HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
QUICK NEWS
SENTUL, BOGOR (10/9) – Pada tanggal 10 September 2025, Paduan Suara Parompuan HKBP Distrik VIII DKI Jakarta menyelenggarakan kebaktian padang di Highlanders Cafe, Sentul, Bogor. Acara yang bertema “Melalui Puji-pujian, Kami Melayani Tuhan Bersama” ini dihadiri oleh 180 peserta dari enam paduan suara. Praeses HKBP Distrik Jakarta, Pdt. Oloan Nainggolan, S.Th., dalam khotbahnya menekankan pentingnya kesatuan hati dan pikiran dalam pelayanan. Acara ini bertujuan meningkatkan kebersamaan dan menggali potensi untuk memajukan nama HKBP Distrik VIII DKI Jakarta. Kegiatan yang dipandu oleh PS. Hosianna ini dimeriahkan dengan penampilan vokal grup dan kompetisi “choir got talent”. Acara ditutup dengan pengumuman para pemenang lomba, mengakhiri hari penuh persaudaraan dan puji-pujian.
MEDAN (12/9) – Penggalangan Dana HKBP: Malam Doa, Nada, dan Dana Sukses Digelar – Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik X Medan Aceh menggelar acara “Malam Doa, Nada dan Dana” di Medan. Acara yang bertujuan mengumpulkan dana untuk revitalisasi rumah dinas Preses HKBP Distrik 10 Medan Aceh ini berlangsung meriah dan penuh makna. Diawali dengan ibadah yang khusyuk, acara dilanjutkan dengan perayaan ulang tahun Sekjen HKBP Pdt. Rikson M. Hutahaean dan Inang Praeses Boru Nababan. Berbagai tokoh penting memberikan sambutan, diikuti hiburan dari penyanyi ternama seperti Rap Trio dan Nainggolan Brothers. Acara ditutup dengan tradisi mangulosi sebagai bentuk penghormatan. Hingga akhir acara, berhasil terkumpul dana yang signifikan.
PEARAJA, TARUTUNG (11/9) – HKBP menyatakan dukungan penuh terhadap pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Komisi XIII DPR RI mengenai Pelanggaran HAM yang terkait dengan operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) di Danau Toba dan Tapanuli Raya. Dalam pernyataan resminya, Ephorus HKBP mengapresiasi inisiatif strategis DPR RI, khususnya Komisi XIII, yang membentuk TGPF tersebut. HKBP menyatakan kesiapan untuk berpartisipasi aktif dan menyambut positif kehadiran TGPF. Gereja berharap TGPF dapat bekerja secara inklusif dan komprehensif dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam mengkaji dampak kerusakan lingkungan dan konflik sosial akibat aktivitas PT TPL. HKBP juga menyerukan penghentian kriminalisasi terhadap warga dan penegakan hak masyarakat atas tanah leluhur mereka.
BOGOR (9/9) – HKBP Distrik XIX Bekasi Gelar Rapat Pendeta di Bogor — Ratusan pendeta dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik XIX Bekasi berkumpul di Kinasi Resort & Conference, Bogor, untuk Rapat Pendeta tahunan. Acara yang berlangsung dari 8 hingga 10 September 2025 ini mengusung tema “Ciptaan Baru” (2 Korintus 5:17). Rapat ini turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Rikson M. Hutahaean, M.Th dan bertujuan untuk memperkuat peran pendeta dalam melaksanakan tugas pastoral profetik. Para pendeta didorong untuk menghadirkan transformasi gereja dan masyarakat yang bebas dari belenggu korupsi, perjudian, narkoba, perdagangan manusia, dan kerusakan alam. Pertemuan strategis ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret dalam pelayanan gereja di tengah tantangan zaman.
SAMOSIR (9/9) – Dukungan Bupati Samosir untuk Parheheon Ama HKBP – Praeses Distrik VII Samosir Rintalori Sianturi menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, dalam penyelenggaraan acara Tahun Transformasi HKBP dan Parheheon Ama. Rintalori menyoroti kehadiran kaum bapak (Ama) yang sangat minim dalam kegiatan gereja. Menanggapi hal tersebut, Bupati Vandiko menyatakan dukungannya dan berharap acara ini dapat membangkitkan iman umat, khususnya kaum Ama. “Pemerintah akan membantu,” kata Bupati Samosir, menekankan bahwa kegiatan ini adalah tanggung jawab bersama. Ia berharap gereja dan pemerintah dapat bersinergi dalam pemberdayaan masyarakat. Acara yang akan berlangsung mulai 4 Oktober hingga 9 November 2025 ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan rohani dan menambah jumlah kehadiran jemaat di gereja.
PADANGSIDEMPUAN (9/9) – HKBP Gelar Rapat Pendeta di Tabagsel Sumbar, Fokus Transformasi Pelayanan —Pada 8-9 September 2025, para pendeta dari HKBP Distrik I Tabagsel Sumbar berkumpul untuk Rapat Pendeta Distrik (RPD) yang dipimpin oleh Praeses Pdt. Jahor Purba, M.Th. Rapat ini mengusung tema “Transformasi Pelayanan dan Pelayananan,” yang bertujuan untuk memperbarui semangat pelayanan gereja di masa depan. Pdt. Dr. Deonal Sinaga, Kepala Departemen Koinonia turut hadir dalam rapat tersebut turut mengapresiasi Praeses, panitia, dan para pendeta yang mengikuti rapat dengan semangat transformasi. Pertemuan ini diharapkan bisa membawa dampak positif bagi kemajuan HKBP.
MEDAN (9/8) – Prudential Indonesia, bekerja sama dengan Young On Top, menggelar “Muda Sukses Roadshow Goes to Medan” di Universitas HKBP Nommensen. Acara ini bertujuan membantu generasi muda, khususnya yang baru memulai karier, untuk mencapai kemandirian finansial. Roadshow yang dihadiri 534 peserta ini menampilkan berbagai pembicara, termasuk Nuranisa Putri Matahari dari Prudential Indonesia. Ia menekankan bahwa Generasi Z sedang memasuki fase “dewasa” yang menuntut mereka untuk mandiri secara finansial dan mampu mengelola risiko. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Prudential untuk mendukung kaum muda dalam mengambil langkah krusial demi masa depan finansial yang aman.
TOBA (9/9) – Wakil Bupati Toba, Audi Murphy O. Sitorus, mengajak warga menjadikan anak sebagai sahabat dalam acara “Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual Terhadap Anak dan Perempuan” pada 9 September 2025. Acara yang diadakan di Aula HKBP Sitorang ini menyoroti masih tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah tersebut. Wabup Audi menekankan pentingnya peran aktif semua pihak, termasuk orang tua dan masyarakat, dalam melindungi anak. Ia mengingatkan bahwa kekerasan tidak hanya sebatas fisik, tetapi juga psikis. Diharapkan, melalui sosialisasi ini, pemahaman masyarakat meningkat, dan angka kekerasan terhadap anak serta perempuan di Kabupaten Toba dapat ditekan.
NORDSTRAND, JERMAN (8/8) – Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan yang sedang berada di Jerman membagikan pengalaman spiritualnya saat melayani di gereja Nordstrand. Gereja ini memiliki sejarah yang sangat signifikan bagi masyarakat Batak. Di sinilah Dr. I.L. Nommensen, misionaris yang membawa Injil ke Tanah Batak, dibaptis. Ephorus menyoroti keberanian Nommensen, yang meninggalkan Eropa dan memulai perjalanan berbahaya untuk melayani masyarakat Batak. Kehadiran Nommensen dan para misionaris lainnya mengubah kehidupan orang Batak. Ibadah tersebut juga dihadiri oleh jemaat lokal serta orang-orang Batak yang kini tinggal di Berlin, Hamburg, dan Denmark.
