HKBP Bersiap Memasuki Tahun Kesehatian HKBP 2022

Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, Sekjen, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, Kadep Koinonia, Pdt. Dr. Deonal Sinaga, dan Kadep Diakonia, Pdt. Debora Sinaga, memimpin pertemuan dengan Kepala Biro yang ada di Kantor Pusat HKBP di Ruang Oval Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung, Kamis (9/12/2021), untuk bersiap memasuki Tahun Kesehatian HKBP 2022 yang sudah di depan mata.







Dalam pertemuan dengan Kepala Biro itu, hadir sebagai pembicara: Elisa Lumbantoruan, warga jemaat HKBP yang saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur & CEO di ISS Indonesia. Dengan membawa topik “Perubahan Perilaku Menghadapi Sentralisasi Keuangan HKBP Yang Segera Diwujudkan Di Tahun Kesehatian HKBP 2022."



Dalam sambutan pembukanya, Ephorus menginformasikan tentang keikutsertaan dari Bapak Elisa Lumbantoruan. Ephorus menerangkan bahwa tujuannya adalah untuk memastikan supaya tidak ada hambatan dan halangan, seandainya pun terdapat hambatan, dapat diatasi. Bisa ada struktur yang baik, juga perhitungan yang sistematis dan akurat terhadap data, tetapi kunci dari kesuksesan adalah perubahan hati dan perubahan perilaku. Sebab perubahan perilaku yang paling berat untuk diatasi. Untuk itu, dibutuhkan manajemen perubahan perilaku yang tidak hanya sebatas konsep, tetapi juga prakteknya. 



Elisa Lumbantoruan yang saat ini juga mengajar S2 ITB telah terbukti dapat menciptakan perubahan perilaku kepada anak bangsa yang sudah putus harapan dan merasa dirinya tidak berguna. Setelah disemangati, dibekali, dimotivasi, dan dilatih, bisa terjadi perubahan perilaku yang mendatangkan berkat. “Dengan pasti itu dapat diterapkan Bapak Elisa, karena sudah mempelajari dan memiliki ilmu-ilmunya. Setiap kali kita membuat program, tetapi tidak menghasilkan seperti yang diharapkan dalam program tersebut. Belajar dari pengalaman tersebut, melalui Pdt. Dr. Deonal, maka HKBP mengundang Bapak Elisa Lumbantoruan”, terang Ephorus.

Program serius yang hendak dilakukan pada Tahun Kesehatian adalah sentralisasi keuangan yang mengakibatkan perubahan perilaku akibat dari perubahan tersebut. HKBP ahli dalam membuat keputusan, tetapi dalam hal melakukan kurang. Perubahan perilaku bersatu untuk mencapai apa yang kita rencanakan.

Dalam paparannya, Elisa Lumbantoruan menerangkan, bagaimana paradigma pelayan terhadap pelayanannya sehingga menumbuhkan kecintaan kepada pelayanannya tersebut. Di dalam setiap program yang dilakukan, hasil akhir bukan menjadi ukuran menentukan keberhasilan. “Hasil akhir adalah konsekuensi dari setiap progam, bukan menjadi tujuan”, kata Elisa Lumbantoruan, mantan Dirut Garuda Tahun 2007 – 2013.

Pertemuan itu menjadi sangat menarik lewat pertanyaan dan tanggapan yang disampaikan peserta yang hadir. Seperti yang disampaikan Kepala Biro Personalia, Pdt. Rikson Hutahaean, MTh yang menyoroti perubahan perilaku dan merosotnya karakter pelayan masa kini yang berdampak kepada warga jemaat juga kepada pemerintah. Pdt. Rikson mengisahkan pada tahun 70-an para pelayan masih setia dengan Tohonannya sehingga berdampak kepada kemajuan warga jemaat dan pemerintah. (P. Sam – B’TIK).


Pustaka Digital