HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN

Renungan Harian HKBP

Renungan Terkini

RENUNGAN HARIAN 27 Desember 2025

Shalom Saudara/i terkasih dalam Yesus Kristus, sebelum kita mendengarkan renungan pada hari ini marilah kita berdoa: Kasih karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus dan damai sejahtera dari Tuhan Allah kiranya memberkati kita semua. Amin

Firman Tuhan pada hari ini tertulis dalam Matius 2:13 demikian bunyinya: Setelah orang-orang Majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah disana sampai aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu, untuk membunuh Dia. Demikian Firman Tuhan

Saudara saudari, yang terkasih dalam Yesus Kristus suatu waktu seseorang menghampiri kita dan berkata maukah kamu pergi ke sana dan menikahi seseorang yang tidak kamu kenal sama sekali? Apa Jawab kita. Tentu kita tidak mau. Sebab siapa yang ingin melangkah dalam ketidakpastian. Tetapi Yusuf adalah patron ketaatan untuk kita semua, dia memilih untuk taat disaat ia tidak mengerti perintah tersebut. Ada kalanya Tuhan berbicara kepada kita disaat kita tidak siap, disaat kita istirahat atau baik-baik saja, disaat kita lelah, disaat kita tidak baik-baik saja, bahkan disaat kita dalam persoalan. Pergi ke Mesir adalah tidak mudah karena itu tempat yang asing,  dan tidak nyaman sebab segala sesuatu berubah, suasana menjadi baru, lingkungan baru, budaya baru, pekerjaan baru dll. Lantas bagaimana jika kita yang disuruh, apakah kita menurut atau banyak tanya membuat waktu kita habis dan kita dalam bahaya. Sebab apa yang Tuhan perintahkan bukan untuk menjatuhkan atau membuang kita tetapi menyelamatkan kita.

Suatu waktu seorang supir hendak mengantar pelanggannya ke suatu tujuan. Tiba-tiba GPS menyuruhnya untuk memutar lebih jauh. Ia kesal sebab jalan yang ditunjuk terlalu jauh, dan melewati gang yang sempit. Namun ia akhirnya turut juga. Setelah ia berbalik arah, ia mendengar berita di Radio bahwa jalan utama yang biasa ia lalui longsor karena curah hujan selama Desember ini. Ia akhirnya berterimakasih kepada Tuhan sebab GPS telah menyelamatkannya. Hidup kita terbatas, kita tidak tahu apa yang akan terjadi didepan, tapi yang pasti Tuhan tahu dan akan selalu berusaha melindungi kita. Mungkin Tuhan menyuruh kita menjauhi seseorang atau teman kita meninggalkan kita, sebab Tuhan tahu bahwa orang itu memilki pergaulan dan kebiasaan yang buruk. Bahkan ketika hidup berubah mendadak seperti tubuh kita tiba-tiba sakit, kita tiba-tiba kehilangan pekerjaan, kita mungkin sudah berencana kesana tetapi Tuhan mengubah semua rencana itu. Itu semua adalah bentuk penyertaan Tuhan melalui segala sesuatu yang kelihatannya tidak masuk akal. Bapak Ibu sebentar lagi kita akan melangkah ke tahun 2026 yang penuh dengan ketidaktahuan. Kita takut terhadap bencana dan ekonomi yang sulit. Untuk itu kita diajak agar belajar percaya pada suara Tuhan dan ketika Tuhan menyuruh kita untuk pergi ke suatu tempat kita percaya bahwa Tuhan sudah mendahului langkah kita dan menantikan kita di tempat yang baru tersebut. Dia hanya perlu kita melangkah pada suatu keputusan yang berani bukan tinggal dalam hidup yang penuh drama. Selamat mentaati perintahNya yang melindungi kita dari bahaya didepan dan selamat menantikan masa depan yang baru yang penuh perlindungan Tuhan. Amin

Terima kasih Tuhan untuk firman mu yang sudah kami dengarkan yang mengajari kami untuk tetap patuh pada perintahmu. Kami juga memohon Tuhan berkatilah seluruh pelayanMu yang tetap memberitakan firman Mu agar tetap sehat dan semangat, begitu juga seluruh jemaatmu dan apa yang mereka kerjakan agar menjadi berkat bagi kami semua, ampuni kami dari seluruh dosa pelanggaran kami didalam nama anakmu Tuhan Yesus Kristus. Kami sudah beroda, Kasih karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia dari Allah Bapa serta penyertaan Roh Kudus kiranya memberkati kita semua. Amin


Pdt. Mikha Uli Simanungkalit S.Si Teol – Staf Biro Urusan Dana Pensiun HKBP

 

Renungan Marturia Pesta Natal II Jumat, 26 Desember 2025

“Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, itulah yang menyertai hati dan pikiranmu. Di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin!”

