Renungan Harian HKBP | 28 Oktober 2023

Doa Pembuka: Bapa kami yang di surga, kami bersyukur untuk kasih setia dan penyertaanMu yang kami terima di hari yang baru yang masih Engkau berikan bagi kami. Kami hendak mendengarkan FirmanMu, kiranya Engkau memberikan damaiMu ke hati dan pikiran kami agar kami dapat menerima FirmanMu dan melakukannya di dalam kehidupan kami. Dalam Kristus Yesus kami sampaikan doa kami, Amin. 

Renungan 

Amsal 13 :9, “Terang orang benar bercahaya gemilang, sedangkan pelita orang fasik padam”

Bapak, ibu serta saudara/i yang terkasih di dalam nama Kristus Yesus. Pelita merupakan sebuah benda penerang yang memancarkan cahaya yang biasanya digunakan untuk menerangi ruangan pada zaman dahulu. Tanpa adanya sebuah pelita, orang akan mengalami kesulitan untuk melakukan segala aktifitasnya terutama di dalam ruangan atau sebuah tempat yang gelap, maka pelita merupakan sebuah benda yang cukup penting karena dapat memancarkan cahaya yang diperlukan manusia untuk melihat. 

Salomo sebagai penulis kitab Amsal yang menjadi renungan bagi kita pada hari ini menggunakan terang atau pelita sebagai metafora yang menggambarkan bagaimana perilaku orang yang benar dan orang yang fasik. Nats ini mengajarkan bahwa orang yang hidup sesuai dengan prinsip kebaikan, kebenaran dan di jalan yang dikehendaki Tuhan akan bersinar seperti terang, seperti pelita yang menyinari sebuah ruangan. Sementara itu, pelita orang fasik merujuk pada kehidupan yang penuh dengan dosa dan kejahatan akan padam atau tidak memiliki dampak positif sama sekali kepada lingkungan atau orang – orang yang berada di sekitarnya. 

Pada nats ini Salomo juga menyiratkan sebuah pengamatan yang masuk akal bahwa kesalehan atau kebaikan akan cenderung menjauhkan seseorang dari bahaya karena senantiasa berada di dalam terang untuk menjalani setiap jalan dalam kehidupan ini, sedangkan dosa akan membawa resiko yang mengarah pada kematian karena kegelapan yang akan senantiasa meliputi setiap jalan yang dijalani di dalam kehidupan ini.

Bapak, ibu serta saudara/i yang terkasih di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Kata “pelita” dalam ayat ini menyinggung tentang penerangan yang dimiliki seseorang di Timur Tengah kuno di dalam kemahnya. Pelita minyaknya tidak tetap menyala sepanjang malam, dan ketika pelita itu padam, semuanya akan menjadi gelap gulita, demikianlah halnya dengan kehidupan orang fasik, yang pelitanya tidak akan menyala selamanya. Tidak lama, pelita itu akan padam, dan orang yang hidup di dalam kehidupan yang fasik akan mati dan dikelilingi oleh kegelapan. Sementara itu, di dalam kehidupan orang benar, cahayaNya tidak hanya akan berlangsung selama di dunia ini, tetapi bahkan untuk selama – lamanya. 

Dalam Yohanes pasal 8 ayat 12, disebutkan bahwa Tuhan Yesus menyebut dirinya sendiri sebagai terang dunia dan setiap pengikutNya tidak akan berjalan di dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup. Tuhan Yesus tidak menjanjikan kehidupan yang gemilang ataupun cemerlang bagi setiap pengikutNya. Tetapi Tuhan Yesus menjanjikan bahwa setiap orang yang mau mengikut Dia di dalam kehidupan ini, akan mempunyai terang di dalam dirinya yang akan sangat berguna bagi lingkungan dan orang lain yang ada disekitarnya, terlebih bagi dirinya sendiri. Orang – orang yang mau percaya dan mengikut Kristus di dalam kehidupannya bisa saja akan tersandung ke dalam kegelapan baik itu dalam bentuk persoalan atau pergumulan hidup, tetapi mereka tidak akan selamanya berjalan di dalamnya, bahkan dengan terang yang ada di dalam dirinya, orang – orang yang percaya kepada Kristus akan dapat melewati setiap sandungan, jalan yang kurang baik, pergumulan dan penderitaan di dalam hidup dengan iman yang tidak goyah kepada Kristus sang pemberi keselamatan di dalam kehidupan ini. 