SIDIKALANG, DAIRI (8/8) – HKBP Distrik VI Salurkan Bantuan untuk Jemaat Terdampak Bencana HKBP Distrik VI menyalurkan boras sipirnitondi kepada jemaat di HKBP Jumatangkar. Bantuan ini diberikan untuk jemaat yang terdampak bencana yang terjadi di wilayah tersebut. Penyerahan bantuan ini menunjukkan solidaritas dan kepedulian gereja dalam membantu anggota jemaat yang sedang mengalami kesulitan.
BANDUNG (8/8) – HKBP Selenggarakan Program Pemberdayaan Kepemimpinan bagi Pendeta di Pulau Jawa Departemen Koinonia – Biro Pembinaan HKBP mengadakan program pemberdayaan pelayan bertajuk “Kepemimpinan Transformasional.” Program ini dikhususkan untuk para hamba Tuhan, khususnya pendeta yang bertugas di Pulau Jawa dan sekitarnya. Kepala Departemen Koinonia HKBP, Pdt. Dr. Deonal Sinaga mengucapkan terima kasih kepada tim yang telah mempersiapkan acara ini, termasuk Pdt. Dr. Ronald Pasaribu dan Pdt. Pahala Sitorus. Acara ini bertujuan untuk memperlengkapi para pendeta dengan bekal kepemimpinan yang relevan, sehingga pelayanan mereka dapat berdampak lebih baik.
JAKARTA (8/8) – Departemen Marturia HKBP Tekankan Peran Penting Musik dan Digitalisasi dalam Pelayanan Injil – Departemen Marturia HKBP yang dipimpin oleh Pdt. Bernard Manik, M.Th mengadakan sosialisasi program di HKBP Pasar Minggu, Jakarta, yang dihadiri oleh seluruh pelayan se-Distrik VIII DKI Jakarta. Acara ini fokus pada lima sasaran utama pelayanan Marturia, termasuk pekabaran Injil yang terarah, penguatan misi zending holistik, dan perhatian pada daerah-daerah misi. Selain itu, Kepala Departemen Marturia menyoroti dua aspek penting: kualitas musik dalam ibadah sebagai penguatan iman dan pemanfaatan platform digital untuk menjangkau jemaat lebih luas. Sosialisasi ini diharapkan dapat menyelaraskan langkah pelayanan di berbagai tingkatan.
SAMOSIR (8/8) – Gelar Turnamen Catur, HKBP Parmonangan Cari Wakil Terbaik untuk Resort – HKBP Parnonangan mengadakan turnamen mini catur sebagai bagian dari perayaan Parheheon Ama se-distrik VII Samosir. Acara ini bertujuan untuk memilih pecatur pria terbaik yang akan mewakili hurianya. Pemenang dari turnamen ini akan diutus ke persiapan Resort Rianiate untuk bertanding kembali. Selain itu, unggahan tersebut juga menyampaikan apresiasi kepada para sponsor yang mendukung acara ini, termasuk Kepala Desa Parmonangan dan beberapa nama lainnya.
JAMBI (8/9) – Kapolda Jambi Irjen Pol. Krisno H. Siregar menghadiri Rapat Pendeta HKBP Distrik XXV Jambi di Hotel Wiltop. Dalam acara tersebut, Kapolda menjadi pembicara dan menekankan pentingnya sinergi antara kepolisian dan tokoh agama untuk mewujudkan “Indonesia Emas 2045”. Beliau menyoroti peran strategis HKBP dalam mencetak generasi penerus yang berkarakter, sehat secara fisik dan mental. Selain itu, Kapolda juga membahas isu-isu krusial seperti bahaya narkoba dan judi online. Ia menekankan perlunya kolaborasi dalam pencegahan, penindakan hukum, dan rehabilitasi untuk melindungi masa depan generasi muda.
KOTA DUMAI, RIAU (8/9) – Pada 8 September 2025, Konven Pelayan Penuh Waktu HKBP Distrik XXX Riau Pesisir telah berlangsung di HKBP Immanuel Dumai. Acara ini dihadiri oleh para pelayan gereja dari berbagai wilayah di distrik tersebut, yang bertujuan untuk memperkuat pelayanan dan iman. Pertemuan ini juga menjadi ajang diskusi dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan gereja di tengah jemaat. Para peserta diharapkan dapat membawa semangat baru dan inspirasi untuk diterapkan di gereja masing-masing, khususnya untuk mempersiapkan agenda Rapat Pendeta HKBP mendatang.
MANDAU BENGKALIS, RIAU (7/9) – Pesta Pembangunan Gereja HKBP Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, menjadi momen penting untuk memperkokoh kebersamaan. Perwakilan Pemerintah Kabupaten Bengkalis, H. Toharuddin, mengingatkan bahwa pembangunan gereja bukan sekadar fisik, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas rohani dan moral jemaat. Gereja diharapkan menjadi pusat pembinaan iman yang mempererat solidaritas, tidak hanya bagi jemaat, tetapi juga masyarakat luas. Pemerintah berkomitmen menciptakan kehidupan beragama yang harmonis dan toleran. Toharuddin juga mengajak jemaat untuk terus memupuk semangat gotong royong dalam menyelesaikan pembangunan. Pesta ini diharapkan memperkokoh persaudaraan dan menyatukan langkah demi Bengkalis yang bermarwah, maju, dan sejahtera.
SIBOLGA (7/9) – Gereja HKBP Ajak Jemaat Berkolaborasi dengan Polres Sibolga Berantas Kejahatan — Pihak kepolisian dari Polres Sibolga melalui program “Minggu Kasih” mengunjungi Gereja HKBP Pardomuan, Sibolga, pada Minggu, 7 September 2025. Kunjungan ini disambut baik oleh pimpinan gereja dan seluruh jemaat sebagai bentuk sinergi antara lembaga keagamaan dan penegak hukum. Dalam pertemuan ini, Polres Sibolga mengedukasi jemaat tentang cara melaporkan aksi premanisme dan kejahatan lainnya melalui Call Center 110. Gereja HKBP menyambut positif inisiatif ini dan mendorong jemaatnya untuk aktif berpartisipasi dalam menjaga keamanan lingkungan. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan Sibolga yang lebih damai dan terbebas dari berbagai tindak kriminal, sejalan dengan ajaran gereja untuk menjadi berkat bagi masyarakat.
WIITENBERG, JERMAN (7/9) – Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, mengikuti kegiatan “Retreat of Newly Elected Leaders (RoNel)” yang diadakan oleh The Lutheran World Federation (LWF) di Swiss dan Jerman. Acara ini berlangsung dari 31 Agustus hingga 9 September 2025. RoNel diikuti 13 pemimpin gereja Lutheran dari seluruh dunia, dengan fokus pada pendalaman teologi Luther, penyegaran visi LWF, dan kunjungan ke situs-situs bersejarah seperti Gereja Wittenberg, tempat Martin Luther memulai reformasi. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pelayanan para pemimpin gereja agar lebih Alkitabiah dan relevan.
CISAUK (7/9) – Jemaat HKBP Cisauk mendapatkan kehormatan karena ibadah Minggu (7/9) dilayani langsung oleh Kepala Departemen Marturia HKBP. Dalam khotbahnya, beliau mengajak jemaat untuk merefleksikan tema “Memperbaiki Tingkah Langkah dan Perbuatan.” Beliau menyampaikan pesan mendalam, “Tuhan membatalkan hukuman-Nya jika kita mau mengubah hati.” Pesan tersebut menekankan pentingnya ketaatan yang diwujudkan melalui perbuatan dan sikap yang semakin baik. Ibadah yang dilayani oleh Pdt. Sarlen Lumban Tobing, S.Th., M.A. dan Pdt. Hertha Evelina Manik, S.Th., ini diikuti oleh 238 kepala keluarga yang terbagi dalam dua sesi ibadah.
