jalannya sinode yang bertujuan merumuskan kebijakan strategis untuk memperkuat pengajaran iman dan spiritualitas keluarga, demi menyongsong pelayanan HKBP yang berkelanjutan.
MEDAN (24/11) – Sinode Distrik HKBP Distrik X Medan Aceh dilaksanakan pada Senin, 24 November 2025, dipimpin oleh Praeses Pdt. Suwandi Sinambela, S.Th, M.Psi. Sinode ini mengusung tema “Transformasi: Pengajaran Iman di Tengah Keluarga”. Pemilihan tema ini menekankan pentingnya peran keluarga sebagai basis utama pembentukan iman di tengah jemaat. Melalui sinode ini, Distrik Medan Aceh berupaya menyelaraskan program pelayanan, khususnya dalam membekali keluarga kristiani untuk menghadapi tantangan zaman dengan fondasi iman yang kuat. Diharapkan, hasil sinode ini akan menjadi pedoman strategis untuk memperkuat unit keluarga sebagai pusat transformasi gereja.
JAKARTA TIMUR (24/11) – HKBP Resort Jatiwaringin melaksanakan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Pendeta Resort pada Rabu, 19 November 2025. Acara penting ini dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt. Oloan Nainggolan, S.Th.. Sertijab ini sesuai dengan Surat Keputusan Ephorus HKBP. Pdt. Juniarman Butarbutar, M.Div., yang sebelumnya melayani di HKBP Resort Agape Pangkalan Kerinci (Distrik XXII Riau), resmi dilantik menggantikan Pdt. Adven Leonard Nababan, D.Min.. Pdt. Adven Nababan sendiri telah dimutasi dan dilantik menjadi Pendeta Resort Harapan Jaya, Distrik XIX Bekasi, pada 16 November 2025. Sebelum sertijab, Tim Verifikasi Distrik Jakarta telah melakukan verifikasi keuangan, aset, dan program untuk memastikan transisi pelayanan berjalan lancar.
BEKASI (24/11) – Pemuda (Naposobulung) HKBP Distrik Bekasi menyatakan apresiasi dan dukungan penuh terhadap Panitia Natal Nasional 2025, yang menjadikan perayaan Natal sebagai momentum kemanusiaan lintas agama. Ketua Umum Pemuda HKBP Distrik Bekasi, Alex Parma Sihombing, S.H., memuji perayaan yang dipimpin Maruarar Sirait karena menghadirkan semangat kasih, toleransi, dan gotong royong. Panitia juga bersepakat menyalurkan persembahan kemanusiaan bagi masyarakat Palestina serta menjalankan program sosial dalam negeri, seperti 1.000 beasiswa dan 10.000 paket sembako. Pemuda HKBP menilai, kegiatan yang didanai murni dari gotong royong ini membuktikan bahwa umat beragama di Indonesia mampu hidup saling mengasihi, menolong, dan memperkuat solidaritas.
DEPOK (24/11) – HKBP Distrik XXVIII Deboskab melantik Panitia Praeses Cup 2026 pada Sabtu, 22 November 2025, di Gedung Serbaguna HKBP Depok 1. Pelantikan dipimpin langsung oleh Praeses Pdt. Ridoi Batubara, S.Th., M.Pd.K. secara semi-virtual, dengan 13 anggota hadir luring dan 15 daring. Kompetisi ini akan digelar pada Februari–Maret 2026, mempertandingkan Futsal dan Bulu Tangkis. Ajang ini dikhususkan bagi Naposobulung (Pemuda/i) dari 39 huria di Deboskab Wilayah 1. Dengan tagline “Bertanding Dalam Sukacita, Bersatu Dalam Pelayanan”, kegiatan ini diharapkan menjadi sarana penting untuk memperkuat persaudaraan, sportivitas, dan semangat pelayanan di kalangan pemuda gereja.
TARUTUNG (24/11) – Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., menyampaikan Pesan Sidang MPL PGI Wilayah Sumatera Utara pada 18 November 2025, yang secara tegas menyoroti krisis ekologis di Provinsi Sumut. Pesan PGIW Sumut menyatakan keprihatinan sekaligus penolakan terhadap segala bentuk perusakan alam atas nama kepentingan ekonomi atau kekuasaan, termasuk oleh perusahaan perusak lingkungan. Tindakan ini dianggap menghancurkan kehidupan masyarakat dan mencemari karya ciptaan Tuhan. Secara implisit, PGIW Sumut menyerukan Tutup PT TPL. Setiap warga gereja dipanggil untuk memperjuangkan kelestarian hutan, tanah, dan air, serta menyerukan pertobatan ekologis sebagai ketaatan pada mandat Allah untuk memelihara ciptaan (Kejadian 2:15).
SAMOSIR (23/11) – HKBP Nainggolan merayakan momen penting dengan peresmian Gedung Sopo Godang (Mamre) HKBP Nainggolan pada Minggu, 23 November 2025. Acara ini dihadiri oleh Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), dan Bupati Samosir, Vandiko Gultom. Luhut Pandjaitan, yang didampingi Sekjen HKBP Pdt. Rikson Hutahaean, M.Th, mengapresiasi selesainya pembangunan Sopo Godang tersebut. Beliau berpesan kepada jemaat HKBP untuk terus bertumbuh dalam iman, kompak, dan rajin berbuat baik. Luhut juga mengajak jemaat untuk melestarikan lingkungan, sejalan dengan program Ephorus HKBP, dan berjanji akan menyumbangkan fasilitas seperti kursi dan sound system. Bupati Samosir berharap Sopo ini memperkuat persatuan dan kesatuan jemaat di Nainggolan.
ONANRUNGGU (23/11) – Kepala Departemen Koinonia HKBP, Pdt. Dr. Deonal Sinaga, melayani di HKBP Onanrunggu pada Minggu, 23 November 2025. Dalam pemberitaannya, Pdt. Dr. Deonal Sinaga menyoroti bahwa mengingat kematian (memento mori) juga berarti memperteguh persekutuan jemaat. Ketika mengenang mereka yang telah dipanggil Tuhan, jemaat diajak untuk semakin erat sebagai satu tubuh Kristus, saling mendukung, membangun hubungan yang damai, dan memperkokoh kehidupan berkomunitas. Pesan ini menekankan bahwa kasih yang diwariskan Kristus harus diwujudkan dalam kehidupan sosial jemaat, menjadikan persekutuan sebagai wujud nyata dari iman dan harapan.
AINGGOLAN, SAMOSIR (23/11) – Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Rikson Hutahaean, M.Th, melayani di HKBP Nainggolan Resort Nainggolan. Dalam pelayanannya, Sekjen HKBP menekankan pentingnya menggunakan waktu pengasihan yang dikaruniakan Tuhan Allah dengan sebaik-baiknya. Beliau mengajak seluruh jemaat untuk memberikan yang terbaik selama masa penantian, dengan meneladani tokoh-tokoh Alkitab dan tokoh-tokoh Kristen yang setia. Inti pesan Pdt. Rikson Hutahaean adalah agar jemaat menjadikan hidup ini sebagai persembahan yang utuh bagi Tuhan sampai akhir masa.
NUSA DUA, BALI (23/11) – Ibadah Minggu (23/11/2025) di HKBP Nusa Dua berlangsung dengan penuh sukacita saat Kepala Departemen Marturia HKBP hadir dan memimpin langsung ibadah. Kehadiran beliau menjadi penguatan penting bagi jemaat yang saat ini beribadah di sebuah rumah sewaan sederhana sambil menantikan selesainya pembangunan gereja. Sekitar 90% jemaat yang hadir adalah mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Bali, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap persekutuan rohani. HKBP Nusa Dua mengajak seluruh warga HKBP dan masyarakat Batak yang berada di Bali untuk beribadah dan memberikan dukungan moral maupun bantuan lainnya untuk pertumbuhan pelayanan gereja mereka.
