Renungan Harian HKBP | 23 Oktober 2023

Doa Pembuka: Terima kasih Tuhan untuk hari baru yang telah Engkau sediakan bagi kami, Engkau masih memberi kami kesempatan untuk melanjutkan hidup kami di hari yang baru ini dan kami senantiasa merasakan berkat dan penyertaanMu dalam hidup kami. Tuhan, kami akan mendengarkan FirmanMu, kiranya berilah kami kebijaksanaan untuk dapat mengerti FirmanMu, dan dapat melakukannya dalam hidup kami sehari-hari. Dalam Kristus Yesus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Amos 9 : 15

‘’Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka,’’ Firman Tuhan Allahmu.

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus, pernahkah kita berjanji kepada seseorang? Tetapi dipertengahan jalan, seseorang yang kita janjikan itu melakukan kesalahan yang membuat hati kita kecewa atau pilu. Selanjutnya bagaimana respon kita? Mungkin dari sisi kemanusiaan, kita akan melupakan janji itu dan tidak ingin menepatinya lagi. Tetapi berbeda dengan Allah yang setia akan janjinya kepada bangsa Israel.

Renungan kita hari ini menceritakan tentang nubuatan yang ditulis Nabi Amos. Amos adalah seorang nabi yang tinggal di Ziklag, menggembalakan domba dan pengumpul buah ara (Amos 7:14). Nabi Amos melihat begitu banyak dosa yang dilakukan bangsa Israel saat itu. terjadi ketidakadilan di tengah masyarakat Israel terhadap orang miskin. Amos juga khawatir tentang penyembahan berhala dan kelalaian moral mereka saat itu. Karena kekhawatiran itu, Amos mengingatkan bangsa Israel tentang penghukuman atas dosa-dosa mereka. Seperti tertulis dalam ayat 8-10 dalam pasal ini yaitu pemusnahan terhadap orang-orang berdosa agar tidak tersisa satu orangpun kecuali keturunan Yakub. Sebab kita tau, upah dari dosa adalah maut. Amos 9 ini menyoroti penghakiman Allah terhadap Israel tetapi juga mencakup janji pemulihan terhadap bangsa itu di masa depan.

Allah yang adalah setia, berjanji akan memulihkan bangsa Israel. Menanam kembali di tanah mereka, dalam arti tidak akan membuang mereka dalam pembuangan lagi melainkan membuat agar bangsa itu menetap di tanah mereka. Bangsa Israel seolah lupa atau sepele bahwa mereka adalah bangsa pilihan Allah, maka dengan mudah mereka melakukan dosa. Tetapi Allah adalah Allah yang adil, yang tetap menjalankan penghukuman atas dosa, namun menyediakan keselamatan bagi mereka yang mengakui dosanya dan bertobat. Kitapun yang hidup di bawah bayang-bayang dosa mungkin mengalami hukuman atau cobaan akibat dosa-dosa kita, namun jangan sampai kita lupa bahwa Allah selalu setia dalam janji pemulihan dan keselamatanNya. Allah bukan hanya Tuhan yang menghukum, tetapi juga Tuhan yang memberikan pengampunan dan pemulihan. 

Amos 9:15 ini menegaskan janji pemulihan Allah terhadap bangsa Israel. Kata menanam dalam nats ini tentu mengandung makna pertumbuhan setelah ditanam. Yang kita harapkan ketika menanam adalah pertumbuhan dari yang kita tanam sampai kepada menghasilkan buah yang baik. Begitu pula dengan bangsa itu, yang diharapkan bertumbuh dalam iman kepada Allah, meninggalkan segala jenis dosa yang mereka lakukan, dan menghasilkan buah yang baik dari pertobatan mereka. Dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang kosong menjadi menghasilkan buah, dari yang hidup didalam dosa menjadi meninggalkan dosa, dari yang hidup dibawah penghakiman menjadi hidup dalam pemulihan. 

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus, bagaimana kita merespons janji pemulihan Allah dalam iman kita? Apakah kita percaya bahwa Allah setia dalam pemulihan ketika kita bertobat dan kembali kepadaNya? Sebagai orang Kristen, kita memiliki tanggung jawab untuk mengimani dan mempercayai bahwa Allah sanggup dan mampu memulihkan kita dari dosa yang kita lakukan. Selain itu kita juga bertanggung jawab untuk taat dan bertobat meninggalkan segala dosa yang kita lakukan di dunia ini sebagai respon kita terhadap janji pemulihan dari Allah.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita harus menyadari bahwa kita tidak luput dari dosa. Namun apakah kita tetap mau hidup di dalam kemelut dosa-dosa itu? Hanya karena kita tahu bahwa Tuhan telah menyediakan keselamatan bagi kita. Ketika kita sudah tahu dan sadar akan dosa-dosa itu, bukankah sudah seharusnya kita bertobat dan meminta pengampunan dariNya? Sebab Dia bukanlah seperti kita manusia yang ketika kecewa dan marah akan melupakan janjinya. Oleh karena Dia yang tetap setia, maka kitapun sebagai umatNya harus meneladani Dia yang setia. Setia sebagai pengikutNya, setia pada jalan yang dikehendakiNya dan jauh dari dosa. Keselamatan sudah tersedia untuk kita melalui penebusan Yesus Kristus yang mati di kayu salib. Marilah kita hidup dengan memancarkan bahwa kita adalah orang-orang yang sudah diselamatkan. Marilah membawa damai dan menjadi teladan bagi orang-orang disekitar kita, agar melalui kita terpancar kasih dan kesetiaan Allah. Marilah meninggalkan dosa-dosa kita dan kembali kepadaNya, kepada Dia yang telah menyelamatkan kita, kepada Dia yang terus membuka tanganNya dengan lebar menyambut kepulangan kita dari perbudakan dosa. Kiranya Tuhan Yesus Kristus menyertai kita sekalian. Amin.

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajar dan kuatkanlah kami untuk mengerti FirmanMu, agar kami bukan hanya sebagai pendengar saja, melainkan sebagai pelaku FirmanMu. Bantulah kami untuk meninggalkan setiap dosa yang diam didalam kami, dan percaya bahwa pemulihan menuju keselamatan telah Engkau sediakan bagi kami. Jangan biarkan kami hidup didalam keterpurukan akan perbudakan dosa kami, melainkan lepaskanlah kami dari perbudakan itu agar kami dapat bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik melalui FirmanMu. Kami menyerahkan hidup kami sepanjang satu hari ini hanya kedalam tanganMu. Bimbing dan tuntunlah setiap langkah kaki kami dalam melaksanakan setiap pekerjaan kami agar seturut dengan kehendakMu. Terimalah permohonan kami, didalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin

Kasih Karunia dari Tuhan Yesus Kristus, Anugerah dari Allah Bapa, dan Persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kita sekalian. Amin

C.Pdt. Martina Simanjuntak, S.Th- Melayani di Kantor Ephorus HKBP