HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
QUICK NEWS
JAKARTA (11/11) – HKBP Distrik VIII DKI Jakarta menggelar Perayaan Pesta Puncak Tahun Transformasi 2025 di Sopo Marpingkir HKBP dengan penuh sukacita dan rasa syukur. Ibadah dipimpin oleh Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST dan Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Pdt. Olson Nainggolan, STh. Mengusung tema “Berubah Oleh Pembaharuan Budi” (Roma 12:2) dan subtema “Gereja yang Diperbaharui untuk Menjadi Garam dan Terang di Tengah Masyarakat Multikultural Ibu Kota”, kegiatan ini mengajak seluruh jemaat untuk memperbarui komitmen iman dan hidup dalam kasih Kristus. Acara turut dihadiri oleh Walikota Jakarta Timur, Bapak M. Anwar, yang memberikan apresiasi atas peran HKBP dalam memperkuat nilai toleransi dan kebersamaan lintas agama. Perayaan semakin meriah dengan hiburan, doorprize, dan penampilan dari Anastasia Simanjuntak serta Tetty Sipahutar sebagai MC.
JAKARTA (10/11) – Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) merilis Seruan Pastoral yang mengapresiasi Aksi Damai Masyarakat Sumatera Utara pada 10 November 2025, yang dikoordinir oleh Sekretariat Gerakan Oikoumenis untuk Keadilan Ekologis. Seruan ini menegaskan bahwa krisis ekologis adalah tantangan terbesar bangsa, bahkan melampaui sisa kolonialisme. PGI menyerukan kepada masyarakat dan gereja-gereja di Sumut, termasuk sinode seperti HKBP, untuk mendukung penyelamatan lingkungan Danau Toba dari kerusakan. PGI juga mendesak Gubernur Sumut dan seluruh kepala daerah agar memperjuangkan kepentingan rakyat, khususnya dengan menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL), sebagai wujud penegakan keadilan dan keutuhan ciptaan. Gereja-gereja diminta terus mewujudkan panggilan profetis demi perdamaian dan keutuhan lingkungan.
MEDAN (10/11) – Aksi Damai menuntut “Tutup PT Toba Pulp Lestari (TPL)” yang melibatkan ribuan peserta, termasuk kontingen besar dari HKBP dan lintas iman, di depan Kantor Gubernur Sumut (10/11/2025) berlangsung tanpa kehadiran Gubernur Bobby Nasution. Ribuan jemaat, termasuk Praeses, Pendeta, dan mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi HKBP, menyuarakan keadilan ekologis dan penolakan terhadap perusakan alam Tano Batak. Mereka mendesak Gubernur agar berpihak pada rakyat dan mengeluarkan surat rekomendasi pencabutan konsesi TPL. Sayangnya, Pemimpin Sumut dikabarkan berada di Istana Negara, menghadiri acara kenegaraan. Ketidakhadiran Gubernur di hadapan ribuan rakyat, yang dipimpin oleh nurani HKBP dan rohaniawan lainnya, menuai kekecewaan massa.
MEDAN (8/11) – Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., menegaskan peran gereja dalam isu ekologis dan sosial melalui TARNAMA Podcast. Kegiatan ini menjadi sarana HKBP untuk mengedukasi jemaat dan publik. Dalam podcast tersebut, Ephorus menyatakan bahwa penutupan PT Toba Pulp Lestari (TPL) adalah langkah penting untuk menjaga moral dan spiritualitas Masyarakat Batak. Ia menjawab pertanyaan kritis, termasuk soal nasib pekerja TPL dan sikap pimpinan daerah Sumut. Selain itu, HKBP melalui Ephorus juga membahas isu sensitif kesulitan mendirikan rumah ibadah dan pandangannya terhadap Aksi Damai 10 November, menegaskan HKBP terus menuntun jemaat mencari keadilan dan hikmat.
MEDAN (10/11) – HKBP mengerahkan ribuan jemaat, pelayan, dan akademisi dalam Aksi Damai Lintas Iman di depan Kantor Gubernur Sumut pada 10 November 2025, menyerukan “Tutup TPL”. Aksi ini didukung lebih dari 10.000 peserta, termasuk umat Muslim dari Tapsel. Kontingen HKBP mencapai sekitar 3.500 orang, terdiri dari Praeses, Pendeta, dan jemaat dari Distrik Medan, Tebing Tinggi, serta dosen dan mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi HKBP (UHN, STT HKBP, dll.). Aksi ini adalah panggilan iman dan nurani yang menuntut Gubernur Sumut agar berpihak pada keadilan ekologis. Meskipun Gubernur tidak di tempat, aksi berlangsung tertib, damai, dan menyerukan agar konsesi PT TPL dicabut.
MEDAN (10/11) – Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.ST, menyampaikan pesan khusus dalam rangka aksi damai di Kantor Gubernur Sumatera Utara. Dalam pesannya, ia menegaskan bahwa gerakan tersebut lahir bukan dari kebencian, melainkan dari kerinduan akan keadilan, kemanusiaan, dan kelestarian alam ciptaan Tuhan. Ia mengingatkan seluruh peserta aksi agar menjaga makna sejati dari aksi damai: bertindak dengan hati yang tenang, menghindari provokasi dan kekerasan. Ephorus juga meminta peserta menjaga ketertiban, mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang turut mengamankan jalannya aksi, serta tetap menghormati pemerintah provinsi. Ephorus menegaskan, tuntutan aksi damai adalah agar Gubernur Sumatera Utara berpihak pada korban dan merekomendasikan penutupan PT TPL kepada pemerintah pusat. Ia menutup pesannya dengan doa agar kasih dan damai Kristus menyertai perjuangan demi keadilan ekologis.
TEBING TINGGI (9/11) – HKBP Distrik XIV Tebing Tinggi-Deli menggelar Pesta Puncak Tahun Transformasi di HKBP Kota Baru, Minggu (9/11/2025). Acara penting ini dipimpin langsung oleh Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., yang menyerukan jemaat untuk teguh dalam iman dan waspada terhadap ajaran sesat (Yudas 1:17-23). Wali Kota Tebing Tinggi, H. Iman Irdian Saragih, yang hadir bersama Wabup Sergai, memuji peran HKBP yang sangat besar dalam membangun sosial, pendidikan, dan moral masyarakat. Kehadiran pimpinan Sinode dan dukungan pemerintah daerah menegaskan sinergi HKBP dalam menjalankan program Transformasi Pelayan dan Kelembagaan di Distrik XIV.
ONAN GANJANG (9/11) — Ibadah Minggu XXI Dung Trinitatis di HKBP Onan Ganjang berlangsung khidmat dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik III Humbang, Pdt. Robinsarhot Lumbangaol, S.Th., M.M. Ibadah ini sekaligus menjadi momentum pelaksanaan serah terima jabatan Pendeta Resort dari Pdt. Agustina Ompusunggu, S.Th. kepada Pdt. Bindu Situmorang, M.Div., serta pelantikan Pdt. Rahmat Agave Sianturi, S.Si. sebagai Pendeta Fungsional di Kantor Distrik Humbang. Dengan tema “Memelihara Diri Dalam Kasih Allah”, ibadah turut dilayani oleh Pdt. Herna br. Tinambunan, S.Th. sebagai liturgis. Seusai khotbah, Praeses secara resmi memberangkatkan Pdt. Agustina ke tempat tugas baru di HKBP Resort Panjang, Distrik XXXI Lampung, dan melantik Pdt. Bindu Situmorang serta Pdt. Rahmat Agave Sianturi yang sebelumnya melayani sebagai misionaris di Afrika. Seluruh rangkaian ibadah dan pelantikan berjalan dengan lancar dan penuh sukacita hingga akhir acara.
ALANG-ALANG LEBAR (9/11) – HKBP Distrik XV Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) sukses menggelar Ibadah Minggu dan Pesta Puncak Tahun Transformasi HKBP 2025 pada Minggu, 9 November 2025. Acara tersebut dipusatkan di Parlapelapean HKBP Sukarami Resort Alang-Alang Lebar. Kegiatan penting ini dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik XV Sumbagsel, Pdt. Victor Singal Silalahi, S.Th., M.M. Ibadah mengusung topik “Memelihara diri dalam Kasih Allah”, sejalan dengan tema Transformasi HKBP: “Berubahlah oleh pembaharuan budimu” (Roma 12:2). Pesta ini melibatkan berbagai kegiatan dan menegaskan komitmen seluruh jemaat Distrik XV dalam mengimplementasikan program transformasi gereja.
TANJUNGBALAI (9/11) – Gereja HKBP Sirantau Kota Tanjungbalai menggelar Perayaan Pesta Gotilon dan Tahun Transformasi 2025 dengan penuh hikmat dan sukacita. Ibadah dipimpin oleh Pdt. Frans Julu Sianturi, S.Th sebagai pengkhotbah dan St. Sumadi Silaban sebagai liturgis, serta diikuti oleh parhalado, panitia, dan seluruh jemaat. Mengutip nats Yudas 1:17–23 dengan tema “Memelihara Diri dalam Kasih Allah,” Pdt. Frans mengajak jemaat untuk menumbuhkan kasih sejati yang dimulai dari keluarga, lingkungan masyarakat, hingga antarumat manusia. “Kasih diuji bukan saat senang, tetapi ketika menghadapi cobaan dan pergumulan. Karena itu, peliharalah iman agar berbuah kasih bagi sesama,” ujarnya. Perayaan ini menjadi wujud nyata semangat jemaat HKBP Sirantau dalam memperkuat iman, memperbarui diri, dan meneladani kasih Kristus di tengah kehidupan yang terus berubah.
