Renungan Harian HKBP | 24 Mei 2024

Syalom, sebelum kita mendengarkan renungan harian pada hari ini, marilah kita berdoa terlebih dahulu, kita berdoa!

Doa Pembuka: Bapa kami yang bertahta tinggi di kerajaan Surga yang kudus, kami mengucap syukur atas karunia kehidupan yang masih kami rasakan pada hari ini. Sebelum kami memulai aktifitas kami pada hari ini, kami mau untuk mendengarkan tuntunan-Mu dalam kehidupan kami. Karena itu, ajarlah kami untuk dapat melakukan Firman-Mu setiap hari, di dalam seluruh aras kehidupan kami. Di dalam nama-Mu saja, kami berdoa dan bersyukur. Amin.

Saudara yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa kita pada hari tertulis dalam Pengkhotbah 8:15, saya akan membacakannya bagi kita semua.

Oleh sebab itu aku memuji kesukaan, karena tak ada kebahagiaan lain bagi manusia di bawah matahari, kecuali makan dan minum dan bersukaria.Itu yang menyertainya di dalam jerih payahnya seumur hidupnya yang diberikan Allah kepadanya di bawah matahari.

Demikian Firman Tuhan.

Pernahkah kita memperhatikan bagaimana ekspresi yang diperlihatkan oleh seorang anak kecil ketika ia sedang makan makanan kesukaannya? Umumnya banyak dari mereka akan menyeringai sambil berkata kecil “Uhmmm”, atau ia akan melihat ke arah orang tuanya sambil bergoyang-goyang kecil sembari mengunyah dengan mulutnya yang penuh terisi makanan. Ekspresi ini adalah hal yang sangat natural yang diperlihatkan seorang manusia “kecil” jika ia merasa Bahagia dengan makanan yang ia miliki.

Dalam renungan kita pada hari ini, Pengkhotbah berusaha untuk mengingatkan setiap orang percaya yang mendengarkan bahwa sesungguhnya ada banyak sekali hal yang terjadi dalam hidup manusia namun sukar untuk dimengerti. Pengkhotbah pasal 8:9-17 secara spesifik diberi judul “Pekerjaan Allah tidak dapat diselami manusia”. Dalam hidupnya, manusia memang sering kali diperhadapkan dengan hal-hal yang tidak bisa langsung dimengerti, sebab tentu banyak hal terjadi di luar keinginan kita. Ketika sudah melakukan hal baik, apa yang kita terima belum tentu sesuai dengan ekpektasi kita. Sebaliknya, terkadang kita jelas melihat cara hidup seorang yang tidak taat pada Allah, namun ia terlihat hidup dengan sangat bahagia. Hal-hal ini tentu menimbulkan banyak sekali pertanyaan di benak kita. Oleh karena itulah Pengkhotbah mengingatkan kita pada hari ini bahwa pekerjaan Allah memang tidak akan mudah diselami manusia, seberapa besarpun usaha manusia, kita tidak akan benar-benar dapat memahaminya.

Jika demikian, lantas apakah manusia tidak perlu untuk berusaha memahami jalan-jalan Allah? Tentu saja boleh, namun alangkah lebih baik bagi kita untuk lebih berfokus kepada kebahagiaan kita menjadi anak-anak Allah. Firman Tuhan dalam Pengkhotbah 8:15 yang kita dengarkan pada hari ini mengajak kita untuk menikmati hal-hal yang telah Allah sediakan bagi kita di dunia ini, sebagaimana seorang anak kecil yang sangat senang menikmati makanan yang dihidangkan di hadapannya. Ia tidak memikirkan tentang apakah makanan seorang di sana lebih nikmat dari yang ia miliki? Atau apakah ia akan punya makanan yang sama enaknya esok hari? Ia tidak memikirkannya sebab yang penting baginya adalah makanan milikinya saat ini sangat enak, dan dia bersukacita atas hal itu.

Saudara sekalian, kebahagiaan dan sukacita kita selama kita hidup “di bawah matahari” tentu dapat saja juga dinikmati oleh orang-orang yang tidak taat kepada Allah. Kita tahu sekali bahwa Allah mendatangkan hujan dan panas bagi semua orang, kepada yang taat ataupun yang tidak taat. Akan tetapi percayalah bahwa ketaatan kita kepada Allah akan membuahkan hasil yang berbeda kelak ketika kita hidup “di atas matahari”. Seperti syair sebuah lagu yang ditulis oleh Babbie Mason yang berjudul “Trust His Heart”: God is too wise to be mistaken, God is too good to be unkind, so when you don’t understand, when you don’t see His plan, when you can’t trace His hand, trust His Heart, marilah kita tetap bersukacita dan berbahagia dengan apa yang telah Allah sediakan. Sekalipun sulit untuk memahami hikmat-Nya, jangan pernah kita ragukan dengan apa yang telah Allah rancangkan bagi kita yang taat kepada-Nya. Amin.

Doa Penutup: Bapa terima kasih atas sapaan Firman-Mu dalam kehidupan kami. Engkau tau ya Tuhan bahwa kami adalah makhluk yang rentan dan rapuh, karena itu kami memohon kekuatan dan penyertaan Tuhan selalu dalam hidup kami. Ajar kami ya Tuhan untuk dapat selalu mensyukuri setiap hal yang telah Tuhan sediakan bagi kami di dunia ini dan mampukan kami ya Bapa untuk selalu memercayai setiap rancangan-Mu. Di dalam nama-Mu yang besar, kami berseru dan memohon kepada-Mu. Amin.

Pdt. Cintya Crisna Pardede, M.Th - Pendeta Fungsional di BIRO TIK HKBP

Pustaka Digital