BALI (23/11) – Dari HKBP Bali, Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., menyampaikan pesan reflektif mengenai ungkapan Latin “Memento Mori” (ingatlah bahwa engkau akan mati). Ephorus menjelaskan bahwa ungkapan ini bukan ajakan untuk murung, melainkan kunci untuk memurnikan prioritas hidup. Memento Mori mengingatkan bahwa hidup ini sementara, sehingga kita harus menggunakan waktu dengan bijak, mengejar hal yang bernilai kekal, seperti kasih, iman, dan pelayanan. Kesadaran akan kefanaan mendorong kerendahan hati, menjauhkan dari ketakutan, dan memperdalam rasa syukur karena setiap hari adalah anugerah. Pdt. Victor mengajak umat Kristiani menjadikan hidup sebagai kesempatan untuk bertobat, berbuat baik, dan hidup benar di hadapan Tuhan.
BEKASI (23/11) – Pospel (Pos Pelayanan) HKBP Sukamanah Resort Perumnas 2 Bekasi merayakan Ulang Tahunnya yang ke-7 pada hari Minggu. Perayaan ini dihadiri oleh Praeses HKBP Distrik XIX Bekasi, Pdt. Henri Napitupulu, yang kehadirannya menggandakan semangat umat. Ulang tahun ini menjadi momen syukur atas kebaikan dan kesetiaan Tuhan Yesus, meskipun Pospel HKBP Sukamanah berkali-kali mengalami penganiayaan dan penutupan. Sepanjang Tahun Transformasi 2025, panitia resort fokus mendukung pembangunan fisik tempat ibadah dan mendorong jemaat untuk bersahabat dengan masyarakat sekitar. Rapat Resort memutuskan bahwa fokus tahun 2026 adalah terus mendukung Pospel ini hingga masyarakat benar-benar merasakan manfaat kehadirannya.
TAPUT (23/11) – Bupati Tapanuli Utara (Taput) menghadiri Ibadah Minggu di HKBP Hutaraja, Sipoholon, pada Minggu, 23 November 2025. Ibadah yang mengusung tema khotbah dari Wahyu 20:11-15 ini berlangsung khidmat. Usai ibadah, Bupati menyampaikan terima kasih atas doa dan dukungan jemaat, serta mengungkapkan bahwa HKBP Hutaraja memiliki nilai sejarah baginya sebagai tempat pertumbuhan iman masa muda. Bupati secara khusus mengapresiasi pelayanan musik remaja yang dinilai kreatif, positif, dan menggunakan perangkat digital. Ia menekankan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam kemajuan gereja dan berkomitmen mendukung pembangunan gereja serta berbagai kegiatan Natal jemaat tahun ini.
PERUMNAS KLENDER, JAKARTA (22/11) – HKBP Perumnas Klender melaksanakan ibadah “Mamasuhi Jabu Huria Na Imbaru” (Memasuki Rumah Dinas Gereja yang Baru) yang telah selesai direhabilitasi total. Rumah dinas ini akan ditinggali oleh Pdt. Bancin. Ibadah yang penuh syukur ini dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt. Oloan Nainggolan, S.Th. Peresmian dan ibadah ini menandai komitmen gereja dalam menyediakan fasilitas yang memadai bagi pelayan full-timer. Diharapkan, dengan kondisi rumah dinas yang baru dan layak, pelayanan Pdt. Bancin di HKBP Perumnas Klender dapat berjalan semakin optimal dan membawa berkat bagi seluruh jemaat.
BALI (22/11) – Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., menyoroti jurang perbedaan mencolok dalam pariwisata antara Bali dan Tano Batak. Sepanjang 2024, Bali dikunjungi 6,3 juta wisman, sementara Samosir, jantung Danau Toba, hanya 15.705 orang. Ephorus menilai, perbedaan ini bukan hanya soal promosi, melainkan kesetiaan merawat alam sebagai jiwa daerah. Ia mengapresiasi Bali yang merawat kearifan lokal (Tri Hita Karana) dan menjaga simbol alam seperti Pohon Bayan berusia 700 tahun. Pdt. Victor mengkritik sikap destruktif sebagian pihak terhadap lingkungan Tano Batak. Beliau menyerukan agar Tano Batak kembali pada kearifan leluhur: menghormati tanah, menjaga hutan, dan melindungi danau, agar alam Toba pantas dicintai dan dunia akan datang.
TARUTUNG (21/11) – Wakil Bupati Tapanuli Utara (Taput), Dr. Deni Parlindungan Lumbantoruan, ST., M.Eng, membuka secara resmi Forum Group Discussion (FGD) 2 Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Kawasan Strategis (RPIKS) Salib Kasih, Jumat (21/11/2025). Kegiatan yang merupakan kerja sama Kementerian PUPR dan Pemkab Taput ini, dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Wabup Deni Lumbantoruan menegaskan bahwa RPIKS Salib Kasih bukan sekadar dokumen, tetapi fondasi bagi masa depan pariwisata dan ekonomi masyarakat. Ia berharap FGD ini dapat menyepakati desain strategis untuk menjadikan Salib Kasih kawasan yang tertata, berdaya, dan memberi manfaat nyata bagi kemajuan Taput. Kehadiran perwakilan HKBP menegaskan peran penting gereja dalam mendukung pengembangan kawasan yang sarat nilai historis keagamaan ini.
BALI (21/11) – Setelah mendarat di Bali, Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., terinspirasi oleh falsafah Tri Hita Karana (hubungan dengan Tuhan, sesama, dan alam) yang menjaga harmoni Bali. Ia kemudian membandingkan kearifan lokal Bali dengan potensi Danau Toba. Ephorus menyatakan Danau Toba, sebagai danau terbesar dan terindah, seharusnya tidak kalah dari Bali. Namun, ia mengkritik mindset yang memperlakukan alam hanya sebagai komoditas, yang berujung pada kerusakan hutan dan pencemaran danau. Pdt. Victor menegaskan, masyarakat Batak perlu mengubah cara pandang, lebih disiplin dalam kebersihan, dan meningkatkan keramahan agar Toba dapat dilirik turis, setara dengan Bali.
LABUHAN BATU (20/11) – Sinode HKBP Distrik XIII Asahan Labuhan Batu dilaksanakan pada Kamis, 20 November 2025, dengan fokus utama pada penguatan pendidikan iman di tengah jemaat. Sinode Distrik ini mengusung Tema vital: “Pengajaran Iman di Tengah Keluarga” (Ulangan 6:4). Tema ini sejalan dengan arah pelayanan HKBP yang menekankan peran sentral keluarga sebagai tempat pertama dan utama bagi penanaman nilai-nilai Kristiani dan iman yang kokoh. Melalui Sinode, seluruh pelayan dan perwakilan jemaat merumuskan program kerja dan anggaran untuk tahun mendatang, memastikan setiap langkah pelayanan HKBP Distrik XIII selaras dengan visi Pengajaran Iman di tingkat keluarga. Diharapkan, hasil Sinode mampu memperkuat fondasi keimanan jemaat di wilayah Asahan dan Labuhan Batu.
TARUTUNG (20/11) – Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., menyoroti pentingnya kedewasaan dalam memberikan komentar di ruang publik digital. Beliau mencermati adanya dua masalah utama: kecenderungan memberikan komentar sebelum memahami duduk persoalan yang sebenarnya, serta kurangnya kedewasaan yang berujung pada serangan pribadi dan penggunaan kata-kata tidak pantas. Menurut Ephorus, komentar yang dipilih seseorang secara terang benderang menyatakan tingkat kedewasaan dirinya. Beliau mengajak seluruh jemaat dan masyarakat untuk menjadikan media sosial sebagai wadah yang membangun dan menebarkan hikmat, bukan arena saling melukai. Ephorus berharap setiap kata yang dipilih menjadi jejak kebaikan di tengah dunia yang semakin riuh.
