Renungan Harian HKBP | 17 November 2023

Doa Pembuka: Kita berdoa! Bapa yang kami kenal di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas napas yang Engkau berikan kepada kami. Sebentar kami akan mendengarkan FirmanMu ya Tuhan, berkati hati dan fikiran kami agar kami mengerti FirmanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Bapak/ibu, Saudara/i yang kekasih, yang menjadi renungan pada hari ini, tertulis pada Surat Paulus ke Pada Jemaat di Tesalonika yang ke dua 2 perikop 3 : 16 Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian. Demikian Firman Tuhan.

Bapak/ibu saudara/i yang kekasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus,

Damai Sejahtera, apa yang kita tahu atau yang dapat kita rasakan ketika kita mendengar hal tersebut; hal ini yang biasanya didapatkan setelah pulang dari gereja. Rasanya.. Tentram? Teduh? Hal yang kita nanti-nanti setiap minggunya? Pelepas dahaga? Penguat untuk hati yang gunda gulana? Yaaa, memang seperti itulah Damai Sejahtera yang adalah Berkat dari Tuhan Allah. 

Damai sejahtera, diberikan disampaikan kepada setiap manusia, dan manusia akan selalu menginginkan kedamaian dalam kehidupannya dimulai hari hal-hal kecil. Contohnya saja, ketika kita bangun di pagi hari tidak ada satupun diantara kita yang mau mendapatkan diri dipenuhi dengan emosi. Kita akan selalu berusaha memulai hari mencari cara untuk berbahagia. Ada diantara kita yang setelah bangun; berdoa, ada yang membuka gadget; update status, ada juga yang membaca renungan harian, melihat jadwal kegiatan satu hari dan lain sebagainya.  

Damai sejahtera diberikan Tuhan Allah kepada manusia tanpa perlu adanya balasan, tanpa perlu adanya syarat. Karena memang Allah sangat mengasihi umatNya, Ia rela melakukan semua cara demi memberikan DamaiNya kepada kita. Apa yang diberikan Tuhan Allah kepada kita tidak pernah berkesudahan dan akan selalu terus mengalir setiap hari.

Seperti halnya juga Rasul Paulus, kepada Jemaat di Tesalonika yang merupakan anak rohani dari Rasul Paulus. Teks ini merupakan penutup yang dituliskan oleh Paulus, memberikan salam doa dan dukungan sebagai bentuk bimbingan rohani kepada jemaat Tesalonika. Paulus dalam teks ini berdoa agar Tuhan memberikan penguatan lewat Damai Sejahtera yang diberikan. Serta meyakinkan jemaat tentang pendampingan Tuhan kepada mereka senantiasa. 

Dalam menjalani kehidupannya manusia akan selalu menghadapi yang namanya tantangan, Manusia tidak akan mampu menghadapinya seorang diri saja, manusia membutuhkan penyertaan. Terkhususnya dari Tuhan, dukungan dari sesame juga pun diperlukan manusia, agar Damai tersebut tidak hanya dapat kita rasakan seorang diri saja. Melainkan dapat kita salurkan, kita bagai kepada siapa saja yang membutuhkan yang berada di sekeliling kita. 

Hubungan Iman kepada Tuhan dan emosional terhadap sesama ciptaan semakin bertumbuh dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Ayat renungan hari ini mengajak kita memiliki komitmen untuk dapat memberi dukungan, memberikan Damai; bisa dengan cara mendoakan, menjadi teman bercerita, atau bahkan turut serta membantu menyelesaikan pergumulan yang dirasakan oleh orang-orang yang ada disekitar kita didalam Iman kepada Tuhan Allah. KiraNya Tuhan Allah menguatkan kita agar dapat menjadi saluran DamaiNya bagi sesama ciptaan. 

Doa Penutup: Kita bersatu di dalam doa! Ya Tuhan Allah Bapa kami, terimakasih atas Firman Mu pada pagi ini, yang telah mengingatkan kami terhadap Damai yang selalu Tuhan berikan. Ajarlah kami untuk senantiasa menjadi saluran DamaiMu kepada sesama kami. Jadikanlah kami sebagai pewaris kerajaanMu, melalui setiap tindakan ucapan syukur atas AnugerahMu kepada Kami. Didalam Yesus Kristus Kami berdoa. Amin.

C.Pdt. Josua Hutabarat, S.Th- Melayani di Biro Ama dan Lansia HKBP