Kuasa Kristus, Hikmat dan Kekuatan Allah
Doa Pembuka: Ya Allah, kami bersyukur untuk hari baru yang Engkau anugerahkan bagi kami, dalam iman akan penyertaanMu, kami hendak memulai segala aktifitas satu hari ini. FirmanMu saat inilah yang akan menjadi pegangan kami dalam menjalani hari ini. Maka bukalah hati kami dengan RohMu agar kami mampu mendengar dan memahaminya serta melakukannya demi kemuliaan namaMu. Di dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.
Renungan: 1 Korintus 1:24
“tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”
Seorang tokoh reformator gereja, John Calvin, dalam tafsirannya terhadap surat 1 Korintus ini, mengatakan: “Allah sengaja memilih apa yang bodoh di mata dunia supaya Ia mempermalukan yang bijak, dan apa yang lemah supaya Ia mempermalukan yang kuat… agar tidak ada manusia yang memegahkan diri di hadapan-Nya.” Bagi Calvin, salib bukanlah akhir, melainkan awal dari hikmat Allah yang sejati.
Di mata dunia ini, kerap sekali kita mendengar dan melihat pandangan yang mengatakan bahwa salib itu adalah kebodohan yang memalukan: sebab bagaimana mungkin seorang Mesias yang dihina, dicaci, difitnah itu mati di kayu salib oleh pemerintahan yang berkuasa saat itu. Sebab dirinya saja tidak mampu ia selamatkan, bagaimana mungkin ia mampu menyelematkan bangsa umat pilihan Allah. Bagi akal manusia yang tidak beriman kepadaNya, mungkin kematian Yesus adalah kegagalan terbesar dalam sejarah.
Namun, Paulus melihat dalam sudut pandang iman, ketika ia meninggalkan kehidupannya yang lama dan ia menatap salib yang sama dan berseru dalam iman: “Inilah kekuatan Allah!” Bukan kekuatan yang mengguncang dunia dengan ukuran kekuatan duniawi, bukan dengan senjata perang, juga bukan dengan kuasa yang mampu merobohkan tembok-tembok. Tetapi kuasa yang membiarkan diri-Nya dihina, disiksa agar siksaan itu menjadi pintu masuk bagi kita semua untuk menerima keselamatan yang ia bawa. Inilah kuasa yang tak pernah dunia mengerti kecuali ia benar-benar beriman kepadaNya dan menyatu dengan kematian dan kebangkitanNya melalui Baptisan Kudus. Dalam diriNya, kita menemukan kuasa yang tak menyelamatkan diri-Nya sendiri, Ia menjadi kurban pendamaian manusia dengan Allah, supaya kita beroleh keselamatan.
Maka Saudaraku, kita adalah orang-orang yang dipanggil oleh Allah untuk senantiasa mengarahkan pandangan kita kepada salib itu, ketika engkau merasa lemah, ketika dunia ini menertawakan perjuangan imanmu sebagai kebodohan, ketika engkau tersingkirkan, terluka, dan tak lagi punya kekuatan, ingatlah salib itu. Di situlah engkau menemukan kekuatan Allah, bukan di puncak kemenangan yang kadang kala membawa kita pada kesombongan dan keangkuhan. Kita dapat menemukan kekuatanNya bahkan ketika kita terpuruk sekalipun. Sebab yakinlah, dalam keterpurukan mu itulah, Ia mengangkat engkau, hingga menaruhmu di atas batu karang yang memulihkan hidupmu menjadi lebih kokoh dalam iman. Sehingga kita patut bersukacita ketika Tuhan berseru: “Cukuplah kasih Karuniaku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah Kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor 12:9)
Hari ini, janganlah takut menjadi lemah di mata dunia. Karena bersama dan di dalam Yesus Kristus, saat engkau lemah, saat itu jugalah engkau paling kuat. Sebab Kristus, kekuatan Allah, tinggal di dalam dirimu. Amin.
Doa Penutup: Ya Tuhan Yesus, Raja segala raja, bagi kami Engkau adalah hikmat dan kuasa Allah yang hidup. Di dalamMu kami menemukan kekuatan yang sejati menghadapi berbagai tantangan hidup yang membuat kami lemah dan terpuruk. Buatlah kami untuk berani menghadapi berbagai kelemahan kami dan membawanya ke hadapan-Mu, agar kuasa-Mu semakin nyata dalam kelemahan kami. Sertai kami sepanjang hari ini, jangan biarkan kami jauh dari Engkau, lingkupi kami selalu. Terpujilah NamaMu, kini dan sepanjang masa. Amin.
Pdt. Hasiholan T.S. Reformer Nababan, S.Th- Staf di Biro Remaja Naposobulung HKBP