DOLOKSANGGUL (9/11) – HKBP Distrik III Humbang melaksanakan kegiatan penting kelembagaan berupa Serah Terima Jabatan (Sertijab) Pendeta Resort Onan Ganjang dan Pelantikan Pendeta Fungsional pada Minggu XXI Dung Trinitatis. Ibadah ini dipimpin oleh Praeses Pdt. Robinsarhot Lumbangaol, S.Th., MM. Praeses resmi memberangkatkan Pdt. Agustina Oppusunggu ke HKBP Distrik XXXI Lampung. Kemudian, ia melantik Pdt. Bindu Situmorang, M.Div, sebagai Pendeta Resort Onan Ganjang yang baru. Selain itu, Pdt. Rahmat Agave Sianturi, S.Si (mantan misionaris Afrika) dilantik sebagai Pendeta Fungsional Distrik. Sekretaris Distrik, Pdt. Sardi Sitanggang, membacakan Surat Keputusan Ephorus, menegaskan komitmen HKBP dalam menjalankan mutasi pelayan demi pelayanan yang efektif.
BEKASI (9/11) – Polsek Rawa Lumbu melalui Bhabinkamtibmas Kelurahan Duren Jaya melaksanakan pengamanan dan monitoring kegiatan ibadah rutin yang dilanjutkan dengan Pesta Tahunan (Gotilon) di Gereja HKBP Duren Jaya, Jalan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini dipimpin oleh Pdt. Siahaan dan Pdt. Boru Nababan, serta diikuti sekitar 450 jemaat. Pesta Gotilon tahun ini mengusung tema “Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia.” Bhabinkamtibmas Bripka Mamad memastikan seluruh kegiatan berjalan aman, tertib, dan kondusif. Sementara itu, Kapolsek Rawa Lumbu, AKP Akhmadi, S.H., menegaskan komitmen Polsek untuk menjaga keamanan kegiatan keagamaan di wilayah hukum Rawa Lumbu. “Kami pastikan masyarakat dapat beribadah dan beraktivitas sosial dengan rasa aman,” ujarnya. Seluruh rangkaian acara berlangsung dengan tertib, aman, dan penuh sukacita di tengah jemaat.
TAPUT (9/11) – HKBP Sipeapea, Desa Sidikalang, TapTeng, menggelar Ibadah Minggu dan Pesta Pembangunan Gedung Sekolah Minggu pada 9 November 2025. Kegiatan penggalangan dana ini menjadi momen penting bagi jemaat untuk mempercepat pembangunan fasilitas pendidikan gereja. Acara istimewa ini dihadiri dan dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Rikson M. Hutahaean, M.Th, yang bertindak sebagai Pengkhotbah. Praeses Pdt. Nikson Simanjuntak, S.Th, juga melayani sebagai Liturgis. Setelah ibadah, kegiatan dilanjutkan dengan lelang dan Mangulosi untuk pencarian dana. Kehadiran pimpinan pusat ini menunjukkan dukungan penuh Sinode HKBP terhadap pembangunan di Sipeapea.
BALIGE (9/11) – HKBP Soposurung sukses menggelar perayaan Ulang Tahun Gereja ke-26 dan Pesta Gotilon pada Minggu, 9 November 2025. Ibadah penting ini dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik XI Toba Hasundutan, Pdt. Marganda Lubis, sekaligus menegaskan peran sentral pimpinan gereja dalam kegiatan jemaat. Acara ini dihadiri oleh Bupati Toba, Effendi Sintong P. Napitupulu. Bupati menyampaikan ucapan selamat dan secara khusus meminta dukungan HKBP dalam mewujudkan visi “Toba Mantap 2029”. Jemaat merespons positif dengan memberikan ulos kepada Bupati, sebagai tanda terima kasih atas bantuan dana hibah dan komitmen sinergi erat antara HKBP Soposurung dengan Pemerintah Kabupaten Toba.
PURWOKERTO (9/11) – HKBP Resort Purwokerto melaksanakan Temu Pisah pelayan pada Minggu, 9 November 2025. Kegiatan mutasi penting ini dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik XVIII Jabartengdiy, Pdt. Nekson M Simanjuntak. Praeses secara resmi mengukuhkan Pdt. Mei br Napitupulu, S.Th. sebagai Pendeta HKBP Resort Purwokerto yang baru. Sementara itu, Pendeta sebelumnya, Pdt. Jetro Ulung Tampubolon, S.Th., diberangkatkan untuk melanjutkan pelayanan di HKBP Resort Singkut, Distrik Jambi. Acara ini dihadiri oleh Parhalado dan seluruh jemaat HKBP Purwokerto, menegaskan ketaatan gereja pada ketetapan Ephorus demi kesinambungan pelayanan yang diberkati.
MEDAN (9/11) – HKBP Sei Agul Ressort Medan IV menjadi tuan rumah Safari Natal pertama Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, pada Minggu (9/11/2025). Kegiatan HKBP ini dihadiri jemaat, Pendeta Swandi Aruan, dan sejumlah pejabat, berlangsung penuh sukacita. Dalam kunjungan tersebut, Pemko Medan memberikan dukungan signifikan berupa dana hibah pembangunan gereja sebesar Rp 50 juta dan bantuan sosial Rp 10 juta. Wali Kota Rico Waas mengajak jemaat untuk bersatu dalam semangat “Medan untuk Semua” dan kembali menghidupkan gotong royong serta waspada terhadap penyalahgunaan narkoba. Acara ini mempererat tali silaturahmi, menegaskan peran HKBP sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan sosial dan moral
BATAM (9/11) – Ribuan jemaat HKBP Distrik XX Kepulauan Riau (Kepri) dari 21 resort memadati Grandtama Convention Centre, Sagulung, Batam, dalam perayaan Puncak Tahun Transformasi HKBP 2025 yang berlangsung penuh sukacita dan kebersamaan. Ibadah dipimpin Praeses HKBP Distrik XX Kepri, Pdt. Henry Banuarea, bersama para pendeta se-Kepri. Dalam khotbahnya, Praeses menekankan pentingnya semangat transformasi, kedamaian, dan tanggung jawab pelayanan gereja sebagai bagian dari kontribusi nyata terhadap pembangunan Batam dan Kepri. Pemerintah Kota Batam diwakili oleh Kadis Kominfo, Rudi Panjaitan, yang membawa salam dari Wali Kota Amsakar Achmad dan Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra. Ia mengapresiasi peran HKBP dalam menjaga kerukunan dan mendukung pembangunan daerah. Turut hadir Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratama, Ketua Panitia Jumaga Nadeak, dan tokoh masyarakat lainnya. Praeses Henry Banuarea menutup acara dengan harapan agar HKBP terus menjadi mitra pemerintah dalam membangun umat yang beriman dan berdampak bagi masyarakat.
SAMOSIR (9/11) – Dalam upaya mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan kekompakan antarjemaat, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Samosir menggelar berbagai perlombaan menarik seperti lari goni, lomba koor, dan pertandingan catur. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Sabtu–Minggu (8–9 November 2025), ini diawali di halaman Gereja HKBP Bolon, Kecamatan Pangururan, dan dilanjutkan di HKBP Nainggolan. Antusiasme jemaat tampak tinggi, dengan sorak sorai dukungan yang menggema di seluruh area kegiatan. Meski beberapa peserta sempat terjatuh, semangat mereka tidak luntur. Salah satu jemaat, Herna, menyebut kegiatan ini menjadi momen kebersamaan di tengah musim kemarau. “Kegiatan ini membuat kami tetap kompak dan bersemangat. Seru melihat semua peserta tetap tersenyum walau jatuh,” ujarnya. Perlombaan ini menjadi wujud nyata sukacita pelayanan dan kebersamaan jemaat HKBP Samosir, sekaligus memperkuat semangat gereja dalam membangun kehidupan yang rukun dan saling mendukung.
DEPOK (9/11) – Persiapan Huria HKBP ARCO sukses menggelar Pesta Gotilon dan Pembangunan Gereja Perdana di Saung Talaga, Depok, pada Minggu, 9 November 2025. Acara ini berlangsung lancar dan penuh sukacita meskipun persiapan kurang dari satu bulan. Ibadah dipimpin Pdt. Marnala Silitonga, S.Th., dengan khotbah disampaikan Pdt. Jonny Sitorus, M.Th. (Pendeta Resort HKBP Depok). Kegiatan ini menunjukkan semangat jemaat dalam membangun gereja, di mana banyak jemaat terbuka hatinya untuk memberi. Pesta ini turut diramaikan dan didukung oleh kehadiran Punguan Koor Ama HKBP Depok I, Punguan Lansia, dan Team Zending, memperkuat jejaring persaudaraan antar-huria di Depok.
SIMASOM (9/11) – Praeses HKBP Distrik II Silindung, Pdt. Drs. Donald Sianturi, M.Div, melayani Ibadah Minggu di HKBP Simasom Resort Pansurnapitu sekaligus memimpin acara pemberangkatan Pendeta HKBP Simasom, Pdt. Rein Punguan Lamsihar Sihombing, M.Div. Dalam suasana penuh haru dan sukacita, Praeses Donald Sianturi menyampaikan firman Tuhan serta menegaskan pentingnya semangat pelayanan yang setia dan tulus dalam setiap tugas panggilan gerejawi. Beliau juga mengucapkan terima kasih atas pengabdian dan pelayanan Pdt. Rein Punguan Lamsihar Sihombing selama bertugas di HKBP Simasom. Pdt. Rein Punguan Lamsihar Sihombing, M.Div selanjutnya akan melanjutkan pelayanannya sebagai Pendeta Fungsional HKBP Lumban Baringin Resort Sipoholon II, tetap dalam naungan Distrik II Silindung.