JAMBI (7/9) – Pada Minggu, 7 September 2025, Praeses HKBP Distrik XXV Jambi, Pdt. Kamson Pasaribu, M.Th, memimpin ibadah di HKBP Tebing Tinggi Resort Tungkal Ulu. Ibadah ini dihadiri oleh 254 kepala keluarga jemaat dan dilayani juga oleh Pendeta Resort Tungkal Ulu, Pdt. Ronni P. Sihombing. Usai ibadah, acara dilanjutkan dengan Pesta Puncak Parheheon Ama-Ina (kebangunan kaum – bapak dan ibu), sebagai wujud kebersamaan dan perayaan atas kebangunan rohani di gereja tersebut.
LANGKAT (7/9) – Guna merayakan Pesta Puncak Tahun Transformasi HKBP Distrik XXIII Binjai Langkat, ratusan jemaat dan pelayan gereja berkumpul di Gor Manunggal Stabat. Perayaan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 7 September 2025, dipimpin oleh Kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt. Eldarton Simbolon, D.Min. Acara ini menjadi puncak dari berbagai kegiatan sepanjang tahun, menandai komitmen jemaat untuk terus bertumbuh dan berinovasi dalam pelayanan.
JAKARTA (7/9) – Praeses HKBP Distrik DKI Jakarta, Pdt. Oloan Nainggolan memimpin serah terima jabatan pendeta di HKBP Sutoyo pada Kamis, 4 September 2025 dan acara pisah sambut dilaksanakan pada Minggu, 7 September 2025. Pdt. Sawari Togatorop, S.Th, memasuki masa purnatugas. Posisinya sebagai Pendeta Resort HKBP Sutoyo digantikan oleh Pdt. Anju Saragih, S.Th, yang sebelumnya melayani di HKBP Jambi. Serah terima administrasi ini menandai babak baru bagi pelayanan di HKBP Sutoyo.
ROKAN HILIR, RIAU (7/9) – Jemaat HKBP Resort Bagan Batu mengucapkan selamat bertugas kepada Pdt. Bernike Pardosi yang pindah melayani ke HKBP Kampung Juhar, Distrik XIV Tebing Tinggi. Di saat yang sama, jemaat juga menyambut kedatangan Pdt. Anggiat Martua Pangihutan Tambunan yang akan melanjutkan pelayanan di HKBP Resort Bagan Batu. Pergantian ini diharapkan membawa semangat baru bagi pelayanan di kedua resort dan mempererat tali persaudaraan antar jemaat.
TOBA (7/9) – TIGA PENDETA HKBP DILANTIK DI TOBA – Praeses Distrik IV Toba, Pdt. Ebsan Hutabarat memimpin serah terima jabatan tiga pendeta di wilayah tersebut. Acara ini disaksikan oleh MPSD Distrik IV Toba, Pdt. Amrin Sihotang, dan St. Nikson Situmorang. Pdt. Walman M. Hutapea, S.Th dipindah tugaskan dari HKBP Resort Nagatimbul menjadi pendeta di HKBP Resort Siraituruk. Sementara itu, Pdt. Manoto Situmeang yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Distrik IV Toba, kini menjadi Pendeta di HKBP Resort Nagatimbul, sekaligus Kepala Bidang Koinonia Distrik IV Toba. Posisi Sekretaris Distrik IV Toba kini diemban oleh Pdt. Leoyanmer Simbolon.
HUMBANG HASUNDUTAN (7/9) – Jemaat HKBP Resort Saitnihuta Distrik III Kabupaten Humbang Hasundutan menyambut kedatangan Pdt. Yudhi Rezeki Pardamean Simangunsong, M.Th beserta keluarga sebagai pendeta baru. Pdt. Yudhi akan melanjutkan pelayanan di gereja tersebut. Di sisi lain, jemaat juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pdt. Lenny Marlina Sirait atas dedikasinya selama melayani di HKBP Resort Saitnihuta. Pdt. Lenny kini telah berpindah tugas dan akan melanjutkan pelayanannya di HKBP Resort Hutagurgur.
MEDAN (7/9) – Jemaat HKBP Trinity Resort Trinity Mandala merayakan Pesta Puncak Tahun Transformasi yang meriah pada Minggu, 7 September 2025. Perayaan ini menjadi puncak dari serangkaian acara, termasuk Pesta Pembangunan dan Parheheon Ama. Ibadah yang dipimpin oleh Praeses Pdt. Suwandi Sinambela ini berfokus pada tema “Memperbaiki Tingkah Laku dan Perbuatan”, mengajak jemaat untuk menjadi agen perubahan dalam kehidupan. Khotbah yang diambil dari Yeremia 18:1-11 menekankan pentingnya menerima kehendak Tuhan dan memperbaiki diri. Acara ditutup dengan prosesi dan perayaan penuh sukacita, mencerminkan semangat kebersamaan jemaat.
BANDUNG – Ratusan jemaat HKBP Distrik XVIII Jabartengdiy berkumpul di Buah Batu, Bandung, untuk merayakan Pesta Puncak Tahun Transformasi pada Minggu, 7 September 2025. Perayaan ini dipimpin oleh Kepala Departemen Koinonia HKBP, Pdt. Dr. Deonal Sinaga, dan dihadiri oleh Praeses Pdt. Nekson M. Simanjuntak, M.Th beserta seluruh jemaat. Acara ini menjadi momen puncak dari serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan mentransformasi gereja. Jemaat yang mengenakan busana khas Batak dan kebaya menambah semarak perayaan, mencerminkan kekayaan budaya gereja. Perayaan ini berjalan dengan khidmat, penuh sukacita, dan mempererat tali persaudaraan antar jemaat.
RIAU (7/9) – Peresmian Gereja HKBP Batuh Langkah – Acara peresmian Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Batuh Langkah telah dilaksanakan. Peresmian ini dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik XXII Riau, Pdt. Hardy Bontor Lumbantobing. Peresmian ini merupakan momen bersejarah bagi jemaat HKBP Batuh, yang kini memiliki tempat ibadah yang lebih representatif untuk menjalankan kegiatan rohani. Dengan adanya gereja baru ini, diharapkan semangat kebersamaan dan pelayanan di antara jemaat semakin meningkat. Peresmian ini juga menjadi simbol pertumbuhan dan perkembangan komunitas Kristiani di wilayah tersebut.
RIAU PESISIR (7/9) – Peresmian Gereja HKBP Mahanaim Beringin – Acara peresmian Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Mahanaim BERINGIN di DISTRIK XXX Riau Pesisir telah berlangsung dengan khidmat. Gereja ini diresmikan oleh Amang Pareses Distrik XXX Riau Pesisir, Pdt. German Butarbutar. Peresmian ini disambut gembira oleh jemaat setempat, yang kini resmi menjadi jemaat penuh baru. Acara ini merupakan momen penting bagi perkembangan gereja dan komunitas Kristiani di wilayah Riau Pesisir, menunjukkan semangat kebersamaan dan pertumbuhan iman yang kuat. Keberadaan gereja ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan rohani dan sosial bagi masyarakat sekitar.
ROMA (7/9) – Kelompok Kerja Bersama (JWG) antara Dewan Gereja-Gereja Sedunia (WCC) dan Gereja Katolik memperingati 60 tahun upaya mereka dalam mempromosikan persatuan Kristen. Pertemuan pleno kedua di Roma, 1-3 September 2025, menyatukan 22 anggota dari berbagai tradisi gereja untuk memperkuat kerja sama. Diskusi utamanya mencakup tantangan yang dihadapi gereja lokal dan perkembangan Kekristenan saat ini. Salah satu topik menarik adalah komitmen JWG untuk menyelidiki penganiayaan dan kemartiran yang dialami umat Kristen dan pemeluk agama lain. Mereka berupaya mengembangkan alat untuk membantu gereja lokal merespons dengan solidaritas. Pertemuan ini diakhiri dengan audiensi bersama Paus Leo XIV yang mendorong misi mereka.
