Renungan Harian HKBP | 21 Maret 2024

Selamat pagi kami ucapkan kepada kita semua, jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kami mengharapkan kita dalam keadaan sehat pada saat ini. Sebelum kita mendengar firman Tuhan, alangkah baiknya kita sediakan waktu sejenak untuk saat teduh!

Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Terpujilah Engkau ya Allah Bapa yang selalu mengasihi dan memberkati kami sepanjang masa. Terlebih saat ini sebelum kami memulai segala pekerjaan dalam satu hari ini, kami mau bersekutu dengan Engkau melalui firmanMu yang akan kami dengarkan. Berilah Roh KudusMu agar kami berhikmat untuk mengerti akan firmanMu dan bersedia melakukannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Terimalah doa permohonan kami ini yang kami sampaikan di dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

 

Saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang akan kita dengarkan pada saat ini tertulis di dalam 1 Yohanes 4 : 16“Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia”.  Judul renungan ini adalah :

“Siapa yang mengenal dan percaya kepada Allah hendaklah saling mengasihi”.

 

Ada sebuah cerita yang menginspirasi kita tentang Kasih. Suatu hari ada pulau yang akan tenggelam, semua penghuninya sibuk menyelamatkan dirinya masing-masing dan naik perahu. Termasuk kasih, kasih pun hampir tenggelam dan dia berteriak minta tolong:

• Kasih minta tolong kepada kekayaan, tapi perahunya tidak cukup untuk menampung kasih, karena perahu itu penuh dengan harta.

• Lalu kasih minta tolong kepada kesombongan, tapi kesombongan tidak mengizinkan kasih naik ke perahunya karena takut perahunya kotor.

• Akhirnya kasih minta tolong kepada waktu....ternyata waktu mengizinkan kasih naik ke perahunya, mengapa? Karena hanya waktu yang mengerti betapa besar artinya KASIH. Dengan berjalannya waktu maka kita akan lebih mengenal betapa besar kasih seseorang kepada kita, bukankah demikian?

 

Dan mengasihi itu bukan hanya dengan perkataan dan lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1 Yohanes 3:18). Berbicara tentang kasih berarti kita juga berbicara tentang Allah. Dengan iman kita mengakui bahwa segala tindakan Allah terhadap dunia dan manusia nyata di dalamnya ada kasih Allah. Penciptaan dunia dan isinya termasuk manusia kita akui sebagai kuasa Allah yang Ia nyatakan untuk menunjukkan kasihNya.

 

Kasih yang paling hebat bukanlah kasih Romeo dan Juliet, atau kasih Rojali dan Soleha, tetapi kasih yang paling hebat dan yang pernah terjadi di dunia ini adalah Kasih Yesus. Bukan hanya perkataan, tetapi selama 33 tahun dia hidup untuk orang lain dan untuk melaksanakan kehendak Allah. Bukan hanya teori pernyataan Allah mengasihi kita. Dia begitu mengasihi kita sampai-sampai Dia tidak lagi mengingat amarahNya. Bahkan Dia merasa mati kalau tidak mengasihi manusia,  walaupun akhirnya Dia memang mati melalui AnakNya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, hanya karena Dia sangat mengasihi manusia. (Boleh kita baca Yeremia 31:3b).

 

Bapak/ibu, saudara/i yang terkasih, tema sentral 1 Yohanes adalah kasih Allah kepada kita. Uraiannya ada ditulis dalam Surat 1 Yohanes 4:16-21, yang mengatakan bahwa Allah adalah kasih dan kasih Allah itu sempurna di dalam kita. Kalaupun kita mengasihi Allah, itu karena Allah lebih dahulu mengasihi kita, dan jikalau kita memang mengasihi Allah, maka kita pasti juga mengasihi saudara kita.

 

Dalam ay.16 dikatakan: "Kita telah mengenal dan telah percaya". Bukan hanya mengenal tetapi percaya akan kasih Allah dalam Kristus. Jadi karena Allah adalah kasih, maka siapapun yang berada di dalam Allah maka dia akan tetap berada di dalam kasih. Siapa pun yang mengasihi Allah dengan segenap jiwa, maka Allah di dalam dia, dan dia di dalam Allah. Maka itu jangan kita katakan bahwa kita anak Allah kalau kita tidak mau mengasihi. Kasih Allah yang sempurna dinyatakan di dalam diri Yesus Kristus yang menunjukkan kasih Agape. Kasih yang ditunjukkanNya adalah kasih yang sempurna dan tidak pura-pura, sehingga siapa yang mengaku dan percaya kepada Allah haruslah saling mengasihi.

 

Kasih yang dikehendaki Allah dari umatNya adalah kasih yang nyata dan terbuka kepada sesamanya manusia. Seperti yang dikatakan dalam I Yohanes  4 : 20, Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya”. Oleh karena itu, ketika kita berbicara tentang kasih maka kita juga harus berbicara tentang tanggung jawab orang percaya untuk melakukan kasih itu didalam kehidupannya, agar jangan dia disebut pendusta.

 

Perumpamaan orang samaria yang baik hati menunjukkan bahwa kasih kepada sesama manusia secara universal yang tidak dibatasi oleh sosial, suku, ras, dan agama. Memang dalam kehidupan ini Allah memberikan setiap manusia ciptaanNya memiliki perbedaan. Tetapi perbedaan yang ada itu bukanlah untuk saling menghakimi, melainkan untuk saling memperlengkapi yaitu dengan saling mengasihi. Jadi jelas bahwa mengasihi itu adalah jati identitas bagi orang percaya kepada Kristus. Orang yang percaya adalah orang yang telah diikat dengan yang dipercayainya, jadi ikatan orang percaya itu adalah ikatan Allah dengan umatNya dengan kasih yang sempurna.

 

Bapak/ibu, agar kita menjadi orang Kristen yang produktif menghasilkan buah yang lebat maka kita harus melekat kepada Kristus, Sang Sumber kekuatan kita. Sebab jika kita melekat kepada Kristus maka kita akan memiliki semangat atau spirit yang menggerakan kita untuk saling mengasihi. Seperti yang dikatakan dalam 1 Yoh 4 : 7 – 8 : “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Amin

 

Doa Penutup: Mari kita berdoa! Ya Allah Bapa, kami mengucapkan terimakasih kepada Mu, karena Engkau mengingatkan kami kembali agar kami mampu mengasihi Engkau dan sesama kami dengan perkataan dan perbuatan kami. Roh KudusMu yang akan menguatkan kami untuk menerapkan kasih itu dalam kehidupan kami. Ya Bapa, saat ini kami mau berdoa untuk saudara kami, berilah penghiburan kepada saudara kami yang sedih dan berduka, berilah semangat dan kesembuhan kepada saudara kami yang lelah melawan sakit. Berkatilah setiap orang yang percaya kepadaMu. Kami pertaruhkan hidup kami hanya di dalam pengasihan-Mu. Terimalah doa dan permohonan kami ini melalui AnakMu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Amin.  

 

Kasih setia dari Tuhan Yesus Kristus, anugrah dari Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. Amin

 

Pdt. Susi Hutabarat, S.Th – Kabag Ibadah di Biro Ibadah Musik HKBP

Pustaka Digital