“Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, itulah yang menyertai hati dan pikiranmu. Di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin!”
Shalom! Selamat Hari Natal!
Firman Tuhan yang menjadi perenungan bagi kita dalam Pesta Natal II ini, tertulis di dalam Surat Ibrani 1:1-4. Firman Tuhan berkata:
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.” Demikianlah Firman Tuhan. Syukur kepada Allah.
Natal adalah perayaan yang membawa sukacita bagi kita semua. Sukacita tersebut seringkali disimbolkan dengan berbagai kemeriahan. Ada yang dengan hiasan dan dekorasi yang meriah, lampu yang berkelap-kelip, lilin-lilin yang dinyalakan, nyanyian bernuansa Natal dan lain sebagainya. Namun demikian, apakah kita sudah dengan sungguh memahami dan memaknai sukacita Natal tersebut? Mari kita merenungkannya bersama.
Dalam Firman Tuhan pada perayaan Natal kedua ini, kita diteguhkan kembali dengan keluhuran dan kemuliaan sejati Yesus Kristus. Berdasarkan isi surat kepada jemaat Kristen-Yahudi yang sedang menghadapi penganiayaan dan tekanan yang hebat karena imannya, penulis surat meneguhkan mereka dengan kebenaran Firman tentang Yesus Kristus. Kebenaran yang menyatakan dengan tegas bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan janji Allah kepada umat manusia. Sebagaimana yang telah Allah sampaikan berulangkali dalam pelbagai cara melalui para nabi bahwa Allah menjanjikan Sang Juru Selamat bagi umatNya. Sang Juruselamat tersebut bukanlah manusia biasa. Ia bukan bagian dari para nabi yang dipakai Allah untuk menyampaikan nubuatan-Nya kepada umat, Ia adalah penggenapan nubuat itu sendiri. Kedudukan-Nya mengatasi segalanya bahkan para malaikat yang berada di atas langit sekalipun. Ia sudah ada sejak segala sesuatunya diciptakan dan Ia duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Kuasa. Ia adalah Cahaya Kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah itu sendiri. Inilah kebenaran yang menjadi anugerah terbesar dan dikaruniakan Allah bagi umatNya.
Jemaat sekalian, kebenaran inilah yang menjadi sukacita Natal sesungguhnya bagi kita, yakni Yesus Kristus. Firman Allah telah digenapi di dalam Yesus Kristus dan Yesus Kristus itulah Firman. Kehadiran-Nya di tengah dunia adalah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut. Manusia yang tadinya ada di dalam kegelapan kini telah hidup dan menjadi bagian di dalam Cahaya Kemuliaan Allah di dalam Yesus Kristus. Oleh karenanya sudah sepatutnya kita bersukacita di hari Natal. Kita boleh saja merayakannya dengan segala kesemarakan Natal. Namun demikian, berilah ruang pada Cahaya Kemuliaan Allah itu untuk tinggal di dalam hati kita agar kita pun turut memancarkan terangNya di tengah dunia ini. Utamanya, di Natal tahun 2025 ini, ketika dunia di sekeliling kita masih dipenuhi dengan kegelapan karena kejahatan, keserakahan, kebodohan, dan sebagainya maka jadilah bagian dari pancaran Cahaya Kemuliaan Allah di tengah dunia. Tolonglah mereka yang kesusahan, hiburkanlah mereka yang berduka, saling mengasihilah bagi semua. Kiranya Allah memampukan. Amin!
Kita berdoa “Kami bersyukur untuk sukacita Natal ini, ya Kristus. Engkau berkenan hadir di tengah kami memberikan terang, sukacita, dan keselamatan bagi kami. Tolonglah kami untuk dengan sungguh menghayati kebenaran Firman-Mu pada hari ini. Teguhkanlah dan topanglah kami di dalam melawan kegelapan dunia ini karena Engkaulah Cahaya Kemuliaan yang sejati. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin ”
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kamu sekalian. Amin.
Pdt. Serly Tampubolon