TARUTUNG (20/11) – Keluarga besar Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya ke Rumah Bapa di Surga, Pdt. Dr. Robinson Rajagukguk. Almarhum merupakan tokoh sentral dalam dunia pendidikan teologi HKBP. Beliau dikenal sebagai Mantan Dosen dan pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi HKBP (STT HKBP) Pematangsiantar untuk periode 1996–1999. Sepanjang hidupnya, Pdt. Dr. Robinson Rajagukguk mendedikasikan diri dalam pembentukan karakter pelayan HKBP. Kepergiannya meninggalkan kesan mendalam bagi jajaran pelayan, civitas akademika, dan seluruh jemaat HKBP. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan dan penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan.
KUALANAMU (19/11) – Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., menyatakan syukur atas bertambahnya doktor Batak (“halak hita”) dengan suksesnya Dr. Asmadi Lubis mempertahankan disertasinya di USU. Ephorus memberikan apresiasi tinggi karena karya ilmiah ini berdetak seirama dengan persoalan Tano Batak. Disertasi Dr. Lubis secara tegas menyimpulkan perlunya penghentian operasional TPL (Toba Pulp Lestari), didasarkan pada data dan keprihatinan atas luka sosial masyarakat. Rekomendasi pentingnya adalah merumuskan konstruksi hukum baru yang menghormati martabat tanah ulayat Batak Toba. Ephorus berharap Dr. Lubis segera menyajikan studi beraninya ini di forum, sebagai karya yang menyalakan harapan.
Berita Terkini HKBP



Renungan Harian HKBP
Renungan Terkini
Renungan Harian Marturia HKBP, Rabu 26 November 2025
Kuasa Kristus, Hikmat dan Kekuatan Allah
Doa Pembuka: Ya Allah, kami bersyukur untuk hari baru yang Engkau anugerahkan bagi kami, dalam iman akan penyertaanMu, kami hendak memulai segala aktifitas satu hari ini. FirmanMu saat inilah yang akan menjadi pegangan kami dalam menjalani hari ini. Maka bukalah hati kami dengan RohMu agar kami mampu mendengar dan memahaminya serta melakukannya demi kemuliaan namaMu. Di dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.
Renungan: 1 Korintus 1:24
“tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”
Seorang tokoh reformator gereja, John Calvin, dalam tafsirannya terhadap surat 1 Korintus ini, mengatakan: “Allah sengaja memilih apa yang bodoh di mata dunia supaya Ia mempermalukan yang bijak, dan apa yang lemah supaya Ia mempermalukan yang kuat… agar tidak ada manusia yang memegahkan diri di hadapan-Nya.” Bagi Calvin, salib bukanlah akhir, melainkan awal dari hikmat Allah yang sejati.
Di mata dunia ini, kerap sekali kita mendengar dan melihat pandangan yang mengatakan bahwa salib itu adalah kebodohan yang memalukan: sebab bagaimana mungkin seorang Mesias yang dihina, dicaci, difitnah itu mati di kayu salib oleh pemerintahan yang berkuasa saat itu. Sebab dirinya saja tidak mampu ia selamatkan, bagaimana mungkin ia mampu menyelematkan bangsa umat pilihan Allah. Bagi akal manusia yang tidak beriman kepadaNya, mungkin kematian Yesus adalah kegagalan terbesar dalam sejarah.
Namun, Paulus melihat dalam sudut pandang iman, ketika ia meninggalkan kehidupannya yang lama dan ia menatap salib yang sama dan berseru dalam iman: “Inilah kekuatan Allah!” Bukan kekuatan yang mengguncang dunia dengan ukuran kekuatan duniawi, bukan dengan senjata perang, juga bukan dengan kuasa yang mampu merobohkan tembok-tembok. Tetapi kuasa yang membiarkan diri-Nya dihina, disiksa agar siksaan itu menjadi pintu masuk bagi kita semua untuk menerima keselamatan yang ia bawa. Inilah kuasa yang tak pernah dunia mengerti kecuali ia benar-benar beriman kepadaNya dan menyatu dengan kematian dan kebangkitanNya melalui Baptisan Kudus. Dalam diriNya, kita menemukan kuasa yang tak menyelamatkan diri-Nya sendiri, Ia menjadi kurban pendamaian manusia dengan Allah, supaya kita beroleh keselamatan.
Maka Saudaraku, kita adalah orang-orang yang dipanggil oleh Allah untuk senantiasa mengarahkan pandangan kita kepada salib itu, ketika engkau merasa lemah, ketika dunia ini menertawakan perjuangan imanmu sebagai kebodohan, ketika engkau tersingkirkan, terluka, dan tak lagi punya kekuatan, ingatlah salib itu. Di situlah engkau menemukan kekuatan Allah, bukan di puncak kemenangan yang kadang kala membawa kita pada kesombongan dan keangkuhan. Kita dapat menemukan kekuatanNya bahkan ketika kita terpuruk sekalipun. Sebab yakinlah, dalam keterpurukan mu itulah, Ia mengangkat engkau, hingga menaruhmu di atas batu karang yang memulihkan hidupmu menjadi lebih kokoh dalam iman. Sehingga kita patut bersukacita ketika Tuhan berseru: “Cukuplah kasih Karuniaku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah Kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor 12:9)
Hari ini, janganlah takut menjadi lemah di mata dunia. Karena bersama dan di dalam Yesus Kristus, saat engkau lemah, saat itu jugalah engkau paling kuat. Sebab Kristus, kekuatan Allah, tinggal di dalam dirimu. Amin.
Doa Penutup: Ya Tuhan Yesus, Raja segala raja, bagi kami Engkau adalah hikmat dan kuasa Allah yang hidup. Di dalamMu kami menemukan kekuatan yang sejati menghadapi berbagai tantangan hidup yang membuat kami lemah dan terpuruk. Buatlah kami untuk berani menghadapi berbagai kelemahan kami dan membawanya ke hadapan-Mu, agar kuasa-Mu semakin nyata dalam kelemahan kami. Sertai kami sepanjang hari ini, jangan biarkan kami jauh dari Engkau, lingkupi kami selalu. Terpujilah NamaMu, kini dan sepanjang masa. Amin.
Pdt. Hasiholan T.S. Reformer Nababan, S.Th- Staf di Biro Remaja Naposobulung HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Selasa 25 November 2025
Doa Pembuka: Terpujilah Engkau Tuhan yang senantiasa memberkati kami pribadi lepas pribadi dalam setiap aktivitas kehidupan kami. Kami akan memulai segala kegiatan kami pada pagi hari ini engkau yang memberkati kami, terlebih firmanMu yang akan menjadi pedoman bagi kehidupan kami, berkati hati dan pikiran kami supaya kami dipenuhkan oleh hanya karna FirmanMu. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa kepadaMu. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi pedoman dalam menjalani hari ini di hari Selasa 25 November 2025 tertulis di Ratapan 1:20 “ Ya, TUHAN, lihatlah, betapa besar ketakutanku, betapa gelisah jiwaku; hatiku terbolak-balik di dalam dadaku, karena sudah melampaui batas aku memberontak; di luar keturunanku dibinasakan oleh pedang, di dalam rumah oleh penyakit sampar.” Demikianlah firman Tuhan.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih dalam nama Tuhan.
Latar Belakang Teks: Kitab Ratapan adalah kumpulan puisi duka yang ditulis setelah Yerusalem dihancurkan oleh Babel pada 586 SM. Penghancuran itu bukan sekadar bencana politik, tetapi tragedi rohani bangsa yang sudah lama memperingatkan tetapi tidak bertobat.