Bapak, ibu serta saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Nats renungan bagi kita pada hari ini mau mengajarkan setidaknya ada 3 hal yang mau kita hidupi di dalam menjalani kehidupan ini :

Pertama, Ketulusan di dalam Hidup seorang Kristen. Bapak, ibu serta saudara/i, nats kita pada hari ini mengajarkan kita tentang pentingnya hidup dalam ketulusan dalam iman dan praktek kita sebagai orang Kristen. Terangnya orang benar mencerminkan karakter dan tindakan yang sejalan dengan prinsip – prinsip Yesus Kristus. Singkatnya, Orang Kristen harus memiliki sifat dan karakter tulus di dalam melakukan segala pekerjaan dan aktifitasnya khususnya kepada orang lain.

Kedua, Pengaruh Positif Dalam Dunia yang Gelap. Bapak, ibu serta saudara/i, sekarang ini, kita hidup di dalam dunia yang diliputi oleh kegelapan moral dan kejahatan dimana – mana. Disinilah Orang Kristen diharapkan mampu menjadi terang yang menerangi dengan menebarkan kasih, kebaikan dan harapan di dalam setiap situasi sulit di kehidupan ini. 

Ketiga, Menghindari Kegelapan dan Dosa. Bapak, ibu serta saudara/i, nats kita pada hari ini juga mengingatkan kita dengan tegas untuk menjauhi perilaku fasik dan dosa. Ini merupakan panggilan untuk memilih jalan kebenaran dan kebaikan di dalam segala hal. Orang Kristen, yang memiliki terang di dalam dirinya harus mampu menjauhi segala perbuatan dan dosa agar senantiasa tetap menjaga terangnya bersinar di dalam kehidupannya. 

Bapak, ibu serta saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Setiap orang Kristen ataupun yang percaya kepada Kristus diharapkan mampu menjadi sumber terang, kebaikan dan kebenaran di dalam dunia yang sering kali dipenuhi dengan tantangan moral dan kejahatan yang semakin merajalela. Nats kita pada hari ini mau mengajak kita dan semakin memotivasi kita agar kita sebagai Orang Kristen dapat hidup dengan integritas yang dikehendaki Tuhan, menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan orang – orang di sekitar kita serta menjalani kehidupan yang senantiasa bertujuan untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan. 

Kiranya kita dimampukan dan diberi kekuatan oleh Tuhan untuk dapat melakukannya di dalam kehidupan kita. Selagi waktu dan kesempatan masih diberikan Tuhan kepada kita, kita harus mau dan mampu memanfaatkannya dan menjadikan kehidupan kita menjadi berkat bagi dunia ini. Amin. 

Doa Penutup: Kami mengucapkan syukur kepadaMu ya Tuhan Allah Bapa kami atas FirmanMu yang sudah kami dengarkan hari ini yang mengingatkan kami bahwa kami sebagai Orang Kristen yang memiliki terang di dalam diri kami, harus mampu menunjukkannya di dalam kehidupan kami, kami memohon kekuatan daripada Tuhan agar kami mampu menjadi seorang Kristen yang dapat memberikan dampak dan pengaruh baik bagi sesama kami agar terang kami dapat menjadi berkat bagi dunia ini. Kami sampaikan doa kami, di dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Penebus Kehidupan kami, Amin. 

Kasih Karunia dari Tuhan Yesus Kristus, Anugerah dari Allah Bapa dan Persekutuan dengan Roh Kudus kiranya menyertai kita sekalian, