Mengenal Apa yang Dikehendaki oleh Allah


Minggu (16/6), Kepala Departemen Marturia HKBP melayani ibadah di Gereja Kristen Protestan Mentawai jemaat Mandiri Pniel. Ibadah di GKPM Mandiri Pniel ini dimulai dari pukul 07.30 wib ibadah sekolah minggu dan pada pukul 10.00 wib ibadah umum.Ibu kadep melayani ibadah pada pukul 10.00 wib dengan menggunakan bahasa Indonesia. jemaat berbondong-bondong datang ke gereja untuk mengikuti ibadah pada minggu ini. Liturgi yang digunakan oleh GKPM tidak jauh berbeda dengan liturgi HKBP. namun persembahan vocal group disampaikan para generasi muda setelah pengakuan iman.

Sebelum menyampaikan khotbah, ibu kadep marturia menjelaskan tujuan kujungan ke Mentawai dalam beberapa hari ini. Pertama adalah kunjungan kasih antara kakan kepada adiknya, kita tahu bahwa GKPM dimandirikan oleh HKBP lebih kurang 103 tahun yang lalu. Tentu sepanjang waktu itu kita boleh melihat pertumbuhan dan perkembangan di GKPM, perkembangan dan pertumbuhan itu mengalami tantangan dan ancaman yang luar biasa. Infomasi yang kami dengar dari bapak bupati bahwa jumlah warga liluar Kristen pada tiga tahun terakhir hanya 15% , tetapi pada tahun 2019 ini jumlah itu bertambah menjadi 23 %. Ini merupakan salah satu penurunan jumlah warga Kristen ditangah-tengah kabupaten Mentawai ini, hal ini kemungkinan pertama di dorong oleh faktor ekonomi warga Kristen yang tidak mengalami kemajuan. Sebab ada budaya yang dipelihara oleh warga Mentawai hidup saling berbagi (tidak melakuakan penghematan). Tetapi bukan itu mau kita bahas di ibadah ini, melainkan bagaimana hidup kita selalu setia kepada Tuhan? Lalu ibu kadep menerangkan khotbah.


Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus! Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Abraham disebut sebagai Bapa orang-orang percaya dalam ketaatanya, keteguhan imannya kepada Tuhan membuat Abraham beserta keturunanaya diberkati oleh Allah. Dalam hal ini kita melihat betapa mahalnya yang harus dibayar untuk mengikuti Tuhan. Sebagaimana yang bisa kita lihat dari kisah Abraham yaitu:

1.Mempersembahkan yang Tuhan minta

2.Memberikan dengan kerelaan/ ketulusan

3.Kerendahan hati, ketaatan, dan kesetiaan dalam mengikut Dia.

Apakah yang menjadi nilai dari iman itu? Iman ada dalam perbuatan, iman ada dalam respon yang rendah hati terhadap kehendak Tuhan, dan imanlah yang menyelamatkan. Dalam kisah perumpamaaan yang sakit pendarahan selama 12 tahun disembuhkan/ diselamatkan oleh Yesus hanya karena iman kepada Yesus. Melalui keyakinanya ia akan sembuh jika hanya menyentuh jubah Yesus saja. Pada waktu ia menyentuh jubah Yesus, Yesus merasakan ada kuasa besar yang keluar dari dalam diriNya. Ia mengetahui betapa besar iman perempuan itu. Maka seketika itu Yesus Berkata: hai anakku imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu ( Markus 5:25-34).

Saudara yang terkasih, persembahan Abraham yang baik adalah anaknya yang diminta oleh Tuhan dan Abraham melakukanya. Tentu hal ini tidaklah mudah, sebab Ishak adalah anak satu-satunya yang sudah lama dinanti-nantikan. Apalagi Abraham sudah tua umurnya dan sudah sulit untuk punya anak lagi. Tetapi ia masih sanggup untuk melakukan hal tersebut. Perbuatan Abraham yang luar biasa.

Lalu bagaimana jika hal tersebut terjadi pada diri kita sendiri? Dapatkah kita melakukan seperti yang dilakukan oleh Abraham? Satu pertanyaan yang sangat mendasar yaitu mengapa Abraham mampu melakukan hal yang demikian? mempersembahkan anaknya Ishak? Jawabanya adalah karena Abraham memengang teguh janji Allah yang tertulis dalam Kejadian 12: 2-3


“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memeberkati engkau serta membuat namamu masyur dan engkau akanmenjadi berkat. Aku akan memberkati orang yang memberkati engkau dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan olehmu semua kaum dimuka bumi akan mendapat berkat”. Itulah yang diimani dengan teguh dan tidak goyah oleh Abraham.

Saudara yang kekasih apa yang dapat kita pelajari dari kisah Abraham ?

1.Pergumulan iman orang percaya. Tentu Abraham bergumul menghadapi perintah Tuhan ditambah lagi dengan pertanyaan anaknya Ishak yang menanyakan dimanakah anak domba untuk korban bakaran itu? Sebenarnya Abraham sudah tahu bahwa Ishaklah yang menjadi korban bakaran yang diminta oleh Allah . tetapi Abraham malah berkata” Allah yang akan menyediakan anak domba korban bakaran bagiNya. Dari situ kita dapat melihat bahwa Abraham sedang bergumul dengan imanya dengan tidak tega mengatakan yang sebenarnya. Namum pergumulan imanya tersebut diakhiri dengan suatu kemenangan dimana Allah katakan “ jangan kau bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia sebab sudah kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah.

Iman bukanlah kata-kata tetapi perbuatan yang nyata. Abraham sebagai Bapa orang percaya bukan hanya dengan kata-kata, tetapi melakukan perintah Tuhan. Jadi kesimpulanya adalah bahwa orang beriman itu adalah orang yang melakukan perintah Tuhan seperti Abraham. Dia tidak memikirkan kedangingan tetapi focus kepada panggilan Tuhan

Seusai ibadah minggu, ibu kadep diminta kembali untuk menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan HKBP ke Mentawai ini khususnya ke GKPM. Ibu kadep menjelaskan bahwa tujuan kedatangan HKBP untuk melayani dan mendukung pelayanan GKPM di Mentawai dari segi pengajaran, kesehatan dan pengetahuan. Setelah itu, rombongan ibu kadep melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Sipora yang akan menuju Teluk Bayur. Kiranya melalui pelayanan ibu kadep dan rombongan pada hari ini membawa semangat baru dan pertumbuhan iman akan Kristus. Sehingga jemaat GKPM tetap setia dan tangguh mengahadapi tantangan jaman kedepannya. (JLS)