Berita Terkini HKBP



Renungan Harian HKBP
Renungan Terkini
Renungan Harian HKBP | Epistel | 14 September 2025
SUKACITA ATAS KEMBALINYA ANAK YANG HILANG
(Ep. Yeremia 3 : 14 – 18)
“UMAT YANG AKAN DATANG DI SION.”
[14] Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman Tuhan, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari stiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion.
[15] Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian.
[16] Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, maka orang tidak lagi berbicara tentang tabut perjanjian Tuhan. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali.
[17] Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta Tuhan, dan segala bangsa akan berkumpul di sana, demi nama Tuhan ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat.
[18] Pada masa itu kaum Yehuda akan pergi kepada kaum Israel, dan mereka akan datang bersama-sama dari negeri utara ke negeri yang telah Kubagikan kepada nenek moyangmu menjadi milik pusaka.
Judul perikop ini: “Sukacita Atas Kembalinya Anak Yang Hilang” yang diambil dari Topik Minggu XIII Setelah Trinitatis tgl 14 September 2025. Topik Minggu tersebut diambil, dikutip dari nas khotbah Evangelium, yaitu Injil Lukas pasal 15:11-32, tentang sukacita seorang bapa/ayah menyambut kembali anak yang dikasihinya, anak yang telah menyakiti hatinya dan pergi meninggalkannya. Intinya adalah sukacita karena pertobatan.
Demikian juga dalam nas Epistel ini, Yeremia 3:14-18, di mana Tuhan melalui Nabi Yeremia, menyerukan kepada bangsa Israel agar mereka kembali kepada Tuhan, agar mereka bertobat, memperbaharui diri ke arah yang lebih baik. Mengapa demikian? Karena umat Israel telah jatuh ke dalam dosa dan kejahatan, mereka berbalik meninggalkan Tuhan dan menyembah kepada berhala. Kehidupan sosial di Yehuda yang menjadi tempat pelayanan Nabi Yeremia, juga mengalami kemerosotan, terjadi penindasan oleh yang kuat terhadap orang yang lemah, oleh penguasa terhadap rakyat jelata (7:5-6), hingga terjadi kesenjangan sosial di tengah-tengah umat tersebut.
Kita tahu bahwa bangsa Israel Adalah umat pilihan Allah, yang seharusnya mereka hidup seturut dengan kehendak Allah, namun dalam kenyataannya tidak demikian. Justru, sikap, perilaku dan tindakan mereka sering mendukakan hati Tuhan. Kita tahu bahwa upah dosa adalah maut (Rm.6:23), hukuman Tuhan. Namun Tuhan tidak selalu dalam amarahNya terhadap umat Israel yang berdosa. KasihNya jauh lebih besar dari pada amarahNya. Allah adalah kasih (1 Yoh.4:8). Karena Allah adalah kasih, sehingga Ia melalui Nabi Yeremia menyerukan pertobatan kepada bangsa Israel. “Betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Allah itu” (Ef.3:18).
Tidak selalu Tuhan Allah menghukum umat yang melakukan dosa dan kejahatan, namun Tuhan memberi waktu dan kesempatan bagi umat yang berdosa untuk memperbaiki dirinya ke arah yang lebih baik. Walaupun Tuhan menjatuhkan hukuman juga kepada bangsa Israel yang berdosa, dengan maksud dan tujuan, menyadarkan mereka akan dosa yang mereka perbuat, agar mereka mengalami pertobatan. Tuhan pun melakukan hal yang sama dengan manusia yang berdosa di masa kini. Tuhan tidak langsung menghukum, tetapi Tuhan memberi kita masa anugerah, waktu, kesempatan untuk memperbaiki diri, memperbaharui diri ke arah yang lebih baik, bertobat. Maka, jangan sia-siakan waktu dan kesempatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
Tuhan Allah memanggil umatNya untuk kembali kepadaNya. “Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah Firman Tuhan. Karena Aku telah menjadi tuan atas kamu!” (ayat 14). Lebih jauh Allah berjanji, bahwa di masa yang akan datang Tuhan akan menghimpun dan mengumpulkan umatNya, dan akan menggembalakan mereka dengan pengetahuan dan pengertian (ayat 15). Bahkan Yeremia juga bernubuat akan zaman Mesias, di mana Yesus Kristus akan menggembalakan, memimpin dan memerintah umatNya. Pada zaman Mesias, tabut perjanjian yang dahulu dalam Perjanjian Lama (PL) merupakan simbol atau lambing kehadiran Allah, tidak lagi diperlukan. Mesias akan hadir secara nyata di tengah-tengah dunia ini, di tengah-tengah umat manusia (ayat 16).
Pertobatan tidak akan mungkin terjadi hanya dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri, melainkan karena peran Roh Kudus yang menggerakkan hati manusia untuk kembali kepada Tuhan. Kalau terjadi pertobatan, maka akan ada sukacita. “Demikian juga akan ada sukacita di sorga, karena satu orang berdosa yang bertobat” (Luk.15:7). Amin.
Pdt. Manaris R. E. Simatupang, M.Th – Bendahara Umum HKBP
Renungan Harian HKBP | Evangelium | 14 September 2025
SUKACITA ATAS KEMBALINYA ANAK YANG HILANG
(Ev. Lukas 15 : 11 – 32)
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin.
“PERUMPAMAAN TENTANG ANAK YANG HILANG.”
[11] Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
[12] Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
[13] Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
[14] Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
[15] Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
[16] Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
[17] Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
[18] Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
[19] aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
[20] Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
[21] Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
[22] Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
[23] Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
[24] Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
[25] Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
[26] Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
[27] Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
[28] Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
[29] Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
[30] Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
[31] Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
[32] Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…!
Dalam Lukas pasal 15 Tuhan Yesus mengemukakan tiga buah perumpamaan, yaitu: Pertama, Perumpamaan tentang domba yang hilang (ayat 1-7). Kedua, Perumpamaan tentang dirham yang hilang (ayat 8-10). Ketiga, Perumpamaan tentang anak yang hilang (ayat 11-32). Walaupun ketiga perumpamaan tersebut mempunyai alur ceritera yang berbeda, namun maksud dan tujuan ketiga perumpamaan itu sama. Inti dari ketiga perumpamaan tersebut adalah Lukas 15:10 yang mengatakan: “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” Dalam hal ini, yang paling pokok sebenarnya adalah mengenai kasih Allah yang begitu besar kepada manusia, Ia tidak menginginkan kematian orang berdosa, tetapi pertobatannya (bnd.Yeh.33:11).
Dalam perikop hari ini (15:11-32) ada tiga karakter yang mewakili karakter masyarakat pada waktu itu (pada jaman Yesus), yaitu: Pertama, Ayah yang baik, yang menggambarkan karakter Allah yang begitu kasih kepada umat manusia (juga kepada orang-orang berdosa). Kedua, anak bungsu yang mewakili orang-orang yang berdosa. Ketiga, anak sulung mewakili karakter orang-orang Yahudi, khususnya kaum Farisi, Saduse dan ahli-ahli Taurat; yang tidak menginginkan pertambahan jumlah orang yang bertobat/menjadi pengikut Kristus.
