Renungan Harian HKBP | 29 Mei 2023 (1)

Salam sejahtera dan Salam Pentakosa buat Bapa, Ibu, Saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Hari ini kita kembali bersukacita merayakan pernyataan Kasih Allah melalui Pesta Peringatan Hari Turunnya Roh Kudus. Saya berharap kita semua dalam sekacita menyambut firman Tuhan yang akan kita dengar hari ini, untuk itu marilah kita sejenak saat teduh.

Doa Pembuka: Kembali kami menaikkan pujian dan rasa syukur kepadaMu yang Allah Bapa kami yang Mahapengasih. Penyertaan Roh KudusMu telah membuat kami mampu memahami dan mengerti akan karya pengasihanMu yang mengijinkan kami memasuki kehidupan yang baru hingga hari ini. Roh KudusMulah yang menuntun kami untuk hidup semakin dekat denganMu, karena oleh kekuatanMulah kami mampu melewati segala rintangan yang kami hadapi dalam hidup kami. Ya Tuhan, kami ingin lebih dekat denganMu, karena kami tahu musuh kami besar dalam hidup di dunia ini. Berfirmanlah Engkau ya Tuhan kami sudah siap mendengarMu. Amin.

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Renungan kita hari ini tertulis dalam Bilangan 11 : 24 – 30: (24) Setelah Musa datang ke luar, disampaikannya firman TUHAN itu kepada bangsa itu. Ia mengumpulkan tujuh puluh orang dari para tua-tua bangsa itu dan menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah. (25) Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi. (26) Masih ada dua orang tinggal di tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad. Ketika Roh itu hinggap pada mereka -- mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat, tetapi tidak turut pergi ke kemah -- maka kepenuhanlah mereka seperti nabi di tempat perkemahan. (27) Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa: "Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di tempat perkemahan." (28) Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa: "Tuanku Musa, cegahlah mereka!" (29) Tetapi Musa berkata kepadanya: "Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!" (30) Kemudian kembalilah Musa ke tempat perkemahan, dia dan para tua-tua Israel.

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Sejarah keluarnya bangsa Israel dari Mesir adalah bukti pernyataan kasih Allah bagi umat pilihannya seperti dikisahkan dalam renungan kita hari ini. Namun dalam perjalanan melintasi gunung Sinai mereka kembali bersungut-sungut di hadapan Tuhan tentang nasib buruk mereka lalu Tuhan murka ditandai dengan bara api Tuhan yang merajalela di tepi tempat perkemahan (ayat 1). Mereka menangis karena tidak mendapat makanan sesuai selera mereka kecuali manna yang diturunkan Allah kepada mereka. Bahkan mereka merindukan kembali apa yang mereka dapatkan ketika berada di Mesir. Seperti Ikan, Mentimun, Semangka, Bawang Prei, bawang Merah dan Bawang putih dengan tidak membayar apa-apa (ayat 5), dan saat itu mereka kemasukan nafsu rakus, sangat menginginkan makan daging. Mereka menangis di depan pintu kemahnya.

Melihat keadaan seperti itu, Musa sebagai pemimpin merasa tidak sanggup, tertekan dan sangat terbeban karena dialah yang bertanggungjawab atas keamanan dan kenyamanan umatNya, dan dialah yang selalu dituntut untuk menyampaikan permohonan dan segala keinginan mereka kepada Allah dan memang Allah telah memberikan tanggungjawab itu kepada Musa. Namun kali ini dia merasa tidak sanggup seorang diri memimpin bangsa itu. Dalam beban berat yang ditanggungnya Musa berseru kepada Allah: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? (ayat 11). Dalam penyerahan diri penuh kepada Allah, Allah mendengar seruan Musa dan berkata: "Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau.

Lalu Musa menyampaikan hal itu kepada bangsa itu dan segera melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Dia mengumpulkan tujuh puluh orang dari para tua-tua bangsa itu dan menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah suci. Sebagaimana Allah berfirman, Diapun turun ke atas mereka, dan mengambil sebagian roh yang hinggap pada Musa dan menaruhNya atas ketujuh puluh tua-tua itu. Seketika itu pula mereka kepenuhan seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi (ayat 24-25).

