Renungan Harian HKBP | 18 Maret 2024

Doa Pembuka: Bapa di sorga, kami mengucap syukur untuk berkat dan penyertaan-Mu bagi kami. Saat ini kami akan merenungkan firman-Mu. Isilah hati dan pikiran kami dengan firman-Mu. Berilah kami hikmat untuk menerimanya. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

 

Firman Tuhan yang menjadi nas renungan bagi kita pada saat ini adalah nas yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 7:30, demikian bunyinya: “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.”

 

Saudara-saudara yang terkasih. Nas ini merupakan bagian dari kisah Paulus saat mengunjungi kota Atena. Di Atena, Paulus memberitakan Injil kepada orang-orang asing, yaitu orang-orang Yunani yang sangat religius. Mereka menyembah dewa-dewa dan memiliki banyak sesembahan dalam bentuk patung. Paulus melihat bahwa orang-orang di Atena sangat antusias terhadap hal-hal yang ilahi. Karena itu ia menggunakan kesempatan itu untuk memberitakan Injil kepada mereka. Paulus bahkan menemukan suatu mezbah yang bertuliskan: “Kepada Allah yang tidak dikenal.” Di sanalah Paulus menekankan bahwa Allah yang tidak mereka kenal itu adalah Allah yang diberitakan oleh Paulus.

Salah satu hal yang ditekankan oleh Paulus kepada orang-orang di Atena adalah bahwa Allah yang Ia beritakan adalah Allah yang tidak diam dalam kuil-kuil buatan manusia. Bahwa Allah itu jugalah yang pada saatnya kelak akan menghakimi dunia. Karena itu setiap orang dipanggil untuk bertobat meninggalkan perbuatannya yang jahat dan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Panggilan untuk bertobat tentu tidak hanya ditujukan kepada orang-orang di Yunani. Panggilan ini adalah panggilan yang relevan di sepanjang zaman. Kita yang mendengarkan firman Tuhan pada saat ini pun dipanggil untuk meninggalkan perbuatan kita yang tidak berkenan di hadapan Allah.

Saudara-saudara yang terkasih, bertobat tentulah membutuhkan kesungguhan. Itu bukan perkara yang mudah, namun tidak berarti bahwa ia mustahil. Pertobatan bahkan menuntut pengorbanan, yang tidak semua orang mampu melakukannya. Pada masa sekarang, ada fenomena pertobatan di kalangan tertentu. Mereka memperlihatkan perubahan perilaku dan mengubah kebiasaan-kebiasaan mereka. Bila dilakukan dengan sungguh, memang pertobatan akan membuat seseorang jauh berbeda dari dirinya sebelumnya. Namun, ada juga dari antara mereka yang mengaku sudah bertobat, hanya memperlihatkan perubahan dari sisi luar saja, misalnya perubahan cara berpakaian atau cara berbicara yang dipoles agar terkesan lebih religius, namun cara berpikir dan bersikap masih tetap mengikuti cara-cara lama. Tentu bukan perubahan sisi luar semacam itu yang diserukan oleh firman Tuhan kepada kita. Perubahan yang diharapkan dari kita adalah perubahan yang tidak hanya terlihat dari sisi luar saja, tetapi perubahan yang meliputi seluruh hidup kita.

Tuhan senantiasa menantikan kita untuk berubah, meninggalkan sifat dan perbuatan buruk kita. Proses untuk sampai ke sana haruslah diupayakan terus-menerus. Ia tidak mungkin bisa dicapai hanya dengan satu kali upaya, kadang harus jatuh bangun. Karena itu kita harus tekun dan memiliki tekad yang kuat untuk bisa berubah sebagaimana yang Tuhan harapkan. Dan yang terutama, kita tidak mungkin melakukannya dengan kekuatan kita sendiri. Kita harus senantiasa mengandalkan Tuhan dan berserah kepada-Nya.  

 

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk hari yang Engkau berikan bagi kami. Kami bersyukur untuk kasih setiaMu yang Engkau berikan bagi kami. Kami telah mendengarkan firman-Mu, biarlah firman-Mu mengisi hati dan pikiran kami, dan menuntun kami mengerjakan pekerjaan yang baik. Kami memohon agar kiranya Tuhan menguatkan kami dan meneguhkan iman kami, agar kami mampu berubah, bertobat sebagaimana yang Tuhan harapkan. Berilah kami hikmat untuk menyadari bahwa hanya Tuhan sajalah yang dapat kami andalkan dalam kehidupan kami, bukan kekayaan, bukan kekuatan dan kuasa kami sendiri. Ampunilah kami untuk segala dosa dan pelanggaran kami. Di dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

 

 Pdt. Samuel D. Sigalingging (Kabag. Adm. Departemen Koinonia HKBP

Pustaka Digital