Balige (9/11) – HKBP Ressort Bonan Dolok, Balige, menyelenggarakan Ibadah dan Seminar Keluarga pada Minggu (9/11/2025), sebagai bagian dari kegiatan Transformasi HKBP. Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Resort Pdt. Fajar R Lubis, S.Th., penatua, dan seluruh jemaat keluarga. Seminar mengusung tema “Keluarga yang Bertransformasi untuk Kebahagiaan yang Berkelanjutan”, dengan fokus pada peran Ayah (Ama) dalam mewariskan kebahagiaan di tengah tantangan era digital. Narasumber, St. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M. Si, menekankan pentingnya komunikasi (Sharing, Solusi, Visi, Doa) dalam keluarga. Kegiatan ini memperkuat komitmen HKBP untuk membangun eklesiologi yang menjunjung konvensi dan nilai-nilai luhur kebudayaan.
PEMATANGSIANTAR (9/11) – Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik V Sumatera Timur menggelar Perayaan Puncak Tahun Transformasi HKBP 2025 di Sopo Godang HKBP Pematangsiantar. Acara dihadiri Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, SH., M.Kn., bersama Ny. Liswati Wesly Silalahi, serta para pimpinan gerejawi dan jemaat. Dalam perayaan bertema “Berubahlah untuk Pembaharuan Budimu” (Roma 12:2b) ini, Praeses HKBP Distrik V Sumatera Timur, Pdt. A.A. Zaitun Sihite, M.Th., menegaskan bahwa Tahun Transformasi menjadi momentum penting bagi seluruh pelayan dan jemaat untuk memperbaharui diri, karakter, dan budaya pelayanan di bawah bimbingan Roh Kudus. Ia mengajak seluruh warga HKBP untuk hidup dalam ketaatan firman dan menjadi berkat bagi dunia. Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi menyampaikan apresiasi atas peran HKBP dalam pembinaan iman dan sosial masyarakat. Puncak acara ditandai dengan penandatanganan prasasti rumah dinas Praeses Distrik V Sumatera Timur oleh Wesly, Pdt. Zaitun Sihite, dan Ketua DPRD Siantar Timbul Marganda Lingga, SH. Perayaan berlangsung khidmat dan penuh sukacita sebagai wujud nyata transformasi gereja menuju pelayanan yang berdampak bagi masyarakat.
BEKASI (9/11) – HKBP Jatisampurna merayakan HUT ke-28 dengan penuh sukacita, bersamaan dengan Pesta Gotilon dan Pesta Puncak Tahun Transformasi HKBP 2025. Ibadah syukur ini berlangsung pada Minggu XXI Setelah Trinitatis, dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik XIX Bekasi, Pdt. Henri Napitupulu, M.Th, sebagai pengkhotbah. Turut melayani Pendeta Resort Jatisampurna, Pdt. Tony Wakson Pakpahan, Pdt. Tambun Ferianto, S.Th, Pdt. Novita Grace Sitorus, S.Th., M.Fil, dan Pdt. Sri Syafitri Simorangkir, S.Th. Dalam khotbahnya, Praeses mengingatkan jemaat agar tetap waspada terhadap ajaran menyesatkan dan senantiasa memelihara diri dalam kasih Allah, hidup dalam doa serta memperkuat iman sejati. Perayaan ini juga menampilkan kreativitas setiap sektor melalui arak-arakan hasil karya silua, sekaligus menjadi momentum menyambut Pesta Bolon HKBP Jatisampurna yang akan digelar pada 30 November 2025 di bawah pimpinan Dr. Palmer Situmorang, S.H., M.H., Ph.D.
MEDAN (8/11) — Seusai kunjungan pastoral ke Pos Pelayanan HKBP Griyaland Pecawir, Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh, Pdt. Suwandi Sinambela, S.Th., M.Psi., bersama 23 pendeta HKBP menghadiri kegiatan bertajuk “Penguatan Kebijakan dan Pengawasan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban)”. Acara ini merupakan kolaborasi antara LPSK dan Komisi III DPR RI, dengan narasumber Kombes Pol. (Purn) Dr. Maruli Siahaan, S.H., M.H. Kegiatan diawali dengan sambutan dari Achmad Fadly, S.Sos., M.SP (Staf Ahli Gubernur Sumut Bidang Hukum), Sri Nurherwati, S.H. (Wakil Ketua LPSK), dan Sriyana, S.H., LL.M., DFM (Sekjen LPSK). Acara ini bertujuan memperkenalkan peran dan program LPSK dalam memberikan rasa aman serta perlindungan hukum bagi saksi dan korban. Kehadiran para pendeta diharapkan dapat membantu menyebarluaskan informasi ini kepada jemaat, sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya keadilan, perlindungan, dan kepedulian terhadap sesama.
PEMATANGSIANTAR (8/11) – Suasana sukacita memenuhi HKBP Siantar Kota dalam Festival Koor Anak Sekolah Minggu se-Distrik V Sumatera Timur. Kegiatan ini diikuti oleh 24 kontingen dari berbagai huria, menampilkan pujian dan semangat anak-anak Sekolah Minggu dalam memuliakan Tuhan. Acara ini menjadi wadah pembinaan iman sejak dini, menanamkan kecintaan kepada HKBP serta membiasakan anak-anak bernyanyi dengan benar dan tulus di hadapan Tuhan. Dengan dukungan penuh para guru Sekolah Minggu dan orang tua, festival ini tidak hanya memperkuat kebersamaan antargereja, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa generasi muda HKBP terus bertumbuh dalam kasih dan pelayanan kepada Tuhan Yesus Kristus.
BEKASI (8/11) – Dalam semangat oikumenis dan persekutuan lintas denominasi, Praeses HKBP Distrik XIX Bekasi, Pdt. Henri Napitupulu, M.Th, menghadiri kegiatan “Kerja Bakti PGLII & For Bakti 2025” yang diselenggarakan oleh Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Kota Bekasi di Taman Cut Mutia. Kehadiran Praeses menunjukkan komitmen HKBP Distrik XIX Bekasi untuk terus menjalin kolaborasi dan kebersamaan dengan berbagai gereja serta komunitas lintas iman di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi. Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah jemaat, pimpinan gereja dari PGLII, PGIS, dan Sekolah Tinggi Teologi (STT) di Kota Bekasi. Melalui kerja bakti bersama ini, seluruh peserta menegaskan pentingnya pelayanan yang bersifat oikumenis dan semangat kebersamaan dalam mendukung kerukunan antarumat beragama. Diharapkan kolaborasi serupa terus berlanjut demi memperkuat persatuan gereja di Bekasi.
TARUTUNG (7/11) – Pimpinan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) bersama jajaran Kantor Pusat HKBP menyambut hangat kunjungan dua perwakilan dari LCA International Mission (Lutheran Church of Australia and New Zealand), yakni Rev. Mark Schultz, Assistant to the Bishop for International Mission, dan Ms. Erin Kerber, Program Officer for International Mission. Acara ramah tamah berlangsung di Ruang Oval Kantor Pusat HKBP dengan suasana penuh keakraban dan semangat pelayanan bersama. Dalam pertemuan tersebut, dibahas visi dan arah kemitraan misi yang saling memperkaya antar gereja di kawasan Asia Pasifik. Rev. Mark Schultz menekankan pentingnya misi sebagai proses saling belajar dan bertumbuh di dalam Kristus, sementara Ms. Erin Kerber memaparkan peluang kerja sama dalam bidang pendidikan, pelayanan pemuda, dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai tanda persahabatan, HKBP menyerahkan ulos kepada kedua tamu. Pertemuan ditutup dengan pujian dan doa bersama, menandai komitmen mempererat pelayanan bersama di tengah dunia.
TARUTUNG (7/11) – Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.ST., menyoroti isu Corporate Social Responsibility (CSR), menekankan bahwa hal tersebut adalah kewajiban, bukan sekadar kedermawanan. Hal ini disampaikan melalui refleksi yang terinspirasi dari pertanyaan kepada ChatGPT. Ephorus menegaskan bahwa CSR memiliki dasar kewajiban hukum di Indonesia, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2007, khususnya bagi perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam, seperti PT Toba Pulp Lestari (TPL). Selain aspek legal, CSR juga merupakan tanggung jawab moral untuk menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan publik. Intinya, keberadaan perusahaan harus membawa kebaikan, bukan kerusakan, bagi alam dan manusia.
SAMOSIR (7/11) – Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik VII Samosir akan mengadakan Pesta Puncak Transformasi pada Minggu, 9 November 2025. Salah satu acara yang menarik perhatian adalah Lelang Kuliner, yang menampilkan beragam hidangan khas Batak dan lainnya. Menu lelang meliputi Ayam Pinadar, Buah per Pack, Asam Manis, Ikan Jair Tombur, serta Babi Panggang. Ayam Pinadar milik Herlina Simarmata menjadi salah satu menu lelang yang dinantikan. Lelang ini bertujuan memeriahkan dan mendukung kelancaran acara puncak Transformasi HKBP 2024-2028 (Roma 12:2). Jemaat diundang untuk meramaikan dan memesan melalui kontak yang tersedia.