Beberapa latar belakang utama:
- Yerusalem Hancur Total yakni: Kota dibakar, Bait Allah diruntuhkan, banyak orang tewas, sebagian dibuang ke Babel, jalanan dipenuhi kelaparan, penyakit, dan kehancuran moral.
- Kesengsaraan Batin Bangsa
Dalam Ratapan 1:20, penulis (tradisi mengaitkannya dengan Yeremia) menunjukkan betapa besar penderitaan batin bangsa: Ketakutan yang besar, kegelisahan jiwa, hati yang terbalik-balik, penuh panik dan trauma. Teks ini menggambarkan pergumulan psikis yang sangat nyata—bahkan bagi orang percaya pada zaman itu.
- Akar masalah: pemberontakan terhadap Tuhan
Bangsa Israel mengakui kesalahan mereka: “karena sudah melampaui batas aku memberontak.” Ini menggambarkan bahwa penderitaan yang dialami bukan hanya karena musuh yang kuat, tetapi karena relasi dengan Tuhan telah rusak.
- Kondisi Luar dan Dalam yang Sama-Sama Mengerikan
- Di luar: pedang — ancaman perang, kekerasan, ketidakamanan.
- Di dalam: penyakit sampar — kematian, kelaparan, wabah.
Tidak ada tempat aman: di luar bahaya, di dalam pun penuh maut.
Renungan:
1. Tuhan Tidak Buta Terhadap Ketakutan Kita
Ayat ini dimulai dengan jeritan: “Ya TUHAN, lihatlah…” Ini adalah doa dari seseorang yang tidak punya lagi kekuatan, tidak punya solusi, dan tidak punya tempat perlindungan. Poin renungan:
- Ketakutan kita tidak tersembunyi dari Tuhan.
- Bahkan ketakutan yang besar, gelisah yang berkepanjangan, dan hati yang berantakan tetap dapat disampaikan kepada-Nya.
- Tuhan tidak mengharuskan kita kuat sebelum datang kepada-Nya—justru Ia hadir dalam kerapuhan kita.
Ibadah sejati bukan hanya pujian ketika semua baik, tetapi jeritan ketika hidup terasa gelap.
- Tuhan Mengerti Kekacauan Batin Kita
“Hatiku terbolak-balik di dalam dadaku” menggambarkan kondisi mental yang sangat terguncang: Kecemasan, Panik, Rasa putus asa, Tekanan jiwa, Trauma berkepanjangan. Mazmur mengenal bahasa ini. Ratapan mengenal bahasa ini. Artinya, iman tidak meniadakan perasaan manusia. Tuhan tidak hanya peduli pada tubuh dan ekonomi kita, tetapi juga pada kesehatan psikis dan emosional. Saat hati terbalik-balik karena tekanan hidup, Tuhan hadir sebagai sandaran.
- Penderitaan Sebagai Cermin Pertobatan
Yerusalem berkata: “Aku telah melampaui batas memberontak.” Ini bukan menyalahkan Tuhan atau keadaan, tetapi sebuah pengakuan jujur: ada dosa yang diabaikan terlalu lama, ada kesombongan yang dibiarkan, ada relasi dengan Tuhan yang retak, dan ada kebiasaan buruk yang merusak. Pengakuan ini menunjukkan bahwa penderitaan bisa membuat manusia kembali menyadari siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Pertobatan yang jujur membuka jalan bagi pemulihan yang sejati.
- Kadang Tidak Ada Tempat Aman—Tetapi Tuhan Tetap Ada
“Di luar pedang… di dalam rumah penyakit sampar.” Ini melambangkan keadaan manusia di dunia:
- Masalah dari luar: tekanan pekerjaan, konflik, kesulitan ekonomi, orang-orang yang menyakiti.
- Masalah dari dalam: kecemasan, kelelahan, luka batin, dosa yang menggerogoti.
Ada masa ketika manusia berkata: “Aku tidak aman di mana pun.” Namun justru di tempat paling tidak aman itu, iman diuji dan dikuatkan. Tuhan tidak selalu menjauhkan masalah, tetapi Ia selalu menegakkan penyertaan-Nya.
- Iman yang Menjerit Tetap Lebih Baik daripada Diam Tanpa Harapan
Di dalam penderitaan yang sangat gelap, ayat ini menunjukkan satu hal yang indah: Yerusalem masih memanggil nama Tuhan. Walau takut, gelisah, dan remuk, mereka masih berkata: “Ya Tuhan, lihatlah.” Ini iman yang dewasa: bukan iman tanpa air mata, tetapi iman yang tetap bertahan dalam air mata.
Ratapan 1:20 mengajarkan bahwa Tuhan tidak jauh dari manusia yang sedang hancur. Ia melihat ketakutan kita, memahami kegelisahan kita, dan menuntun kita kembali kepada-Nya melalui pertobatan dan penyertaan yang setia. Di luar mungkin ada pedang, di dalam mungkin ada penyakit, tetapi di atas semuanya ada Tuhan yang mendengar jeritan kita.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu yang memberikan pemahaman dan kekuatan untuk memenangkan hari ini di dalam kemuliaan namaMu. Berkatilah setiap pekerjaan kami, lindungi dan jaga setiap orang tua kami, keluarga kami, jemaatmu, anak-anak kami dalam menjalani kehidupannya dan pendidikannya. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan untuk selamanya kedalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Pdt. Pangihutan Hasibuan, S.Th- Staf di Biro Remaja Naposobulung HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Senin 24 November 2025
Doa Pembuka: Allah Bapa yang kami puji dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur untuk kasih dan penyertaanmu dalam kehidupan kami, kami boleh merasakan hari yang baru dan nafas kehidupan. Saat ini kami akan mendengarkan firmanMu, terangi hati dan pikiran kami supaya kami dapat memahami dan melakukan firmanMu dalam kehidupan kami. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus Tuhan kami kami berdoa. Amin.
Syalom, Firman Tuhan yang menyapa kita hari ini tertulis di dalam Yohanes 20 : 29. Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Demikianlah Firman Tuhan.
Bapak, Ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, benar sekali. Tomas sering menjadi label, bahkan mungkin sebutan, bagi orang yang tidak percaya dan menuntut bukti nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang sering menuntut bukti atas sesuatu. Kita pun sering tanpa sadar menuntut Tuhan untuk memberikan sesuatu yang nyata supaya kita percaya bahwa penyertaan Tuhan itu ada dalam diri kita. Memang dalam sisi duniawi, segala sesuatu itu harus ada bukti untuk menyatakan kebenaran. Karena seorang hakim bisa mendakwa orang bersalah berdasarkan bukti nyata, dan berdasarkan saksi mata. Yang artinya dalam duniawi bukti visual sangat diperlukan.
Tomas, sebagai salah satu murid Yesus, masih berada dalam bingkai logika manusiawi. Ketika Yesus telah bangkit dan menampakkan diri kepada murid-murid yang lain (ayat 19-25), Tomas, yang saat itu tidak hadir, menanggapi kesaksian itu dengan mengatakan “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
Yang luar biasa adalah Yesus tidak menyalahkan Tomas. Yesus justru langsung mengulurkan tangan-Nya, dan memberikan bukti persis seperti yang Tomas minta (ayat 27): “Taruhlah jarimu di sini dan lihat tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkanlah ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!” Tindakan Yesus menunjukkan belas kasihan dan kelembutan yang luar biasa. Yesus menghargai kebutuhan Tomas akan kepastian, dan Dia memberikan kepastian itu. Iman Tomas langsung bangkit menjadi pengakuan, “Ya Tuhanku dan Allahku!”.
