Evangelium Renungan Marturia, Minggu XVIII set. Trinitatis Tgl. 19 Oktober 2025
Bapa Ibu Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Selamat hari Minggu. Untuk mengawali Minggu ini, kita akan bersekutu dengan Tuhan melalui Firmannya. Namun sebelumnya, marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, kiranya menyertai hati dan pikiran saudara/i, dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi khotbah buat kita pada Minggu XVIII Setelah Trinitatis tgl. 19 Oktober 2025 hari ini, tertulis dalam: Kejadian 32:22-32
“Aku telah Melihat Allah”
32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.
32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.
32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
32:26 Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”
32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”
32:28 Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.”
32:29 Bertanyalah Yakub: “Katakanlah juga namamu.” Tetapi sahutnya: “Mengapa engkau menanyakan namaku?” Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!”
32:31 Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.
32:32 Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.
Pengalaman yang sulit dapat membawa perubahan mendalam dan transformatif, serta menuntun pada identitas dan tujuan hidup yang baru. Hal inilah yang kita lihat dari peristiwa dalam nas kotbah hari ini. Dalam nas ini dijelaskan bahwa Yakub setelah menyeberangkan keluarganya dan semua miliknya, Yakub ditinggalkan sendirian di tepi sungai Yabok. Lalu ia bergulat dengan sosok ilahi di sungai tersebut, yang mengakibatkan terkilirnya pangkal pahanya, dan ia bersikeras tidak akan melepaskannya hingga mendapat berkat. Peristiwa itu mengajarkan:
Pertama: Perubahan melalui perjuangan dan ketidakberdayaan. Yakub bergulat dengan sosok ilahi (Allah), kehilangan kekuatan, tetapi memohon berkat karena tidak akan melepaskan-Nya sampai ia diberkati. Ia diberi nama baru:Israel, dan tempat itu dinamakan Pniel (wajah Allah), menunjukkan bahwa ia melihat Allah dan hidupnya terselamatkan, meski pincang. Peristiwa ini melambangkan pergulatan batin dan penyerahan diri pada Tuhan hingga akhirnya mendapatkan berkat. Perubahan nama dari Yakub menjadi Israel menandakan transformasinya dari seorang penipu menjadi pribadi yang telah berjuang dan menerima berkat dari Allah. Demikian juga dengan kita, terkadang kita harus mengalami pengalaman yang sulit, bahkan rasa sakit dalam perjuangan hidup ini, tetapi ketika kita sepenuhnya bergantung pada berkat Tuhan, di situlah kita mengalami transformasi diri, mengenal dan menyadari kelemahan dan kesalahan kita serta mau sepenuhnya diubahkan oleh Tuhan dengan kuasa rohNya. Maka di situasi sulit dan perjuangan hidup sangat penting bagi kita untuk percaya dan menyerahkan diri pada Tuhan. Ingatlah, kemenangan sejati tidak datang dari kekuatan diri sendiri, melainkan melalui ketergantungan total dan penyerahan diri kepada Allah, bahkan di tengah rasa sakit dan penderitaan.
Kedua: Menyaksikan perjumpaan pribadi dengan Tuhan bagi sesama. Setelah Yakub mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan dirinya diubahkan, maka dia bersaksi “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong”. Di dalam Perjanjian Lama belum pernah diberitakan ada manusia yang mampu melihat muka dengan muka terhadap Tuhan dan selamat, sebab manusia telah berdosa dan Allah Mahakudus dan Mulia. Namun perjumpaan Yakub dengan Tuhan adalah perjumpaan yang membawa selamat (bnd. Bilangan 6:24-26). Allah telah membuka dirinya agar kita dapat berjumpa dengan Dia, di dalam wujud manusia yang nyata dalam Yesus Kristus yang telah menjadi manusia, mati dan bangkit untuk menyelamatkan kita. Dalam setiap pengalaman hidup yang kita jalani dalam iman, tentu di sana kita “berjumpa dengan Tuhan” dan menuntun kita ke arah yang Tuhan kehendaki. Seperti Marta yang berjumpa dengan Yesus yang bangkit dari kematian (Yoh 20:1-18), kiranya kita juga menyaksikan Kristus yang telah memberkati, menyelamatkan dan membaharui diri kita menjadi sesuai dengan kehendakNya. Dengan kesaksian seperti itu, semakin banyak orang yang percaya dan datang serta rindu berjumpa dengan Tuhan di dalam imannya. Amin.
Pdt. Daniel Napitupulu, M.Min., M.Th- Kabiro Ibadah Musik HKBP