HKBP AIDS Ministry Launching buku "ODHA Bukan Akhir Segalanya"


Jumat, 09 Juli 2021 AIDS Ministry meluncurkan sebuah buku yang berjudul “ODHA Bukan Akhir Segalanya” Bekerjasama dengan penerbit INSISTPress, 25 kisah perjuangan sahabat orang dengan HIV (ODHIV) dampingan HAM. Kegiatan peluncuran ini dimulai pada pukul 13.00, yang di awali dengan ibadah yang dipimpin oleh Diakones Oka Nurhayati Harianja. Pada ibadah tersebut kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt. Debora Purada Sinaga, M.Th menyampaikan kotbah yang diambil dari 1 Korintus 12:26, dalam kotbah tersebut beliau mengajak untuk menghentikan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV-AIDS, karena kita dan ODHIV adalah sesama, mereka dengan kita adalah satu anggota di dalam tubuh Kristus, jika mereka sakit, kita juga akan merasakan sakit, jika mereka dihina dan dikucilkan kita juga menderita, sebab mereka adalah hati kita, jantung kita. Sehingga sebagai sesama anggota tubuh Kristus kita harus saling menolong, membela dan mengangkat harkat dan martabat mereka.


“Beliau juga memberikan apresiasi atas kesetiaan dan pelayanan sepenuh hati yang diberikan oleh seluruh tim yang dipimpin oleh sekretaris eksekutif HKBP AIDS Ministry, Diakones Berlina Sibagariang bersama ketua pengurus. Beliau menambahkan, “di usia yang sangat muda, memberikan waktu, tenaga dan kompetensi untuk melakukan pelayanan HIV - AIDS yang Tuhan berikan”

Beliau mengapresiasi ODHIV yang berani menuliskan kisahnya ke dalam sebuah buku, juga memberikan apresiasi kepada seluruh tim yang terlibat, khususnya dukungan yang diberikan gereja Evangelical Lutheran Church of Amerika (ELCA) yang selalu mendukung.


Usai ibadah, kegiatan dilanjutkan dengan peluncuran Buku ODHA Bukan Akhir Segalanya oleh Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Robinson Butarbutar. Sebelumnya, beliau menyampaikan kata sambutan, beliau mengungkapkan bahwa buku yang akan diluncurkan ini, berisikan pikiran-pikiran theologis, humanis dan praktis yang akan membantu kita melihat perjuangan ODHIV dan bagaimana Allah juga tutur berjuang bersama dengan mereka. Pada satu sisi buku ini menjadi bukti bahwa HKBP serius, yang dipimpinn oleh Kepala Departemen Diakonia, Pdt. Debora Purada Sinaga,  dalam melakukan pelayanan pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS dan ingin mengungkapkan alasan, tujuan mengapa kita melakukan pelayanan HIV-AIDS ini. Ephorus secara resmi atas nama HKBP dalam rasa syukur kepada penopang-penopang kita secara khusus kepada ELCA, dengan harapan semua distrik ikut mendistribusikan buku ini, kepada semua jemaat dan masyarakat yang belum memahami HIV-AIDS.

Usai peluncuran acara dilanjutkan dengan menampilkan fragmen berisi dua tiga kisah yang termuat di dalam buku tersebut. Selanjutnya, turut pula ditampilkan tortor yang bertemakan stop stigma terhadap ODHA, persembahan lagu dan testimoni dari penulis dan pembaca buku.

Pada pertengahan acara dilanjutkan dengan sharing bersama pemilik kisah, yang diwakilkan oleh tiga ODHIV. Ketiga penulis menceritakan sedikit perjuangan mereka, sebagai orang yang terinfeksi HIV. Erikson Napitupulu, adalah ODHIV yang dulunya pemakai narkoba, namun mampu berhenti dan hidup sehat. Istrinya negatif HIV dan mereka dikaruniai dua orang yang negatif dan saat ini aktif mendukung sesama orang yang terinfeksi HIV. Penulis kedua, bernama Rumiris Tambunan, ia adalah orang tua tunggal yang suaminya meniggal karena AIDS. Ia memiliki dua orang anak, namun seorang anaknya positif HIV. Ia bercerita mengenai stigma dan diskriminasi yang ia dan anaknya terima dan bagaimana ia mengajak HAM untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di kampungnya. Yang terakhir, ialah Sitto Sihite, seorang staff HKBP AIDS Ministry, ia merasa bahagia diterima oleh HKBP sebagai staff untuk melayani orang dengan HIV.

Berlangsung tanya jawab antara penulis dan peserta. Proses tanya jawab tersebut, semakin menjelaskan bahwa menjadi orang dengan HIV bukanlah akhir segalanya, melainkan awal yang baru untuk semakin mensyukuri kehidupan dan mendorong kita untuk menjadi manusia yang berguna bagi sesama.

Pada akhir kegiatan, seluruh staff menyampaikan refleksi mereka sebagai penulis yang menuliskan kisah-kisah berharga milik ODHIV dampingan HAM. Diakones Berlina Sibagariang menyampaikan refleksi secara keseluruhan yang mengajak, seluruh masyarakat untuk tidak mudah menghakimi melainkan mengasihi sesama tanpa memandang batasan. 


Pustaka Digital