EPHORUS HKBP BERIKAN KULIAH UMUM DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANDA ACEH


Banda Aceh 3 Juli 2019, Pimpinan HKBP Ompu i Ephorus Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing memberikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar – Raniry Banda Aceh bertempat di Gedung Museum UIN Ar – Raniry. Kegiatan yang berthemakan Kerukunan Umat Beragama Menurut Pandangan Para Theolog ini, digagasi Pendeta HKBP Ressort Banda Aceh Pdt. Kotler Siagian, S.Th bersama dengan UIN Banda Aceh khususnya Prodi Study Agama – agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, sehubungan dengan Kunjungan Pastoral Ompu i Ephorus HKBP ke Banda Aceh dan sekitarnya.

Ompu i Ephorus HKBP yang didampingi Ompu Boru, Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh Pdt. Sunggul P. Sirait, S.Th, MM beserta isteri, Pendeta HKBP Ressort Banda Aceh Pdt. Kotler Siagian, S.Th bersama Isteri, Kepala Biro Jemaat HKBP Pdt. Ebsan Hutabarat, M.Th, Kepala Biro Oikoumene HKBP Pdt. Lelim Limbong, S.Th, Kepala Bidang Koinonia Distrik X Medan Aceh Pdt. Heince Simanjuntak, S.Th, MM bersama Isteri, dan jemaat HKBP Banda Aceh ini tiba di kompleks kampus dan disambut oleh kampus UIN Banda Aceh diantaranya para dosen, panitia, dan beberapa mahasiswa/i.

Perkenalan satu sama lain yang diwarnai dengan keakraban ibarat saudara abang beradik ini, tampak canda tawa dan sukacita menghiasi perjumpaan tersebut. Hal ini mengingat hubungan baik Ephorus HKBP bersama Dosen UIN yang dulunya kampus ini masih disebut dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Banda Aceh. Dulunya, ketika Ompu i Ephorus menjabat sebagai Ketua STT HKBP Pematangsiantar, UIN mengadakan kunjungan antar kampus dengan sekitar 40 orang mahasiswa yang dipandu Dosen Bapak Syaifuraddin dari Prodi Agama – agama untuk bertemu, study banding, dan mengikuti kegiatan di STT HKBP Pematangsiantar.


Mengawali Kuliah Umum, terlebih dahulu diadakan Penandatanganan Kerjasama (Memorandum of Agreement) antara HKBP dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Banda Aceh Tentang Study Agama – agama yang disaksikan rombongan pihak HKBP dan para dosen. Kerjasama tersebut untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas pembangunan bangsa dan negara yang meliputi pendidikan dan pelatihan, kuliah umum, penelitian, kegiatan ilmiah seminar dan lokakarya, pertukaran informasi, dan pengembangan kompetensi SDM.

Ketua Prodi Study Agama – agama UIN Ar – Raniry Banda Aceh Mawardi, S.Th.I, MA, menyampaikan sambutannya yang mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi lintas di agama Indonesia demikian khususnya untuk kampus UIN ini. Sembari memperkenalkan singkat profil Ephorus HKBP, ketua prodi mengatakan kalau Ephorus HKBP itu seperti seorang Paus pimpinan agama Khatolik di Vatikan – Roma, seorang tokoh yang  bukan hanya tokoh agama lintas tingkat nasional saja tetapi juga lintas agama – agama tingkat internasional. Ephorus yang juga Mantan Rektor STT HKBP Pematangsiantar 2 periode ini, sekarang menjabat sebagai pimpinan tertinggi di gereja HKBP, yang tentunya sebagai penentu dan pengambil keputusan termasuk ajaran gereja HKBP. Ketika bapak Pendeta Kotler Siagian datang menemui kami dan mengatakan kalau Ephorus HKBP akan datang berkunjung ke Banda Aceh, kami sangat senang dan menyambut baik. Itu sebabnya, momentum ini sangat penting untuk membicarakan kerukunan umat beragama dari pandangan para teolog, kata ketua prodi. 

Ketua Prodi menambahkan kalau Prodi Study Agama – agama ini adalah prodi baru, dengan nama Study Agama – agama yang terus dikembangkan oleh kampus UIN Banda Aceh. Kami sangat senang menyambut upaya kerjasama dengan berbagai pihak. Prodi ini diharapkan menjadi prodi favorit sesuai dengan perkembangan study agama – agama di tingkat nasional dan internasional, kata Ketua Prodi.


Lalu Ketua Panitia kuliah umum ini mengatakan pernah ada 40 orang mahasiswa/i UIN datang berkunjung ke STT HKBP Pematangsiantar yang dipandu Dosen UIN, yang kemudian terus dikembangkan menjadi prodi Study Agama – agama. Kegiatan sekarang ini merupakan salah satu kegiatan program study agama – agama yang sangat bermanfaat. Mengapa kegiatan ini penting? Study agama – agama yang berada di bawah naungan beberapa prodi lain UIN bergerak dalam bidang kerukunan umat beragama.

Kami bertanggung jawab terhadapnya lahirnya Mahasiswa yang berkualitas  khususnya dalam bidang ahli menjaga perdamaian di seluruh Indonesia, menjaga kerukunan di Aceh dan di tingkat nasional. Kita tahu, keragaman agama itu merupakan keniscayaan, sehingga menjadi kekuatan kita bersama, tetapi tidak bisa juga kita ingkari terjadi benturan di berbagai sisi yang menuai konflik agama – agama. Oleh karena itu kegiatan ini sangat penting, apa pertanyan besar yang harus kita jawab sekarang, bagaimana kita mampu berdiri serta menafsirkan agama kita masing –masing di tengah keberadaan orang lain? Semoga pertanyaan ini dapat kita jawab dan mampu menjadi alternatif bagi kita semua untuk mengurangi benturan agama – agama. Study agama – agama sudah dimulai sejak 1989, mari kita bersama fokus untuk mencapai harapan dalam kegiatan ini, kata ketua panitia.