MEDAN (6/11) — Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh, Pdt. Suwandi Sinambela, S.Th., M.Psi., menghadiri Persekutuan Lansia Distrik X Regional III yang dilaksanakan di HKBP Sei Agul. Ibadah pagi dipimpin oleh Pdt. Swardi Aruan, S.Th. (Pendeta HKBP Resort Medan IV Sei Agul). Dalam arahannya, Praeses memberikan bimbingan dan semangat kepada seluruh Amang/Inang Lansia agar tetap aktif, bersukacita, dan setia mengikuti setiap kegiatan Persekutuan Lansia Distrik X MA. Selain ibadah, kegiatan ini juga menghadirkan cek kesehatan gratis, sebagai bentuk perhatian terhadap kesehatan para lansia yang hadir. Program tersebut diinisiasi oleh Persekutuan Lansia Distrik X Medan Aceh guna mendukung kesejahteraan jasmani dan rohani para peserta. Kegiatan berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan sukacita. Kiranya Tuhan senantiasa menyertai dan memberkati seluruh Amang/Inang Lansia agar tetap sehat dan bahagia.
Berita Terkini HKBP



Renungan Harian HKBP
Renungan Terkini
Renungan Harian Marturia HKBP, Rabu 12 November 2025
BERTAHAN DALAM MENGHADAPI PENDERITAAN
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi saudara-saudari yang di kasihi oleh Yesus Kristus, semoga pada pagi ini kita dalam keadaan sukacita dalam menyambut firman Tuhan.
Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Terima kasih ya Tuhan atas kebaikanMu di dalam hidup kami dan memberikan yang terbaik buat kami, Tuhan pimpinlah kami agar menjadi pelaku dalam FirmanMu, sebentar lagi kami mau mendengarkan FirmanMu berfirmanlah Tuhan agar kami dapat bertumbuh dalam firmanmu. Amin.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus Firman Tuhan pada pagi hari ini tertulis dalam: 1 Petrus 4 : 12 – 13. Demikian Firman Tuhan.
“Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seoleh-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus
Dalam surat 1 Petrus ini adalah peneguhan iman, supaya orang semakin yakin dan percaya bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan. Pada saat ini sangat banyak orang membenci dan memusuhi orang kristen. Umat Tuhan banyak mengalami penderitaan. Oleh sebab itulah orang kristen diingatkan untuk tidak mudah putus asa. Memang penderitaan itu merupakan bagian dalam kehidupan manusia yang berarti semua orang pasti mengalami penderitaan.
Kalau kita bisa utarakan pada saat ini apa saja penderitaan pasti kita dapat menjawab saya menderita karena sakit tidak kunjung sembuh, karena susahnya ekonomi, karena anak-anak nakal dan lain sebagainya. Tetapi pada saat ini Petrus menuliskan penderitaan dalam nats hari ini supaya jemaat dapat bertahan dalam penderitaan yang dialami, sebab mereka menderita karena iman kepada Kristus. Pada ayat 13 Petrus menuliskan nasihat untuk bertahan di dalam penderitaan. Kata bersukacitalah merupakan kata kerja bersuka hati atau bergirang hati.
Dalam kehidupan manusia selalu di perhadapkan kepada 2 hal yaitu bersukacita dan penderitaan. Tetapi bagaimana manusia tersebut menghadapi ke 2 hal tersebut, apakah ketika bersukacita terlalu bersemangat sehingga lupa menegur saudaranya yang banyak mengalami pergumulan hidup dan yang kedua apakah ketika hidup di dalam penderitaan kita senantiasa putus asa dan lupa kepada Tuhan, tidak bersemangat lagi memuji Tuhan. Oleh sebab itu penderitaan adalah bagian hidup orang kristen, tetapi percayalah penderitaan yang kita alami tidak sebanding dengan pengharapan yang Tuhan berikan kepada umat ciptaanNya.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus
Dalam nats hari ini, kita melihat penghiburan kepada orang percaya supaya berteguh hati ketika penderitaan terjadi di dalam kehidupannya. Pada ayat 12 – 13 dikatakan : “Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya , bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya”.
Maka kita diajak supaya bersukacita dan bergembira, ada syair lagu rohani demikian:
Adalah sukacita dihatiku, dihatiku, di hatiku. Adalah sukacita dihatiku di brikan Tuhanku, aku bersyukur bersukacita kasih Tuhan ada di dalamku, aku bersyukur bersukacita kasih Tuhan diam di dalamku.
Lagu tersebut mengajarkan kita, walaupun menghadapi banyak tantangan, rintangan di dalam kehidupan maka kita diajak bersukacita dan selalu bergembira, dan Tuhan menginginkan kita supaya tetap bersinar dan setia mengikut Yesus. Oleh sebab itu andalkanlah Tuhan di dalam hidupmu, jangan ragu-ragu datang kepadaNya, karena Tuhan adalah sumber kekuatan bagi orang yang percaya dan setia kepadaNya. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Ya Tuhan terima kasih atas kasih setiaMu, menjagai dan menopang hidup kami. Kami sudah mendengarkan FirmanMu, semoga FirmanMu pelita dalam kehidupan kami, ketika kami mengalami banyak pergumulan hidup bantu kami supaya jangan tersesat, tetapi kami semakin mengerti rencanaMu dalam kehidupan kami. Kami sadar kami orang yang berdosa hapuskanlah Tuhan dosa kami, agar kami layak menjadi anakMu, terpujilah namaMu hari ini dan untuk selama-lamanya. Amin.
Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih Setia dari Allah Bapa, dan Persekutuan Roh Kudus menyertai kita sekalian. Amin.
Diak. Linda Siregar- Melayani di Biro Zending HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Selasa 11 November 2025
TETAP SETIA DI TENGAH GODAAN ZAMAN
Salam sejahtera bagi Bapak, Ibu, serta saudara-saudari sekalian di manapun berada.
Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan, marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Terima kasih, ya Tuhan, atas kasih dan anugerah-Mu yang senantiasa menyertai hidup kami hingga saat ini. Kini kami hendak mendengarkan Firman-Mu; kiranya Engkau membuka hati dan pikiran kami, agar kami dapat memahami dan melakukannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Firman Tuhan pada hari ini, Selasa, 11 November 2025 tertulis dalam Yeremia 18:14-15 (TB 2) “Mungkinkah salju Libanon mencair meninggalkan lerengnya yang berbatu? Mungkinkah air gunung yang sejuk akan mengering? Akan tetapi, umat-Ku telah melupakan Aku. Mereka membakar kurban kepada ilah yang sia-sia, mereka tersandung jatuh di jalan-jalan mereka, di jalan-jalan dari zaman dahulu, dan mengambil jalan pintas, jalan yang tidak dibuat” demikian bunyi Firman Tuhan.
Secara keseluruhan, Yeremia pasal 18 berbicara tentang kedaulatan Allah sebagai Penjunan (Tukang Periuk) dan bangsa Israel sebagai tanah liat di tangan-Nya. Melalui nabi Yeremia, Tuhan menegur umat-Nya yang telah berpaling dari-Nya. Mereka lupa kepada Allah, sebagai sumber kehidupan, dan justru menyembah berhala. Yeremia menggunakan simbol alam untuk menyampaikan pesan Tuhan: “Dapatkah salju di gunung Libanon lenyap? Dapatkah air yang dingin kering?” Pertanyaan ini bukan untuk mencari jawaban, sebab jawabannya sudah jelas “tidak mungkin”. Alam ciptaan tunduk kepada hukum dan tatanan Allah. Tetapi manusia, yang diciptakan segambar dengan Allah, bisa meninggalkan Penciptanya.
Itulah ironi yang ingin ditunjukkan Yeremia, “gunung tetap setia menurunkan saljunya, sungai tetap mengalir seperti biasa, tetapi umat Tuhan berhenti mengalirkan kasih dan kesetiaan kepada Allah.” Mereka tidak lagi hidup di jalan Tuhan yang telah dirintis sejak dahulu, melainkan membuat “jalan baru” yang tidak rata, jalan yang terlihat menarik, tetapi membawa pada kekeringan rohani.
Jikalau direnungkan, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan zaman kita saat ini. Banyak orang mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi hatinya sibuk mengejar hal-hal lain. Sibuk mengumpulkan harta, popularitas, kenyamanan, dan pengakuan manusia. Ibadahnya tetap dilakukan, tetapi hatinya menjauh dari-Nya. Doanya senantiasa diucapkan, tapi hatinya tertambat pada berhala yang tidak kasat mata. Tanpa disadari, kita pun bisa melupakan Tuhan di tengah kesibukan dan rutinitas keagamaan.
Namun, Allah melalui Yeremia, tidak sebatas menegur umat-Nya dan kita, Ia mengundang umat-Nya untuk kembali kepada-Nya. Air dari Libanon tetap mengalir; demikian pula kasih Tuhan yang tidak pernah berhenti mengalir bagi setiap orang yang mau kembali kepada-Nya dan hidup sesuai kehendak-Nya. Tuhan tidak mencari kesempurnaan kita, melainkan kesetiaan kita. Ia ingin kita berjalan kembali di “jalan yang sejak dahulu”, yaitu jalan kasih, kebenaran, dan pengharapan di dalam Dia. Kiranya melalui Firman Tuhan pada hari ini, kita semua dikuatkan, diteguhkan, dan dimampukan untuk menjalani hidup sesuai dengan petunjuk-Nya. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Terima kasih, ya Tuhan, atas Firman-Mu yang telah kami dengarkan pada hari ini. Kami bersyukur karena Engkau kembali mengingatkan kami untuk tidak berpaling dari-Mu, Ampunilah kami, ya Tuhan, ketika hati kami seringkali beralih oleh kesibukan dan keinginan duniawi. Ajarilah kami untuk tetap setia seperti gunung yang menurunkan saljunya dan sungai yang terus mengalir. Teguhkan iman kami supaya kami mau dibentuk dan diperbarui oleh tangan-Mu. Jadikanlah hidup kami bejana yang berguna, memancarkan kasih, kebenaran, dan pengharapan bagi sesama. Amin.
