Doa Pembuka: Ya Allah Tritunggal Maha Kudus, jernihkanlah hati kami agar memahami Firman-Mu dan melaksanakannya hanya dan melalui Kristus Tuhan, kami berdoa, Amin.
Renungan: 2 Rajaraja 19: 34
Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.”
Salah satu nyanyian dalam bentuk koor atau paduan suara yang saya sukai berjudul “Grace Alone” karya Scoot Wesley Brown dan Jeff Nelson. Saya mengutip sedikit lirik dari lagu tersebut sebagai berikut:
Every tear we wipe away,
Every sorrow turned to praise,
Is only by His grace,
We will go forth in grace alone
Hanya oleh Anugerah. Ucapan ini juga telah dipopulerkan oleh Bapa reformator kita yakni Martin Luther, melalui pendalaman akan Alkitab dan perenungan spiritualnya.
Dalam teks bacaan hari ini kita dapat melihat bahwa anugerah Allah adalah bukti kasih sayang Allah. Ucapan “Dan Aku akan memagari kota ini…”. Hal ini dapat kita pahami tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga psikis dan spiritual. Mengapa demikian? Sebab ancaman demi ancaman yang dilakukan Sanherib Raja Asyur telah membuat umat Allah ketakutan bahkan Raja Hizkia mengoyakkan pakaiannya dan menyelubungi dirinya dengan kain kabung (2 Raj 19:1). Ketakutan yang begitu mencekam telah menghantui dan meresahkan umat Allah. Tetapi perkataan Allah dalam teks ini ingin memberi suatu kelegaan dengan keberpihakan Allah, bagai air hidup yang menyejukkan (bdk. Yoh 4:15) untuk mengembalikan rasa optimisme umat-Nya
Frasa berikutnya adalah, “untuk menyelamatkannya..” ini adalah rasa peduli Allah untuk kehidupan umat-Nya secara berkelanjutan. Keselamatan yang Allah berikan tidaklah seperti suatu kupon yang hanya mampu untuk sekali pakai saja. Keselamatan tersebut akan berkelanjutan senantiasa, bahkan hingga kehidupan setelah kematian. Kasih sayang yang Allah berikan tentunya berkepanjangan. Ini adalah anugerah Allah semata.
Frasa terakhir, “oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku”, penekanan Allah atas otoritasnya bagi keselamatan terlihat pada frasa terakhir ini. Adakah yang bisa diandalkan untuk menyelamatkan bangsa Allah itu? Tidak Ada! Hanya anugerah dari Allah sematalah yang dapat menyelamatkan bangsa tersebut. Allah yang senantiasa merancang damai sejahtera tersebut (Yer 29:11) tidak lupa juga memberikan contoh dan teladan melalui kehidupan hambanya Daud. Allah menolong umat-Nya bukan karena tindakan umat-Nya, tetapi hanya karena anugerah saja, hanya karena kasih saja, sebab Ia sendiri adalah kasih (1 Yoh 4:8).
Saudara-saudari yang terkasih dalam nama Kristus, begitulah Allah dengan kemurahan-Nya begitu paham betul akan kehidupan kita. Kebahagiaan, tangis, kesehatan, pun dalam waktu kita sakit, Ia adalah Allah yang menyediakan keselamatan penuh. Bukan karena kita, bukan karena usaha kita, tetapi hanya oleh Anugerah-Nya saja. Lalu dengan kesadaran akan anugrah tersebut, masih kah kita menjalani hidup ini dengan penuh takut dan pesimis? Tidak! We will go forth! Kita akan maju terus sembari berkata “Jika Allah ada dipihak kita, siapakah yang melawan kita?” (Roma 8:31) Kematiankah? Penyakitkah? Kesedihankah? Tentu tidak. Anugerah Allah lebih besar dari semua persoalan itu. Kita bisa belajar dari berbagai tokoh Alkitab, Nuh, Ayub bahkan Daud hamba-Nya. Semua pertolongan yang datang kepada hamba Allah itu adalah anugerah semata. Kiranya iman kita semakin teguh “We will go forth!”. A m e n.
Doa Penutup: Ya Allah Maha pengasih, terpujilah Engkau di bumi dan di surga. Anugerah-Mu menyejukkan hati dan hidup kami, kami bagaikan pohon kering yang disejukkan oleh air hidup melalui Firman-Mu. Terima kasih ya Tuhan, kami akan menjalani hidup ini dengan iman dan rasa percaya diri sebab Allah ada dipihak kami. Hanya melalui Anak-Mu Kristus Tuhan kami, Amin.
C.Pdt. Putra Sogit Mnaik, S.Si- Teol (LPP I di Kantor Departemen Koinonia HKBP)