Awal permasalahan dalam perikop ini ialah ketika si anak bungsu menuntut haknya kepada orang tuanya. Dalam ayat 12 dikatakan: “Berikanlah kepadaku, bagian harta milik kita yang menjadi bagianku.” Hal tersebut adalah realitas yang sering terjadi dalam kehidupan manusia, manusia begitu pintar menuntut apa yang menjadi haknya, tetapi seringkali lalai dalam menjalankan kewajibannya. Akibatnya sering terjadi perselisihan-perselisihan dan pertengkaran-pertengkaran. Walaupun pada dasarnya, hak selalu berdampingan dengan kewajiban. Kewajiban tanpa hak adalah perbudakan. Dan sebaliknya, hak tanpa kewajiban adalah kesewenang-wenangan. Kesalahan si anak bungsu terletak di sini, si anak bungsu itu hanya pandai menuntut apa yang menjadi haknya, tetapi tidak menggunakan haknya dengan sebaik-baiknya. Hak itu diberikan, tetapi kemudian hanya dimanfaatkan untuk memuaskan hawa nafsunya sendiri, tanpa batas, berfoya-foya, berpesta-pesta dan melacur. Hal tersebut menyebabkan si anak bungsu menderita, dan penderitaan itu menumbuhkan kesadaran dalam dirinya, bahwa ia telah berbuat dosa. Ia tidak hanya menyadari telah berbuat dosa, tetapi ia tindaklanjuti dengan perbuatan, ia kembali kepada ayahnya. Namun si anak sulung tidak menghendaki adiknya kembali. Hal tersebut adalah gambaran dari orang-orang Yahudi (khususnya Farise, Saduse dan ahli-ahli Taurat) yang tidak menghendaki pertambahan jumlah pengikut Kristus.
Bukan hanya menyangkut kembalinya atau pertobatan dari si anak yang hilang, tetapi juga sampai kepada sukacita surgawi akibat pertobatan orang yang hilang tersebut. Dengan adanya pertobatan itu, maka warga Kerajaan Allah semakin bertambah dan sukacita pun tidak dapat dihambat. Orang yang tadinya hilang dapat kembali, sama artinya dengan orang yang tadinya mati menjadi hidup kembali. Tentu wajar sekali terjadi sukacita dan kegembiraan yang luar biasa. Sukacita itu bukan hanya terdapat pada Allah atau Tuhan Yesus yang menjadi penyelamat bagi orang-orang percaya, tetapi juga berlaku bagi “penghuni” Kerajaan Allah yang telah benar-benar ada di dalam Kerajaan Allah itu. Tidak ada iri atau cemburu atas kehadiran “orang lain”, yang pernah dianggap sebagai orang-orang berdosa. Tugas orang-orang beriman yang telah lebih dahulu ada di dalam Kerajaan Allah ialah menyambut orang-orang yang berdosa dengan penuh sukacita tanpa kritik. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk berkat-Mu hari ini, yang boleh kami terima dan rasakan. Terimakasih untuk kesehatan, nafas kehidupan, yang senantiasa Tuhan anugerahkan dalam hidup kami. Kami bersyukur untuk Firman-Mu yang telah kami dengarkan. Kiranya Tuhan memeteraikannya di dalam hati kami, dan kiranya Tuhan memberikan kepada kami kekuatan untuk melakukan firman-Mu dalam kehidupan kami sehari-hari. Dalam nama AnakMu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Pdt. Manaris R. E. Simatupang, M.Th – Bendahara Umum HKBP
Renungan Harian HKBP | 13 September 2025
Syalom Bapak, Ibu, Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kita patut bersyukur atas cinta dan rahmat-Nya yang tidak pernah berkesudahan dalam hidup kita, untuk itu sebelum kita melanjutkan aktivitas kita dalam satu hari ini mari terlebih dahulu bersekutu dengan Tuhan kita melalui renungan kita di pagi ini kita berdoa,
Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah sumber kehidupan terima kasih buat anugerahMu yang tidak pernah berkesudahan dalam hidup kami, Tuhan jaga, Tuhan pelihara hidup kami sehingga kami boleh bangun dan menikmati hari baru di pagi ini, sebelum kami menjalani aktivitas kami dalam satu hari ini kami datang untuk mendegarkan FirmanMu supaya iman kami semakin bertumbuh di dalamMu dalam menjalani hari-hari kami, bimbinglah kami ya Tuhan agar kami boleh mendegar dan melakukan FirmanMu dalam kehidupan kami sehari-hari dalam kasihMu kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Bapak,ibu,saudara yang terkasih Firman Tuhan buat kita hari ini tertulis dalam kitab Yesaya 41:13 “Sebab Aku ini, Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau”
Bapak,ibu,saudara yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus apa yang sering sekali membuat kita takut dalam menjalani kehidupan ini? Mungkin kita takut akan masa depan, takut gagal, takut menghadapi masalah atau bahkan kita takut sendirian, dan lain sebagainya. Tentu bapak,ibu saudara banyak hal di dunia ini yang membuat kita takut dan merasa bahwa dalam ketakutan itu tidak ada satu pun orang yang berpihak kepada kita, demikian jugalah dengan bangsa Israel dalam konteks khotbah kita hari ini, bangsa Israel juga mengalami ketakutan saat mereka masih berada dalam pembuangan, mereka takut kepada bangsa yang lebih superior dari mereka yang hendak menindas mereka, mereka merasa lemah dan kecil dan tidak berdaya namun saat ketakutan itu mengancam hidup bangsa Israel saat itu juga tangan Tuhan menolong bangsa pilihanNya itu, Tuhan memberikan janji melalui nabi Yesaya supaya mereka jangan takut sebab Tuhan yang akan memegang dan mengendalikan mereka. Seperti yang tertulis dalam nas renungan kita hari ini.
Nas ini merupakan salah satu janji keselamatan yang diberikan oleh Allah bagi bangsa Israel, Janji Allah tidak hanya mengatakan “jangan takut” namun langsung bertindak untuk memegang tangan kanan untuk menolong mereka. Kata memegang tangan kanan merupakan salah satu gambaran yang menjelaskan kedekatan Allah kepada bangsa Isarel sebagai bangsa pilihan Allah, hal inilah yang merupakan salah satu jaminan keselamatan yang diberikan Allah untuk bangsa pilihanNya itu sehingga mereka tidak merasa takut dan gentar sekalipun mereka dalam masa pembuangan. Demikian juga dengan kehidupan kita bapak,ibu,saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus sekalipun banyak di dunia ini yang membuat kita takut baik karena sakit penyakit, ekonomi yang tidak membaik hal apa pun itu Firman Tuhan mengingatkan dan menguatkan Iman kita sebab pertolongan Tuhan nyata dalam hidup kita, Tuhan kita selalu setia dan menjadi kawan sejati sebagai penolong, sebagai penghibur yang selalu memegang tangan kita ketika kita dalam suka maupun duka, untuk itu marilah tetap mengandalkan Tuhan yang menjadi sumber penolong sebab Dia berkenan untuk menjaga dan menolong kita dari seluruh ketakutan yang kita alami. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan buat FirmanMu yang sudah kami dengarkan hari ini yang mengingatkan dan meneguhkan iman kami sehingga kami tidak merasa takut dalam menjalani kehidupan ini, bimbing dan mampukanlah kami agar kami selalu mengandalkan Engkau dalam hidup kami, sebab kami yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan orang yang selalu berseru dan meminta pertolongan dari Tuhan. Mampukan juga kami dalam menjalani hari-hari kami dalam satu hari ini, dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Kasih Setia dari Allah Bapa, Anugerah Tuhan Kita Yesus Kristus dan Persekutuan Roh Kudus kiranya Menyertai kita Semuanya, Amin.
C.Bvr. Lina N. Mnalu, S.Ag- LPP II di Departemen Marturia HKBP
Renungan Harian HKBP | 12 September 2025
Doa Pembuka: Bapa kami yang di Surga, Bapa yang Maha Kasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, kami datang ke hadirat-Mu dengan hati yang penuh syukur. Kami percaya bahwa setiap nafas yang kami hirup adalah anugerah dari-Mu. Saat ini, ketika kami merenungkan firman-Mu, biarlah Roh Kudus bekerja di dalam hati kami, sehingga kami mengerti, merasakan, dan mengalami kebenaran-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Renungan
Lukas 10 : 20
“Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.”