Bvr. Sulastri Sitompul- Melayani di Kantor Biro Zending HKBP
Renungan Harian HKBP, Senin 10 November 2025
Doa Pembuka: Allah Bapa yang kami sembah di dalam Anak-Mu, Tuhan Yesus Kristus. Kami bersyukur atas semua nikmat hidup yang telah Tuhan berikan pada kami. Tuntunlah kami, ya Tuhan, agar terus mensyukuri hidup kami dan senantiasa terhubung pada-Mu. Terlebih, dalam memahami dan menghidupi Firman-Mu. Amin.
Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan, yang menjadi ayat renungan kita hari ini tertulis di dalam 1 Yohanes 3:5. Beginilah bunyi Firman Tuhan,
“Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa”
Bapak/Ibu, dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di tempat kerja, maupun di tengah keluarga, kita sering dihadapkan pada pilihan antara “gengsi” dan “kejujuran” dalam mempertahankan identitas diri. Kerap kali, kita lebih memilih menutupi kesalahan daripada mengakuinya. Misalnya, ketika kita salah mengirim pesan, spontan kita segera mengedit bahkan menghapusnya. Atau ketika reputasi kita terancam karena kesalahan yang kita perbuat, kita berusaha membuat klarifikasi demi menjaga citra diri. Namun tanpa disadari, upaya untuk menutupi kesalahan sering justru menjerumuskan kita pada dosa yang lebih dalam. Bukannya semakin dekat kepada Tuhan, kita malah semakin menjauh dari-Nya.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa hanya di dalam Kristuslah dosa dan rasa bersalah dapat dihapuskan dengan sempurna. Sebaik apa pun usaha manusia untuk melepaskan diri dari dosa, semuanya akan berakhir sia-sia. Sebab hanya Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam Pribadi Yesus, yang sanggup membebaskan kita sepenuhnya. Ia datang bukan untuk menutupi dosa atau menjaga “gengsi” manusia, melainkan untuk menghapusnya hingga tuntas. Bayangkan, jika kita memiliki utang dan seseorang melunasinya tanpa syarat, apakah kita masih perlu hidup dalam kecemasan? Tentu tidak. Demikianlah Kristus, yang telah menanggung dosa kita dan memerdekakan kita untuk hidup dalam anugerah-Nya.
Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan, marilah kita menyadari bahwa hanya Kristus yang mampu menghapuskan dosa. Dalam diri-Nya tidak ada dosa, dan hanya Pribadi-Nya yang kudus yang layak menjadi korban penebusan bagi kita. Kekudusan Kristus inilah yang menjadi teladan sekaligus sumber pengharapan. Karena itu, tujuan hidup kita bukanlah sekadar berusaha untuk tidak pernah salah, melainkan untuk belajar hidup setia dan terus bertumbuh dalam kekudusan-Nya.
Dengan keyakinan bahwa Kristus telah meniadakan dosa dan memenangkan kita, marilah kita hidup dalam kemenangan itu dengan tidak lagi diperbudak oleh dosa maupun rasa bersalah. Sebab siapa pun yang hidup di dalam Dia, tidak lagi hidup di bawah bayang-bayang dosa, melainkan menyatu dalam kekudusan-Nya. Amin.
Doa Penutup: Kami memuji Engkau, ya Allah Bapa, yang telah mengaruniakan Anak-Mu sebagai tebusan dosa kami. Oleh karena kemurahan-Mu lah hidup kami diperbaharui di dalam Anak-Mu. Karena itu, tolonglah kami, ya Tuhan, agar kami senantiasa terus terhubung pada-Mu dan hidup di dalam kekudusan Kristus, sehingga kami tidak lagi hidup di dalam dosa. Amin.
C.Pdt. Rosmauli Sianipar, S.Th- LPP I di Biro Hukum HKBP
EVANGELIUM MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS Tgl. 09 November 2025
Evangelium Minggu XXI Set. Trinitatis tgl. 9 November 2025
Doa Pembuka:
Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak/Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan di Minggu ke-XXI Setelah Trinitatis pada hari ini, mari kita baca yang tertulis dalam Kitab Yudas 1 : 17-23, demikian:
ay. 17) Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.
Ay. 18) Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.”
Ay. 19) Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
Ay. 20) Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
Ay. 21) Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
Ay. 22) Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,
Ay. 23) selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih dalam Nama Tuhan, jika defenisi akhir zaman sulit kita terjemahkan secara harafiah, secara dimensi dan ruang dan waktu, maka melalui nats ini harusnya memberi pengertian yang aktual makna dari akhir zaman. Bahwa akhir zaman adalah proses yang sedang berjalan (kitab Matius dalam Bahasa Batak menggunakan kata Pambebeon menerangkan makna akhir zaman) artinya waktunya sudah berjalan dan akan terus berjalan. Tidak heran jika banyak fenomena-fenomena yang terjadi dari hari lalu sampai dengan hari ini sering kita hubungkan dengan apa yang tertulis didalam Alklitab terlebih yang tertulis didalam nats kita hari ini. Tanpa kita sadar, seiring dengan perkembangan Zaman yang sangat pesat ini, fenomena-fenoma tersebut semakin dekat kita jumpai. Jika nats kita berbicara tentang pengajar-pengajar palsu yang menganggu keteguhan iman Kristen dengan menyerang logika berpikir,yang datang dari kalangan pemuka agama, maka jika kita perbandingkan dengan keadaan saat ini, justru hal-hal yang demikian juga muncul dari kalangan umum. Melalui akses informasi seperti sosial media, sudah semakin banyak pengajar-pengajar palsu melalui informasi, pernyataan, tulisan, opini yang bermuatan memberi pengajaran palsu. Hal yang demikian hidup dan bahkan sangat dekat di sekitar kita.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di dalam Nama Tuhan, dasar dari segala kebenaran adalah Allah sendiri di dalam Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah Roh Pembimbing yang memandu kita untuk mengerti kebenaran Firman Tuhan. Jika kebenaran itu adalah Allah itu sendiri, maka hal terdekat untuk mengetahui kebenaran itu adalah dengan cara bersekutu dan merujuk pada Firman Allah, yaitu perkataanNya dan perkataan para saksi (Nabi, Rasul) Allah dan Kristus yang tertulis didalam Alkitab. Sehingga segala informasi, pernyataan, tulisan yang tidak berasal dari kebenaran Allah dan FirmanNya adalah bersifat pengajaran palsu. Itulah mengapa kitab Yudas ditulis supaya para pembacanya dimasa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang berfokus pada nasihat praktis kepada orang percaya untuk mempertahankan iman mereka di tengah pengaruh guru-guru palsu (yang disebut Yudas sebagai “pengejek” yang hidup menurut hawa nafsu). Yudas memulai dengan mengingatkan jemaat (orang percaya sejati) untuk mengingat perkataan rasul-rasul Tuhan Yesus Kristus. Pertama, Peringatan Terdahulu: Yudas menegaskan bahwa rasul-rasul telah menubuatkan (atau memperingatkan) bahwa di “akhir zaman” akan muncul pengejek yang hidup menurut hawa nafsu mereka yang jahat, yang menyebabkan perpecahan dan tidak memiliki Roh Kudus. Kedua, Konteks Ancaman: Ayat ini berfungsi sebagai penegasan bahwa ancaman dari orang-orang fasik dan penyebar ajaran sesat bukanlah hal baru, melainkan telah diperingatkan sebelumnya, sehingga jemaat tidak perlu terkejut.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di dalam Nama Tuhan, setelah fokus pada pertahanan diri, Yudas mengalihkan fokus ke tanggung jawab orang percaya terhadap sesama, terutama mereka yang sudah mulai terpengaruh oleh ajaran sesat atau yang ragu-ragu dalam iman, kita adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk menunjukkan belas kasihan atau kebaikan. Mereka yang imannya goyah harus didekati dengan kasih dan hikmat, bukan dengan penghakiman cepat, untuk menarik mereka kembali. Terhadap yang Terancam, selamatkanlah mereka dengan merampas mereka dari api. Ini adalah tindakan yang lebih keras dan mendesak, menunjuk pada upaya berani untuk menarik mereka yang sudah hampir sepenuhnya terjerumus dalam dosa dan hukuman. Terhadap yang Terlanjur Terperosok, tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan (kehati-hatian) dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Ini menekankan perlunya mengasihi orangnya sambil membenci dosanya, dan melakukannya dengan sangat hati-hati agar orang yang menolong tidak ikut tercemar atau jatuh dalam dosa yang sama. Tindakan penyelamatan harus dilakukan dengan bijaksana dan waspada. Kemudian, marilahkita sebagai orang Kristen yang sadar akan pekerjaan iman kita untuk membangun diri di atas dasar iman yang paling suci, ini menuntut orang percaya untuk terus bertumbuh dalam kebenaran Alkitab (iman yang “paling suci” yang telah disampaikan sekali untuk selama-lamanya) dan menjadikannya dasar yang kokoh. Berdoa dalam Roh Kudus, doa harus dilakukan dengan bimbingan, kekuatan, dan kuasa Roh Kudus, menjadikan doa sebagai sarana penting untuk melawan kesesatan dan tetap teguh. Memelihara diri dalam kasih Allah, ini adalah inti dari pertahanan rohani. Tinggal di dalam kasih Allah berarti taat kepada perintah-Nya dan Firman-Nya, sehingga kasih-Nya menjadi “wilayah perlindungan” rohani.