Nah Tomas sama seperti kita layaknya manusia biasa. Namun keraguannya membuahkan iman yang bertumbuh. Dan sekarang ayat ini menegur kita yang hidup jauh di zaman Yesus ada di dunia ini. Poin pentingnya adalah perkataan: ”berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya. Ini adalah panggilan iman kita. Iman tidak semata mata harus kita lihat. Karena alkitab juga mengatakan bahwa, “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17). Kita tidak melihat, tetapi kita mendengar kesaksian yang otentik dan hidup dalam Alkitab, karena Firman Tuhan yang adalah kebenaran.
Oleh karena itu, Jika apa yang kita minta tidak terjadi sesuai keinginan kita, atau ada banyak hal yang tidak bisa kita lihat atau Mungkin juga kita mempunyai banyak keraguan atas tantangan hidup yang belum mempunyai jalan keluar. Jangan menganggap bahwa Tuhan tidak menyertai kita. Sebab Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan selalu baik baik saja, dan Tuhan akan memberikan semua yang kita butuhkan. Tetapi janji Tuhan adalah selalu menyertai sampai akhir hidup kita. Amin.
Doa Penutup: Kita kembali berdoa! Ya Allah Bapa kami yang baik, terimakasih untuk Firman yang baru saja kami dengarkan, kiranya FirmanMu menjadi kekuatan dan meneguhkan iman kami untuk tetap percaya meskipun tidak melihat. biarlah sepanjang kehidupan kami engkau tetap menyertai kami. Inilah doa kami, didalam anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Amin.
C.Pdt. Anita Finery Yenni Sianturi, S.Th- LPP I di Biro TIK HKBP
Renungan Epistel, Minggu XXIII Set. Trinitatis, tgl. 23 November 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, kiranya memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.
Renungan :
Jemaat yang dikasihi Tuhan, firman Tuhan yang menjadi Renungan Epistel pada Minggu Akhir Tahun Gerejani dan sekaligus Peringatan akan Orang-orang yang telah meninggal, tertulis dalam Zefanya 1 : 1-7 yang berbunyi demikian : “Firman TUHAN yang datang kepada Zefanya bin Kusyi bin Gedalya bin Amarya bin Hizkia dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda. “Aku akan menyapu bersih segala-galanya dari atas muka bumi, demikianlah firman TUHAN. Aku akan menyapu manusia dan hewan; Aku akan menyapu burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut. Aku akan merebahkan orang-orang fasik dan akan melenyapkan manusia dari atas muka bumi, demikianlah firman TUHAN. Aku akan mengacungkan tangan-Ku terhadap Yehuda dan terhadap segenap penduduk Yerusalem. Aku akan melenyapkan dari tempat ini sisa-sisa Baal dan nama para imam berhala, juga mereka yang sujud menyembah di atas sotoh kepada tentara langit dan mereka yang menyembah dengan bersumpah setia kepada TUHAN, namun di samping itu bersumpah demi Dewa Milkom, serta mereka yang berbalik dari pada TUHAN, yang tidak mencari TUHAN dan tidak menanyakan petunjuk-Nya.” Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat. Sungguh TUHAN telah menyediakan perjamuan korban dan telah menguduskan para undangan-Nya.” Demikian firman Tuhan.
Bangsa Yehuda melakukan praktek sinkritisme, di satu pihak mereka menyembah dan bersumpah setia kepada Tuhan Allah, namun di samping itu mereka bersumpah demi Dewa Milkom, dewa yang disembah bangsa Amon. Mereka juga berbalik dari Tuhan dan tidak mau mencari dan menanyakan kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Mereka lebih memilih meminta pertolongan dari Baal dan tentara langit. Karena itu Tuhan murka kepada bangsa Yehuda dan akan melakukan penghakiman atas umat-Nya pada hari yang Tuhan tentukan sendiri. Semua itu terjadi karena dosa dan kejahatan para pemimpin, para nabi, para imam dan rakyat Yehuda itu sendiri, yang membuat murka Tuhan turun atas bangsa Yehuda. Melalui nabi Zefanya, Tuhan menyatakan penghukuman-Nya bagi bangsa Yehuda, jika mereka tidak mau bertobat dari perilakunya yang jahat dan meninggalkan Tuhan.
Melalui renungan ini, kita diingatkan untuk tidak menyembah kepada dewa-dewa lain. Kita diperintahkan untuk menyembah Tuhan Allah saja, sebagaimana bunyi Hukum Taurat yang pertama: “Akulah Tuhan, Allahmu, seru Tuhan kita, tidak boleh ada allah lain kecuali Aku.” Menyembah Tuhan berarti percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan melakukan firman-Nya dalam kehidupan kita setiap hari. Barangsiapa yang hidup di dalam Tuhan, dia tidak akan gentar menghadapi hari penghakiman Tuhan kelak. Sebaliknya, orang yang meninggalkan Tuhan dan melakukan kejahatan tidak akan bertahan pada hari Tuhan yang memusnahkan itu. Sebab itu, selama kita hidup di dunia ini, tetaplah setia kepada Tuhan dan lakukanlah firman-Nya. Sesulit apa pun yang kita alami dan hadapi, jangan pernah meninggalkan Tuhan. Jangan pernah tergoda untuk mencari pertolongan kepada kuasa-kuasa kegelapan. Percaya dan berharaplah pada Tuhan, maka Dia akan bertindak untuk menolong dan memberkati kita. Amin.
Doa Penutup: Bapa yang di surga, kami bersyukur kepada-Mu atas kebaikan-Mu sehingga kami bisa hidup sampai saat ini. Bimbinglah kami ya Tuhan agar kami selalu setia kepada-Mu meskipun dalam kesusahan dan pergumulan. Ajarlah kami untuk menjalani hari-hari hidup kami dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Dengarlah doa kami di dalam Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Berkat:
Terimalah berkat Tuhan! Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan dengan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. Amin.
Pdt. Berton R. Hutapea, S.Th- Wakabiro Jemaat HKBP
Renungan Evangelium, Minggu XXIII Set. Trinitatis, tgl. 23 November 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, kiranya memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.
Renungan :
Jemaat yang dikasihi Tuhan, firman Tuhan yang menjadi kotbah pada Minggu Akhir Tahun Gerejani dan sekaligus Peringatan akan Orang-orang yang telah meninggal, tertulis dalam Wahyu 20:11-15 yang berbunyi demikian : “ Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” Demikian firman Tuhan.
Kitab Wahyu ditulis untuk umat Tuhan yang sedang mengalami penganiayaan besar pada masa pemerintahan Kaisar Domitianus, yang terkenal kejam menindas orang Kristen. Wahyu dari Yesus Kristus ini diterima oleh Rasul Yohanes yang sedang dibuang ke pulau Patmos. Kitab Wahyu ditulis dengan tujuan untuk menguatkan iman dan pengharapan umat Tuhan yang teraniaya karena iman mereka kepada Yesus Kristus. Secara khusus nats kotbah hari minggu ini mengingatkan kita semua bahwa pada suatu saat nanti pada akhir zaman akan ada Penghakiman Yang Terakhir dan Tuhan Yesus Kristus menjadi Hakim Yang Adil. Pada hari itu, semua orang akan dihakimi menurut perbuatan mereka, baik ataupun jahat. Tidak ada satu orang pun yang dapat menghindar atau luput dari pengadilan Allah itu. Baik yang hidup maupun yang sudah mati, semuanya akan dihakimi oleh Tuhan sendiri.