Shalom! Selamat Hari Natal!

Firman Tuhan yang menjadi perenungan bagi kita dalam Pesta Natal II ini, tertulis di dalam Surat Ibrani 1:1-4. Firman Tuhan berkata:

“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.” Demikianlah Firman Tuhan. Syukur kepada Allah.

Natal adalah perayaan yang membawa sukacita bagi kita semua. Sukacita tersebut seringkali disimbolkan dengan berbagai kemeriahan. Ada yang dengan hiasan dan dekorasi yang meriah,  lampu yang berkelap-kelip, lilin-lilin yang dinyalakan, nyanyian bernuansa Natal dan lain sebagainya. Namun demikian, apakah kita sudah dengan sungguh memahami dan memaknai sukacita Natal tersebut? Mari kita merenungkannya bersama.

Dalam Firman Tuhan pada perayaan Natal kedua ini, kita diteguhkan kembali dengan keluhuran dan kemuliaan sejati Yesus Kristus. Berdasarkan isi surat kepada jemaat Kristen-Yahudi yang sedang menghadapi penganiayaan dan tekanan yang hebat karena imannya, penulis surat meneguhkan mereka dengan kebenaran Firman tentang Yesus Kristus. Kebenaran yang menyatakan dengan tegas bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan janji Allah kepada umat manusia. Sebagaimana yang telah Allah sampaikan berulangkali dalam pelbagai cara melalui para nabi bahwa Allah menjanjikan Sang Juru Selamat bagi umatNya. Sang Juruselamat tersebut bukanlah manusia biasa. Ia bukan bagian dari para nabi yang dipakai Allah untuk menyampaikan nubuatan-Nya kepada umat, Ia adalah penggenapan nubuat itu sendiri. Kedudukan-Nya mengatasi segalanya bahkan para malaikat yang berada di atas langit sekalipun. Ia sudah ada sejak segala sesuatunya diciptakan dan Ia duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Kuasa. Ia adalah Cahaya Kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah itu sendiri. Inilah kebenaran yang menjadi anugerah terbesar dan dikaruniakan Allah bagi umatNya.

Jemaat sekalian, kebenaran inilah yang menjadi sukacita Natal sesungguhnya bagi kita, yakni Yesus Kristus. Firman Allah telah digenapi di dalam Yesus Kristus dan Yesus Kristus itulah Firman. Kehadiran-Nya di tengah dunia adalah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut. Manusia yang tadinya ada di dalam kegelapan kini telah hidup dan menjadi bagian di dalam Cahaya Kemuliaan Allah di dalam Yesus Kristus. Oleh karenanya sudah sepatutnya kita bersukacita di hari Natal. Kita boleh saja merayakannya dengan segala kesemarakan Natal. Namun demikian, berilah ruang pada Cahaya Kemuliaan Allah itu untuk tinggal di dalam hati kita agar kita pun turut memancarkan terangNya di tengah dunia ini. Utamanya, di Natal tahun 2025 ini, ketika dunia di sekeliling kita masih dipenuhi dengan kegelapan karena kejahatan, keserakahan, kebodohan, dan sebagainya maka jadilah bagian dari pancaran Cahaya Kemuliaan Allah di tengah dunia. Tolonglah mereka yang kesusahan, hiburkanlah mereka yang berduka, saling mengasihilah bagi semua. Kiranya Allah memampukan. Amin!

Kita berdoa “Kami bersyukur untuk sukacita Natal ini, ya Kristus. Engkau berkenan hadir di tengah kami memberikan terang, sukacita, dan keselamatan bagi kami. Tolonglah kami untuk dengan sungguh menghayati kebenaran Firman-Mu pada hari ini. Teguhkanlah dan topanglah kami di dalam melawan kegelapan dunia ini karena Engkaulah Cahaya Kemuliaan yang sejati. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin ”

Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kamu sekalian. Amin.