Doa Penutup: Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk Firman-Mu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan roh-Mu, kami akan melakukan Firman-Mu untuk kemuliaan nama-Mu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya kedalam tangan pengasihan-Mu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.
Pdt. Andar Panuturi Sitompul, S.Th
Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP
EPISTEL MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS Tgl. 09 November 2025
Doa Pembuka:
Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak/Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan Epistel Minggu XXI Setelah Trinitatis hari ini tertulis dalam Imamat 19 : 9 – 18. Demikian Firman Tuhan:
Ay. 9) Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kau sabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu.
Ay. 10) Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kau petik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kau pungut, tetapi semuanya itu harus kau tinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.
Ay. 11) Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepada sesamanya.
Ay. 12) Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah TUHAN.
Ay. 13) Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kau tahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya.
Ay. 14) Janganlah kau kutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan, tetapi engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.
Ay. 15) Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran.
Ay. 16) Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN.
Ay. 17) Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.
Ay. 18) Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, menjadi kudus, atau hidup mendekat pada kekudusan Allah memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, upaya mendekatkan diri pada Tuhan sering sekali terbentur dengan daging yang lemah ini. Bisa saja di suatu keadaan kita secara prinsip dan konsep kita akan mampu membatasi diri untuk tidak tergabung dalam situasi yang tidak disukai Tuhan, namun sering sekali juga hal-hal yang bertentangan tersebut berasal dari lingkungan terdekat, keluarga bahkan orang yang terkasih sekalipun. Sehingga memang sangat sulit untuk mencapai kekudusan sama seperti Allah yang kudus itu. Secara Teologis, karena kita tidak mampu menyucikan diri dari kotornya dampaknya dosa, maka Allah sendiri dengan perantara Kristus mengorbankan dirinya sebagai penebusan agar kita kudus sama seprti Allah di hari kedatangan Kristus. Tetapi secara moral, selama kita masih hidup di dunia, nats ini memberikan pengajaran yang sangat berharga, sehingga manusia tidak pasif (diam, berpasarah) tetapi (aktif) berupaya dengan iman, keteguhan, keseriusan, ketekunan untuk melakukan hukum Tuhan dalam muatan moral (Hukum 5-10) kasih terhadap sesama manusia sebagai bentuk tanggungjawab moral untuk hidup berdamai dengan ciptaanNya didalam keseimbangan dan kedamaian. Seperti jelas yang tertuang di dalam Nats Imamat ini bahwa, Imamat 19 ayat 9-18 berisi rangkaian hukum-hukum moral dan sosial yang diberikan Allah kepada bangsa Israel setelah perintah umum untuk menjadi kudus (“Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus,” Imamat 19:2). Bagian ini menekankan bahwa kekudusan (menjadi kudus) tidak hanya terbatas pada ritual ibadah, tetapi harus diwujudkan secara nyata dalam kasih dan keadilan dalam interaksi sehari-hari dengan sesama.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, bentuk nyata didalam nats ini yang menjadi pedoman dalam melaksanakan perintah Tuhan dalam hidup sebagai makhluk yang memiliki moralitas didalam Iman adalah Tinggalkan Sisa Panen, orang Israel diperintahkan untuk tidak menuai habis hasil ladang dan kebun anggur mereka, tetapi meninggalkan sisanya (gleanings) bagi orang miskin dan orang asing (pendatang). Ini adalah bentuk konkret dari keadilan sosial dan kasih yang diperintahkan Allah. Itu menunjukkan bahwa hak milik pribadi harus diimbangi dengan tanggung jawab sosial. Orang miskin tidak diperlakukan sebagai pengemis, tetapi diberi kesempatan untuk bekerja memungut sisa. Hormat kepada kaum cacat, dilarang mengutuk orang tuli atau meletakkan batu sandungan di depan orang buta. Perintah ini melarang memanfaatkan atau merugikan orang yang secara fisik lemah dan tidak berdaya untuk membela diri atau menyadari bahaya. Intinya adalah menghormati martabat setiap orang. Melawan ketidakjujuran, dilarang mencuri, berbohong, menipu satu sama lain, atau bersumpah palsu demi nama Tuhan. Menekankan pentingnya integritas mutlak dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan pribadi maupun bisnis. Memakai nama Allah untuk sumpah palsu adalah penghinaan terhadap kekudusan-Nya. Larangan penindasan, dilarang memeras atau merampas milik sesama. Khususnya, dilarang menahan upah pekerja harian semalaman, ini adalah perlindungan hukum bagi pekerja upahan yang bergantung pada upah harian mereka untuk hidup.
Menunda pembayaran sama dengan merampas hak mereka dan dapat menyebabkan penderitaan bagi keluarga mereka. Keadilan Hukum, Hakim dilarang berlaku tidak adil, memihak orang miskin, atau segan kepada orang kaya. Keadilan harus setara bagi semua orang, tanpa memandang status sosial. Keadilan Allah tidak mengenal pandang bulu. Fitnah dan Kesaksian Palsu, dilarang menyebarkan fitnah (gosip) atau bertindak yang membahayakan nyawa sesama. Larangan ini melindungi reputasi dan nyawa sesama. Berdiam diri atau memberikan kesaksian palsu yang menyebabkan kematian adalah dosa. Teguran dan Melawan Kebencian, dilarang membenci sesama dalam hati. Sebaliknya, harus menegur sesama secara terbuka agar tidak ikut menanggung dosa karena diam. Kekudusan menuntut kejujuran dan keterbukaan dalam hubungan. Kebencian tersembunyi dilarang; masalah harus diselesaikan melalui teguran yang jujur dan penuh kasih, bukan kebencian yang dipendam. Kasihilah Sesamamu Manusia, Dilarang menuntut balas atau menyimpan dendam. Puncaknya: “melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”Ayat ini adalah puncak dan ringkasan dari semua hukum sosial sebelumnya. Kasih kepada sesama adalah dorongan dan motif di balik semua tindakan keadilan dan kebajikan. Perintah ini diangkat dan ditegaskan kembali oleh Yesus sebagai hukum yang kedua dan utama (Matius 22:39). “Sesamamu” pada awalnya merujuk pada sesama bangsa Israel, namun dalam pemahaman Perjanjian Baru, diperluas maknanya untuk mencakup setiap orang (seperti dalam perumpamaan Orang Samaria yang Murah Hati).
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Seluruh bagian Imamat 19:9-18 berfungsi sebagai penjelasan praktis tentang arti hidup kudus di hadapan Allah (Im. 19:2). Kekudusan yang sejati diwujudkan melalui keadilan, kejujuran, dan kasih dalam berinteraksi dengan orang lain, terutama mereka yang lemah dan rentan. Setiap perintah diakhiri dengan peringatan “Akulah TUHAN” untuk menegaskan bahwa ketaatan didasarkan pada karakter Allah Yang Kudus dan adil, yang melihat setiap perbuatan, baik yang tersembunyi maupun yang nyata.
Doa Penutup:
Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk Firman-Mu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan Firman-Mu untuk kemuliaan nama-Mu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya kedalam tangan pengasihan-Mu. Di dalam Yesus Kristus Kami berdoa. Amin.
Pdt. Andar Panuturi Sitompul, S.Th.
Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP
Renungan Harian HKBP, Sabtu, 08 November 2025
Doa Pembuka: Allah Bapa yang bertakhta dalam Kerajaan Surga, terima kasih Bapa atas berkat yang masih bisa kami rasakan hingga saat ini. Sebentar kami akan mendengarkan firman-Mu, kiranya Engkau berkati hati dan pikiran kami agar kami dapat memahami firman-Mu. Di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Renungan:
Mazmur 32:3
“Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari.”
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
Smartphone ataupun gadget yang biasa kita pakai merupkan alat yang luar biasa, sebab dapat mempermudah kehidupan maupun pekerjaan kita. Namun terkadang baterai smartphone tersebut dapat cepat habis tanpa alasan jelas. Setelah kita periksa, ternyata ada beberapa aplikasi yang kita biarkan berjalan terus-menerus di latar belakang. Ada aplikasi yang lupa dimatikan sehingga aplikasi terseebut berjalan terus-menerus tanpa kita ketahui. Aplikasi-aplikasi ini tidak terlihat di layar utama, tetapi secara diam-diam menguras daya smartphone kita.
Dosa yang disembunyikan bekerja seperti aplikasi latar belakang ini. Daud mencoba untuk melanjutkan “hidup normal” dengan berdiam diri, tidak mengakui dosa tersebut, tetapi dosa itu, yang disembunyikan di latar belakang dirinya, terus-menerus menguras energi spiritual dan fisiknya hingga ia merasa hancur. Mazmur 32 Ayat 3 merupakan catatan kerugian Daud selama ia menahan pengakuan dosanya. Ini adalah kesaksian tentang betapa mahalnya harga keheningan dalam hal moral dan fisik. Sekaligus konsekuensi dari dosa tersebut.
“Berdiam diri” sebagaimana dikatakan Daud merupakan upaya untuk melawan suara hati nurani dan suara Tuhan. Meskipun Daud seorang yang taat beribadah, ia akhirnya harus menyalurkan seluruh kekuatannya untuk menahan dan menyembunyikan dosanya, bukan lagi untuk bersekutu atau melayani Tuhan. Sehingga hubungan Daud dengan Tuhan terhenti. Ia tidak lagi menikmati persekutuan. Seluruh fokus batinnya adalah pada bagaimana menjaga rahasia agar jangan sampai dosa-dosanya ketahuan dan perlawanan batin karena menolak dorongan untuk bertobat. Inilah yang menguras pikirannya.
