Peletakan Batu Pertama Museum HKBP

Ephorus Pdt Dr Darwin Lumbantobing bersama dengan pimpinan HKBP lainnya Kadep Koinonia Pdt Dr Martongo Sitinjak, Kadep Marturia Pdt Dr Anna Vera Pangaribuan, meletakkan batu pertama gedung Museum HKBP di Kompleks Seminarium HKBP, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara pada Rabu (4/7). Turut hadir dalam acara itu ibu Br Harianja (Ny. Jenderal FM Parapat/Ompung Maria Boru) dan keluarga, Bupati Samosir Rapidin Simbolon, Asisten Pemerintahan dan Kesra Tapanuli Utara (mewakili bupati) Parsaoran Hutagalung, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Humbang Hasundutan Lamhot Hutasoit (mewakili bupati), Kapolres Tapanuli Utara AKBP Horas M Silaen MPsi, Dandim Tapanuli Utara Letkol Inf Rico Siagian SSos.

Ibadah dilayani oleh Pdt Syamsir Hutagalung sebagai liturgis dan Praeses Distrik Toba Hasundutan Pdt Donda Simanjuntak sebagai pengkhotbah. Dalam khotbahnya, yang didasarkan pada Kolose 3: 23, ia menyerukan bekerja dengan melakukan pekerjaan itu sungguh-sungguh. Bekerja dengan segenap hati. Itulah berkat dari Tuhan. Jangan bekerja dengan seadanya atau biasa-biasa saja, tapi bekerjalah dengan sebaik-baiknya.

Ia mengajak juga hadirin untuk sama-sama berdoa semoga semua yang dikoleksi di museum nantinya bisa menunjukkan karya besar Allah bagi masyarakat di tanah Batak dan khususnya HKBP. Ia menegaskan, pekerjaan ini tidak dinilai dengan uang sebab panitia bekerja untuk Tuhan. “Pekerjaan ini hasilnya bukan untuk manusia, tapi untuk kemuliaan Tuhan.”

Ompuboru M Siahaan, sebagai ketua panitia, mengatakan museum ini bisa menjadi pendidikan bagi yang datang mengunjunginya. Juga bisa menjadi tempat pariwisata. Berdasarkan data, ada di beberapa gereja, yang disinggahi para misionaris, memiliki benda-benda peninggalan sejarah pelayanan. Setelah pembangunan ini selesai, ia berharap dan berusaha supaya benda-benda tersebut dapat diletakkan di museum sebab sejarah penginjilan di tanah Batak sudah sepatutnya dilestarikan dan dipelihara.

Ephorus juga mengatakan, kalau ia akan pergi ke beberapa situs sejarah dan museum di Jerman yang memiliki keterkaitan erat dengan para misionaris yang datang ke tanah Batak. Minimal, museum HKBP akan menampilkan duplikat dari benda-benda bersejarah tersebut.

Ompuboru juga menunjukkan buku rekening tabungan untuk partisipasi donatur kepada pembangunan ini. Rekening tersebut dibuka baru. Sumbangan perdana dari ibu Br Harianja (Ny. Jenderal FM Parapat/Ompung Maria Boru) sebesar Rp 500 juta.

Pembangunan sebelumnya yang dikoordinir Ompuboru, yaitu Rumah Dinas Ephorus HKBP, telah diverifikasi dan tidak ada temuan apapun. Pembangunan itu tidak meninggalkan utang apapun dan kini telah ditempati Ephorus.

Bupati Samosir menyatakan dalam kata sambutannya, pembangunan ini adalah nilai regenerasi pimpinan HKBP yang baik. “Kami terinspirasi karena terobosan ini,” ujarnya. Kepentingannya bukan untuk HKBP saja, tapi juga bagi kepentingan warga sekitar dan orang banyak.

Acara diakhiri dengan makan siang bersama. Turut hadir juga Ketua Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Pdt Demak Simanjuntak dan istri, beberapa kepala biro dari Kantor Pusat HKBP, Kepala Desa Simanungkalit beserta tokoh-tokoh masyarakat desa, dan mahasiswa STGH. Biro Informasi

 

 

 

 

Pustaka Digital