Renungan Harian HKBP | 18 November 2023

Doa Pembuka: Kami tak henti-henti bersyukur dan memuji-muji NamaMu ya Tuhan Allah, karena kasihMu yang juga tak pernah henti tercurah atas kami. Dari waktu ke waktu Engkau menolong dan membimbing kami sehingga kami menang dari desakan dunia ini karena kekuatan yang dari padaMu. Kami menantikan uluran tanganMu hari ini juga agar hidup kami tenang dan damai, apapun yang akan kami hadapi. Kami merasa, tanpa pertolonganMu, hidup kami akan binasa dan hampa. Karena itu kami datang kepadaMu agar RohMu berkenan berdiam dalam diri kami untuk menuntun kami ke jalan kebenaranMu. Kami siapkan hati, jiwa, pikiran serta segenap tubuh dan raga kami untuk menjadi tempat persemayamanMu, agar cahaya kebenaranMu dapat terpancar dalam segenap gerak dan tindakan kami sebagai orang-orang yang telah Engkau tebus. Berfirmanlah Engkau ya Tuhan, kami sudah siap mendengarMu, hanya di dalam Nama Yesus AnakMu, kami berdoa dan bersyukur. Amin.

Renungan kita hari ini Sabtu 18 November 2023, tertulis dalam Matius 10 : 16. "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Judul: Aku menyertai kamu

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kejahatan sudah melekat pada sifat dunia sejak awal, sebagai potret sisi gelapnya seperti keadaannya sebelum terang diciptakan. “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya.” (Kejadian 1 : 2). Kekuatan kegelapannya sangat luar biasa sehingga mampu menaklukkan manusia hingga ingkar pada perintah dan larangan Allah (Kejadian 3). Perkembangan peradaban manusia umat ciptaan Allah, termasuk perjanalan umat pilihan Allah pun, sisi gelap ini terkadang sangat dominan merasuki kehidupan umatNya, sebagaimana perjalanan umat Israel pada masa-masa perjanjian lama. Berbagai tanda dan mujizat yang Allah telah turunkan, seperti tak mampu membentuk manusia untuk tetap percaya dan setia secara utuh kepadaNya. Pada masa pelayanan Yesus di perjanjian baru pun, hal itu semakin nyata dengan peristiwa kayu salib karena banyak pihak yang membenci pengajaran dari Yesus. Dalam kehidupan kita sekarang, keadaanya masih belum berubah, desakan dunia selalu berusaha mengombang-ambingkan iman orang percaya, lewat tawaran-tawaran manis untuk hidup serba instan, cepat dan gampang. Sifat menghalalkan segala cara demi memperoleh kepuasan sendiri dan kebahagiaan sesaat, masih sering terjadi dalam tindakan sebagian umat ciptaan Tuhan di belahan dunia ini. Dunia sering dipertontonkan dengan berbagai kecurangan, kegaduhan dan perpecahan hingga peperangan. Itu membuktikan bahwa perlawanan terhadap kejahatan masih belum usai. Petrus pernah mengingatkan, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5 : 8).

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Di tengah dunia yang terus bergejolak, Injil harus terus diberitakan. Menyatakan kerajaan Allah, memberitakan Injil Keselamatan menjadi pekerjaan pelayanan yang diwariskan kepada kita, bukan lagi tugas dari para rasul, tetapi sudah menjadi tugas setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang Ajaib.” (1 Petrus 2 : 9). Kita sebagai gereja dan personal memiliki tugas pewartaan Injil, bermarturia, untuk menyelamatkan orang-orang yang masih hidup dalam kegelapan. Melakukan misi Allah (Imago Dei), menyelamatkan seluruh bumi, menyerukan perdamaian, “untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4 : 19). Itulah peran kita dalam mewujudkan gereja yang missioner, yang mampu menjadi garam dan terang di tengah-tengah dunia yang hidup dengan berbagai kemelut, konflik dan bermacam persoalan. Membangun persekutuan, berkoinonia secara lokal, regional, nasional dan internasional dengan sikap inklusif, dialogis dan terbuka, memelihara keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan. Mengembangkan pelayanan kasih tanpa kekerasan, berdiakonia, memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan sesuai ajaran Kristus. “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” (Matius 25 : 35 – 36). 

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus mengingatkan kepada murid-muridnya kala itu dan juga kepada kita sekarang, bahwa tugas pemberitaan Injil bukanlah suatu tugas yang mudah, seperti diungkapkan dengan majas metafora dalam teks hari ini. “Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala.” Kita tahu, domba dan serigala memiliki sifat yang sangat kontras, domba sewaktu-waktu dapat menjadi mangsa bagi serigala. Itu bukan hanya kata-kata, tetapi benar-benar terjadi. Sejarah telah mencatat bahwa para rasul telah mengalami penganiayaan dan menjadi martir dalam pelayanannya memberitakan Injil. Namun, Yesus juga memberi jaminan, hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. “Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah.” (Kejadian 3 : 1). Sedang merpati adalah simbol kehadiran Roh Kudus. “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya.” (Matius 3 : 16). Ini menandakan, bahwa dalam pewartaan Injil harus dilakukan dengan segenap pikiran dan kemampuan dalam ketulusan. Allah menjamin dengan tuntunan RohNya, Dialah yang akan memberi hikmat dan kebijaksanaan. Marilah kita terima pengutusan ini, untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia, agar semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus, sebab hanya orang yang percaya kepada Yesus yang beroleh pengasihan dari Allah. “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 10 : 32). Tuhan telah menyediakan ruang bagi kita untuk turut mengambil peran dalam tugas pengutusan ini melalui teknologi yang hadir dalam genggaman kita di jaman ini. Memberitakan suara kebenaran dan pengajaran lewat media digital menjadi salah satu bentuk pemberitaan Injil yang sangat mungkin kita lakukan. Sejalan dengan itu, tunjukkanlah sikap tahan uji sebagai umat yang mendapat pengasihan dari Tuhan, dengan tekun melakukan kebaikan dan pelayanan kasih kepada sesama dengan sikap saling menolong seperti yang Yesus inginkan dari kita. Ketekunan kita kepada perintah dan kehendak Allah itulah jaminan memperoleh kehidupan kekal, yang menjadi tujuan pemberitaan Injil. Kiranya kita semakin dikuatkan oleh RohNya untuk mewartakan kebenaranNya dengan penyertaan Tuhan. “Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28 : 20). Amin.

Doa Penutup: Terima kasih atas FirmanMu hari ini ya Tuhan. Engkau mengingatkan kami kembali bahwa kami harus terus mewartakan FirmanMu dengan tekun dalam penyertaan dan tuntunan kasihMu. Berilah kami kekuatan agar mampu mengemban tugas pengutusanMu, sebagai umat yang telah Engkau pilih. Ajarlah kami, melakukan semua itu lewat pelayanan kami setiap hari, dengan menunjukkan sikap kerendahan hati dan rela berkorban untuk sesama kami sebagaimana teladan yang ditunjukkan oleh AnakMu Tuhan Yesus Kristus. Kami yakin dan percaya, seberat apapun pekerjaan dan tugas kami, RohMu akan menuntun dan memampukan kami sampai selama-lamanya. Dalam kelemahan dan keberdosaan kami, kami memohon pengampunanMu di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Anugerah Tuhan Yesus Kristus dan Kasih Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus kiranya beserta kita sekalian. Amin.

St. Menerwatsen Panggabean-Pegawai Biro Ibadah Musik HKBP