Renungan Harian HKBP | 14 Februari 2024

Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.

Doa Pembuka: Bapa yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Kami bersyukur untuk penyertaan dan anugerah Tuhan melalui kesehatan dan nafas kehidupan yang kami rasakan, sehingga kami boleh melakukan segala aktivitas dan pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Dan itu juga ya Tuhan yang mendorong kami saat ini, supaya sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang menyapa, mengingatkan, dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.

Renungan

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini, sesuai dengan ayat harian Almanak Gereja kita HKBP, tertulis dalam:

Yohanes 8 : 36

“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”

            Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, apa yang pertama sekali kita pikirkan ketika kita mendengar kata “merdeka”? Mungkin beberapa di antara kita langsung teringat kepada “budak, penjajahan, tawanan, atau lain sebagainya”. Pada dasarnya kemerdekaan sangat didambakan oleh manusia, karena dengan merdeka lah ia akan bebas dari segala tekanan, belenggu, penjajahan, dan bisa hidup bebas tanpa beban dalam dirinya. Sehingga banyak orang yang sangat ingin sekali merdeka atau bebas termasuk anak muda, walaupun sering kebablasan menjadi kemerdekaan atau kebebasan yang tidak beraturan. Lalu pertanyaan yang berikut yang boleh kita renungkan adalah, bagaimana kah seseorang atau sebuah kelompok bisa merdeka? Untuk kehidupan duniawi, kemerdekaan bisa diperoleh dari hasil usaha sendiri, atau bisa jadi hasil dari pemberian orang atau pihak lain, dan dia bebas menggunakan kemerdekaannya.

            Namun bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, apakah kemerdekaan yang dimaksud di dalam nats ini adalah kemerdekaan yang kita peroleh sendiri, atau sebaliknya kemerdekaan kita adalah anugerah dari Allah yang mengasihi kita? Kemerdekaan atau kebebasan yang dimaksud disini bukanlah pembebasan fisik seperti halnya penjajahan atau perang, tetapi lebih mendalam yaitu pembebasan dari dosa dan akibatnya. Yesus menyatakan bahwa pembebasan datang melalui diriNya sebagai Anak Allah yang melalui kematianNya di kayu salib kita boleh beroleh keselamatan.

            Dalam nats ini secara keseluruhan, Yesus memberitakan mengenai kebenaran dan mengatakan bahwa Ia adalah pembebas yang memerdekakan. Yesus sangat jelas mengajarkan bahwa setiap orang yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Mengapa? Karena dosa sifatnya menguasai, membelenggu, dan mengendalikan manusia. Itu sebabnya Yesus mengatakan bahwa ketika Anak memerdekakan kita, maka kita akan benar-benar merdeka. Dan saat kita telah dimerdekakan, jangan memberikan diri kembali menjadi hamba daripada dosa.

Saat ini, banyak orang menganggap bahwa kemerdekaan merupakan sebuah bentuk kebebasan untuk hidup tanpa penghalang apapun, padahal sesungguhnya kemerdekaan itu merupakan kesempatan yang kita terima untuk hidup selayaknya orang yang merdeka dalam Tuhan, bukan merdeka dalam kedagingan. Nats ini juga menantang kita untuk merenungkan kembali sudah sejauh mana kah kebebasan yang sudah kita terima itu kita maknai menjadi hal yang menguatkan kita untuk hidup sesuai dengan kebenaran yang dikehendaki oleh Allah.

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, Yesus melalui nats ini mengingatkan kita  bahwa kebebasan yang diberikanNya tidaklah bersifat sembarangan, dan bukanlah panggilan untuk hidup semaunya. Sebaliknya, Yesus memanggil kita untuk hidup sesuai dengan kebenaranNya. Dalam Galatia 5:1, rasul Paulus menekankan demikian, "Jadi, karena Kristus telah memerdekakan kita, berdirilah tetap dan janganlah membiarkan dirimu kembali dijajah oleh kuk yang membelenggu." Kebebasan yang diberikan oleh Kristus harus mendorong kita menghasilkan buah yang baik dalam hidup kita.           

Maka bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, memang kita telah beroleh kemerdekaan dan kebebasan dari dosa oleh karya Allah sendiri. Jadi, jangan kembali memberikan diri menjadi budak dosa, dibelenggu oleh dosa, dikendalikan dosa, dan dikuasai oleh dosa. Kebebasan kita bukanlah kebebasan yang kebablasan, tapi kita punya standar yang benar dalam kemerdekaan kita sebagai orang percaya, yaitu Yesus Kristus yang menjadi teladan kita. Yesus telah memerdekakan dan menunjukkan jalan bagi kita menuju kehidupan kekal. Kita dimerdekakan bukan untuk bebas semaunya melakukan keinginan daging kita, melainkan kita dimerdekakan untuk kemudian lepas dari dosa dan mengikut Allah, serta melakukan kehendakNya. Marilah kita renungkan bahwa hidup kita berkomitmen untuk menjalani kebebasan ini dengan bertanggung jawab. Hiduplah menjadi orang yang benar-benar merdeka karena kita melakukan apa yang dikehendaki DIA yang telah memerdekakan kita. Amin.

Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap beriman teguh di jalan yang engkau kehendaki. Biarlah rohMu tetap menguatkan kami agar menjadi orang yang benar-benar menghidupi kemerdekaan kami dengan hidup seturut dengan yang engkau kehendaki. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin. 


C.Pdt. Frans Mario Sormin, S.Th- Melayani di Kantor Departemen Koinonia HKBP

Pustaka Digital