Pdt. Serly Tampubolon

Renungan Marturia Pesta Natal I, 25 Desember 2025

Bapak, Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…Selamat hari Natal.

Untuk mengawali Perayaan Natal ini, kita akan bersekutu dengan Tuhan melalui Firmannya. Marilah kita berdoa :

“Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, tulah yang memelihara hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin”

Firman Tuhan yang menjadi khotbah bagi kita pada Perayaan Pesta Natal I,  tertulis dalam:

Lukas 2:1-7 “ Kelahiran Yesus”

Kelahiran Yesus berlangsung dalam kondisi sedang mengalami krisis ekonomi di wilayah pemerintahan kaisar Agustus. Kaisar mengadakan sensus penduduk untuk mengatur pajak. Allah memakai sensus tersebut untuk mengatur agar Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem pada waktu yang tepat. Di sini nyata bahwa peristiwa kelahiran Yesus benar-benar berlangsung dalam sejarah dunia, Ia mengatur sejarah sehingga perintah Kaisar Agustus menjadi alat bagi-Nya untuk merealisasikan rencana agung-Nya. Sejarah berada dalam kekuasaan Allah.

Ada tiga hal yang menjadi pesan bagi kita melalui kelahiran Yesus Kristus.

Pertama: Kelahiran Yesus di palungan adalah tindakan kerendahan hati yang luar biasa, yang harus menjadi teladan bagi kita untuk tidak hanya mencari kemuliaan, tetapi juga siap merendahkan diri.

Kedua: Natal adalah pengingat bahwa Allah peduli pada semua orang, terutama yang lemah dan terpinggirkan. Keterlibatan Allah melalui kelahiran di palungan menunjukkan bahwa Ia hadir di tengah kesulitan manusia. Bagi saudara-saudara yang terdampak benaca banjir dan tanah longsor, Tuhan juga hadir. Jika kita merasa tidak ada yang memerhatikan atau perduli dengan kita, ingatlah Allah perduli padamu, padaku dan kita semua. Ia mengerti apa yang kita alami.  Mari kita belajar bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal dalam kehidupan untuk kebaikan setiap orang yang berkenan kepada-Nya. Marilah kita belajar memercayai Dia serta menaati kehendak-Nya dan mempersilahkan Tuhan Yesus lahir dalam hidup kita, memimpin hidup kita.

Ketiga, Yesus lahir di dalam palungan, mengingatkan kita bahwa keselamatan tidak bergantung pada status atau kekayaan, melainkan pada hati yang terbuka dan relasi yang tulus dengan sesama. Keselamatan itu diawali oleh Dia yang rela mengosongkan diri, memasuki kehidupan manusia yang berdosa dan memberi keselamatan. Hal itu merupakan bukti cinta kasih  Allah yang begitu besar bagi dunia, yang rela mengorbankan segalanya demi keselamatan manusia. Kiranya Natal ini menggugah kita untuk menghayati kasih dan pengorbanan Yesus, sehingga kita jauh dari kesombongan, egoisme.    Selamat merayakan Natal. Amin.

 

************************

 

Zakaria 9:9-10

Firman Tuhan ini, merupakan nubuat tentang kedatangan Raja yang adil dan jaya yang akan datang dengan kerendahan hati menunggangi keledai, yang kemudian diidentifikasi sebagai Yesus Kristus. Raja ini akan membawa damai kepada bangsa-bangsa, melenyapkan senjata perang, dan menegakkan kerajaannya yang mencakup seluruh bumi.  Pertama: Di sini dijelaskan kedatangan seorang raja yang adil dan menyelamatkan. Ini adalah gambaran seorang pemimpin yang tidak datang dengan kekuatan militer seperti raja-raja pada umumnya, tetapi datang dengan kerendahan hati. Kedua:  Raja itu datang dengan mengendarai “anak keledai”, yang menandakan kesederhanaan dan kerendahan hati, sesuai dengan makna simbolis dari keledai sebagai tunggangan yang rendah hati.Nubuat ini secara spesifik mengacu pada kedatangan Yesus Kristus, yang memenuhi ciri-ciri ini saat dielu-elukan di Yerusalem, seperti yang dicatat dalam Injil.

