Renungan Harian HKBP | 29 November 2023

Doa Pembuka: Kita bersatu di dalam doa! Ya Tuhan, Allah Bapa kami, kami bersyukur atas kasih setia dan berkatMu yang senantiasa Engkau limpahkan bagi kami hingga hari ini. Sekarang pun Tuhan, kami hendak mendengarkan FirmanMu, berkati hati dan pikiran kami agar kami dapat memahami FirmanMu dan melakukannya di dalam kehidupan kami masing-masing. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Syalom! Bapak-ibu serta Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan yang menyapa kita pada hari ini, Rabu, 29 November 2023 tertulis di dalam Pengkhotbah 7:7, beginilah Firman Tuhan: “Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.”

          Jemaat yang dikasihi Tuhan, sebagai orang percaya kita pasti anti dengan yang namanya pemerasan dan korupsi dalam berbagai bentuknya, termasuk suap. Seringkali, kita langsung merasa kesal, marah atau bahkan mengutuk ketika melihat atau mendengar berita penangkapan orang-orang yang terbukti melakukan korupsi atau suap. Kemarahan kita itu muncul karena kita tahu betapa merugikannya perbuatan tercela tersebut. Apalagi ketika hukuman yang diterima tidak sebanding dengan dampak yang ditimbulkan oleh perbuatan yang dilakukan si pelaku.

          Di dalam ayat ini juga ditekankan tentang bahayanya perbuatan pemerasan terhadap orang lain. Lebih luas lagi, tindakan pemerasan ini juga termasuk ke dalam penindasan terhadap orang atau kaum yang lebih lemah. Penindasan bisa terjadi karena ada orang atau pihak yang merasa lebih kuat dan lebih berkuasa dari yang lain sehingga ia merasa berhak untuk berbuat sesuka hatinya terhadap orang lain. Seringkali penindasan terjadi dengan disertai tindak kekerasan dan ancaman terhadap para korbannya.

          Melalui Firman Tuhan hari ini, kita diingatkan untuk setia menjaga diri kita agar tidak melakukan hal-hal tercela seperti pemerasan, penindasan dan suap. Perbuatan-perbuatan seperti itu benar-benar memberikan dampak buruk bagi para korban yang mengalaminya. Bukan hanya berdampak buruk bagi korban, penindasan dan suap juga merupakan suatu bentuk kesia-siaan hidup dan mendatangkan dosa yang menjauhkan manusia dari Tuhan. Mungkin tanpa kita sadari, kita pernah sengaja ataupun tidak sengaja melakukan penindasan terhadap orang lain, terlebih bila kita memiliki jabatan atau kuasa yang lebih tinggi dari orang lain. Membatasi hak orang lain, mengambil yang bukan milik kita, memaksa orang lain melakukan kehendak kita dan berbuat sesuka hati tanpa peduli perasaan orang lain merupakan beberapa contoh dari penindasan yang mungkin pernah kita lakukan. Sekali lagi, melalui Firman Tuhan hari ini kita diingatkan untuk tidak lagi melakukan hal-hal yang demikian.

          Bapak-ibu serta Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Penindasan bisa terjadi kepada siapa saja, termasuk kepada orang-orang yang takut akan Tuhan dan yang berhikmat sebagaimana yang dikatakan pada nas kita pada hari ini. Tanpa membenarkan tindakan tersebut, penindasan yang terjadi kepada kita bisa menjadi salah satu bentuk ujian yang harus kita hadapi dalam kehidupan kita. Ketika kita mampu bertahan menghadapinya dan mampu menahan diri untuk tidak membalasnya, maka kita akan semakin berhikmat dalam menjalani kehidupan ini. Orang yang berhikmat dan beriman sekalipun bisa menjadi bodoh ketika mengalami penindasan apabila ia tidak mampu menguasai dirinya. Bukan hanya menguasai diri untuk bertahan dalam menghadapi penindasan tetapi juga menguasai diri untuk tidak balas dendam dengan melakukan hal yang dialaminya itu kepada orang lain.

          Di tengah-tengah berbagai penindasan yang terjadi di dunia ini juga, yang bahkan hingga menimbulkan perang antar negara kita perlu saling membantu dan mendoakan. Mari kita membantu saudara-saudara kita yang akibat dari penindasan yang dialaminya, harus hidup di dalam penderitaan. Mari kita bantu mereka melalui apa yang kita bisa. Berdonasi, menyebarkan kampanye positif dan tentu dengan mendoakan mereka. Biarlah kiranya Tuhan Sang Pemilik Kehidupan membantu dan menguatkan kita semua dalam menjalani kehidupan kita di tengah-tengah dunia ini. Amin.

 

Doa Penutup: Kita berdoa! Ya Tuhan, Allah Bapa kami yang di Surga. Terima kasih atas FirmanMu yang mengingatkan kami untuk setia menjauhkan diri kami dari berbagai bentuk penindasan dan korupsi. Kuatkan dan mampukan kami ya Tuhan, agar kiranya kami terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela tersebut. Kami juga berdoa untuk saudara-saudara kami yang saat ini menderita akibat penindasan yang mereka alami. Kiranya Tuhan berikan mereka kekuatan dan hikmat agar mereka mampu bertahan dan terlepas dari penindasan tersebut. Ya Tuhan Sang Pemelihara Kehidupan, kami juga berdoa untuk semua pekerjaan dan pelayanan kami pada hari ini. Kami mohon agar kiranya Tuhan sertai agar semuanya dapat berjalan dengan lancar demi kemuliaan Nama Tuhan. Ya Tuhan, kami juga mohon ampun atas segala dosa yang telah kami perbuat agar semakin layak kami menjadi saluran berkatMu. Di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan berserah.

Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kamu sekalian. Amin.


Pdt. Ondy Axidho S. Siagian, S.Th- Staf  di Kantor Balitbang HKBP

Pustaka Digital