Melalui kotbah hari ini, kita diingatkan agar tetap setia kepada Tuhan Yesus selama hidup kita di dunia ini. Meskipun berat penderitaan yang kita alami, hendaknya iman kita tetap teguh. Kita percaya bahwa pada akhir zaman, Tuhan akan memberikan kepada kita kemenangan dan mahkota kehidupan, yaitu kepada barangsiapa yang setia kepada Tuhan dan yang melakukan firman-Nya selama hidupnya. Sebab itu, selama kita masih hidup, marilah kita pakai hidup kita untuk memuliakan Tuhan dan berbuat baik kepada sesama manusia. Mari kita jauhkan dari diri kita segala perbuatan jahat dan perilaku yang tidak berkenan kepada Tuhan. Melalui Peringatan akan Orang yang telah meninggal, kita juga diingatkan bahwa hidup kita singkat dan terbatas. Ungkapan Latin berbunyi: “Memento Mori” , artinya: “Ingatlah hari kematianmu!” Suatu saat kita juga akan mengalami kematian seperti saudara-saudara yang telah mendahului kita. Dengan kesadaran ini, kita didorong untuk bijak mengisi hari-hari hidup kita dengan kegiatan dan pekerjaan yang positif dan bermanfaat baik untuk diri kita, keluarga kita dan orang-orang di sekitar kita. Hidup ini adalah anugerah Tuhan yang berharga, karena itu pakailah hidup ini untuk melayani Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Seperti syair lagu yang berbunyi: “Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan b’ri, hidup ini harus jadi berkat. O Tuhan pakailah hidupku, selagi aku masih kuat. Bila saatnya nanti, ku tak berdaya lagi, hidup ini sudah jadi berkat.” Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan atas firmanMu yang mengingatkan kami untuk tetap setia kepada Tuhan Yesus Kristus, meskipun menghadapi penderitaan dan penganiayaan karena iman kami kepada-Mu. Ajar dan bimbinglah kami ya Tuhan, agar setia melakukan firman-Mu. Mampukan kami ya Tuhan untuk memakai waktu dan hidup kami yang terbatas ini agar berkenan di hadapan-Mu dan menjadi berkat bagi sesama kami dan bagi keutuhan alam ciptaan-Mu. Hiburlah hati saudara-saudara kami yang berduka karena ditinggalkan anggota keluarganya dan orang yang mereka kasihi. Kuatkanlah kami ya Tuhan untuk mengalahkan segala dosa dan godaan dunia ini dengan pertolongan-Mu. Di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Berkat:
Terimalah berkat Tuhan! Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan menyinari Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Amin.
Pdt. Berton R. Hutapea, S.Th- Wakabiro Jemaat HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Sabtu 22 November 2025
Doa Pembuka: Allah Bapa yang bertahta dalam kerajaan surga, kami mengucap syukur atas berkat anugrah yang masih kami rasakan sampai saat ini, kami akan mendengar firman-Mu sertailah hati dan pikiran kami, dalam kristus kami berdoa Amin.
Ayat Renungan bagi kita hari ini tertulis dalam Kitab Daniel 6:23 “Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya, tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.”
Bapak, ibu saudara/saudari yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan yang menyapa kita pada hari ini merupakan suatu titik dimana Daniel menunjukkan kekuasaan Allah yang telah menyelamatkan Daniel dari maut. Disaat menurut orang lain sudah tidak ada harapan lagi, namun bagi Allah segala sesuatu masih mungkin terjadi. Keputusan Raja Darius untuk memasukkan Daniel ke gua singa merupakan suatu skenario yang disusun oleh setiap orang yang cemburu terhadap pencapaian Daniel menjadi wakil raja. Sehingga raja darius dengan berat hati mengambil keputusan tersebut, namun dari sini bisa kita lihat bahwa rencana manusia tidak bisa melawan kuasa Allah, Daniel selamat dari gua singa dan Raja Darius bersukacita karena Daniel masih hidup dan selamat. Keselamatan yang dating kepada Daniel bukan karena kekuatannya ataupun ada trik tertentu untuk menghadapi para singa, melainkan karena ia kepada Allah. Inilah pembelajaran sederhana namun memiliki makna yang luar biasa bahwa karena percaya kepada Allah, dan Daniel dilindungi oleh Roh Allah serta berintegritas unuk tetap menyembah Allah sehingga akhirnya dia selamat. Dalam kisah ini juga menujukkan bahwa kebeneran pasti akan menemukan jalannya sendiri. Meskipun banyak orang yang berusaha membunuh Daniel, namun Allah seakan memberi isyarat kepada kita semua bahwa yang benar akan tetap benar meskipun banyak yang menutupinya. Kebenaran itu akan tetap bersinar ditengah gelapnya kebohongan.
Melalui teks ini kita diajakarkan untuk tetap percaya kepada Allah melalui anaknya Yesus kristus, karena hanya dengan percaya kepada Allah maka akan selamat. Sebagaimana orang yang percaya kepada Allah maka kiranya harus mengakui bahwa kita memerlukan Roh Allah dalam menjalani hidup kita. Roh Allah yang menyertai Daniel tidak hanya berhenti pada saat itu juga, Roh Allah juga tetap menyertai orang-orang yang percaya seperti yang dikatakan Yesus dalam Yohanes 14:16, bahwa Allah akan memberikan penolong dan akan menyertai kita sampai selama-lamanya, dengan demikian Roh Allah tidak hanya ada pada saat masa Daniel saja, melainkan tetap ada juga pada saat ini. Apakah kita mau mempercayai Allah sama seperti Daniel yang selamat karena percaya kepada Allah atau iman kita akan goyah jika hanya seorang diri dari antara lingkungan kita yang menyembah Tuhan yang disembah oleh Daniel tersebut. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih ya Tuhan atas firman yang telah kami dengar pagi ini, mampukan kami Tuhan untuk melakukan firman-Mu dalam setiap aktivitas kami satu hari ini. Dalam Yesus kami berdoa. Amin
C.Pdt. Josua Nababan, S.Th- LPP I di Kantor Dana Pensiun HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Jumat 21 November 2025
Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah yang Mahakuasa, Mahapengasih, Bapa kami di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucap syukur dengan segenap hati kami, karena Engkau memelihara hidup kami sampai saat ini. BerkatMu menenteramkan hidup kami untuk merenung sejenak, dan mendengarkan suara-Mu yang penuh kasih. Kiranya melalui renungan ini, Engkau berbicara kepada kami dan membuka mata hati kami untuk melihat kebenaran-Mu. Biarlah setiap kata yang terdengar mengarahkan kami lebih dekat kepada-Mu, dan membawa perubahan dalam hidup kami yang memuliakan nama-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami, kami berdoa. Amin.
Renungan
Matius 20 : 28
“sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Kalau kita melihat hidup manusia zaman sekarang, hampir semua orang ingin berada di posisi yang lebih tinggi. Kita ingin dihargai, ingin didengar, ingin dianggap penting. Di pekerjaan, di keluarga, bahkan di gereja, kita sering merasa puas kalau orang lain memperhatikan kita dan mengikuti apa yang kita mau. Tetapi anehnya, semakin kita mengejar pengakuan itu, hati sering justru makin lelah. Kita jadi mudah tersinggung, mudah membandingkan diri, dan mudah merasa kurang. Seakan-akan kita sudah berlari jauh, tetapi tidak menemukan kedamaian.
Suatu hari, murid-murid Yesus juga pernah bertengkar tentang siapa yang paling besar. Mereka ingin di posisi terhormat. Mereka ingin menjadi nomor satu. Di saat seperti itulah, Yesus berkata sesuatu yang membalikkan cara pikir mereka dan juga cara pikir kita hari ini: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.”
Kata melayani di sini berarti melakukan hal-hal sederhana untuk menolong orang lain, bukan hal besar, bukan hal yang memukau, tetapi hal-hal kecil yang lahir dari kasih.