Pada saat kedatangan Raja damai, Ia akan menghapus semua senjata perang seperti kereta dan kuda, yang berarti pemerintahan-Nya akan membawa perdamaian mutlak dan mengakhiri konflik. Ia akan “memberitakan damai kepada bangsa-bangsa,” menunjukkan bahwa kerajaan-Nya akan bersifat universal dan membawa rekonsiliasi antara manusia dengan Tuhan dan sesama manusia. Kekuasaan dan pengaruhnya akan membentang “dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi,” yang merupakan metafora untuk kekuasaan yang tak terbatas dan mencakup seluruh dunia.  Karena itu, mari kita sambut Raja Damai yaitu Yesus Kristus, maka hidup kita akan dibaharui, relasi seorang kepada yang lain, atau bangsa dengan bangsa, kembali berlangsung dalam relasi yang damai-tenteram, jauh dari perang atau permusuhan. Amin.

 

– Pdt. Daniel Napitupulu

Renungan Marturia, Rabu, 24 Desember 2025

“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin

Bapak/Ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus, Firman Tuhan yang akan kita dengarkan pada  Malam Natal saat ini diambil dari Injil  Matius 1 : 18 – 25 :

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri (18). Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam(19). Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus (20). Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (21). Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: (22). “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” yang berarti: Allah menyertai kita (23). Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, (24) tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus (25).

Bapak.ibu saudara/i, ada 3 hal yang bisa kita lihat melalui perikop ini :

Pertama, ketika kita membaca nats ini kita diingatkan bahwa Allah memang terkadang bekerja tidak seperti yang kita harapkan, tidak sesuai dengan alur pemikiran kita, tidak jarang juga menempatkan kita pada posisi yang tidak menyenangkan. Kita lihat hal tragis yang dialami Maria. Dia sudah mengandung, bukan karena hubungan dengan tunangannya: Yusuf. Demikian juga dengan tunangannya, Yusuf masih amat menyayangi Maria, tetapi Yusuf seolah-olah tidak mempunyai pilihan lain. Ia harus menceraikannya, karena dia tidak mau mencemarkan nama Maria di muka umum.  Menceraikan orang yang sangat dicintainya, LUARBIASA bukan. INILAH CARA TUHAN. Manusia tidak pernah terpikir sejauh itu, cara Tuhan tidak pernah terduga oleh manusia. Tapi ingat saudara, Tuhan tidak pernah melupakan janjiNya. Mari kita ingat bagaimana jalan hidup Yusuf yang diatur oleh Tuhan. Dia harus melalui proses yang sangat panjang, dimulai dari pembuangan dirinya ke sumur, penjualan dirinya kepada orang kaya, dipenjara 7 tahun, hanya untuk mendapatkan saat Tuhan mengangkat dirinya menjadi perdana menteri. Semakin banyak kita menjalani latihan dari Tuhan semakin tinggi pula kedudukan yang diberikan Tuhan kepada kita. Yesaya 55:8-9 juga mengingat kita “sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukan jalanKu, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dan bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu, dan rancanganKu dari rancanganMu”. Sekarang, coba kita bayangkan! Betapa sulitnya posisi Maria saat harus mengandung sebelum menikah. Pernahkan kita bayangkan seandainya kita di posisi Maria saat itu?! Bayangkan juga betapa sulitnya posisi Yusuf ketika ia mendapati Maria, kekasih yang sangat disayanginya sudah mengandung…sudah hamil sebelum mereka menikah.

Ini kadang-kadang terjadi dalam kehidupan kita. Ada saja segi-segi yang tragis dalam hidup kita. Kesehatan kita tidak selalu baik. Usaha kita tidak selalu sukses. Kita sudah berusaha keras menjaga kesehatan kita, makan-minum bahkan tidur selalu teratur.. e.. sakit juga. Kita sudah berusaha keras, bekerja dengan tekun dan jujur… e.. ditipu orang juga, atau tetap belum berhasil sampai sekarang. Kita diingatkan bahwa itulah dimensi dari kehidupan kita.

Ketika kenyataan hidup tidak seperti yang kita harapkan, tidak seperti yang kita inginkan, datanglah pada Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus dapat melakukan apapun. Apa yang tidak mungkin bagi manusia mungkin bagi Tuhan. Tidak ada yang mustahil.

