Renungan Harian HKBP | 9 Mei 2023

Horas Bapak Ibu, Saudara/I yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus ! Mari kita awali hari ini dengan bersekutu mendengar Firman Tuhan. 

Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Terima kasih Allah Bapa kami yang di sorga, kami bersyukur dengan segenap hati untuk kebaikanMu yang menaungi hidup kami hingga saat ini. Kami merindukan sapaanMu, merindukan penyertaanMu dalam hari-hari kami. Biarlah FirmanMu yang akan kami dengar pagi ini menjadi kekuatan yang luar biasa yang memberi kami harapan dan sukacita sepanjang hari ini. Terimakasih Bapak di sorga didalam Nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa.  Amin.

Bapak Ibu, Saudara/I yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus ! Firman Tuhan hari ini tertulis dalam 1 Samuel 2 : 2 Tidak ada yang kudus seperti  TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.

Ndang adong na badia, tudoshon Jahowa, ai ndang adong dungkon ni Ho, jala ndang adong partanobatoan, dungkon ni Debatangku.

Bapak Ibu, Saudara/I yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus ! Nats hari ini merupakan ucapan syukur Hana kepada Tuhan yang telah menjawab doanya. Ucapan syukur dan pujian yang dipanjatkan Hana dalam nats ini melebihi ucapan syukur seorang ibu yang memperoleh seorang anak. Kalimat-kalimat dalam pujian itu diucapkan begitu agung. Melihat ucapan syukurnya itu dapat kita lihat bahwa Hana sungguh mengenal siapa Tuhan yang dia sembah. Hana memuliakan pemeliharaan Allah atas hidupnya yang setia Tuhan. Dia juga bersukacita di dalam keselamatan-Nya, karena Dia itu kudus adanya, dan hanya Dialah Allah. Nyanyian Pujian Hana ini ucapan syukur yang penuh pengharapan dan pengakuan yang agung akan kebaikan Tuhan Allah. Dapat kita lihat bahkan pahami bagaimana pergumulan Hana yang tidak punya anak. Pada zaman Hana, di Israel, tidak memiliki anak atau kita sebut Mandul, itu salah satu kesedihan yang luar biasa karena mandul dianggap kena kutuk. Meskipun saat ini ada banyak keluarga yang bergumul dan berjuang untuk mendapatkan dan memiliki anak, tetapi seiring perkembangan zaman kalau seseorang tidak memiliki anak, orang tidak berpikir bahwa dia kena kutuk. Tapi pada zaman Hana hidup, orang memang berpikir seperti itu. Dan Hana bergumul di hadapan Tuhan, dia menjadikan Tuhan sumber pertolongan dan sumber penghiburannya. Hana belajar berharap kepada Tuhan. Dia tidak marah, memaki dan mengumpat Tuhan, tapi dia menaikkan ratapannya/ pergumulannya kepada Tuhan. Hana yang menyaksikan suaminya memiliki anak dari istrinya yang lain yang menghina serta menyakiti dirinya. Dia benar-benar penuh dengan kepedihan. Di dalam keadaan kepedihannya, ratapannya, Tuhan mendengar dan menjawab doanya. Tuhan memberikan yang dia minta yaitu seorang anak. 

Bapak Ibu, Saudara/I yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus ! 

Hana berkata “"Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu. Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.” Hana ini memuji Tuhan, memuliakan Tuhan. Memuliakan Tuhan berarti mengakui bahwa yang ada pada dirinya itu diterima dari Tuhan, bukan karena usahanya sendiri, dan karena itu dia mengembalikannya kepada Tuhan. Oleh sebab itu Hana memberi nama anaknya Samuel artinya ‘diminta dari Allah’. Nyanyian ucapan syukur Hana dalam nats ini, merupakan penyerahan tertinggi dalam hidupnya, karena apa yang dia rindukan bertahun-tahun, dia berikan kembali kepada Allah. Bukan hal yang mudah bagi Hana. Tetapi itu adalah buah imannya yang kuat kepada Allah yang setia, Allah yang kudus dan Allah sumber sukacita. “Karena Tuhan, hatiku bersukaria.” Hana tidak bilang ‘hatiku bersukaria karena ada Samuel’. Dapat kita pahami bahwa Hana tahu, ‘ini bukan punya saya, tetapi ini kepunyaan Tuhan’, dan dia serahkan kembali kepada Tuhan, ini untuk Tuhan – ini untuk Kerajaan Allah. Dan dapat kita lihat dalam perjalanan hidup Samuel yang menjadi hakim terakhir di Israel dan juga menjadi seorang Nabi yang mengurapai Raja Saul dan Daud. 

