Doa Pembuka: Kita berdoa! Allah Bapa kami yang bertahta tinggi dalam kerajaan Surga, terima kasih atas berkat yang Tuhan berikan kepada kami, sebentar kami akan mendengarkan firman Tuhan berkati hati dan pikiran kami. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi landasan kita beraktivitas pada hari ini Senin, 17 November 2025 tertulis dari Injil Markus 9:35 “Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” Demikian firman Tuhan.
Bapak/Ibu, Saudara/i yang kekasih pada dasarnya setiap manusia itu ingin dihargai, diakui, dianggap penting, diutamakan, dan masih banyak hal lain ke-aku-an yang diinginkan. Hal ini juga terjadi kepada murid-murid Yesus, mereka tidak luput dari hal tersebut. Terkadang mereka bertengkar tentang siapa yang terbesar, siapa yang paling dekat dengan Yesus. Namun Yesus, Sang Guru, mengubah arah pandang mereka. Yesus mengajarkan cara baru menjadi besar bukan melalui kekuasaan, melainkan melalui kerendahan hati dan pelayanan. Nas ini adalah fondasi teologi Kepemimpinan hamba (pemimpin yang melayani)“Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani Markus 10:45:” Maka, pelayanan bukan sekadar fungsi gerejawi, tetapi karakter ilahi yang diwujudkan dalam tindakan.
Dalam lingkup Gereja, pemimpin rohani terpanggil bukan karena status yang mereka dapatkan. Melainkan karena pengorbanan Yesus Kristus dan pelayanan kasih kepada setiap jemaat. Gereja hadir untuk dapat melengkapi kebutuhan pelayanan yang menghadirkan Kasih Kristus ditengah-tengah jemaat.
Dalam lingkup Keluarga, orangtua penuh kasih Kristus memimpin dengan mencontohkan pelayanan Kristus, tanpa memakai “otoritas” sebagai orangtua kepada anak-anaknya. Dari hal ini anak-anak akan banyak belajar bagaimana Kasih Kristus yang ada pada orangtuanya, mereka ada meneladani cara untuk mengutamakan kasih Kristus dalam tindakan mereka.
Dalam lingkup Pekerjaan dan lingkungan, disaat dunia ini membutuhkan dan memuji orangorang yang pintar, bisa diandalkan, tangkas, dan cepat. Akan tetapi Tuhan Allah akan tetap mengajarkan bagaimana kita menjadi orang yang Takut Akan Tuhan, beriman dan setia. Hal ini akan menjadikan kita orang yang bersikap penolong, tanggap terhadap sesama, dan pengasih.
Dalam lingkup kepribadian, nas ini benar-benar menantang kita “seberapa rela kita merendah turun untuk dapat menopang, bahkan mendahulukan orang lain”.
Bapak/Ibu, Saudara/i yang kekasih Yesus tidak hanya sekedar mengajarkan tentang “pelayanan”. Ia sendiri telah benar-benar menjadi contoh teladan yang sempurna. Di kayu salib, Ia menjadi “yang terakhir” dari semuanya, yang menanggung, dan menggorbankan diri sendiri untuk dosa dunia. Yang kita tahu bahwasanya Yesus tidaklah pernah bersalah dan berdosa, namun Ia haruslah Mati untuk oranglain.
Kemuliaan akan selalu ada dalam bentuk pelayanan, pelayanan itu akan dapat dilakukan jika ada kerendahan hati untuk melakukannya tanpa keterpaksaan. Belajarlah untuk dapat merendahkan hati dan memulai berbagi untuk sesama, karena Yesus telah terlebih dahulu mengajarkannya dan melakukannya untuk kita. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! Bapa yang kami kenal di dalam Yesus terima kasih atas Firman Tuhan pada hari ini yang telah mengajarkan mengingatkan dan memulihkan. Kami percaya rancanganMu penuh kasih. Teguhkan iman kami untuk tetap memuji memuliakan namaMu, Kuatkan kami untuk terus dapat menyatakan FirmanMu dalam kehidupan kami, sertai setiap pekerjaan kami Ya Tuhan. Didalam Yesus Kristus, kami telah berdoa. Amin.
C.Pdt. Josua Hutabarat, S.Th- LPP III di Kantor Biro Kategorial Ama- Lansia HKBP