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Banyak dari kita hari ini mencari rasa bahagia dari hal-hal yang bisa dilihat orang lain. Ada yang merasa bahagia kalau kariernya naik, kalau bisnisnya berhasil, kalau jumlah pengikut di media sosialnya bertambah, atau kalau orang lain memuji hasil kerjanya. Bahkan dalam kehidupan rohani pun kadang kita hanya merasa bahagia kalau doa kita cepat dijawab, kalau pelayanan kita ramai, atau kalau kita bisa melakukan sesuatu yang luar biasa sehingga membuat orang lain kagum. Kita hidup di dunia yang suka mengukur kebahagiaan dari tanda-tanda yang bisa dilihat mata.
Tapi dalam Lukas 10:20, Yesus mengingatkan para murid-Nya dan juga kita hari ini untuk tidak terjebak di sana. Murid-murid kembali dengan penuh sukacita karena roh-roh jahat tunduk kepada mereka. Itu tentu pengalaman yang luar biasa. Tetapi Yesus berkata: “janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.” Artinya, Yesus ingin mengingatkan: Jangan menggantungkan sukacita hanya pada hasil yang terlihat. Karena hidup ini tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita. Kadang kita gagal, kadang orang meremehkan kita, kadang doa kita seakan-akan tidak dijawab. Kalau sukacita kita hanya bergantung pada keadaan itu, maka hati kita akan cepat hancur. Tetapi ada satu hal yang tidak bisa diambil dari kita: Nama kita sudah tercatat di sorga. Itu berarti kita ini milik Allah. Kita dikenal, kita dikasihi, dan kita berharga di mata-Nya. Itu tidak bisa dihapus oleh kegagalan, tidak bisa hilang karena masalah, dan tidak bisa dicuri oleh siapa pun.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Di zaman sekarang banyak orang mengejar pengakuan dari dunia: Mau dihargai karena harta, karena jabatan, atau karena prestasi. Tetapi semua itu bisa hilang. Kalau hati kita hanya berpegang pada itu, sukacita kita tidak akan bertahan lama. Yesus mau kita menemukan sukacita sejati: Bersukacita karena kita ini sudah menjadi milik Tuhan. Bukan karena kita hebat, bukan karena kita punya kuasa, tetapi karena kasih karunia Allah yang menuliskan nama kita di sorga.
Jadi mari kita belajar untuk tetap rendah hati. Kalau kita berhasil, jangan sombong. Kalau kita gagal, jangan putus asa. Ingatlah selalu: Kita ini sudah milik Tuhan. Nama kita sudah ada dalam catatan-Nya. Itulah sukacita yang sejati. Kiranya kebenaran ini menguatkan kita, supaya kita bisa tetap bersyukur dan bersukacita, apa pun keadaan kita hari ini. Amin.
Doa Penutup: Ya Tuhan yang penuh kasih, kami bersyukur karena Engkau sudah menuliskan nama kami di sorga. Ajarlah kami untuk tidak hanya mencari sukacita dari hal-hal dunia ini, tetapi menemukan sukacita sejati karena kami adalah milik-Mu. Dalam keberhasilan, ajar kami tetap rendah hati. Dalam kegagalan, ajar kami tetap percaya. Kuatkan hati kami supaya kami selalu bersukacita di dalam Engkau. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, kami berdoa. Amin.
C.Pdt. Johannes Sibarani, S.Th- LPP III di Biro Ibadah Musik HKBP
Renungan Harian HKBP | 11 September 2025
Renungan Harian HKBP | 10 September 2025
Doa Pembuka: Kita berdoa! Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Amin.
Nas renungan kita hari ini tertulis dalam Roma 8:31 “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”
Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari yang terkasih, ketika Paulus menuliskan surat ini kepada jemaat di Roma, mereka hidup di dalam tekanan. Jumlah mereka sedikit, berada di bawah kekuasaan Romawi yang besar, dan menghadapi ketidakpastian hidup. Ada banyak penderitaan, ada pergumulan yang terjadi antara orang Yahudi dan Non Yahudi, bahkan mereka berada di bawah bayang-bayang penganiayaan. Di tengah situasi seperti itu, Paulus justru menegaskan: “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”
Kalimat ini bukan hanya sekedar penghiburan, melainkan sebuah keyakinan iman. Paulus ingin menunjukkan bahwa Allah yang sudah memilih, memanggil, membenarkan, bahkan memuliakan orang percaya, tidak akan pernah meninggalkan mereka. Jika Allah saja sudah memberikan Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, kepada kita, kepada dunia ini, bukankah itu tanda yang paling nyata bahwa Ia juga memastikan bahwa Ia akan menjaga hidup kita sampai akhir? Jadi kata “jika” di dalam ayat ini bukanlah sebuah keragu-raguan, melainkan sebuah keyakinan dan kepastian bahwa Ia ada di pihak kita.
Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari yang terkasih, bukankah keadaaan kita hari ini tidaklah jauh berbeda dengan kondisi jemaat di Roma saat itu? Kita pun saat ini, hidup di tengah-tengah situasi ekonomi yang sulit, dari mulai kenaikan harga pangan, sulitnya mencari pekerjaan, beban pinjaman, biaya sekolah yang semakin tinggi, bahkan lingkungan kita rusak. Semua ini menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran akan hari esok. Tetapi, melalui firman ini, kita diingatkan bahwa seperti jemaat Roma yang diteguhkan Paulus, kita pun juga diteguhkan hari ini. Allah ada di pihak kita. Ia tidak hanya melihat dari jauh, melainkan hadir bersama kita di dalam perjuangan hidup sehari-hari.
Kita mungkin lemah, tetapi Allah kuat. Kita mungkin menjalani hidup dengan membawa banyak kekhawatiran akan masa depan, tetapi Allah sudah lebih dulu menyediakan jalan. Tidak ada kuasa apapun, baik ekonomi, penyakit, bahkan maut sekalipun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Kristus Yesus. Asalkan kita mau menyerahkan hidup, percaya, bahwa Ia akan selalu lebih besar dari segala persoalan kita.
Karena itu, mari kita melangkah dengan iman dan pengharapan. Kita tetap bekerja, berjuang, menopang keluarga, dan menjalani hidup dengan segala tanggung jawab. Tetapi hati kita akan selalu dikuatkan oleh janji ini: “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”
Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya, Allah, atas penyertaan-Mu terhadap kami. Di dalam segala kekhawatiran kami, kami yakin dan percaya bahwa Engkau berada di pihak kami, baik itu di waktu susah maupun senang. Pegang tangan kami Tuhan, iringilah langkah kami.
Anugerah dari Tuhan Kita Yesus Kristus, kasih setia dari Allah Bapa, dan persekutuan dengan Roh Kudus, itulah kiranya yang menyertai Saudara sekalian. Amin
Pdt. Veronica Brilliant Manurung- Pendeta Fungsional Biro Pembinaan HKBP
Renungan Harian HKBP | 9 September 2025
Doa Pembuka: Kita berdoa! Allah Bapa kami yang bertahta tinggi dalam kerajaan Surga, terima kasih atas berkat yang Tuhan berikan kepada kami, sebentar kami akan mendengarkan firman Tuhan berkati hati dan pikiran kami. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi landasan kita beraktivitas pada hari ini Selasa, 09 September, 2025 tertulis dari kitab Mazmur 121 : 2 “Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi”. Demikianlah firman Tuhan.
