EPHORUS APRESIASI KESATUAN DAN SEMANGAT JEMAAT HKBP IMMANUEL RESSORT MEDAN PATUMBAK

[caption id="attachment_8169" align="alignnone" width="640"] Ompu i Ephorus HKBP berfoto bersama parhalado HKBP Immanuel Medan Patumbak[/caption]

Minggu (22/7), Ompu i Ephorus HKBP Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing dalam bimbingan pastoralnya, mengapresiasi kesatuan dan semangat jemaat HKBP Immanuel Medan Patumbak. Ompu i Ephorus HKBP dalam kunjungan pastoralnya bersama Ompu Boru disambut hangat oleh Para Pelayan HKBP Immanuel Medan Patumbak bersama beberapa tokoh.

HKBP Immanuel Medan Patumbak yang dilayani oleh Pdt. German Butarbutar, S.Th (Pendeta Ressort), Pdt. Rosita Nababan, S.Th (Fungsional) dan Biv. Br. Pardede (Pelayan HKBP Hotmauli Ress. Medan Patumbak), dengan jumlah jemaat sekitar 595 KK ini, baru menyelesaikan pembelian lahan dengan jumlah dana sekitar 1 Millyar, yang berawal dengan kekuatiran mayoritas jemaat akan kesanggupan dana sebesar itu padahal sangat membutuhkan pengembangan lahan. Namun penjelasan, pendekatan, dan arahan dari Pendeta Ressort  memotivasi jemaat dalam menggalang kesatuan baik semangat maupun dana.

Mendengar jumlah biaya memang bisa saja menggentarkan keberanian seseorang bahkan akan bertanya – tanya dalam hati yang bisa membuahkan sungut – sungut, tetapi seperti 1 lidi yang mungkin hampir tak ada gunanya bila dikumpulkan beberapa bahkan banyak lidi akan kuat dan bahkan bisa menjadi banyak fungsi. Cerita seperti ini sering diungkapkan banyak orang, namun tak banyak yang mampu melakukannya dengan sungguh – sungguh. Hal ini yang diterapkan oleh para pelayan HKBP Immanuel Medan Patumbak dalam pelayanan, bukan hanya berkhotbah, bukan hanya berbicara, tetapi juga menjadi teladan dalam gerakan aksi pelayanan, demikian ungkapan seorang Sintua dan jemaat sembari bersalaman usai ibadah.

Kehadiran Ompu i Ephorus HKBP yang tiba lebih awal di kompleks gereja usai disambut keluarga Sillahi/St. Br. Butarbutar, ada banyak jemaat yang menyempatkan bersalaman dengan Ompu i Ephorus di kantor ressort, dimana percakapan pun semakin hangat dikarenakan hadirnya beberapa tokoh jemaat diantaranya AKBP Pol. Siahaan, Ir. Tolopan Silitonga (Anggota DPRD Deli Serdang yang telah terdaftar sebagai calon anggota DPD RI), Kennedi Sibarani, dan beberapa Sintua, yang turut berdialog menyangkut konteks gereja di NKRI maupun stategi pelayanan gereja sendiri.

Ompu i Ephorus HKBP bersama Ompu Boru yang didampingi oleh seorang Staff Pdt. Alter Pernando Siahaan, S.Th mengunjungi jemaat ini setelah berkomunikasi dengan Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh Pdt. Sunggul P. Sirait, S.Th, MM ketika di satu pertemuan pada jumat 19 Juli 2018. Ompu i Ephorus HKBP dalam kunjungan ini, melayani ibadah sebagai Pengkhotbah yang menyampaikan Firman dari 1 Raja – raja 21: 1 – 16 dengan topik “Menjadi Pemimpin Yang Adil dan Jujur”.

