Renungan Harian HKBP | 11 Januari 2024

Bapak, ibu, saudara-saudari terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan pada hari ini, marilah kita berdoa terlebih dahulu. 

Doa Pembuka: Kita berdoa! Bapa terima kasih untuk anugerah kehidupan yang masih dapat kami nikmati hari ini, kami mau setiap hari hidup di dalam kehendak-Mu. Karenanya, ajari kami hari ini untuk dapat menghidupi Firman-Mu, di dalam Kristus kami telah berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Teks renungan yang menjadi penuntun kita pada hari ini didasarkan pada Matius 10:16, 

Lihat,Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Demikian Firman Tuhan.

Saudara yang terkasih, dalam keseharian kita, berbagai pilihan yang menimbulkan resiko sering kali harus kita hadapi. Ketika kita memilih untuk melakukan suatu hal, kita tentu akan memiliki serangkaian pertimbangan yang akan kita hadapi jika kita memilih yang satu dibandingkan dengan pilihan lainnya. Akan tetapi hal ini tidak dapat berlaku ketika kita memilih untuk menjadi pengikut Kristus.

Dalam teks renungan kita hari ini, para murid diperhadapkan dengan resiko yang sangat besar yang harus mereka hadapi. Berbeda dari keseharian kita, resiko besar itu tidak dapat dihindari oleh para murid Yesus karena hal itu merupakan sebuah kepastian. Menjadi pengikut Kristus sama artinya dengan menjadi orang yang menanggung beban berat dan penderitaan di dalam hidupnya. Akan tetapi perlu untuk diingat bahwa tidak hanya resiko besar yang pasti akan terjadi, namun penyertaan Tuhan terhadap murid-murid-Nya juga pasti terjadi beriringan dengan resiko itu. 

Setelah Yesus mengutus para murid-Nya dan memberitahu tentang resiko yang akan mereka hadapi, Yesus berpesan kepada para murid untuk bersikap cerdik seperti ular, namun juga harus tulus seperti merpati.

Ular adalah hewan yang terkenal cerdik, kita mengetahuinya juga dari kisah-kisah yang dituliskan dalam Alkitab, namun Yesus melanjutkan pesannya kepada para murid untuk juga bersikap tulus. Kecerdikan bisa saja digunakan oleh seseorang untuk melakukan berbagai hal, termasuk hal yang buruk, karenanya kecerdikan harus dibarengi dengan ketulusan agar terhindarkan dari kecenderungan melakukan hal buruk.

Setiap pengikut Kristus, baik murid-murid Yesus di zaman Alkitab maupun kita pada hari ini adalah domba-domba Allah yang hidup di tengah-tengah serigala. Secara fisik, domba tentu akan kalah dengan serigala. Akan tetapi Yesus memberi pesan kepada kita pada hari ini untuk bersikap cerdik dan mengandalkan ketulusan diri kita untuk mengalahkan segala kejahatan yang ada di dunia ini. Domba tentu tidak akan dapat mengalahkan serigala dengan kekuatannya, karenanya sangat penting bagi kita orang-orang percaya untuk hidup secara cerdik, tulus, dan mengandalkan kekuatan dari Allah untuk dapat mengalahkan kejahatan yang ada di dunia ini. Amin.

Doa Penutup: Kita berdoa! Bapa kami yang di Surga, kami bersyukur untuk Firman-Mu yang telah mengajarkan kami pada hari ini. Kami tau bahwa ada banyak hal berat yang akan kami hadapi sebagai pengikut-Mu, namun kami menyakini bahwa penyertaan-Mu akan tetap menguatkan dan memampukan kami. Ya Bapa, kiranya pekerjaan dan pelayanan kami sepanjang hari ini pun dapat mencerminkan hal yang Engkau kehendaki. Di dalam tangan pengasihan-Mu kami berdoa, amin.

Pdt. Cintya Crisna Pardede – Staf Biro TIK HKBP

Pustaka Digital