 

Yang kedua, kita diingatkan tentang bagaimana sikap kita yang terbaik ketika kita menghadapi kenyataan kehidupan yang tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Kita lihat sikap Maria yang tertulis dalam Lukas 1:38 “sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah aku menurut perkataanMu itu”. Kita dapat merasakan kepasrahan Maria secara total kepada kehendak Allah, menyerah tanpa syarat, percaya penuh bahwa Allah akan memberi yang terbaik untuk hidupnya. Demikian juga dengan sikap Yusuf, dalam Matius 1:24 dikatakan “Sesudah bangun dari tidurnya Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya. Mereka sama-sama TAAT. Yusuf mau dengan ikhlas menerima apapun yang ditentukan Tuhan, betapapun beratnya dan sulitnya itu, betapapun itu tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Tetap taat, tetap setia. Ikhlas menerima apa yang ditentukan Allah. Ketaatan mereka itulah yang menjadikan mereka menjadi keluarga kudus. Melahirkan Anak laki-laki yang berasal dari Roh Kudus dan yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa (Baca ay.19 – 20). Siapa yang menduga saat itu bahwa Maria dan Yusuf adalah orang yang dipilih Allah untuk menjadi orangtua Juru Selamat Dunia? Akhirnya mereka memperoleh buah dari ketaatan, kesetiaan dan kesabarannya.

Termasuk bencana alam yang belakangan ini secara gilir berganti terjadi di negeri Indonesia yang tercinta ini, banjir bandang, tanah longsor. Saya yakin tidak ada satupun kita yang hidup di negeri ini menginginkan hal itu terjadi, terlebih saudara-saudara kita yang lansung mengalaminya. Peristiwa itulah yang tidak pernah diinginkan tetapi harus terjadi dan diterima. Maka dari itu kepada saudara-saudari kami  dimana saja yang mendengarkan renungan ini, satu hal yang perlu saya sampaikan “Kalaulah Allah Pencipta langit dan bumi ini membiarkan bencana itu terjadi, dan anda yang mengalaminya, ingatlah Allah tidak akan membiarkan anda. Tuhan Yesus meminta kita BERTAHANLAH, tetaplah setia dan taat, walau dalam penderitaan karena yang perlu bukan apa hasil dari perlombaan hidup, tapi apakah kita bertahan sampai akhirnya…sehingga kita memperoleh mahkota kehidupan.

Ketiga, IMANUEL, Allah menyertai kita. Hidup ini memang tidak selalu enak, tetapi Imanuel, Allah menyertai kita. Hidup ini tidak selalu sukses tetapi Allah menyertai kita. Kita tidak selalu sehat, tetapi Allah menyertai kita. Kalau kita sungguh percaya hal ini, bahwa Allah beserta kita, maka apapun yang datang menimpa kita, kita tidak akan kalah dan tidak perlu kalah. Esok kita akan merayakan hari Natal. Memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus. Kita kembali mengingat rangkaian peristiwa tentang kelahiran Juruselamat kita, seseorang, bayi lahir di kandang domba. Dibalik bayi yang terbaring lemah diatas palungan yang amat sederhana itu, sesungguhnya  tersembunyi suatu kuasa besar yang luar biasa, yang tidak terkalahkan. Kuasa Allah, kuasa Imanuel, kuasa penyertaan Allah.

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan, Advent mengajak kita untuk tidak pernah berhenti berharap. Saya perlu katakan sekali lagi JANGAN PERNAH BERHENTI BERHARAP TENTANG APAPUN JUGA DALAM HIDUP INI, sampaikan semuanya kepada Allah, berharaplah selalu padaNya. Kepada saudara yang mengalami penderitaan sampai sekarang ini karena bencana alam secara bergantian tanpa kompromi, yang mengakibatkan banyak korban, sehingga kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Dan untuk saudara yang menderita hingga saat ini karena ketidakadilan, di posisi tidak berdaya, atau saya pakai bahasa saudara kita “dizolimi” oleh pimpinan, oleh keluarga sendiri, atau difitnah orang lain. Selalu di posisi lemah dan tidak  didengar. Atau pada saat ini saudara menderita karena dianiaya, bukan hanya secara fisik tetapi juga jiwa saudara, menderita lahir bathin. Ingatlah jangan putus asa, berharaplah pada Allah dan terimalah apapun yang ditentukanNya. Lalu lihat apa yang akan terjadi. Memang bukan segala sesuatu akan menjadi lebih baik, tetapi saudara akan mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi apapun! Dari semua peristiwa yang kita alami banyak hal yang dapat kita petik. Ingatlah, didalam sukacita ataupun dukacita, Allah selalu menyertai kita. Amin

