Doa Pembuka:
Allah Bapa yang kami sembah di dalam Anak-Mu, Tuhan Yesus Kristus. Kami bersyukur atas semua nikmat hidup yang telah Tuhan berikan pada kami. Tuntunlah kami, ya Tuhan, agar terus mensyukuri hidup kami dan senantiasa terhubung pada-Mu. Terlebih, dalam memahami dan menghidupi Firman-Mu. Amin.
Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan, yang menjadi ayat renungan kita hari ini tertulis di dalam Lukas 1 : 69. Beginilah bunyi Firman Tuhan,
“Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu”
Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan, saat ini kita memasuki masa penantian akan kedatangan Mesias yang kedua kalinya. Beberapa hari lagi kita juga akan merayakan peringatan hari kelahiran-Nya, yang biasanya diiringi dengan pesta dan sukacita. Namun pertanyaannya, bagaimana kita bisa bersukacita ketika keadaan di sekitar kita tidak selalu baik? Ada yang merayakan Natal sambil menanggung pilu kehilangan orang yang dikasihi, kehilangan harta, pergumulan dalam rumah tangga, impian yang belum tercapai, atau tekanan ekonomi yang berat. Di tengah situasi seperti ini, Firman Tuhan mengingatkan bahwa sukacita sejati bukan lahir dari situasi, tetapi dari pengharapan.
Bangsa Yahudi pada masa Zakharia pun hidup dalam tekanan politik Romawi, kondisi ekonomi yang tidak stabil, dan penantian akan pemulihan. Namun di tengah kenyataan itu, Zakharia melalui pujiannya menyatakan bahwa Allah menumbuhkan “tanduk keselamatan bagi kita”. Tanduk keselamatan adalah metafora bahwa Allahlah yang menginisiasi kekuatan dan kemenangan di dalam dan melalui Kristus. Artinya, dalam kesulitan apa pun, Tuhan sanggup memberikan kekuatan untuk bertahan dan menang. Bahkan jauh sebelum Kristus lahir dan menebus dosa dunia, sejak Perjanjian Lama Allah telah setia memelihara umat-Nya, mengingat janji-Nya, dan terus menumbuhkan pengharapan dalam hati umat-Nya. Itulah sebabnya, jika dilihat dari bentuk hymne yang dinyanyikan Zakharia ini, khusus ayat ini adalah sebuah pengakuan iman bahwa di tengah situasi sesulit apapun, Allah sedang bekerja menumbuhkan “tanduk keselamatan”, yaitu kemenangan bagi kita.
Seperti lilin Advent yang kita nyalakan dalam kegelapan, cahayanya memang tidak memusnahkan seluruh gelap. Namun ketika kita memegangnya saat berjalan, terang itu cukup untuk menyinari satu atau dua langkah ke depan, dan langkah-langkah selanjutnya tidak pernah kehilangan sinarnya. Demikian pula pengharapan di dalam Kristus, tidak instan tetapi mampu mengajari kita untuk bertahan dan tetap setia. Karena itu, marilah kita merayakan masa Advent ini dengan pengharapan yang hidup, percaya bahwa Allah sedang dan akan memulihkan keadaan kita di dalam Kristus, Sang Mesias yang kita nantikan. Amin.
Doa Penutup:
Kami memuji Engkau ya Allah yang tidak tinggal diam melihat pergumulan hidup kami. Engkau tetap setia pada janji-Mu untuk terus memulihkan dan menghibur kami dari dulu hingga saat ini, terlebih dalam Anak-Mu, Yesus Kristus yang menyelamatkan kami. Tolong hidupkan terus hati yang penuh pengharapan dalam diri kami, agar kami dengan berani mengakui Tuhan akan memenangkan kami. Amin.
CPdt. Rosmauli Sianipar – LPP I di Biro Hukum HKBP