Kehancuran fisik yang digambarkan Daud menunjukkan bahwa dosa bukanlah sekadar masalah rohani; ia memengaruhi seluruh pikiran kita. Dosa yang disembunyikan sangat memengaruhi beban pikiran maupun mental kita.
Keluhan Daud bukan hanya bersifat sesaat, melainkan sudah di tahap kronis, karena berlangsung sepanjang hari. Daud, yang sebelumnya adalah “manusia yang berkenan di hati Allah” dan dikenal suka bersorak, kini menjadi seorang yang suka mengeluh dan putus asa. Hal ini menandakan bahwa orang yang menyimpan dosa cenderung melihat dunia melalui lensa rasa bersalah. Keluhan mereka mungkin diarahkan pada orang lain, pekerjaan, atau keadaan, padahal akar permasalahannya adalah beban batin yang disembunyikan. Mazmur 32:3 ini merupakan panggilan pada diri kita untuk segera sadar. Jika kita merasa lelah secara emosional, lesu secara fisik, atau terus-menerus mengeluh tentang hidup, kita perlu bertanya: “Apakah ada ‘aplikasi tersembunyi’ yang sedang menguras energi hidup saya?”
Oleh sebab itu, marilah kita memutuskan untuk tidak lagi membayar mahal harga keheningan. Mari kita hentikan “aplikasi tersembunyi” dalam diri kita, kita akui dosa kita melalui pengakuan yang jujur kepada Tuhan. Karena di mana ada pengakuan, di situ ada penebusan. Dan di sanalah kita akan mengalami kebahagiaan dan sukacita yang dijanjikan dalam Tuhan Allah kepada kita. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih ya Allah Bapa atas berkat-Mu, kami telah mendengarkan sebagian dari firman-Mu. Ajarkanlah kami agar kami mau untuk melakukan yang sesuai dengan kehendak-Mu. Curahkanlah Roh Kudus-Mu agar kami dikuatkan dan dimampukan dalam menjalani hari-hari kami yang seusai dengan kehendak-Mu. Ampunilah kami akan segala dosa pelanggaran kami, sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Kami serahkan hidup kami ke dalam tangan pengasihan-Mu, dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus kristus, kami berdoa. Amin.
C.Pdt. Haris T. Siagian, S.Th- LPP I di Biro TIK HKBP
Renungan Harian HKBP, Rabu 05 November 2025
Renungan Harian HKBP, Rabu 05 November 2025
Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.
Doa Pembuka: Ya Allah Tuhan kami, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk penyertaan dan kebaikanMu menyertai kami hingga hari yang baru ini. Saat ini ya Tuhan, sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu akan menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa dan menguatkan kami. Kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Amin.
Renungan
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini tertulis dalam:
“Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” (1 Yohanes 3:2)
Saudara-saudari yang terkasih, ketika jemaat Kristen mula-mula sedang menghadapi kebingungan identitas, ada ajaran-ajaran menyimpang yang meragukan kemanusiaan Kristus, tekanan sosial yang membuat para pengikut Kristus merasa kecil, terasing, bahkan tidak dianggap, Yohanes melalui nats ini menegaskan sebuah kebenaran dasar: “Sekarang kita adalah anak-anak Allah.” Identitas ini bukan janji masa depan, tetapi realitas saat ini meski belum sepenuhnya tampak.
Dalam budaya Romawi kuno, status anak angkat sering dipakai untuk menunjuk pada seseorang yang diberi warisan dan hak penuh dalam keluarga baru. Yohanes memakai gambaran ini untuk menyatakan bahwa orang percaya telah menerima status baru, meskipun belum sepenuhnya diakui dunia. Dunia mungkin tidak melihat nilai kita, tetapi Bapa melihat kita sebagai anak-anak-Nya. Menjadi anak Allah adalah sebuah perjalanan pembentukan oleh Allah. Ada kemuliaan yang sedang disiapkan, ada perubahan yang sedang berlangsung dan menjadi anak Allah tidak selsai Ketika kita menjadi percaya, tetapi justru dimulai dan dibentuk meniru Kristus.
Dalam konteks kita hari ini, banyak orang juga mengalami krisis identitas. Kita sering menggantungkan nilai diri pada standar validasi sosial: pekerjaan, penampilan, jumlah pengikut di media sosial, atau penghargaan dari orang lain. Tapi 1 Yohanes 3:2 mengajak kita berhenti dan bertanya: Apakah kita hidup berdasarkan apa yang dunia lihat, atau berdasarkan apa yang Allah tetapkan?
Sebagai orang percaya kita diajak untuk hidup dalam pengharapan yang bukan sekadar berorientasi “masuk surga,” tetapi harus tetap menjaga kemurnian iman kita selama di dunia ini dengan menjadi serupa dengan Kristus memulihkan karakter kita, memurnikan kasih, dan kemuliaan-Nya dinyatakan dalam diri kita. Itu sebabnya Yohanes menegaskan: siapa yang percaya pada pengharapan ini, akan menyucikan dirinya (ayat 3). Identitas melahirkan cara hidup.
Maka bapak ibu dan saudara/i yang terkasih marilah kita berefleksi bahwa apakah kita hidup sebagai anak-anak Allah yang sedang bertumbuh? Apakah kita menyadari bahwa hidup kita bergerak menuju perjumpaan dengan Kristus? Jika ya, maka setiap hari adalah kesempatan untuk mencerminkan kemuliaan-Nya, meski masih belum sempurna.Kita belum selesai dibentuk. Tapi kita sudah dikasihi. Dan kita akan disempurnakan ketika Kristus dinyatakan.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu. Ajar kami ya Tuhan untuk selalu berharap dan berpegang teguh hanya kepadaMu. Biarlah rohMu ya Tuhan menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Renungan Harian Marturia HKBP, Rabu 05 November 2025
Pdt. Nazar M.E. Nainggolan, S.Th- Staf di Kantor Sekjend HKBP
Renungan Harian HKBP, Selasa 04 November 2025
Renungan Harian HKBP, Selasa 04 November 2025
Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah yang Mahakuasa, Mahapengasih, Bapa kami di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucap syukur dengan segenap hati kami, karena Engkau memelihara hidup kami sampai saat ini. BerkatMu menenteramkan hidup kami untuk merenung sejenak, dan mendengarkan suara-Mu yang penuh kasih. Kiranya melalui renungan ini, Engkau berbicara kepada kami dan membuka mata hati kami untuk melihat kebenaran-Mu. Biarlah setiap kata yang terdengar mengarahkan kami lebih dekat kepada-Mu, dan membawa perubahan dalam hidup kami yang memuliakan nama-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami, kami berdoa. Amin.
Renungan
Mazmur 68 : 21
“Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan,
ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.”
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Pernahkah kita berpikir, mengapa manusia, sekuat apa pun, sepintar apa pun, tetap selalu membutuhkan pertolongan? Kita bisa melakukan banyak hal hebat: mengendalikan teknologi, membangun kota, bahkan menjelajahi luar angkasa. Namun kita tidak selalu bisa mengendalikan hidup kita sendiri. Kadang hati kita gelisah, pikiran kacau, dan kita kehilangan arah. Ada saat-saat di mana kita harus mengakui bahwa kita tidak bisa berdiri sendiri. Bahwa ada batas dari kekuatan manusia. Dan di saat itulah, kita baru sadar, kita butuh Tuhan. Kita berbisik dalam hati, “Tuhan, tolonglah aku.”Firman Tuhan hari ini berkata: “Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.”
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Ayat ini ditulis oleh Daud, bukan ketika hidupnya tenang, melainkan saat ia berada di tengah bahaya dan peperangan. Namun di tengah segala ketakutan itu, Daud menyadari bahwa kemenangan sejati bukan datang dari pedangnya, tetapi dari Tuhan yang menyertainya. Allah selalu menolongnya, bukan hanya sekali, tapi terus-menerus. Artinya, Tuhan tidak berhenti bekerja setelah kita ditolong satu kali. Ia selalu siap menolong kita lagi, dan lagi. Itulah sifat kasih-Nya, tidak terbatas, tidak berubah. Mazmur ini ingin mengingatkan kita semua bahwa setiap orang sedang berjuang di “medan perang” masing-masing. Ada yang berjuang melawan rasa takut, ada yang berjuang melawan tekanan hidup, ada yang sedang kehilangan semangat dan harapan. Namun pesan Tuhan tetap sama, Ia ada bagi kita. Ia dekat, bukan jauh. Ia bukan hanya Allah yang kita dengar di gereja, tetapi Allah yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Tuhan menyelamatkan kita bukan hanya dari bahaya besar, tetapi juga dari hal-hal kecil yang perlahan mencuri damai sejahtera kita: dari rasa khawatir, dari keputusasaan, dari rasa tidak berharga. Ia ingin memulihkan hati kita dan mengangkat kepala kita kembali. Mungkin hari ini kita sedang merasa lemah, kecewa, atau tak berdaya. Tetapi percayalah, Tuhan tidak meninggalkan kita. Dia tetap bekerja, meski kita tidak selalu melihatnya. Dia memegang tangan kita, menuntun kita melewati setiap badai. Oleh karena itu, mari hari ini kita berkata dalam hati: “Tuhan, Engkaulah penolongku. Engkaulah yang menyelamatkan aku dari keputusasaan dan ketakutan. BersamaMu, aku tidak akan menyerah.” Amin.