Sementara Eldad dan Medad tinggal di tempat perkemahan, sekalipun nama mereka tercatat tetapi tidak ikut masuk ke kemah suci. Mereka juga kepenuhan roh seperti nabi di perkemahan. Yosua abdi Musa setelah mengetahui hal itu menyampaikan kepada Musa agar mencegahnya. Tetapi Musa berkata: Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!" (ayat 26-29)

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kuasa Roh Tuhan tak terbatas itulah topik renungan kita hari ini. Tuhan mampu menurunkan roh-Nya untuk berkuasa atas siapa saja, dan Tuhan selalu berkenan memberikan roh-Nya kepada siapa saja yang bagi Dia dianggap layak. Karunia roh adalah anugerah dari Tuhan. Tuhan memiliki hak mutlak untuk memberikan roh-Nya kepada siapa saja. Pandangan Musa dalam renungan ini menyatakan bahkan lebih baik jika semua orang Israel mendapat karunia Roh Kudus agar umatNya mampu memahami apa yang Allah inginkan dari mereka. Dan dia tidak sedikitpun memiliki rasa cemburu atas kejadian itu. Musa kembali ke tempat perkemahan bersama para tua-tua Israel (ayat 30). Dengan roh yang diberikan Allah baginya, Musa menunjukkan sikap kepemimpinan yang baik dengan melibatkan orang lain dalam hal ini tua-tua Israel untuk berbagi tangungjawab dalam hal melakukan kehendak Allah. Karena dengan mampu menjalin kerjasama yang baik, segala hal-hal yang baik akan tercipta terutama yang baik menurut Allah. Allah mengetahui dan melihat siapa saja yang layak mendapat karunia Roh KudusNya, tidak terbatas oleh tempat. Eldad dan Medad mendapat kepenuhan roh sekalipun mereka tidak masuk ke dalam kemah suci karena Allah berkenan atas mereka. 

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Dalam perayaan Hari Pentakosta Kedua ini, marilah kita semakin mengenal dan memahami kehendak Tuhan dan rencana Tuhan atas hidup kita dengan bersandar kepada tuntunan roh-Nya agar kita mampu melakukan apa yang Dia inginkan dalam hidup kita. Agar kita dapat bersaksi melalui perbuatan dan seluruh kehidupan kita. Biarlah hati kita menjadi tempat persemayaman Roh Kudus, agar kita mampu melayani dan bersaksi dengan perbuatan-perbuatan yang baik sesuai kehendakNya. Pelayanan sekaligus kesaksian kita adalah mewartakan berita keselamatan yang diberikan Yesus melalui kematian dan kebangkitanNya menebus kita sebagai umat yang dikasihi sekalipun hidup kita bergelimang dosa oleh kejahatan-kejahatan kita sebagai manusia. Dia telah menyediakan tempat bagi kita di sorga dalam kemuliaaNya, dan Rok Kudus telah diturunkan untuk menuntun kita ke jalan kebenaran. Seperti Yesus pernah berkata: Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yohanes 16 : 8). Selamat Hari Pentakosta Kedua. Amin.

Doa Penutup: Terima kasih atas firmanMu ya Tuhan Allah yang maha pengasih, semoga Roh KudusMu berkenan tinggal atas kami, agar kami mampu melakukan kehendakMu. Kami bersukacita atas hari ini, memperingati Hari TurunNya Roh Kudus, semoga hidup kami semakin kudus di hadapanMu agar kami menjadi layak sebagai anak-anakMu. Berkati seluruh umatMu di manapun berada agar senantiasa bersyukur atas penyertaan, perlindungan dan pertolonganMu. Hapuskan segala dosa kami oleh karena pengasihan AnakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin.

St. Menerwatsen Panggabean-Biro Ibadah Musik HKBP