Tetap Menjadi Berkat Walau Usia Semakin Tua

Pearaja Tarutung, 8/7/2021lansia HKBP Menteng Jalan Jambu, Jakarta adakan pendalaman Alkitab (PA) yang dipimpin oleh Kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt. Debora Purada Sinaga, M.Th secara virtual. PA yang dimulai pukul 17:00 -19:00 WIB dan diikuti oleh 34 peserta dari 6 Resort yang bergabung. HKBP Menteng, HKBP Kebayoran Baru, HKBP Petukangan, HKBP Taman Mini, HKBP Immanuel Kelapa Gading, HKBP Menteng Lama.


Selama PA berlangsung dipandu oleh MC Inang Pasti Sinaga membawakan acara  dan St. Monang Sirumapea saat PA. Doa Pembuka PA, Pendeta Resort Menteng, Pdt. David Farel Sibuea, M.Th, D.Min yang dalam doa Beliau turut mendoakan 90 orang jemaat HKBP Menteng positif Covid 19 dan diantaranya telah ada meninggal dunia. Membacakan curriculum vitae, Pdt. Debora Purada Sinaga adalah Bapak Togu S. Hutagaol. Pendoa Syafaat, Ev. Jhonson Pardede. 

Memasuki PA, Pdt. Debora Purada Sinaga terlebih dahulu memperkenalkan keluarganya dan dilanjut menyampaikan Nats PA yang tertulis dari Yesaya 46 : 4, “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Dengan Topik Tetap Menjadi Berkat Walau Usia Semakin Tua.”


Mengawali PA, Pdt. Debora Purada Sinaga menceritakan pengalaman hidupnya memotivasi kedua orangtuanya untuk masuk kumpulan lansia walaupun sebelumnya orang tuanya merasakan kurang nyaman untuk bergabung karena beberapa motivasi lansia yang berkumpul hanya membicarakan kekayaannya saja, keluarganya yang berhasil, tepat mereka berlibur. Akan tetapi dengan dorongan putrinya akhirnya mereka masuk lansia hingga tutup usianya dan dikenal oleh temannya sebagai pendoa dan tangguh. Oleh karena itu lewat PA, pengkotbah memotivasi para lansia untuk membangun iman yang kuat dan mampu menjadi orang berguna. 

Sebagai program dan kerinduan, Departemen Diakonia HKBP telah merancang untuk membangun rumah House of Peace yang berlokasi di Patmos Pematangsiantar tempat bagi lansia maupun yang sakit mempersiapkan dirinya untuk dapat tenang saat hendak meninggal dunia sebab banyak yang masih takut jika mati dan menjadi penghambat dalam pikirannya. Oleh karena itu sebelum didirikan akan dilaksankan seminar untuk memperkaya dalam persiapannya. 


Merespon PA yang disampaikan oleh Pdt. Debora Purada Sinaga, 7 orang peserta semakin memperkaya diskusi PA dengan memberikan pandangan dan mendukung pelayanan House of Peace yang akan dibangun. Selama PA berlangsung dipandu oleh St. Monang Sirumapea yang membantu diskusi berjalan dengan sukacita dan teratur. Peserta manyampaikan masukan ide, Nur Matondang br. Hutabarat menanyakan kehidupan orang Kristen di Jepang. Doris Martha menyampaikan pengalaman melihat salah satu Rumah Jompo merasakan disana ada penguatan bagi lansia, mereka dapat hidup bersama dan baginya jika anak sibuk, siap untuk masuk rumah jompo dengan tetap diperhatikan. 

Ekayani Manullang menyampaikan akan pentingnya pengkotbah di gereja menyampaikan benang merah orang percaya kepada Kristus yaitu Surga agar jemaat semakin dikuatkan. Menyambut hal itu St. Payaman Simanjuntak memperkuat kalau orang percaya kepada Kristus sebagai ahli waris kerajaan surga hanya saja banyak jemaat kurang mangahuon (menghayati dan menerima) lagu-lagu Buku Ende (Buku Nyanyian). PA yang dilaksanakan oleh jemaat sangat penting diperdalam agar semakin banyak yang percaya. Lukas 15 : 7, “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."

Robert Simatupang mendukung dengan berdirinya House of Peace oleh HKBP oleh karena itu beliau menyarankan untuk mensosialisasikan agar mindset jemaat maju berpikir bahwa jika telah lansia mereka mendapatkan sukacita bukan ketika lansia, mereka cukup hanya di rumah saja. 


Frieda Simangunsong seorang psikolog menyampaikan bahwa pada masa lansia secara psikologis mereka masa sensitif bahkan kembali masa anak-anak. Perhatian  lewat House of Peace sebagai terminal sakit (illnis), putus semangat (hopeless) agar mereka merasakan hidupnya bertahan dan bermakna (survive). 

St. Monang Sirumapea menyampaikan informasi perjalanan lansia di masa sebelum pandemik telah berjalan aktivitas yang menarik seperti senam lansia, bermain angklung dan yang lainnya. Di masa pandemik telah berjalan 7 kali PA secara virtual.  Dua kali koor secara virtual dan akan dilanjut yang ketiga yang dibantu anak dan cucu.

Pada bulan Agustus 2021, PA dilanjut dengan topik yang menarik terkait Harta Warisan yang dipersiapkan oleh panitia, St. Dolok Hutagalung dan Sagala Lumbangaol. 

Kiranya lansia dimanapun berada dalam keadaan semangat dan kuat. (SKD-DAT)

Pustaka Digital