Sepuluh Perintah, Tali Pengikat Hubungan Kita dengan Allah
Shalom Saudara/i terkasih dalam Yesus Kristus, sebelum kita mendengarkan renungan pada hari ini marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Kasih karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus dan damai sejahtera dari Tuhan Allah kiranya memberkati kita semua. Amin
Firman Tuhan pada hari ini tertulis dalam Ulangan 4:13 demikian bunyinya. “Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu”. Demikian Firman Tuhan.
Saudara saudari, yang terkasih dalam Yesus Kristus pernahkah kita memegang benda yang sangat berharga dan tidak mau kehilangannya? Kita berusaha menyimpannya ditempat paling aman, bahkan memberikan tanda agar tidak dilupakan. Karena tabiat yang sering kita alami adalah pelupa, lupa atau ingkar janji. Kita sering berjanji Tuhan aku mau berubah, Tuhan aku mau setia, Tuhan aku mau mendekat kepadaMu tetapi itu hanya bertahan sebentar. Mungkin kita sering sibuk, bahkan jauh dari Tuhan tetapi ia mendekati kita lewat sepuluh perintahNya yang dulu Ia tuliskan pada dua loh batu namun kini tertulis dihati kita (Yeremia 31:33). Lewat firman yang kita baca, dengar, lewat hati nurani yang menegur, lewat peristiwa hidup yang menyentuh, bahkan lewat ucapan orang lain dan hidup orang lain. Sehingga perjanjian tidak hanya sekadar huruf tetapi isi hati yang hidup. Bukanlah rantai yang mengikat tetapi pagar yang melindungi. Seperti orangtua yang memberi aturan kepada anaknya bukan unuk menindas tetapi untuk melindunginya.
Sering kali kita melakukan kesalahan dan itu menghilangkan ingatan kita akan perjanjian manusia dan Allah dalam sepuluh perintah. Namun Allah selalu berinisiatif untuk menyatakannya kembali pada kita, apa saja kehendakNya yang harus kita lakukan. Sebab dalam Sepuluh perintah itulah terdapat identitas, tali pengikat hubungan kita dan Allah, dan juga cerminan karakter Allah. Tanpa perjanjian hidup kita mudah terbawa arus dunia. Oleh karenanya perjanjian juga merupakan kompas arah masa depan. Ada sebuah ilustrasi, ada seorang seniman yang membuat patung dengan sangat indah dari batu marmer. Saat orang bertanya, bagaimana kamu bisa membuatnya begitu sempurna?. Aku tidak menambah apa-apa pada batu ini. Aku hanya membuang bagian-bagian yang tidak sesuai dengan gambar yang ada di pikiranku. Demikian juga Allah bekerja di hati kita. Ia menulis hukumNya dengan membentuk kita, mengikis bagian-bagian yang keras, sombong dan egois, sampai kita memantulkan gambarNya. Amin
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk firmanMu yang sudah kami dengarkan, berikan kami kekuatan dan kesetiaan untuk menjalani seluruh perintahMu. Kami juga memohon Tuhan berkatilah seluruh pelayanMu yang tetap memberitakan firman Mu agar tetap sehat dan semangat, begitu juga seluruh jemaatMu dan apa yang mereka kerjakan agar menjadi berkat bagi kami semua, ampuni kami dari seluruh dosa pelanggaran kami didalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus. Kami sudah berdoa.
Kasih karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia dari Allah Bapa serta penyertaan Roh Kudus kiranya memberkati kita semua. Amin
(Pdt. Mikha Uli Simanungkalit S. Si (Teol) – Staf Biro Urusan Dana Pensiun HKBP)