Hana mengatakan “Tidak ada yang kudus seperti  TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau”.  Di sini Hana mengakui bahwa Tuhan tidak ada duanya, Tuhan yang kudus. Hana tidak fokus pada Samuel tetapi dia berfokus pada kekudusan Tuhan. Dalam nyanyian puji-pujiannya, kita melihat Hana tidak tenggelam dalam pemberian yang Tuhan berikan, meskipun tadinya satu pergumulan yang berat. Dalam pergumulan yang berat, biasanya waktu ditolong Tuhan, kita tenggelam dalam sukacita itu karena Tuhan melepaskan kita. 

Bapak Ibu, Saudara/I yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus ! Kadang-kadang Tuhan mengizinkan kita berada dalam penderitaan, pergumulan, kekecewaan, keadaan yang sulit, dsb. Tetapi Firman Tuhan pagi hari ini mengingatkan kita kembali belajar terus berharap, karena dalam pengharapan ada kekuatan. Berharap dan bersukacita dalam kepedihan saat ini sangatlah sulit. Kita bisa terfokus hanya pada luka, kesakitan dan pergumulan kita. Karena di dalam hidup kita, tidak semua apa yang kita harapkan, kita minta dikabulkan dan diberikan oleh Tuhan. Memahami dan mengakui Tuhan sebagai sumber kebaikan, kekuatan dalam keadaan kesesakan sangat sulit dilakukan. Tetapi bagi orang percaya, itu adalah solusi terbaik. Sesuai dengan Teologi Gereja kita yang mengatakan “Sola Gratia” artinya hanya oleh karena Kasih Tuhan. Apapun yang ada dalam kehidupan kita, yang kita miliki adalah hanya karena kasih Tuhan dan kehendak Tuhan. Oleh sebab itu, tidak ada yang dapat kita sombongkan dalam hidup kita, karena Tuhanlah yang memberi. Tuhanlah pemilik sesungguhnya hidup kita. Janganlah kita berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulut kita. Karena TUHAN itu Allah yang Mahatahu dan Dia adalah Allah yang Kudus. Dia menimbang hati yang tulus dan benci dengan hati yang mendua. 

Doa Penutup: Kita berdoa! Terima kasih Allah Bapa yang Kudus, yang kami sembah dalam nama anakMu Tuhan Yesus Juruselamat kami. Bapa Sorgawi , Engkau telah menyapa kami lewat firmanMu. Biarlah Tuhan, namaMu yang selalu kamu Puji. Apapun yang terjadi dalam hidup kami, Engkaulah yang kami muliakan. Banyak kesedihan, kepahitan dan pergumulan yang kami alami dalam hari-hari kami, tolong kami Tuhan untuk selalu setia kepadaMu, kami berharap pertolonganMu, bimbinganMu dan biarlah kehendakMu yang terjadi, tidak kehendak kami. Mohon uluran tanganmu agar kami memenangkan setiap pergumulan dan perkara yang kami hadapi. Biarlah sukacitaMu yang menaungi kami sepanjang hari ini. Ampuni kami Tuhan atas dosa dan pelanggaran kami. Terima kasih Tuhan, terpujilah Engkau dalam Nama AnakMu Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Bvr. Tioma Debataraja – Staf di Kantor Sekretaris Mitra HKBP