Renungan Harian HKBP, Sabtu, 08 November 2025

Doa Pembuka: Allah Bapa yang bertakhta dalam Kerajaan Surga, terima kasih Bapa atas berkat yang masih bisa kami rasakan hingga saat ini. Sebentar kami akan mendengarkan firman-Mu, kiranya Engkau berkati hati dan pikiran kami agar kami dapat memahami firman-Mu. Di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

 

Renungan:

Mazmur 32:3

Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari.”

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus,

Smartphone ataupun gadget yang biasa kita pakai merupkan alat yang luar biasa, sebab dapat mempermudah kehidupan maupun pekerjaan kita. Namun terkadang baterai smartphone tersebut dapat cepat habis tanpa alasan jelas. Setelah kita periksa, ternyata ada beberapa aplikasi yang kita biarkan berjalan terus-menerus di latar belakang. Ada aplikasi yang lupa dimatikan sehingga aplikasi terseebut berjalan terus-menerus tanpa kita ketahui. Aplikasi-aplikasi ini tidak terlihat di layar utama, tetapi secara diam-diam menguras daya smartphone kita.

Dosa yang disembunyikan bekerja seperti aplikasi latar belakang ini. Daud mencoba untuk melanjutkan “hidup normal” dengan berdiam diri, tidak mengakui dosa tersebut, tetapi dosa itu, yang disembunyikan di latar belakang dirinya, terus-menerus menguras energi spiritual dan fisiknya hingga ia merasa hancur. Mazmur 32 Ayat 3 merupakan catatan kerugian Daud selama ia menahan pengakuan dosanya. Ini adalah kesaksian tentang betapa mahalnya harga keheningan dalam hal moral dan fisik. Sekaligus konsekuensi dari dosa tersebut.

“Berdiam diri” sebagaimana dikatakan Daud merupakan upaya untuk melawan suara hati nurani dan suara Tuhan. Meskipun Daud seorang yang taat beribadah, ia akhirnya harus menyalurkan seluruh kekuatannya untuk menahan dan menyembunyikan dosanya, bukan lagi untuk bersekutu atau melayani Tuhan. Sehingga hubungan Daud dengan Tuhan terhenti. Ia tidak lagi menikmati persekutuan. Seluruh fokus batinnya adalah pada bagaimana menjaga rahasia agar jangan sampai dosa-dosanya ketahuan dan perlawanan batin karena menolak dorongan untuk bertobat. Inilah yang menguras pikirannya.

Kehancuran fisik yang digambarkan Daud menunjukkan bahwa dosa bukanlah sekadar masalah rohani; ia memengaruhi seluruh pikiran kita. Dosa yang disembunyikan sangat memengaruhi beban pikiran maupun mental kita.

Keluhan Daud bukan hanya bersifat sesaat, melainkan sudah di tahap kronis, karena berlangsung sepanjang hari. Daud, yang sebelumnya adalah “manusia yang berkenan di hati Allah” dan dikenal suka bersorak, kini menjadi seorang yang suka mengeluh dan putus asa. Hal ini menandakan bahwa orang yang menyimpan dosa cenderung melihat dunia melalui lensa rasa bersalah. Keluhan mereka mungkin diarahkan pada orang lain, pekerjaan, atau keadaan, padahal akar permasalahannya adalah beban batin yang disembunyikan. Mazmur 32:3 ini merupakan panggilan pada diri kita untuk segera sadar. Jika kita merasa lelah secara emosional, lesu secara fisik, atau terus-menerus mengeluh tentang hidup, kita perlu bertanya: “Apakah ada ‘aplikasi tersembunyi’ yang sedang menguras energi hidup saya?”

Oleh sebab itu, marilah kita memutuskan untuk tidak lagi membayar mahal harga keheningan. Mari kita hentikan “aplikasi tersembunyi” dalam diri kita, kita akui dosa kita melalui pengakuan yang jujur kepada Tuhan. Karena di mana ada pengakuan, di situ ada penebusan. Dan di sanalah kita akan mengalami kebahagiaan dan sukacita yang dijanjikan dalam Tuhan Allah kepada kita. Amin.

 

Doa Penutup: Terima kasih ya Allah Bapa atas berkat-Mu, kami telah mendengarkan sebagian dari firman-Mu. Ajarkanlah kami agar kami mau untuk melakukan yang sesuai dengan kehendak-Mu. Curahkanlah Roh Kudus-Mu agar kami dikuatkan dan dimampukan dalam menjalani hari-hari kami yang seusai dengan kehendak-Mu. Ampunilah kami akan segala dosa pelanggaran kami, sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Kami serahkan hidup kami ke dalam tangan pengasihan-Mu, dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus kristus, kami berdoa. Amin.

 

C.Pdt. Haris T. Siagian, S.Th- LPP I di Biro TIK HKBP

Scroll to Top