Faith Lutheran College of Australia Kunjungi Kantor Pusat HKBP

Tiba di Kantor Pusat HKBP pada Selasa (24/7/2018) lebih kurang pukul 07.45 wib, rombongan tamu dari Faith Lutheran College, Australia, turun dari dua kendaraan roda empat dengan didampingi oleh dua guru SMA Swasta HKBP 1 Tarutung, Santa Sihite (Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris) dan Anna Simanjuntak (Guru Mata Pelajaran Kimia). Rombongan yang berjumlah sembilan orang, terdiri atas tiga guru pendamping dan enam siswa kelas sebelas, ini mengikuti ibadah pagi bersama dengan pimpinan, staf dan pegawai Kantor Pusat HKBP.

Seusai ibadah, mereka berkenalan dengan staf dan pegawai serta mendapatkan cinderamata berupa ulos dari Kantor Pusat HKBP. Sukacita itu terasa dari senyum bahagia mereka mendapatkan sambutan hangat dari pimpinan, staf dan pegawai. Seperti tamu-tamu pada umumnya, mereka juga diajak berkeliling komplek kantor untuk mendapatkan sekilas keterangan tentang HKBP dan Kantor Pusatnya. Kunjungan mereka menuju Gedung Raja Pontas Lumbantobing, Rumah Dinas Ephorus HKBP yang berdiri megah di samping gedung RPL, Rumah Dinas Sekretaris Jenderal HKBP dan mengabadikan momen bersama di bawah tugu peringatan 100 tahun HKBP.

Didampingi oleh Diakones Maida MTh dari Departemen Diakonia, rombongan menuju Sekolah Dasar Latihan HKBP yang juga berada di komplek kantor pusat. Tepatnya di seberang Kantor Distrik II Silindung. Mereka disambut hangat oleh Kepala Sekolah Pdt Pancasona Simbolong MDiv MPd dan guru-guru. Selain berkenalan langsung dengan beberapa siswa di tiga kelas, mereka juga bertukar pikiran di ruang guru.

Dalam sambutannya, Pendeta Pancasona mengutarakan harapannya untuk terjalin kerja sama antara SD Latihan HKBP dengan Faith Lutheran College (FLC), walaupun FLC merupakan sekolah menengah pertama dan atas. Ia pun menginginkan komunikasi mereka tidak dibatasi oleh negara, melainkan jalinan komunikasi mereka berdasarkan pada kasih Tuhan Yesus Kristus.

“Kami berharap, kalaupun kami sekolah dasar dan kalian sekolah menengah, kita harus ada kerja sama yang saling mendukung berbagi informasi dan hal-hal yang lain, yang dapat membangun kerja sama kita. Kita berharap tidak dibatasi oleh negara, tapi disatukan oleh Yesus Kristus,” ujarnya.

Ia menambahkan, sepulang mereka ke Australia, berharap tetap memiliki jalinan komunikasi. Memang dalam keterangannya kepada redaksi SP Immanuel, seluruh staf pengajar dan pegawai bekerja sama dan berusaha untuk melengkapi apa yang menjadi keperluan mereka sendiri. Setelahnya, mereka sudah membuat permohonan kepada FLC agar terjalin kerja sama itu. Ia ingin, para staf pengajar juga memiliki pengalaman lebih tentang proses belajar mengajar yang didapat dalam program studi banding ke FLC apabila kerja sama itu telah terjalin.

Pendeta Pancasona mengakui, tentang kurikulum juga ada yang perlu diteladani. “Pada sistem mereka kurikulumnya sangat simple, tetapi muatannya sangat padat. Tidak seperti di Indonesia, kurikulumnya besar, tapi muatannya sedikit,” paparnya.

Pada jam istirahat, salah seorang dari rombongan mengajak siswa SD laki-laki untuk bermain sepakbola dari bola yang dibawa mereka langsung. Beberapa orang lagi mengajak yang lainnya bermain Frisbee (di Indonesia lebih dikenal dengan nama permainan piring-piring terbang).

Kunjungan ke SMA Swasta HKBP 1 Tarutung

Sebelumnya, mereka telah tiba lebih dahulu dan mengunjungi SMA Swasta HKBP 1 Tarutung pada Senin (23/7/2018) sekitar pukul 07.00 wib. Setelah itu, rombongan bersama dengan seluruh siswa, staf dan guru mengikuti upacara bendera. Santa Sihite dalam keterangannya kepada redaksi SP Immanuel mengatakan, mereka bersama-sama beribadah pagi seperti biasa yang dilakukan di sekolah. “Lalu, kami menyambut mereka dengan tarian tortor, yang dilanjutkan dengan pengenalan diri mereka,” jelas Santa, staf pengajar Bahasa Inggris.

“Kami mengajak mereka melakukan Campus Tour, memperkenalkan lingkungan sekolah. Setelah itu mereka mengajar Bahasa Inggris di empat kelas dan ada juga mengajar Matematika di satu kelas langsung diajar oleh Ivan, pendamping rombongan yang juga seorang Guru Matematika. Proses belajar mengajar berakhir pada pukul 13.00 wib,” tuturnya.

Mereka belajar menggunakan alat musik tradisional Batak, seperti Hasapi, Ogung, Gendang, dan Seruling. Kemudian, mereka diajak latihan tari tortor. Mereka tampil langsung mempertunjukkan permainan alat tradisonal beserta dengan lagu Batak populer pada Rabu (25/7).

Dalam keterangannya lebih lanjut, akan ada penandatanganan MoU antara SMA Swasta HKBP 1 Tarurung dengan FLC. “Kemungkinan besar akan dilakukan di Australia karena itu dilakukan Kepsek SMA Swasta HKBP 1 Tarutung dan Kepala Sekolah FLC. Bertepatan juga Kepsek mereka saat ini tidak dapat hadir,” tambahnya.

“Kami harapkan, kemitraan ini akan berlanjut tidak hanya sekarang. Mereka memang terkesan dengan penyambutan kami. Mereka benar-benar memutuskan untuk bekerja sama dengan kami,” ujarnya.

Dalam perbincangan rombongan dengan pihak SMA Swasta HKBP 1 Tarutung, ada diungkit tentang siapa saja guru yang belum dan sudah pernah ke FLC. Masih seputar diskusi, apabila mereka kembali ke Australia, berharap ada beberapa siswa dan guru yang dibawa ke FLC dan tinggal beberapa saat di sana.

Rombongan dari FLC ini merupakan hubungan antargereja Lutheran, khususnya Lutheran Church of Australia (LCA) dengan HKBP. Mereka datang dengan mengenakan kostum yang seragam dengan tulisan di belakang baju sebagai motto, SIWAH (baca: Serve Indonesia with a Heart). Adapun mereka yang datang ialah Ivan (pendamping, juga pengajar Matematika), Carolyn (pendamping), Debby (pendamping), dan enam siswa kelas XI, yaitu Amy, Sarah, Benson, Ben, Anneka dan Bril.

Menurut keterangan Diakones Maida Siagian, LCA melalui beberapa sekolah bekerja sama dengan sekolah yang ada di HKBP. Grace Lutheran College bekerja sama dengan SMK HKBP Sidikalang dan SMP/SMA HKBP Lawe Sigalagala, Immanuel Lutheran College dengan SMP/SMA HKBP Parapat, Faith Lutheran College dengan SMA 1 HKBP Tarutung, Unity Lutheran College dengan SMA HKBP Pematangsiantar. Biro Informasi/Daniel Manalu

 

 

Pustaka Digital