Renungan Harian HKBP, Senin 10 November 2025

Doa Pembuka: Allah Bapa yang kami sembah di dalam Anak-Mu, Tuhan Yesus Kristus. Kami bersyukur atas semua nikmat hidup yang telah Tuhan berikan pada kami. Tuntunlah kami, ya Tuhan, agar terus mensyukuri hidup kami dan senantiasa terhubung pada-Mu. Terlebih, dalam memahami dan menghidupi Firman-Mu. Amin.

Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan, yang menjadi ayat renungan kita hari ini tertulis di dalam 1 Yohanes 3:5. Beginilah bunyi Firman Tuhan,

“Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa”

Bapak/Ibu, dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di tempat kerja, maupun di tengah keluarga, kita sering dihadapkan pada pilihan antara “gengsi” dan “kejujuran” dalam mempertahankan identitas diri. Kerap kali, kita lebih memilih menutupi kesalahan daripada mengakuinya. Misalnya, ketika kita salah mengirim pesan, spontan kita segera mengedit bahkan menghapusnya. Atau ketika reputasi kita terancam karena kesalahan yang kita perbuat, kita berusaha membuat klarifikasi demi menjaga citra diri. Namun tanpa disadari, upaya untuk menutupi kesalahan sering justru menjerumuskan kita pada dosa yang lebih dalam. Bukannya semakin dekat kepada Tuhan, kita malah semakin menjauh dari-Nya.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa hanya di dalam Kristuslah dosa dan rasa bersalah dapat dihapuskan dengan sempurna. Sebaik apa pun usaha manusia untuk melepaskan diri dari dosa, semuanya akan berakhir sia-sia. Sebab hanya Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam Pribadi Yesus, yang sanggup membebaskan kita sepenuhnya. Ia datang bukan untuk menutupi dosa atau menjaga “gengsi” manusia, melainkan untuk menghapusnya hingga tuntas. Bayangkan, jika kita memiliki utang dan seseorang melunasinya tanpa syarat, apakah kita masih perlu hidup dalam kecemasan? Tentu tidak. Demikianlah Kristus, yang telah menanggung dosa kita dan memerdekakan kita untuk hidup dalam anugerah-Nya.

Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan, marilah kita menyadari bahwa hanya Kristus yang mampu menghapuskan dosa. Dalam diri-Nya tidak ada dosa, dan hanya Pribadi-Nya yang kudus yang layak menjadi korban penebusan bagi kita. Kekudusan Kristus inilah yang menjadi teladan sekaligus sumber pengharapan. Karena itu, tujuan hidup kita bukanlah sekadar berusaha untuk tidak pernah salah, melainkan untuk belajar hidup setia dan terus bertumbuh dalam kekudusan-Nya.

Dengan keyakinan bahwa Kristus telah meniadakan dosa dan memenangkan kita, marilah kita hidup dalam kemenangan itu dengan tidak lagi diperbudak oleh dosa maupun rasa bersalah. Sebab siapa pun yang hidup di dalam Dia, tidak lagi hidup di bawah bayang-bayang dosa, melainkan menyatu dalam kekudusan-Nya. Amin.

 

Doa Penutup: Kami memuji Engkau, ya Allah Bapa, yang telah mengaruniakan Anak-Mu sebagai tebusan dosa kami. Oleh karena kemurahan-Mu lah hidup kami diperbaharui di dalam Anak-Mu. Karena itu, tolonglah kami, ya Tuhan, agar kami senantiasa terus terhubung pada-Mu dan hidup di dalam kekudusan Kristus, sehingga kami tidak lagi hidup di dalam dosa. Amin.

 

C.Pdt. Rosmauli Sianipar, S.Th- LPP I di Biro Hukum HKBP

Scroll to Top