EVANGELIUM MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS Tgl. 09 November 2025

Evangelium Minggu XXI Set. Trinitatis tgl. 9 November 2025

 

Doa Pembuka:

Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.

Bapak/Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan di Minggu ke-XXI Setelah Trinitatis pada hari ini, mari kita baca yang tertulis dalam Kitab Yudas 1 : 17-23, demikian:

ay. 17) Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.

Ay. 18) Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.”

Ay. 19) Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.

Ay. 20) Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.

Ay. 21) Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.

Ay. 22) Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,

Ay. 23) selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih dalam Nama Tuhan, jika defenisi akhir zaman sulit kita terjemahkan secara harafiah, secara dimensi dan ruang dan waktu, maka melalui nats ini harusnya memberi pengertian yang aktual makna dari akhir zaman. Bahwa akhir zaman adalah proses yang sedang berjalan (kitab Matius dalam Bahasa Batak menggunakan kata Pambebeon menerangkan makna akhir zaman) artinya waktunya sudah berjalan dan akan terus berjalan. Tidak heran jika banyak fenomena-fenomena yang terjadi dari hari lalu sampai dengan hari ini sering kita hubungkan dengan apa yang tertulis didalam Alklitab terlebih yang tertulis didalam nats kita hari ini. Tanpa kita sadar, seiring dengan perkembangan Zaman yang sangat pesat ini, fenomena-fenoma tersebut semakin dekat kita jumpai. Jika nats kita berbicara tentang pengajar-pengajar palsu yang menganggu keteguhan iman Kristen dengan menyerang logika berpikir,yang datang dari kalangan pemuka agama, maka jika kita perbandingkan dengan keadaan saat ini, justru hal-hal yang demikian juga muncul dari kalangan umum. Melalui akses informasi seperti sosial media, sudah semakin banyak pengajar-pengajar palsu melalui informasi, pernyataan, tulisan, opini yang bermuatan memberi pengajaran palsu. Hal yang demikian hidup dan bahkan sangat dekat di sekitar kita.

Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di dalam Nama Tuhan, dasar dari segala kebenaran adalah Allah sendiri di dalam Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah Roh Pembimbing yang memandu kita untuk mengerti kebenaran Firman Tuhan. Jika kebenaran itu adalah Allah itu sendiri, maka hal terdekat untuk mengetahui kebenaran itu adalah dengan cara bersekutu dan merujuk pada Firman Allah, yaitu perkataanNya dan perkataan para saksi (Nabi, Rasul) Allah dan Kristus yang tertulis didalam Alkitab. Sehingga segala informasi, pernyataan, tulisan yang tidak berasal dari kebenaran Allah dan FirmanNya adalah bersifat pengajaran palsu. Itulah mengapa kitab Yudas ditulis supaya para pembacanya dimasa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang berfokus pada nasihat praktis kepada orang percaya untuk mempertahankan iman mereka di tengah pengaruh guru-guru palsu (yang disebut Yudas sebagai “pengejek” yang hidup menurut hawa nafsu). Yudas memulai dengan mengingatkan jemaat (orang percaya sejati) untuk mengingat perkataan rasul-rasul Tuhan Yesus Kristus. Pertama, Peringatan Terdahulu: Yudas menegaskan bahwa rasul-rasul telah menubuatkan (atau memperingatkan) bahwa di “akhir zaman” akan muncul pengejek yang hidup menurut hawa nafsu mereka yang jahat, yang menyebabkan perpecahan dan tidak memiliki Roh Kudus. Kedua, Konteks Ancaman: Ayat ini berfungsi sebagai penegasan bahwa ancaman dari orang-orang fasik dan penyebar ajaran sesat bukanlah hal baru, melainkan telah diperingatkan sebelumnya, sehingga jemaat tidak perlu terkejut.

Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di dalam Nama Tuhan, setelah fokus pada pertahanan diri, Yudas mengalihkan fokus ke tanggung jawab orang percaya terhadap sesama, terutama mereka yang sudah mulai terpengaruh oleh ajaran sesat atau yang ragu-ragu dalam iman, kita adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk menunjukkan belas kasihan atau kebaikan. Mereka yang imannya goyah harus didekati dengan kasih dan hikmat, bukan dengan penghakiman cepat, untuk menarik mereka kembali. Terhadap yang Terancam, selamatkanlah mereka dengan merampas mereka dari api. Ini adalah tindakan yang lebih keras dan mendesak, menunjuk pada upaya berani untuk menarik mereka yang sudah hampir sepenuhnya terjerumus dalam dosa dan hukuman. Terhadap yang Terlanjur Terperosok, tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan (kehati-hatian) dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Ini menekankan perlunya mengasihi orangnya sambil membenci dosanya, dan melakukannya dengan sangat hati-hati agar orang yang menolong tidak ikut tercemar atau jatuh dalam dosa yang sama. Tindakan penyelamatan harus dilakukan dengan bijaksana dan waspada. Kemudian, marilahkita sebagai orang Kristen yang sadar akan pekerjaan iman kita untuk membangun diri di atas dasar iman yang paling suci, ini menuntut orang percaya untuk terus bertumbuh dalam kebenaran Alkitab (iman yang “paling suci” yang telah disampaikan sekali untuk selama-lamanya) dan menjadikannya dasar yang kokoh. Berdoa dalam Roh Kudus, doa harus dilakukan dengan bimbingan, kekuatan, dan kuasa Roh Kudus, menjadikan doa sebagai sarana penting untuk melawan kesesatan dan tetap teguh. Memelihara diri dalam kasih Allah, ini adalah inti dari pertahanan rohani. Tinggal di dalam kasih Allah berarti taat kepada perintah-Nya dan Firman-Nya, sehingga kasih-Nya menjadi “wilayah perlindungan” rohani.

Doa Penutup: Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk Firman-Mu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan roh-Mu, kami akan melakukan Firman-Mu untuk kemuliaan nama-Mu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya kedalam tangan pengasihan-Mu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.

 

Pdt. Andar Panuturi Sitompul, S.Th

Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP

Scroll to Top