Doa Penutup: Ya Tuhan Allah yang menyelamatkan, kami bersyukur karena Engkau tidak pernah meninggalkan kami. Dalam setiap pergumulan dan kelemahan kami, Engkau tetap hadir dan memberi kami kekuatan. Terima kasih karena Engkau adalah Allah yang memberi keluputan dari maut, yang menolong kami bukan hanya sekali, tetapi setiap hari. Tolonglah kami agar tetap percaya dan bersandar hanya kepada-Mu, meskipun hidup ini tidak selalu mudah. Peganglah tangan kami, ya Tuhan, bimbing kami melewati setiap badai, dan jadikan kami saksi kasih dan kuasa-Mu dalam kehidupan ini. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
C.Pdt. Johannes Sibarani, S.Th- LPP III di Biro Ibadah Musik HKBP
Renungan Harian HKBP | 25 Oktober 2025
Renungan Harian HKBP, Sabtu 25 Oktober 2025
Doa Pembuka: Terpujilah Engkau Tuhan yang senantiasa memberkati kami pribadi lepas pribadi dalam setiap aktivitas kehidupan kami. Kami akan memulai segala kegiatan kami pada pagi hari ini engkau yang memberkati kami, terlebih firmanMu yang akan menjadi pedoman bagi kehidupan kami, berkati hati dan pikiran kami supaya kami dipenuhkan oleh hanya karna FirmanMu. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa kepadaMu. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi pedoman dalam menjalani hari ini di hari Sabtu 25 Oktober 2025 tertulis di Ayub 33:13-14 “Mengapa engkau berbantah dengan Dia, bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu? Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi manusia tidak memperhatikannya.” Demikianlah firman Tuhan.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih dalam nama Tuhan. Dalam Kitab Ayub, kita menemukan dialog panjang antara Ayub yang sedang menderita dan teman-temannya yang berusaha menghibur. Ayub merasa Tuhan diam, seolah-olah doanya tak didengar. Namun, Elihu, seorang pemuda yang bijaksana, mengingatkan Ayub bahwa Tuhan memang berbicara—bukan selalu dengan suara menggelegar atau jawaban instan, tapi melalui cara-cara yang halus dan seringkali tak terlihat. Ayat ini mengajak kita merenungkan bagaimana Tuhan berkomunikasi dengan kita di tengah kebingungan hidup.
Pernahkah kita merasa seperti Ayub? Saat masalah menumpuk—pekerjaan mandek, hubungan retak, atau kesehatan menurun—kita bertanya, “Tuhan, mengapa Engkau diam?” Kita berbantah dalam hati, mengira Tuhan tak peduli atau tak mendengar keluhan kita. Tapi Elihu mengingatkan: Tuhan selalu berbicara. Ia melakukannya “dengan satu dua cara”—mungkin melalui firman-Nya yang kita baca pagi itu, nasihat dari sahabat, hembusan angin yang menenangkan, atau bahkan melalui mimpi dan penglihatan yang tak kita sadari. Masalahnya bukan pada Tuhan yang diam, tapi pada telinga kita yang tuli. Kita sering terlalu sibuk dengan hiruk-pikuk dunia hingga lupa memperhatikan suara-Nya yang lembut (seperti yang dikatakan dalam 1 Raja-raja 19:12).
Bayangkan jika Tuhan selalu menjawab secara dramatis—petir menyambar atau malaikat turun—mungkin kita akan takut, bukan semakin dekat. Sebaliknya, Ia memilih cara yang membangun iman kita: mengajak kita mencari, mendengar, dan bergantung sepenuhnya pada-Nya. Di tengah penderitaan Ayub, Tuhan akhirnya berbicara melalui angin topan (Ayub 38), tapi sebelum itu, Ia sudah berbicara melalui ciptaan-Nya sepanjang waktu.
Pesan Utama Ayat Ini
Tuhan selalu berbicara kepada manusia, tetapi tidak selalu dengan cara yang dramatis atau langsung seperti yang kita harapkan. Ia berkomunikasi “dengan satu dua cara” (melalui firman, mimpi, penglihatan, atau peristiwa sehari-hari), namun kita sering kali tidak memperhatikannya karena terlalu sibuk berbantah atau mengeluh atas keheningan-Nya. Pesan ini menekankan bahwa keheningan Tuhan bukan ketidakhadiran, melainkan undangan untuk mendengar lebih dalam—bukan menuntut jawaban instan, tapi membangun hubungan yang lebih intim.
Relevansi Bagi Kehidupan Kita
Dalam kehidupan sehari-hari yang penuh distraksi—seperti notifikasi ponsel, tekanan kerja, atau krisis pribadi—pesan ini mengingatkan kita untuk berhenti “berbantah” dengan Tuhan dan mulai mendengarkan. Misalnya:
- Di Tengah Penderitaan: Seperti Ayub, kita mungkin merasa doa tak dijawab, tapi Tuhan bisa berbicara melalui teman yang memberi nasihat bijak atau ayat Alkitab yang tiba-tiba “hidup”. Ini membangun ketabahan dan iman, bukan frustrasi.
- Praktik Harian: Luangkan 5-10 menit untuk refleksi diam, membaca firman, atau berjalan di alam—cara sederhana untuk “memperhatikan” suara Tuhan. Hasilnya? Ketenangan batin, keputusan yang lebih bijak, dan hubungan yang lebih dekat dengan-Nya.
- Dampak Jangka Panjang: Di era digital ini, di mana kita sering mencari jawaban cepat dari Google atau media sosial, pesan ini mengajak kita kembali ke esensi iman: percaya bahwa Tuhan aktif meski tak terlihat, sehingga kita hidup lebih penuh makna dan harapan.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu yang memberikan pemahaman dan kekuatan untuk memenangkan hari ini di dalam kemuliaan namaMu. Berkatilah setiap pekerjaan kami, lindungi dan jaga setiap orang tua kami, keluarga kami, jemaatMu, anak-anak kami dalam menjalani kehidupannya dan pendidikannya. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan unuk selamanya kedalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Pdt. Pangihutan Hasibuan, S.Th
Pendeta Fungsional di Biro Remaja Naposobulung HKBP
Renungan Harian HKBP | 22 Oktober 2025
Renungan Harian Marturia HKBP, Rabu 22 Oktober 2025
Doa Pembuka: Allah Bapa yang bertakhta dalam kerajaan surga, terima kasih Bapa atas berkat peyertaanmu yang masih bisa kami rasakan sampai saat ini. Sebentar kami akan mendengarkan FirmanMu, tinggallah di dalam kami agar kami dapat mengerti FirmanMu. Di dalam AnakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Renungan: Wahyu 3:11
“Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.” Demikian Firman Tuhan.
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Tentu kita tidak asing lagi dengan perlombaan lari estafet. Di mana dalam perlombaan ini setiap pelari dituntut tidak hanya mampu berlari kencang, tetapi juga untuk terus fokus memegang tongkat estafet sampai garis finish. Sebab apabila sekali tongkat itu jatuh, kemenangan tim akan menjadi hilang, dan kesempatan untuk menerima medali/mahkota kehormatan pun menjadi pupus, meskipun ia sudah berlari dengan baik di awal pertandingan.
Peringatan agar tetap fokus dalam menjaga kecepatan berlari sambil memegang tongkat estafet itulah yang ingin disampaikan kepada kita melalui Firman Tuhan pada hari ini. Peringatan pertama dalam teks ini adalah sebuah peringatan yang mendesak: “Aku datang segera”. Frasa ini tidak hanya berbicara tentang waktu (kapan), tetapi lebih kepada sikap (kesiapan) dalam menyambut kedatangan-Nya. Artinya, kita harus hidup dalam keadaan selalu siaga, karena waktu kedatangan-Nya tidak terduga, dan itu akan mengubah segalanya. Kedatangan-Nya adalah harapan kita, tetapi juga batas waktu untuk perjuangan iman kita.
Yang kemudian, peringatan kedua ialah, “peganglah apa yang ada padamu” merupakan peringatan agar kita tetap memegang teguh tongkat estafet kita, iman kita, kasih, dan pelayanan yang kita lakukan. Panggilan ini adalah panggilan untuk bertekun dalam kualitas rohani kita, sekecil apa pun itu, dan jangan biarkan godaan dunia merampasnya.
Oleh sebab itu saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, dalam menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, sesungguhnya tidak ada lagi waktu bagi kita untuk berleha-leha, tidak ada lagi waktu bagi kita untuk menunda pelayanan kita, kita sudah harus siap menyambut-Nya. Jangan lagi beri kesempatan bagi diri kita untuk menjadi lengah, untuk menjadi tidak waspada. Sebab kedatangan-Nya tidak bisa kita prediksi. Kedatangan-Nya tidak bisa kita ketahui. Untuk itu kita diingatkan untuk terus fokus memegang “tongkat estafet” kita. Agar kita tidak kehilangan tongkat kita. Tidak kehilangan kemenangan kita, dan tidak kehilangan mahkota kita. Tuhan menyertai kita semua. Amin
Doa Penutup: Kita berdoa! Terima kasih Tuhan atas firmanMu kepada kami pada saat ini. Kiranya melalui FirmanMu, kami menjadi sadar, kami menjadi waspada, kami menjadi siap untuk menyambut kedatanganMu. Ajarlah kami untuk tetap setia pada firmanMu. Kami serahkan hidup kami ke dalam tanganMu, hanya dalam AnakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
C.Pdt. Haris T. Siagian, S.Th- LPP I di Kantor Biro TIK HKBP
Renungan Lainnya
HKBP Channel
Video Terkait Lainnya
34:11
34:13
49:11
58:01
6:13
12:37
13:35
3:33
15:52
15:10