Bapak/Ibu, Saudara/i yang kekasih, sebagai yang kita tahu, Mazmur adalah Kitab yang berisikan nyanyian dan doa pengharapan serta pengakuan iman. Para pemazmur mengumandangkan dengan tegas bahwasanya Tuhan Allah adalah pencipta langit dan bumi yang berkuasa menopang dan menolong setiap UmatNya. Nas ini juga digenapkan oleh Kristus, di dalam Yesus, yang adalah Sang Pencipta secara langsung menjadi penolong yang nyata. Pertolongan yang dimaksud bukan hanya membebaskan dari permasalahan hidup saja, melainkan membebaskan diri dari dosa dan maut.
Bapak/Ibu, Saudara/i yang kekasih, saat ini mungkin ada diantara kita yang mengalami krisis dan kesulitan kehidupan (ekonomi, kesehatan, dan juga pekerjaan), orang saat ini cenderung mencari cara serba instan untuk dapat membebaskan diri dari setiap permasalahan yang ada. Mereka menggantungkan pertolongan hidup dari kekuasaan, uang, teknolongi, logika, koneksi. Iman yang teguh membawa kita dalam menghadapi masalah untuk dapat berdiri teguh bersama Yesus. Doa dan pengharapan menjadi jalan untuk menyampaikan semuanya kepada Tuhan. Kita hidup di dunia ini dengan kepastian bahwa pertolongan itu hanya ada didalam Yesus Kristus.
Saat pergumulan bahkan keraguan yang ada didalam hidup kita saat ini muncul, maka dengan tegas haruslah kita mengatakan “Pertolonganku berasal dari Tuhan Pencipta Langit dan Bumi”. Yang akan membawa kita dalam peneguhan dan ketenangan jiwa untuk berani melangkah bersama Yesus. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! Bapa yang kami kenal di dalam Yesus terima kasih atas Firman Tuhan pada hari ini yang telah mengajarkan mengingatkan dan memulihkan. Hari ini kami Kembali diingatkan bahwa hanya Tuhanlah yang menjadi pertolongan disetiap langkah kehidupan. Bila saat ini kami mengalami keraguan, pulihkan kami ya Tuhan agar kami dapat kembali kepadaMu. Kuatkan kami agar kami terus dapat menyatakan FirmanMu dalam kehidupan kami, sertai setiap pekerjaan kami Ya Tuhan. Didalam Yesus Kristus, kami telah berdoa. Amin.
C.Pdt. Josua Hutabarat, S.Th- LPP III di Biro Ama dan Lansia HKBP
Renungan Harian HKBP | 8 September 2025
“Apakah Terang Kecilku Cukup?”
Doa Pembuka: Tuhan yang penuh kasih, kami datang dengan hati yang penuh syukur. Engkau memberi kami hari baru, nafas baru, dan kesempatan untuk kembali berjalan dalam terang-Mu. Kami memuji Engkau, ya Allah, karena Kristus, Sang Terang sejati, sudah datang ke dunia dan menerangi setiap langkah kami. Bukalah hati kami saat merenungkan firman-Mu, supaya hidup kami dikuatkan untuk menjadi saksi-Mu. Amin.
Amang/inang saudara/I yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan yang menyapa kita hari ini diambil dari Yohanes 1:9 beginilah firman Tuhan:
“Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.”
Saudara yang dikasihi Tuhan,
pernahkah kita berjalan di jalan yang gelap tanpa penerangan? Satu-satunya harapan kita adalah cahaya, entah dari lampu kecil, senter, atau bahkan cahaya ponsel kita. Meski kecil, cahaya itu memberi kita rasa aman, membantu kita untuk melangkah, dan memperlihatkan jalan di depan. Tanpa cahaya itu, mungkin kita bisa tersandung. Tetapi dengan cahaya, kita bisa berjalan lebih yakin.
Yohanes 1:9 berkata: “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.”
Inilah kabar sukacita yang kita terima karena iman kita, yaitu Kristus, Sang Terang sejati. Terang yang tidak bisa dipadamkan oleh kegelapan. Terang yang membongkar kebohongan, mengobati luka, mengusir ketakutan, dan menghadirkan kasih serta pengharapan dalam hidup kita. Namun, terang itu tidak berhenti hanya pada Kristus yang datang. Terang itu harus terus hadir melalui hidup kita. Sebagai orang yang percaya dan beriman kepada Kristus, Sang Terang, kita dipanggil bukan hanya untuk menerima terang, tetapi juga menjadi pembawa terang, menjadi saksi Allah di tengah dunia.
Menjadi saksi tidak selalu berarti melakukan hal besar. Kadang itu berarti berani berkata benar ketika dunia terbiasa untuk berbohong. Kadang itu berarti memperjuangkan keadilan ketika banyak orang lebih memilih diam dan melakukan ketidakadilan. Kadang juga berarti menghibur hati yang terluka, atau mengampuni meski dunia menuntut balas dendam. Semua itu adalah cara kita memancarkan terang Kristus dan menjadi saksi-Nya di dunia.
Mungkin kita merasa kecil, bahkan mungkin kita bertanya: “Apakah terang kecilku cukup?” Tetapi ingatlah, satu lilin kecil saja sudah bisa memberi terang dan mengusi kegelapan di sekitarnya. Dengan kata lain, terang Kristus tidak bergantung pada besarnya kemampuan kita, tetapi pada keberanian kita untuk memantulkannya. Sama seperti bulan memantulkan sinar matahari, demikianlah kita dipanggil memantulkan kasih, kebenaran, dan keadilan Kristus.
Amang inang, saudara/i yang dikasihi Tuhan, mari kita menjadi berani. Dunia ini butuh terang, bukan hanya terang penghiburan, tetapi juga terang kebenaran. Dunia ini menanti kita untuk membawa suara keadilan, kasih yang nyata, dan harapan yang hidup. Sebab kita tahu: kita tidak berjalan sendiri. Kristus, terang sejati, menyertai setiap langkah kita. Amin.
Doa Penutup: Ya Tuhan, Sang Terang Dunia, kami bersyukur karena Engkau datang menerangi hidup kami. Kami tahu seringkali kami takut untuk bersuara, takut untuk berdiri di pihak kebenaran, atau malu untuk membawa terang-Mu ke tengah kegelapan, untuk itu ampunilah kami, ya Allah. Saat ini kami hadir di hadapanmu memohon: kuatkanlah hati kami. Jadikan kami saksi-Mu yang berani membawa kasih, berani menyatakan kebenaran, dan berani memperjuangkan keadilan. Walau sulit, walau tantangan berat harus kami hadapi, walau berarti kami harus berjerih lelah untuk itu. Biarlah terang Kristus terus terpancar melalui hidup kami, agar dunia boleh merasakan kasih dan pengampunan-Mu. Kami serahkan hidup kami ke dalam tangan-Mu, dalam nama Yesus Kristus, Sang Terang sejati. Kami berdoa dan menyerahkan hidup kami.
Amin.
C.Pdt. Randi Simbolon, S.Si (Teol)- LPP II di Biro Sekolah Minggu HKBP
Renungan Harian HKBP | Evangelium | 7 September 2025
Bapak Ibu Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Selamat hari Minggu.
Untuk mengawali Minggu ini, kita akan bersekutu dengan Tuhan melalui Firmannya. Namun sebelumnya, marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, kiranya menyertai hati dan pikiran saudara/i, dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi khotbah buat kita pada Minggu XII Setelah Trinitatis tgl. 7 September 2025 hari ini, tertulis dalam:
Yeremia 18:1-11
“Memperbaiki Tingkah langkah dan perbuatan”
18:1 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
18:2 “Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu.”
18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.
18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
18:5 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
18:6 “Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
18:7 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya.
18:8 Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka.
18:9 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka.
18:10 Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.
18:11 Sebab itu, katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku ini sedang menyiapkan malapetaka terhadap kamu dan merancangkan rencana terhadap kamu. Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu!