Dan ketika Yesus berkata Ia datang untuk memberikan nyawa-Nya, artinya Ia rela menyerahkan seluruh diri-Nya, waktu-Nya, tenaga-Nya, perhatian-Nya, bahkan hidup-Nya demi menyelamatkan manusia.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Yesus ingin menunjukkan bahwa ukuran kebesaran bukanlah posisi, tetapi hati. Bukan seberapa tinggi kita berdiri, tetapi seberapa rendah kita mau turun untuk menolong orang lain. Bukan seberapa banyak orang melayani kita, tetapi seberapa sering kita menjadi berkat bagi sesama.
Lalu apa artinya bagi kita hari ini?
Di dunia yang penuh persaingan, di mana semua orang ingin terlihat paling hebat, Yesus memanggil kita untuk hidup berbeda. Ia mengajak kita untuk memilih jalur yang tidak populer, jalan pelayanan. Jalan yang sering tidak terlihat, tetapi penuh sukacita. Jalan yang tidak dipuji orang, tetapi dihargai Tuhan.
Melayani tidak harus berarti melakukan hal besar. Kadang melayani hanya berarti: Menahan diri untuk tidak membalas, menguatkan orang yang sedang tertekan, meminta maaf lebih dulu, mendengarkan dengan penuh perhatian, menolong tanpa berharap balasan. Ketika kita melakukan hal-hal kecil itu, sebenarnya kita sedang mengikuti jejak Yesus.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, dunia memanggil kita untuk naik tetapi Yesus memanggil kita untuk turun. Turun kepada sikap yang lembut, hati yang mau mengampuni, dan tangan yang siap membantu dan percaya lah, justru di tempat itulah kita menemukan sukacita yang sesungguhnya: Sukacita karena hidup kita menjadi berkat. Kiranya kita semua belajar berkata: “Bukan untuk dilayani… tetapi untuk melayani.” Amin.
Doa Penutup: Tuhan Allah, Kami bersyukur atas firman-Mu yang menuntun kami melalui teladan Yesus, yang datang untuk melayani dan memberi diri bagi kami. Penuhilah hati kami dengan Roh Kudus, agar kami mampu hidup dalam kasih, kerendahan, dan pelayanan yang tulus. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
C.Pdt. Johannes Sibarani, S.Th- LPP III di Biro Ibadah Musik HKBP
Renungan Harian di Marturia HKBP, Kamis 20 November 2025
Doa Pembuka: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai Kamu. Amin.
Renungan
Nas: Mazmur 27: 1
Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus. Adakah dari antara kita saat ini, yang sedang mengkhawatirkan hidup kita sendiri? Khawatir akan masa depan? Khawatir akan hubungan keluarga? Khawatir dan takut akan masalah kesehatan, yang sedang kita hadapi saat ini? Atau persoalan hidup lainnya, yang membuat kita sampai bertanya-tanya di dalam hati. “Sampai kapan saya harus begini? Sampai kapan saya harus menanggung ini? Kenapa hidup saya begitu berat? Kenapa saya tidak bisa hidup dengan tenang?
Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih, Daud paham dan sangat mengerti, bagaimana hidup, di dalam ketakutan dan kekawatiran itu. Daud di dalam hidupnya, pernah dikejar saul dan ingin membunuhnya, bersembunyi di dalam gua, dikhianati oleh orang terdekatnya, dan menghadapi perang demi perang. Tetapi, justru perjalanan hidup inilah, yang membuat Daud dapat berkata “Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapa aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?”.
Melalui kalimat ini, ada teka-teki yang dapat memecahkan persoalan hidup kita. Yaitu, dalam kalimat tadi, Daud tidak mengatakan Tuhan memberi Terangku, tetapi Tuhan adalah terangku dan keselamatanku. Daud tidak mengatakan, Tuhan memberi benteng di hidupku, tetapi Tuhan adalah benteng hidupku. Dalam artian, Tuhan sendirilah keselamatan dan tempat perlindungan tersebut. Kehadiran Tuhan di dalam hidup Daudlah yang membuat Daud kuat, dan selamat dari segala persoalan hidupnya.
Oleh karena itu, kita dapat melihat, bahwa orang yang beriman, bukan berarti tidak akan mendapati beragam persoalan, di dalam hidupnya. Tetapi ketika orang yang beriman, sedang menghadapi berbagai persoalan di dalam hidupnya, maka dia akan tetap kuat! dia tidak akan menyerah! sebab dia percaya Tuhan akan menuntun dia untuk dapat keluar, dari ragam persoalan hidupnya.
Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih. Kalimat ini, bukanlah kalimat penghiburan yang bertujuan untuk menenangkan kondisi bapak, ibu dan saudara-saudari sekalian. Tetapi ini adalah kesaksian hidup dari seorang Daud yang sudah menjalani dan menghadapi berbagai rintangan dan persoalan di dalam hidupnya. Dan saya yakin, di antara kita, ada juga, yang memiliki kesaksian hidup, sama seperti yang Daud alami.
Oleb sebab itu, bapa, ibu dan saudara-saudari yang terkasih, percayalah, Tuhan selalu hadir di dalam hidup kita. Tuhan selalu berupaya untuk mengeluarkan kita, dari berbagai belenggu persoalan hidup kita. Kesalahan dan kelemahan kita, tidak pernah membuat Tuhan, menjauh dari kita. Tetapi kesalahan dan kelemahan kita, yang kerap sekali, sering membuat kita jauh daripada Tuhan.
Maka dari itu, bapa, ibu dan saudara-saudari yang terkasih. Mari untuk selalu berada di dalam Tuhan. Mari percaya, bahwa Tuhan selalu hadir dan selalu menolong, setiap pribadi yang datang kepadaNya. Dengan cara Tuhan sendiri. Amin.
Doa Penutup: Bapa, ditengah kehidupan kami ini, kami kerap sekali diperhadapkan dengan berbagai persoalan dan rintangan hidup, yang terkadang membuat kami semakin lemah dan menjauh daripada Tuhan. Ampunkan kami dan kasihani kami! Tuhan tolong kami, Tuhan bantu kami agar kami dapat selalu dan senantiasa mengandalkan Tuhan di dalam hidup kami. Karena kami percaya hanya Tuhanlah sumber keselamatan dan perlindungan kami. Terima Kasih Tuhan, kami berdoa dan mengucap syukur. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Pdt. Febri Setiadi Hutapea, S.Th- Fungsional di Kantor Departemen Koinonia HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Rabu 19 November 2025
Shalom bapak/Ibu yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Syukur bagi Tuhan kita Yesus Kristus yang memberikan kita nafas kehidupan sampai sekarang ini, Bapak/Ibu yang terkasih sebelum kita melanjutkan aktivitas kegiatan kita dalam satu hari ini, mari terlebih dahulu kita mendengarkan Firman Tuhan melalui renungan kita di pagi ini, kita berdoa!
Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah sang pemelihara kehidupan, terima kasih untuk berkat penyertaanMu di dalam hidup kami, sehingga di pagi hari ini kami boleh merasakan nafas kehidupan dan boleh bangun untuk melanjutkan aktivitas kami, sebelum kami melanjutkan itu terlebih dahulu kami menyerahkan hidup kami dan meminta pertolongan kepadamu, sehingga melalui FirmaMu ini kami ditolong dan dimampukan untuk melakukan yang sesuai dengan FirmanMu, dalam kasihMu kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Bapak/Ibu Yang terkasih di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan untuk kita pagi hari ini yang tertulis dalam Matius 7: 26 “Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir”.