Dalam khotbahnya, Ephorus HKBP mengatakan Firman Tuhan berbicara tentang bagaimana hawa nafsu, keserakahan, menguasai pikiran manusia seperti Ahab. Sebagai raja, seharusnya sudah mendapatkan kesenangan yang luar biasa, ada kuasa untuk merubah dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang tidak terkelola menjadi dikelola dengan baik, materi tentu ada, tenaga apalagi karena hanya tinggal memerintah saja, tetapi justru yang terjadi tergiur dengan kebun anggur Nabot yang indah bahkan harus memiliki kebun itu. Seorang raja terperangkat dengan kerakusan, keinginan yang tak terkendali, dan peranan isterinya Izebel justru merancang kejahatan untuk memenuhi kerakusan suaminya. Kesalahan berawal dari Ahab, namun Izebel sebagai isteri yang seharusnya bisa menolong suaminya melakukan yang benar, justru merancang kejahatan besar dengan membunuh Nabot. Nabot sendiri wajar saja mempertahankan kebunnya karena itu adalah warisan, sebagaimana kita orang batak juga demikian yang wajar saja mempertahankan warisan orangtua kita. Keutuhan keluarga rusak dikarenakan kerakusan akan harta, tak mampu mengendalikan diri, sehingga kuasa yang ada digunakan dengan kebijakan salah. Ini bukan masalah mengambil dan mencampuri tugas suami atau isteri, tetapi ini menyangkut bagaimana seseorang yang tak mampu mengendalikan dirinya dikarenaka dia jauh dari Tuhan sehingga mengakibatkan korban kejahatan. Hal ini bisa menimpa siapa saja, baik suami, isteri, anak, penguasa, pejabat, tokoh agama termasuk pendeta, maupun profesi apapun, bila kita tidak dekat dengan Tuhan, maka apa yang kita miliki akan salah fungsi. Anugerah yang diberikan Tuhan tak bermanfaat baik bagi kita dan banyak orang, bukankah itu yang terjadi di sekeliling kita sehingga saling menjatuhkan satu sama lain? bahkan ada yang susah melihat saudaranya senang dan sukses? Dan senang melihat saudaranya terjatuh dan menderita?

Bisa saja ada orang yang cemburu kalau sekelilingnya baik kehidupannya, bertambah hartanya, tak mampu mengimbangi kehidupan saudaranya. Ada kecemburuan dikarenakan kenaikan pangkat saudaranya, ketika dia tidak bisa naik pangkat tetapi justru tensinya yang naik, ada juga yang tidak suka dikarenakan usaha orang lain berhasil tetapi justru berharap tumpur itu saudaranya. Kita semua adalah bersaudara, ada yang berbeda dan ada yang sama, ada sama pegawai dan ada yang usaha mandiri, tetapi marilah kita saling membantu satu sama lain, jangan sampai ada diantara kita yang cemburu kepada orang lain. Bila kita membaca Mazmur 133, “ida ma dengganna i molo sahundulan angka na marhahamaranggi”. Kepada orang demikianlah, yang hidup di dalam persaudaraan, hidup di dalam kasih, maka dia akan menerima berkat Tuhan. Semua orang mengharapkan berkat termasuk kita, itu sebabnya ada lagu kita ída denggan ....

Yang seharusnya saling membantu satu sama lain di dalam kasih, tak terlihat dari kejadian Ahab ini. Bila kita bersahabat dengan team sekerja, bersahabat dengan satu kampung, bersahabat dengan sesama jemaat, dan lainnya, lalu kita mau kemana? Hendaknya hubungan kita dengan Allah baik dan hubungan kita dengan sesama manusia baik adanya. Sudah seharusnya kita ikut serta melakukan hal – hal baik sehingga apa yang kita lakukan menjadi berkat bagi orang, demikian kutipan Khotbah Ompu I Ephorus.

Usai ibadah, para Pelayan HKBP Immanuel Medan Patumbak tidak mau melewatkan kesempatan berharga ini, langsung meminta kesediaan Ompu i Ephorus dan Ompu Boru memberikan bimbingan pastoral kepada jemaat. Ompu Boru dalam bimbingannnya menyoroti peranan isteri dalam keluarga dan membina anak – anak. Memang isteri dan suami sama – sama berperan, namun isteri lah sesungguhnya yang punya peluang besar untuk membina karakter anak – anak. Bila dibandingkan dengan kehidupan orang batak dulunya sekarang, kita bisa sama – sama saksikan bagaimana orangtua apalagi seorang ibu mati – matian untuk mengatur uang yang sedikit tetapi kasih sayang tak kurang dan tetap mendoakan setiap nama anak – anaknya, lahirlah anak – anak yang tangguh dan kuat iman dalam keluarga batak. Hingga saat ini, seharusnya orangtua juga tak melupakan dan tidak membuang kesempatan berharga ini, isteri dan suami harus mampu bekerja – sama, bukan semata – mata dipahami mengambil pekerjaan suami tetapi mendukung suami untuk setiap pekerjaan baik. Tentu berbeda kalau untuk pekerjaan jahat, isteri tidak boleh mendukung dan melakukannya, tetapi harus mengevaluasi dan menolong suami berbuat yang benar. Apalagi kalau untuk berbuat benar dan baik, sudah seharusnya saling mendukung. Apalagi di kecanggihan teknologi saat ini, ada banyak tantangan, media yang gampangnya membuat berita hoax sehingga masyarakat tertipu, mengumbar kebencian kepada banyak orang bahkan menghina. Awalnya senang dengan kemajuan, tetapi kita harus sadar ada banyak tantangan juga yang bersamaan datang, demikian singkat penjelasan Ompu Boru.