Bagaikan bejana siap dibentuk, demikian hidupku di tanganMu, bentuklah seturut kehendakMu, pakailah sesuai rencanaMu. Itulah sepenggal syair lagu yang menggambarkan kemahakuasaan Tuhan atas diri manusia ciptaanNya dan kesiapan seseorang dibentuk oleh Tuhan dan rela dipakai sesuai rencanaNya. Hal seperti itulah yang digambarkan oleh Firman Tuhan yang disampaikan nabi Yeremia saat ini. Nas kotbah ini memuat perumpamaan Tuhan sebagai tukang periuk dan bangsa Israel sebagai tanah liat yang dibentuk-Nya, mengajarkan bahwa Tuhan memiliki kedaulatan penuh untuk membentuk umat-Nya sesuai kehendak-Nya. Sekaligus juga sebagai peringatan bagi Yehuda agar bertobat dari dosa-dosa mereka dan jangan keras hati, sebab Tuhan punya kuasa membentuk umatNya seperti tanah liat yang bisa dibentuk sesuai keinginan tukang periuk. Mengacu pada topik Minggu hari ini “memperbaiki tingkah langkah dan perbuatan” mengajak kita untuk membuka diri terhadap koreksi, teguran dan perbaikan dari Tuhan. Oleh karena itu, kita diingatkan Firman Tuhan hari ini:
Pertama: Tuhan berdaulat atas hidup kita(Ayat 1-6):
Tuhan menyuruh Yeremia pergi ke rumah tukang periuk untuk melihat bagaimana tanah liat dibentuk menjadi bejana yang indah atau bahkan rusak dan dibuat ulang. Analogi ini menggambarkan bahwa Tuhan memiliki kuasa penuh atas bangsa Israel, seperti tukang periuk memiliki kuasa atas tanah liat. Dia dapat membentuk, menghancurkan, dan membangun kembali umat-Nya. Tanah liat tidak memiliki kekuatan untuk menolak atau mempertanyakan rencana tukang periuk. Demikian pula dengan kita, bahwa Tuhan berdaulat atas kehidupan kita masing-masing. Kesadaran seperti ini akan menolong kita untuk tetap rendah hati dan senantiasa terbuka pada tuntunan Tuhan. Kita senantiasa memohon agar Tuhan mewujudkan rencanaNya atas diri kita. Kalaupun kita punya rencana ini dan itu, rencana Tuhanlah yang terbaik atas hidup kita. Kalaupun terkadang kita sulit mengerti mengapa Tuhan mengubah rencana kita, tetapi Dia pasti lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.
Kedua: Terbuka pada pertobatan dan perbaikan sikap dan tingkah laku (Ayat 7-11):
Tuhan menyatakan bahwa jika suatu bangsa menunjukkan kejahatan, Dia dapat menghukum dan menghancurkannya; tetapi jika mereka bertobat dan berhenti berbuat jahat, Tuhan akan membatalkan hukuman itu. Ini adalah kesempatan bagi Yehuda untuk berubah dari kejahatan mereka. Namun, mereka menolak untuk bertobat, meniru tindakan tanah liat yang menolak dibentuk oleh tukang periuk. Karena penolakan mereka utuk bertobat dan keengganan untuk dibentuk oleh Tuhan, Yehuda akan menghadapi penghukuman yang keras. Mereka akan menjadi seperti bejana yang rusak, tidak layak, yang akhirnya akan ditaklukkan dan tidak memiliki nilai. Dosa dapat merusak dan menghancurkan hidup kita, membuat kita tidak layak di hadapan Tuhan, sama seperti bejana yang rusak. Kita tidak boleh keras hati dalam dosa kita, tetapi harus segera bertobat agar Tuhan berkenan kepada kita dan mencegah hukuman. Karena itu, hendaklah kita senantiasa berbenah, membuka diri pada teguran Tuhan dan mau bertobat, sehingga hidup kita berkenan kepada Tuhan. Selagi masih ada waktu, kita masih dimungkinkan untuk berubah, dari kelakuan dan sikap yang jahat ke sikap yang baik. Hiduplah untuk berubah, tetapi bukan untuk berubah-ubah. Amin.
Pdt. Daniel Napitupulu, M.Min., M.Th- Kepala Biro Ibadah dan Musik HKBP
Renungan Harian HKBP | Epistel | 7 September 2025
Markus 8:34-38
8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
8:35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
8:37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”
Nas ini menekankan bahwa menjadi pengikut Yesus menuntut penyangkalan diri, yaitu menolak hidup yang berpusat pada diri sendiri, melainkan memikul salib, yang berarti siap menderita dan mati demi iman seperti Yesus, dan mengikuti Yesus dengan setia. Yesus mengingatkan bahwa siapa yang berusaha menyelamatkan hidupnya sendiri di dunia ini akan kehilangan hidup kekal, sedangkan yang rela kehilangan hidupnya demi Dia akan menyelamatkannya. Mereka yang malu mengakuinya akan dipermalukan oleh Anak Manusia di hadapan Allah dan para malaikat-Nya di masa depan.
Firman Tuhan ini mengajak kita:
1. Mau Menyangkal Diri (Ayat 34)
Menyangkal Diri: Ini berarti menolak keinginan dan ambisi pribadi yang berpusat pada diri sendiri, serta mengganti semuanya dengan kehendak Allah. Ini adalah penyerahan total atas keinginan pribadi dan menjalani hidup dengan perspektif ilahi.
Memikul Salib: Mengikut Yesus berarti siap menerima penderitaan, rasa malu, dan penganiayaan demi iman dan Injil. Ini adalah partisipasi bersama Kristus dalam kesusahan dan kebencian yang Ia alami dan curahkan kepada para pengikut-Nya.
Mengikuti Yesus: Ini adalah tindakan nyata dari penyangkalan diri dan pemikulan salib, yaitu meneladani Kristus dalam setiap aspek kehidupan.
2. Paradoks Pemuridan (Ayat 35-37)
Kehilangan Hidup untuk Menemukan Hidup: Yesus menjelaskan paradoks bahwa setiap orang yang mencoba menyelamatkan hidupnya sendiri dengan mengejar kemuliaan, kenyamanan, dan keamanan duniawi, justru akan kehilangannya.
Keselamatan Melalui Kehilangan: Sebaliknya, orang yang rela kehilangan hidupnya—yaitu semua keinginan dan ambisinya—demi Kristus dan Injil, akan menyelamatkannya.
3. Peringatan Penolakan (Ayat 38)
Malu pada Yesus dan Perkataan-Nya: Yesus memperingatkan bahwa siapa pun yang merasa malu untuk mengakui Dia dan perkataan-Nya di hadapan generasi yang tidak setia, ia akan dipermalukan oleh Anak Manusia.
Konsekuensi di Masa Depan: Konsekuensi dari rasa malu ini adalah Anak Manusia sendiri akan malu terhadap orang tersebut ketika Ia datang dalam kemuliaan Bapa-Nya bersama para malaikat kudus. Ini menunjukkan bahwa setiap pilihan untuk mengikuti atau menolak Kristus memiliki konsekuensi kekal.
Singkatnya, ini merupakan panggilan radikal untuk menjadi murid yang sejati, bukan sekadar pengikut yang mencari keuntungan duniawi, melainkan pengikut yang rela berkorban dan mengutamakan Kristus di atas segalanya. Amin.
Pdt. Daniel Napitupulu, M.Min., M.Th- Kepala Biro Ibadah dan Musik HKBP
Renungan Lainnya
Renungan Harian HKBP | 13 September 2025
Renungan Harian HKBP | 12 September 2025
Renungan Harian HKBP | 11 September 2025
Renungan Harian HKBP | 10 September 2025
Renungan Harian HKBP | 9 September 2025
HKBP Channel
Video Terkait Lainnya

34:11

34:13

49:11

58:01

6:13

12:37

13:35

3:33

15:52

15:10
