Renungan Harian HKBP | 28 September 2023

Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Terima kasih Tuhan atas berkatMu yang besar hingga pada saat ini, Engkau berikan kami kesehatan dan sukacita yang tidak ternilai harganya, semuanya itu adalah berkat kasih karuniaMu kepada kami. Saat ini dipagi yang indah dan cerah ini kami akan mendengarkan firmanMu. Sebelum kami membukan Alkitab kami, terlebih dahulu kami membuka hati dan pikiran kami dalam doa, suruh Roh Kudus diam di dalam hati dan pikiran kami masing-masing agar kami dapat mengerti dan memahami FirmanMu. Dalam Nama Tuhan kita Yesus Kristus, kami berdoa. Amin

 

Bapak, Ibu saudara terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, Firman Tuhan yang menyapa kita di pagi ini, tertulis di  Amsal 13: 20 (Poda Raja Salomo).

 

”Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang”

“Manang ise na manghombar halak na bisuk, gabe marbisuk do, alai manang ise na sauduran dohot halak na oto, manjadi jahat do”

 

Bapak Ibu saudara yang terkasih di dalam Nama Tuhan kita Yesus Kristus, Amsal adalah kitab penertiban; yang menyoroti segala bidang dan menunjukkan bahwa Allah memperhatikan semua bidang kehidupan manusia. Hikmat Allah bukanlah renungan tentang asas-asas yang memerintah alam semesta, melainkan hubungan dengan Allah yang melahirkan tindakan dan hikmat dari Allah. Orang yang menolak ajaran adalah orang bodoh. Yang berpengaruh di dalam kehidupan kita adalah hikmat. Maksudnya adalah hikmat bukan hanya dalam hidup kebaktian saja, tapi juga nampak di dalam sikap kepada istri, anak-anak, cucu-cucu, pekerjaan, bidang usaha, bahkan cara makan bersama. Penulis Amsal mengatakan bahwa agama adalah pikiran lengkap yang menemukan jalan terbaik untuk mencapai tujuan tertinggi. Contoh-contoh kebodohan dapat juga kita lihat di dalam cerita lainnya, seperti: orang-orang yang mencari tempat yang terhormat (Ams 25 : 6, 7), tentang perempuan yang bodoh (Ams 14: 11), orang kaya yang bodoh (Ams 27: 1). Orang yang tidak menerima Tuhan adalah orang bodoh yang tidak berpengetahuan. Hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerima Tuhan. Markus 4: 11 Orang yang tidak mengakui Allah menganggap kerajaan Allah adalah sebagai teka-teki atau pepatah yang gelap, mereka mendengar tapi tidak mengerti.

 

Saudaraku yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, orang bijak pembicaraannya murni, mengatakan yang benar, tidak mencintai perselisihan, mengenal pengharapan, susah lenyap, menaati perintah-perintah, berakal dan berbudi luhur, kata-kata yang murni dari orang bijak akan mendapat pahala (bnd Amsal 12: 14) sedangkan orang bodoh senang berkhianat yaitu memberontak kepada Allah dan sangat mencintai kebohongan dan menunda pengharapan serta memalukan dan memburukkan diri, berbeda dengan orang benar yang membenci kebohongan. Orang bodoh mungkin bisa kaya di dalam harta namun tidak kaya di hadapan Allah (Luk 12: 21). Namun yang terbaik adalah seperti yang dikatakan Tuhan Yesus dalam 2 Korint 8: 9 Dia kaya namun menjadi miskin karena kita. Orang kaya di dalam Tuhan dalam menggunakan kekayaannya untuk lepas dari kesukaran. Lampu orang benar terus menyala dengan cerah sedang lampu orang bodoh mudah redup. Orang benar diibaratkan dengan sebuah pohon kehidupan yang dapat menyegarkan dan menguatkan, sedangkan jalan orang bodoh tidak dapat bertahan lama dan menderita kemalangan atau menjadi malang.