Selain Ompu i Ephorus HKBP sebagai narasumber, juga ada Prof. Dr. H. Syamsul Rijal, M.Ag dengan topik Menuju Keutuhan Bangsa dengan memperkuat hubungan antat umat beragama, dan Ketua FKUB Banda Aceh  Drs. H. Abdul Syukur, M.Ag dengan topik Urgensitas Kerukunan Umat Beragama.


Ephorus dalam materinya yang berthemakan Urgensitas Kerkunan Umat Beragama Perspektif HKBP, mengatakan kepelbagaian, keanekaragaman, pluralitas kehidupan adalah kodrat yang kita terima bersama di dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, keberagaman dan kepelbagaian merupakan bentuk sifat hakiki kita bersama, yang harus kita pelihara dan diupayakan menjadi dasar kita membangun kebersamaan memaknai kehidupan. Perbedaan dan keanekaragama bukan ciptaan manusia tetapi hakekat dari Sang Pencipta itu sendiri. Keanekaragaman adalah pemberian Tuhan, talenta berbeda, kemampuan, suku, bangsa, budaya, bahasa, dan banyak hal kita berbeda, tak satu pun dari kita bisa memilih sebagai apa kita hadir di dunia ini apakah agama, suku, atau bangsa tertentu, karena perbedaan itulah kita bisa saling menolong, saling membantu, saling memberi, dan saling mengasihi. Kita harus sadar, kita berada di lingkungan yang heterogen – bercampur dengan orang lain, itu sudah menjadi fakta kehidupan kita dimanapun berada.

Ephorus menambahkan kalau ada tiga pola hidup yang biasanya dijalani atau dilakoni kehidupan umat beragama diantaranya Eksklusivisme, Inklusivisne, dan Paralelistisme. Ephorus menyarankan dan mengajak agar menghidupi paham Inklusivisme karena kita harus membuka terhadap pihak lain, mengakui ada kelebihan diri sendiri tetapi orang lain juga demikian memiliki kelebihan dari diri kita sendiri. Ini dasar kita untuk membangun kerjasama dengan orang lain – No body perfect. Berbeda tentunya dengan paham yang dua lagi, yang sebaiknya kita hindari, eksklusivisme yang hanya menganggap hanya dirinya yang lebih unggul dan lebih dari segalagalanya, bahkan menganggap pihak lain lebih rendah dan lebih buruk. Demikian pula dengan paralelisme yang hanya mencari persamaan, yang menganggap semua agama itu sama terkesan memaksakan tidak ada perbedaan. Padahal tidak ada persamaan kalau tidak ada perbedaan. Lalu bagi HKBP, gereja yang lahir sejak 7 Oktober 1861 didominasi dan mayoritas dari Suku Batak. Tetapi harus disadari juga Suku Batak tidak semuanya HKBP, juga ada yang beragama Islam. Sehingga orang Batak itu hidup dalam dua pengaruh, pengaruh agama dan pengaruh adat. Ada Perbedaan tetapi ada pengikat persaudaraan juga, tidak berkonflik, justru menjadi saudara.

HKBP selalu mengajarkan kepada jemaat untuk menjadi manusia yang berguna untuk hidupnya sendiri dan untuk orang lain tanpa terkecuali. HKBP sangat berkepenting untuk menjalin kerukunan antar umat beragama. Itu sebabnya orang Batak dan sebagai penganut agama Kristen dapat hidup berdampingan dengan orang lain, agama, suku, dan bangsa yang berbeda. Pernah tahun 1993 diadakan World Parliement of Religions – Sidang Parlemen Agama yang memutuskan 3 hal yaitu Agama itu benar bagi para pengikutnya, ajaran suatu agama yang paling benar adalah apabila dirumuskan oleh agama tersebut melalui para pengikutnya, dan setiap agama tertentu diharapkan dapat membantu pengikut agama yang lain agar setia mengikuti ajaran agamanya sendiri, kata Ephorus.

Usai beberapa sesi, disambut dengan antusias para mahasiswa/i yang memunculkan beberapa pertanyaan, misalnya, seorang mahasiswi Prodi Study Agama – agama Isdahlia mempertanyakan, mengenai kerukunan umat beragama pandangan para teolog, saya melihat mengenai rasa kerukunan antar umat Islam saja masih kurang, dan itu juga bisa terjadi di agama lain tentunya. Masih ada perkelahian sesama umat agama tertentu. Dimana letak kerukunan kalau perkelahian antar umat sesamapun masih ada? Bagaimana pula bisa sejalan dengan kerukunan antar umat beragama yang berbeda? Demikian juga dari Pdt. Riswanti Br. Panjaitan, M.Th berbicara tentang keberagaman agama yang rentan diseret kepada kepentingan politik. Bagaimana menanamkan sejak dini hingga ke perguruan tinggi supaya tidak terjadi gesekan agama? Lalu dari beberapa penanya lainnya, sejauh mana umat beragama bertoleransi, apakah sejauh teologi atau dogmatis? Bagaimana mewujudkan perdamaian di tengah umat beragama ini? Selain itu ada juga yang memberikan pendapat atau sanggahan seperti Ompuboru M. Br. Siahaan, dan lainnya. Usai kuliah umum, dilanjut dengan ramah tamah. Acara berjalan dengan baik dan sukacita. Turut juga hadir dalam kuliah umum tersebut, para Dosen UIN Ar – Raniry Banda Aceh, dan tamu undangan lintas agama Banda Aceh sekitarnya. (KE)
















Pustaka Digital