 

Marilah kita berdoa :

Ya Allah Bapa kami yang Mahakasih, kami sungguh bersyukur untuk anugrah yang Engkau berikan bagi kami. Engkau rela menjadi manusia, lahir ke bumi, agar merasakan apa yang kami rasakan. Berkorban untuk keselamatan kami. Pada malam natal ini kami kembali diingatkan bahwa Engkau selalu ada untuk kami. Apapun yang harus kami alami dalam hidup ini…Engkau pasti beserta kami. Semua itu bukan karena kebaikkan kami, tetapi penyertaan itu karena kasih karuniaMu saja. Ajari kami untuk selalu mengingat kasih setiaMu sehingga kami selalu hidup dalam pengharapan. Berilah kekuatan dan penghiburan kepada semua saudara saudari kami yang mengalami bencana, dukacita, agar mereka kuat melewati semua pergumulan itu. Berikanlah kesembuhan kepada saudara kami yang sampai saat ini dalam keadaan lemah, karena sakit atau karena penderitaan. KepadaMu saja kami meletakan pengharapan kami. Kami percaya bahwa Engkaulah Allah yang hidup, yang lebih tahu apa yang kami butuhkan saat ini. Kami serahkan tubuh, jiwa dan raga kami hanya ke dalam tangan pengasihanMu. Terimalah pemohonan kami ini yang kami sampaikan hanya di dalam AnakMu, Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Amin.

Kasih setia dari Tuhan Yesus Kristus, anugrah dari Allah Bapa, dan persekutuan Roh

Kudus yang menyertai saudara sekalian. Amin

Pdt. Susi Hutabarat – Biro Ibadah

RENUNGAN MARTURIA Selasa, 23 Desember 2025

Doa Pembuka:

Allah Bapa yang kami sembah di dalam Anak-Mu, Tuhan Yesus Kristus. Kami bersyukur atas semua nikmat hidup yang telah Tuhan berikan pada kami. Tuntunlah kami, ya Tuhan, agar terus mensyukuri hidup kami dan senantiasa terhubung pada-Mu. Terlebih, dalam memahami dan menghidupi Firman-Mu. Amin.

Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan, yang menjadi ayat renungan kita hari ini tertulis di dalam Lukas 1 : 69. Beginilah bunyi Firman Tuhan,

“Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu”

Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan, saat ini kita memasuki masa penantian akan kedatangan Mesias yang kedua kalinya. Beberapa hari lagi kita juga akan merayakan peringatan hari kelahiran-Nya, yang biasanya diiringi dengan pesta dan sukacita. Namun pertanyaannya, bagaimana kita bisa bersukacita ketika keadaan di sekitar kita tidak selalu baik? Ada yang merayakan Natal sambil menanggung pilu kehilangan orang yang dikasihi, kehilangan harta, pergumulan dalam rumah tangga, impian yang belum tercapai, atau tekanan ekonomi yang berat. Di tengah situasi seperti ini, Firman Tuhan mengingatkan bahwa sukacita sejati bukan lahir dari situasi, tetapi dari pengharapan.

Bangsa Yahudi pada masa Zakharia pun hidup dalam tekanan politik Romawi, kondisi ekonomi yang tidak stabil, dan penantian akan pemulihan. Namun di tengah kenyataan itu, Zakharia melalui pujiannya menyatakan bahwa Allah menumbuhkan “tanduk keselamatan bagi kita”. Tanduk keselamatan adalah metafora bahwa Allahlah yang menginisiasi kekuatan dan kemenangan di dalam dan melalui Kristus. Artinya, dalam kesulitan apa pun, Tuhan sanggup memberikan kekuatan untuk bertahan dan menang. Bahkan jauh sebelum Kristus lahir dan menebus dosa dunia, sejak Perjanjian Lama Allah telah setia memelihara umat-Nya, mengingat janji-Nya, dan terus menumbuhkan pengharapan dalam hati umat-Nya. Itulah sebabnya, jika dilihat dari bentuk hymne yang dinyanyikan Zakharia ini, khusus ayat ini adalah sebuah pengakuan iman bahwa di tengah situasi sesulit apapun, Allah sedang bekerja menumbuhkan “tanduk keselamatan”, yaitu kemenangan bagi kita.