 

Saudaraku yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, melalui nats ini kita dapat memahami makna “hidup benar” yang sangat berharga di hadapan Tuhan. Yang membuat kita benar bukanlah diri kita sendiri, bukan juga kekayaan dan harta yang berlimpah yang ada pada kita, bukan juga karena prestasi atau popularitas yang kita  capai, tetapi karena kasih Tuhan yang memberkati kita yang didasari oleh sikap kebenaran, kebaikan yang kita lakukan bagi Tuhan dan juga bagi orang lain. Bagi Tuhan tidak ada yang tersembunyi, Tuhan tetap mendengar ucapan atau perkataan yang keluar dari mulut kita, Tuhan melihat pekerjaan yang kita lakukan, Tuhan melihat tingkah dan perilaku kita setiap hari dimanapun kita berada, artinya tidak ada ruang untuk bersembunyi dari hadapan Tuhan. Itulah sebabnya penulis Amsal menggambarkan kepada kita dua sikap di dalam nats ini, yaitu sikap hidup orang benar dan sikap hidup orang bodoh. Tentunya dua kondisi kehidupan ini selalu bertolak belakang dan kebanyakan manusia masih hidup di dalam dunia kebodohon. Contohnya: hidup berselisih terhadap sesama, perkataan yang mengeluarkan kutukan kepada orang lain, suka membenci, tidak menyembuhkan, tidak menghormati, tidak bertindak dengan kasih. Untuk itu perlu kita ingat dan garis bawahi bahwa kebodohan itu tidak mempunyai kekuatan dihadapan Allah semuanya akan lenyap sirna. Namun sebaliknya yang tidak lenyap dan tidak sirna adalah hidup benar di dalam Tuhan.

 

Apakah kita sudah hidup benar di dalam Tuhan? Jika belum marilah kita mulai saat ini memperbaiki hubungan kita kepada Allah. Jangan pernah menilai segala sesuatu dalam hidup kita dengan ukuran kita atau orang lain yang dekat dengan kita, namun nilailah segala sesuatu sesuai dengan kehendak dan hukum Tuhan, sebab Dialah keselamatan bagi kita. Jika kita menilai menurut ukuran manusia berarti kita masih mengharapkan balasan, akan tetapi jika kita hidup dan berbuat sesuai dengan Tuhan, itu pertanda bahwa kita sedang berjalan dan hidup di dalam kerajaan Allah, yaitu kerajaan yang kekal selama-lamanya. Semakin banyak kita berbuat karena Tuhan semakin banyak pula sukacita dan kebahagian yang kita terima, bukan hanya kita dituntun juga agar tidak lagi ragu-ragu untuk hidup bersama Tuhan kelak di tempat yang Maha tinggi, yaitu surga kekal. Jadilah orang yang benar dihadapan Tuhan, jauhilah kebodohan. Amin Tuhan Memberkati kita.  Amin.

 

Doa Penutup: Marilah kita Berdoa! Terima kasih Bapa yang Baik, yang telah memberikan pengajaran yang sangat berharga bagi kami di pagi hari ini, agar menjadi orang bijak dan benar bukan menjadi orang bebal atau bodoh. Hal ini sangat sulit melakukannya namun, kami nyakin atas pertolongan dari Tuhan, bahwa kami akan mampu melakukan kebaikan yang sebaik-baiknya untuk Tuhan bukan untuk manusia. Berkatilah kami Tuhan berserta seluruh kehidupan berbuat bijak dan benar, karena perbuatan baik itu bukanlah seremonial bagi orang Kristen, namun sebagai ibadah (altar) yang kudus dan suci bagi Tuhan. Sempurnakanlah hidup kami Tuhan dengan kuasa Roh kudusMu untuk memuliakan namaMu. Terimalah doa kami ini di dalam Nama Yesus Kristus Tuhan kita. Amin.

 

Kasih Karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus, anugerah dari Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus. Kiranya menyertai kita. Amin.




Gr. Tumpal A.M. Sitanggang (Kabag Biro Ibadah Musik HKBP)


Pustaka Digital