Renungan Harian Marturia HKBP, Jumat 17 Oktober 2025
Doa Pembuka: Bapa kami yang di Surga, Bapa yang Maha Kasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, kami datang ke hadirat-Mu dengan hati yang penuh syukur. Kami percaya bahwa setiap nafas yang kami hirup adalah anugerah dari-Mu. Saat ini, ketika kami merenungkan firman-Mu, biarlah Roh Kudus bekerja di dalam hati kami, sehingga kami mengerti, merasakan, dan mengalami kebenaran-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Renungan
Roma 12 : 5
“Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.”
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, di dunia ini ada penyakit langka yang disebut “tidak bisa merasakan sakit.” Orang yang mengalaminya bisa terluka, tapi tidak merasa apa-apa. Bisa terbakar, tapi tidak sadar. Akhirnya tubuhnya rusak tanpa ia sadari.
Bayangkan… kalau tubuh kita tidak bisa merasakan sakit, pasti berbahaya, bukan? Begitulah juga dengan kehidupan orang percaya hari ini. Banyak dari kita hidup seperti tubuh yang tidak lagi bisa merasakan. Ada saudara yang susah, kita diam. Ada teman seiman yang terluka, kita acuh. Kita datang ke gereja, menyanyi, berdoa, tapi hati kita tidak lagi peduli dengan sesama anggota tubuh Kristus.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan:
“Kita ini banyak, tetapi satu tubuh di dalam Kristus, dan masing-masing adalah anggota seorang terhadap yang lain.”
Kata “anggota” di sini dalam bahasa Yunani μέλη (melē) berarti bagian tubuh, seperti tangan, kaki, atau mata yang saling membutuhkan. Mata tidak bisa berkata kepada tangan, “Aku tak butuh engkau.” Kalau satu bagian terluka, seluruh tubuh ikut merasakannya. Artinya: di dalam Kristus, kita tidak berdiri sendiri. Kita dipersatukan oleh kasih dan darah Kristus. Kita dipanggil untuk saling menopang, bukan saling menjatuhkan. Saling mendoakan, bukan saling membandingkan. Saling menguatkan, bukan saling menjauh.
Namun, dunia sekarang mendorong kita untuk hidup sendiri-sendiri. Kita sibuk dengan urusan pribadi. Kita ingin berhasil, tapi lupa memperhatikan orang di sekitar kita. Kadang, bahkan dalam pelayanan pun, kita ingin diakui lebih daripada memilih untuk bekerja sama. Tapi tubuh Kristus tidak bisa hidup seperti itu. Kalau tangan hanya mau bekerja untuk dirinya sendiri, seluruh tubuh akan lemah. Kalau hati berhenti berdetak, seluruh tubuh mati. Begitu juga persekutuan orang percaya, jika kita tidak saling mengasihi, tubuh Kristus kehilangan kehidupan.
Saudara-saudari, Firman ini mengajak kita untuk kembali merasakan. Merasakan kesedihan sesama kita. Merasakan perjuangan mereka. Dan juga ikut merasakan sukacita mereka. Karena saat kita saling peduli, di situlah Kristus hadir. Di situlah tubuh Kristus hidup dan sehat.
Doa Penutup: Ya Tuhan, ajarlah kami untuk tidak hidup bagi diri sendiri. Tolong kami agar bisa merasakan apa yang saudara kami rasakan. Supaya kami sungguh menjadi satu tubuh di dalam Engkau, yang saling mengasihi, saling menopang, dan saling menguatkan. Amin.
C.Pdt. Johannes Sibarani, S.Th- LPP III di Biro Ibadah Musik HKBP