Seperti lilin Advent yang kita nyalakan dalam kegelapan, cahayanya memang tidak memusnahkan seluruh gelap. Namun ketika kita memegangnya saat berjalan, terang itu cukup untuk menyinari satu atau dua langkah ke depan, dan langkah-langkah selanjutnya tidak pernah kehilangan sinarnya. Demikian pula pengharapan di dalam Kristus, tidak instan tetapi mampu mengajari kita untuk bertahan dan tetap setia. Karena itu, marilah kita merayakan masa Advent ini dengan pengharapan yang hidup, percaya bahwa Allah sedang dan akan memulihkan keadaan kita di dalam Kristus, Sang Mesias yang kita nantikan. Amin.

Doa Penutup:

Kami memuji Engkau ya Allah yang tidak tinggal diam melihat pergumulan hidup kami. Engkau tetap setia pada janji-Mu untuk terus memulihkan dan menghibur kami dari dulu hingga saat ini, terlebih dalam Anak-Mu, Yesus Kristus yang menyelamatkan kami. Tolong hidupkan terus hati yang penuh pengharapan dalam diri kami, agar kami dengan berani mengakui Tuhan akan memenangkan kami. Amin.

 

CPdt. Rosmauli Sianipar – LPP I di Biro Hukum HKBP

Renungan Marturia Senin, 22 Desember 2025

Punya-Mulah siang, Punya-Mulah juga malam. Engkaulah yang menaruh benda penerang dan matahari.

(Mazmur 74: 16)

Firman Tuhan pada hari ini Adalah sebuah nyanyian ratapan karena Bait Suci yang rusak. Ratapan pemazmur dijelaskan dari ayat 1-11 menyanyikan betapa leluasanya musuh-musuh mencela, betapa bebasnya mereka menindas dan membakar segala tempat pertemuan dengan Allah. Musuh-musuh itu mencela nama Allah. Pemazmur menaikkan pujian dengan penuh harapan, berapa lama lagi ya Allah, Engkau mengingat dan membebaskan kami?

Di Tengan pergumulan dan ratapan itu, pemazmur berharap kepada Tuhan, dengan penuh keyakinan dan harapan mazmur 74: 12-17 menuliskan kebesaran dan keagungan Allah. Ayat pagi hari ini menjelaskan kebesaran dan keagungan Allah atas benda-benda penerang yang Ia ciptakan. Engkau empunya siang juga malam, benda” penerang dan matahari. Saudara/i yang dikasihi Tuhan. Pergumulan, kesulitan dan tantangan kapanpun bisa datang menguji iman dan harapan kita. Baik siang maupun malam, baik saat bekerja atau beristirahat, baik saat tertawa ataupun menangis. Pemazmur tidak sedang menyanyikan nyanyi ratapan tanpa pengharapan. Namun dengan keyakinan teguh, pemazmur menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah dalam setiap aspek kehidupan, dalam setiap perjalanan hidup umatNya.

Di sudut pandang iman lainnya, kita dapat dikuatkan melalui nats hari ini, tentang keberadaan Allah yang terus-menerus menjagai dan melindungi kita. Allah yang selalu setia dengan cinta dan kasihnya. Tidak lekang oleh waktu, zaman, dan keadaan dunia. Allah tetap sama dan setia dengan segala keagungan dan ke Maha-Kuasaannya. Nyanyian Mazmur ini adalah nyanyian penyerahan diri, bahwa sesungguhnya yang membuat kita aman dan nyaman di tengah-tengah pergumulan dunia, hanya bersandar dengan Allah saja. Jauh lebih besar kasih Allah dibandingkan pergumuulan kita saat ini, jauh lebih luas cinta dan kuasa Allah dibandingkan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi saat ini. Serahkan hidupmu pada waktu siang, dan malam, waktu bekerja dan istirahat. Tuhan menyertai kita. Amin

 

Pdt. Trijoel Manullang – Pendeta Fungsional di Biro Oikumene HKBP

HKBP Channel

Video Terkait Lainnya

11 Videos
Scroll to Top