Bapak, ibu, saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, kita pasti sudah tidak jarang mendengarkan dalam membangun rumah yang utama dan terutama adalah memiliki dasar yang kokoh yang biasa disebut dengan fondasi. Sebuah rumah yang dibangun dengan dasar atau fondasi yang kuat, kokoh maka bangunan itu akan berdiri dengan kuat dan tidak akan mudah roboh sekalipun angin badai yang menerpanya. Demikian jugalah dengan Firman Tuhan buat kita hari ini, iman kita di analogikan dengan bangunan rumah yang dibangun di atas batu dan bangunan di atas pasir. Matius pasal 7 ini merupakan penutup dari khotbah Yesus di bukit dimana Yesus mengingatkan dan mengajarkan tentang hubungan sesama manusia dan panggilan untuk dapat memilih jalan yang benar, supaya manusia dapat bertindak sesuai dengan Firman Tuhan.
Dalam Firman ini Yesus mengingatkan barangsiapa yang mendengarkan PerkataanNya dan melakukannya maka dia di analogikan seperti bangunan yang dibangun diatas batu yang tidak akan rubuh sekalipun hujan badai melanda rumah tersebut, namun sebaliknya barangsiapa yang mendengarkan perkataanNya namun tidak melakukannya maka di analogikan sama dengan bangunan rumah yang dibangun diatas pasir yang tidak memiliki fondasi yang kokoh sehingga gampang, mudah untuk rubuh saat hujan dan badai datang, inilah yang menjadi perenungan buat kita di pagi hari ini. Bapak, ibu saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, ada dua pilihan yang diperhadapkan untuk kita saat ini, apakah kita memilih bangunan yang dibangun diatas batu atau bangunan yang di bangun di atas pasir?
Demikian jugalah dengan iman kita saat ini, jika kita mengatakan dan mengakui bahwa kita adalah orang yang percaya kepada Yesus namun tidak menjadikan Yesus itu sendiri sebagai landasan, dasar, fondasi dan pedoman dalam hidup kita maka sia-sialah apa yang kita lakukan, apa yang kita kerjakan saat ini dan iman kita juga akan mudah goyah, terombang-ambingkan karena kita tidak memiliki dasar yang kuat yaitu Yesus itu sendiri. Pilihan itu sekarang ditawarkan, diingatkan kembali kepada kita, jika kita menjadikan dasar iman kita yaitu Yesus itu sendiri dan mendengarkan serta melakukan perkataanNya maka kita juga akan hidup dalam terang kasih Tuhan dan kita akan dijauhkan dari segala ajaran-ajaran yang dapat menyesatkan hidup kita, untuk itu marilah kita kembali kejalan yang Tuhan inginkan supaya hidup kita selalu bersukacita. Amin.
Doa Penutup: Ya Tuhan Allah sumber rahmat terima kasih untuk FirmanMu yang boleh kami dengarkan di pagi hari ini, yang mengingatkan kami akan tujuan dan pilihan hidup kami, agar kami bertindak dan hidup sesuai dengan jalan kebenaranMu, sehingga kami tidak mudah digoyahkan oleh ajaran-ajaran sesat yang ada di sekeliling kami, tolonglah kami agar kami mampu melakukan FirmanMu dalam kehidupan kami. Ya Tuhan sumber perlindungan, lindungilah kami dalam melakukan aktivitas kami untuk satu hari ini, tuntun dan ajarlah kami untuk melakukannya sesuai dengan FirmanMu, di dalam Nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap Syukur. Amin.
Kasih Setia dari Allah Bapa, Anugerah Tuhan Kita Yesus Kristus dan Persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kita, Amin.
C.Bvr. Lina N. Manalu, S.Ag- LPP II di Kantor Departemen Marturia HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Selasa 18 November 2025
Selamat pagi pendengar setia renungan aplikasi Marturia HKBP. Salam sukacita.
Kita akan mendengarkan firman Tuhan sebagai suluh dan pedoman dalam kehidupan kita. Mari kita awali di dalam doa!
Doa Pembuka: Allah yang kami sembah di dalam Kristus Yesus. Segala puji syukur bagiMu Tuhan yang sungguh mengasihi kami dan memberkati kehidupan kami. Sejenak kami akan mendengarkan FirmanMu, kiranya RohMu menuntun hati kami untuk menerimanya dan memberi kami hati taat pada kehendakMu. Di dalam Kristus, kami berdoa. Amin.
Saudara-saudaraku yang terkasih, Firman Tuhan terambil dari kitab Yesaya 65:18, demikian dikatakan”Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan.”
Nats ini bergema di tengah kehidupan kita saat ini yang penuh dengan pergumulan, pergulatan, penderitaan, ratapan dan tangisan oleh karena situasi dan kondisi kehidupan yang begitu sulit. Dan orang-orang yang berada dalam situasi sulit dan berat itu, tentu sangat mendambakan dan merindukan sorak-sorai, suasana girang dan sukacita sebagai tanda kehidupan yang keluar dari zona sulit, berat, dan penuh penderitaan. Semua orang yang sedang dalam situasi hidup yang penuh kesesakan tentu sangat mendambakan sebagaimana gema nats renungan pagi ini.
Kitab Yesaya pasal 65 ini merupakan bagian dari nubuat nabi Yesaya tentang pemulihan Israel dan penciptaan langit baru dan bumi baru. Allah berjanji untuk memulihkan umatNya dan menciptakan lingkungan yang baru, di mana mereka dapat hidup dalam damai Sejahtera. Sekaligus di sini menekankan tentang kasih dan kesetiaan Allah kepada umatNya serta janji-janjiNya untuk memulihkan dan menyelamatkan mereka. Nubuat nabi Yesaya itu untuk memberi harapan dan penghiburan kepada umat Allah. Pemulihan atau menciptakan Yerusalem merupakan simbol pemulihan hubungan antara Allah dan umatNya. Yerusalem adalah simbol kehadiran Allah di tengah-tengah umatNya. Di situ nyata kasih dan kesetiaan Allah atas umatNya.
Saudara-saudaraku, pemulihan, keaadaan hidup kembali membaik, suasana sukacita dan damai sejahtera dapat kembali kita rasakan dalam hidup kita, ada rasa girang, senang di tengah keluarga dan persekutuan kita: semua situasi itu dapat kita raih dan kita rasakan, kita alami hanya apabila Tuhan hadir di tengah-tengah kehidupan kita. Apabila kita hidup di dalam persekutuan dengan Allah kita. Apabila kita mengandalkan Allah dan kehendakNya dalam segenap laku hidup kita. Allah sanggup dan berkuasa memulihkan keadaan yang rusak oleh karena keberdosaan kita bila kita kembali kepadaNya.
Sesungguhnya Allah yang kita sembah dan percayai itu adalah Allah kita yang Mahakasih dan penuh kesetiaan mengasihi kita. Dan bila kita mendambakan kehidupan yang penuh damai sejahtera, ada kegembiraan, sukacita, sorak-sorai, dan rasa girang dalam menjalani hidup kita di tengah dunia ini, biarkanlah Tuhan yang memimpin segenap hidup kita. KehendakNya menjadi kompas bagi kehidupan kita. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! dengan penuh sukacita kami sambut FirmanMu Tuhan. Engkaulah sumber pemulihan hidup kami, sumber sukacita dan damai Sejahtera. Kuatkanlah kami agar setia mengikuti dan menyandarkan hidup kami kepadaMu. Dan ampunilah segala kelemahan dan dosa kami, agar kami layak di hadapanMu. Di dalam Kristus Yesus, kami berdoa dan mengucap syukur kepadaMu. Amin.
Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, pengasihan Allah Bapa, dan Persekutuan dengan Roh Kudus menyertai kita sekalian. Amin.
Bvr. Risma Sinaga, S.Th., M.Hum – Kepala Biro Kategorial Perempuan HKBP
Renungan Lainnya
HKBP Channel
Video Terkait Lainnya
34:11
34:13
49:11
58:01
6:13
12:37
13:35
3:33
15:52
15:10
