Pimpinan HKBP Bekali 24 Orang Calon Penerima Tahbisan: Guru Huria, Bibelvrouw dan Diakones

Pearaja, 21/8/2021

Pimpinan HKBP yang dihadiri oleh Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Koinonia dan Kepala Departemen Diakonia sampaikan bimbingan kepada 24 orang calon penerima tahbisan di Gedung Raja Pontas Lumbantobing dengan tetap mentaati protokol kesehatan. 


Bimbingan dari pimpinan diawali disampaikan oleh Kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt. Debora Purada Sinaga, M.Th. Beliau mendorong agar semua pelayan HKBP masuk keanggotaan BPJS kesehatan dan Ketenagakerjaan demi mendukung pelayanan. Demikian juga halnya memotivasi pelayan Guru Huria, Bibelvrouw dan Diakones yang memiliki keunikan pelayan masing-masing untuk tetap memperhatikan akan pemanfaatan pekarangan sekitar rumah tinggal atau komplek gereja untuk bertanam organik, menjadikan apotek hidup dan juga memanfaatkan untuk beternak. Peran pelayan hendak turut mendukung pengembangan ekonomi kreatif jemaat dan masyarakat. Oleh karena itu, semuanya dapat dilakukan dengan motivasi pergunakanlah waktu, selagi masih siang. 

Bimbingan dari Kepala Departemen Koinonia, Pdt. Dr. Deonal Sinaga lewat pembinaan yang disampaikan, Beliau menekankan agar setiap pelayan HKBP memiliki karakter baik yang menjadi ciri khas dapat diidentifikasi oleh jemaat dan masyarakat. 


Bimbingan dari Sekretaris Jenderal, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST menyampaikan 2 pertanyaan penting yang penting dijawab. Pertama, apakah tanda-tanda kehadiran Kerajaan Allah? Melalui pertanyaan tersebut, Beliau mengatakan bahwa sesungguhnya kerjaan Allah nyata di dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita hendak memiliki pengharapan jangan mudah putus asa. Kata bijaksana disampaikan, Jika kita melihat langit gelap, pastikan Anda tidak memakai kacamata hitam. Pertanyaan kedua, Apakah bentuk-bentuk berpaling dari Tuhan. Lewat pertanyaan tersebut disampaikan kehadiran pelayan hendaknya menjadi pembawa solusi bukan menjadi sumber masalah. Hadir ditengah jemaat untuk mengurus jemaat bukan sebaliknya diurus jemaat. Pergumulan di tengah kehidupan, banyak jemaat tidak aktif beribadah. Penelitian Nomensen pada beberapa tahun yang lampau, kehadiran jemaat dalam ibadah, 40% sedangkan 60% lagi menjadi pertanyaan. Maraknya narkoba, berita hoax, tingkat perceraian yang tinggi dan pergumulan yang lainnya dihadapi jemaat dan masyarkat. Pelayan hendaknya sebagai pembawa terang untuk menyinari kegelapan. 


Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, dengan pendekatan menyapa calon partohonan dengan menanyakan kesehatan mereka. Inti bimbingan menyampaikan 3 hal yang penting bahwa mereka yang akan menerima tahbisan pelayan di HKBP, mereka menjadi Parhalado Partohonan na Gok tingki/ Pelayan Tahbisan Penuh Waktu menjadi teman pendeta untuk melakukan gerakan visi Yesus yang telah dilakukan di Palestina abad I. Yesus membawa pengharapan bukan mematikan pengharapan. Yesus mendirikan yang jatuh. Yesus menyembuhkan yang sakit. Yesus membebaskan yang ditawan. Yesus mencerdaskan bukan membodohi. Untuk melakukan itu, setiap pelayan hendaknya mengasah kompetensi, belajar dan belajar dan juga tak kalah penting menjadi pelayan yang berdaulat, saleh, jujur, sebab doa-doa merekalah yang di dengarkan oleh Tuhan. 

Tetap untuk selalu mengasah kecerdasan, terus bertumbuh. Jika jatuh, hendaknya bermeditasi. Dan diakhir bimbingan Ephorus HKBP bahwa 24 orang yang akan menerima tahbisan akan di doakan secara khusus malam hari agar menjadi pelayan yang baik.

Pustaka Digital