 

Sementara Ompu i Ephorus HKBP menambahkan menyangkut program, perkembangan HKBP dan tangangan gereja masa kini. Jemaat HKBP adalah jemaat yang misioner, sebab kemanapun jemaat HKBP pergi, pasti akan membawa dua hal yaitu Adat dan Gereja. Begitu kumpul beberapa keluarga batak, langsung ada niatnya membangun gereja yang akan diberi nama HKBP. Belum pernah ada surat keluar dari Kantor Pusat HKBP yang memerintahkan atau meminta supaya jemaat membangun gereja dimana berada, sebab yang membangun gereja adalah jemaat itu sendiri, bahkan ketika sudah selesai dibangun barulah ada surat permohonan kepada Ephorus HKBP supaya diresmikan dan diutus pelayan kesana. Ini model jemaat visioner yang mungkin sulit ditemukan di kalangan jemaat lainnya. Karakter orang batak yang tangguh, yang mampu beradaptasi bahkan mendominasi di beberapa tempat, membuat perkembangan HKBP semakin pesat. Itu sebabnya dimana ada orang batak maka disitu ada HKBP, bahkan mungkin kalau orang batak ada di Bulan, jangan – jangan HKBP juga ada disana.

HKBP dalam tahun 2018 ini mengadakan program orientasi pelayanan Kebersihan dan Kesehatan Dalam Lingkungan Hidup, yang dikutip dari percakapan Raja Pontas Lumbantobing dengan I.L. Nommensen tentang “Bangsa Batak Yang Maju”. Ada 4 pilar pelayanan yang dilakukan Nommensen dan itu jalan itu merevitalisasi pelayanan HKBP yaitu Pendidikan, Kesehatan, Pelayanan Sosial, dan Pekabaran Injil. Ini menjadi ciri khas pelayanan HKBP yang seharusnya tetap bahkan berkembang hingga saat ini. Namun ada banyak tantangan baik dikarenakan perubahan zaman maupun dikarenakan pola maupun karakter sendiri. Tentu konteks tantangan pelayanan berbeda antara di kota dan di desa, bahkan di beberapa desa pun berbeda tantangannya, itu sebabnya semua pelayan HKBP dan jemaatnya diharapkan peka akan kebutuhan jemaat dan diharapkan mampu menjawab pergumulan masyarakat. Misalnya dengan kemajuan teknologi, bagaimana HKBP memakai aspek ini menjadi strategi pelayanan, budaya, politik, dan lainnya. Bahkan ada saat ini jemaat – jemaat yang sulit membangun gereja dikarenakan konteks agama yang heterogen secara khusus pemahaman akan agama yang berbeda – beda. Oleh karena itu, seluruh jemaat dan pelayan HKBP marilah bersama – sama mendukung dan proaktif dalam program pelayanan gereja, apalagi dalam pembinaan sekolah minggu dan pemuda/i, ungkap Ompu i Ephorus HKBP.

Sebagai kenang – kenangan jemaat kepada Ompu i Ephorus, jemaat menyampaikan Ulos kepada Ompu i Ephorus HKBP dan Ompu Boru usai memberikan bimbingan. Dilanjut dengan mengabadikan momentum bersejarah ini dengan berfoto bersama dengan Ompu i Ephorus. Penulis : Pdt. Alter Pernando Siahaan, Sekhus Ephorus HKBP (No Hp: 0813 9634 8422)

[caption id="attachment_8170" align="alignnone" width="640"] Berdoa bersama sebelum memasuki ibadah minggu[/caption][caption id="attachment_8171" align="alignnone" width="640"] barisan prosesi Ompu i Ephorus disambut jemaat[/caption]