Renungan Harian HKBP | 23 April 2024

Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.

Doa Pembuka: Bapa yang baik, Bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Kami bersyukur untuk penyertaan dan anugerah Tuhan melalui kesehatan dan nafas kehidupan yang kami rasakan, sehingga kami boleh melakukan segala aktivitas dan pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Dan itu juga ya Tuhan yang mendorong kami saat ini, supaya sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang menyapa, mengingatkan, dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.

Renungan

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini, sesuai dengan ayat harian Almanak Gereja kita HKBP, tertulis dalam:

2 Korintus 5 : 1

“Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.”

 Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, ketika kita membaca nats ini, sangat wajar jika bayangan atau ingatan kita langsung tertuju kepada satu hal yang disebut dengan “kematian”. Memang sangat sering nats ini digunakan sebagai penguatan kepada manusia yang sedang mengalami dukacita sekaligus pengingat bagi yang masih hidup bahwasanya kehidupan kita di dunia ini hanyalah sementara. Hari ini kita diingatkan lagi melalui nats ini untuk merefleksikan sudah bagaimana kita menjalani hidup kita yang sementara ini, dan apa yang sebenarnya kita harapkan ketika masa hidup kita berakhir di tempat yang sementara ini.

Bapak/Ibu saudara/i yang terkasih, pada dasarnya ketika manusia mengalami kebingungan, kebimbangan, pencobaan pengaruh dan sebagainya, hal yang sangat wajar jika manusia dalam kondisi tersebut mendapatkan penjelasan, penguatan dan peneguhan untuk mengatasi beberapa persoalan tersebut dengan tujuan supaya dia tetap mengerti manakah yang benar dan di posisi mana dia harus tetap berdiri dalam keyakinannya. Begitu juga halnya dengan jemaat Korintus dalam nats ini, satu dari penderitaan yang sedang mereka alami adalah mengenai kebingungan mereka untuk mengerti tentang kebangkitan setelah kematian. Mereka susah untuk memahami dan menerima karena mereka juga dikelilingi oleh budaya-budaya Yunani. Dalam keadaan seperti ini lah, Paulus menuliskan nats ini untuk menguatkan dan meneguhkan mereka agar tetap dalam keyakinan mereka karena orang percaya akan menerima kemenangan yakni tempat kediaman yang kekal yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Ia mengingatkan tentang kesementaraan dunia dengan kehidupan kekal yang sudah dipersiapkan bagi orang percaya.

 Bapak/Ibu saudara/i yang terkasih, dalam hidup ini apa yang orang lain alami terkadang bisa menjadi bahan bakar semangat untuk kita. Dan apa yang sudah dialami oleh Paulus dan juga rekan-rekan sekerjanya dalam nats ini tentunya bisa menjadi semangat dan sesuatu yang menumbuhkan komitmen kita, dimana Paulus mengatakan bahwa ia tidak kehabisan daya dan kekuatan untuk menghadapi begitu banyak penderitaan, karena apa? Karena ia memiliki pengharapan dan keyakinan akan kemenangan abadi dan kekal setelah kematian atau kemah di bumi ini dibongkar. Paulus meyakinkan jemaat di Korintus dan kita saat ini untuk tidak kalah oleh pencobaan dan penderitaan, tidak meninggalkan iman dan kepercayaan, dan tetap berfokus kepada ajaran yang benar yang berdasar kepada Yesus Kristus Tuhan kita. Paulus dalam nats ini menjadikan dirinya sebagai contoh.

Bapak/Ibu saudara/i yang terkasih, begitu pentingnya kita untuk tetap memiliki pengharapan yang teguh di dalam Kristus. Atau bahkan kita harus mampu meneguhkan saudara/i kita yang mungkin sedang ragu dan bimbang oleh karena lika-liku perjalanan hidup yang dia lalui. Paulus dalam nats ini sangat jelas memberikan dan menekankan pengharapan yang nyata bagi setiap orang yang percaya yaitu kesementaraan hidup di dunia dengan segala penderitaannya akan tergantikan dengan hidup yang kekal bersama Bapa di sorga.

Bapak/Ibu saudara/i yang terkasih, melalui nats ini kita diingatkan agar tidak mengikatkan diri kepada kesementaraan dunia ini. Nats ini bukan untuk mengajarkan kita agar tidak menghargai hidup, bukan. Akan tetapi kesempatan yang diberikan kepada kita sekarang ini harus kita gunakan dan hidupi seturut dengan kehendak Allah. Yakinlah, Tuhan tidak mungkin tutup mata melihat keteguhan iman kita menjalani lika-liku kehidupan. Kemah kediaman sementara akan dibongkar, tapi kediaman yang kekal dipersiapkan bagi mereka yang sabar dalam penderitaan, menghargai hidup, menggunakan kesempatan dengan baik, dan tetap berpegang dalam imannya kepada Yesus Kristus. Amin.

Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Kuatkan kami untuk tetap kuat menjalani lika-liku kehidupan, sabar dalam kesesakan, dan tetap kokoh di tengah berbagai godaan dunia. Ajar kami untuk selalu mengingat bahwa dunia dan segala isinya adalah sementara, tetapi tempat yang Engkau persiapkan bagi orang percaya adalah kekal. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

C.Pdt. Frans M. Sormin, S.Th- LPP III di Kantor Departemen Koinonia HKBP

Pustaka Digital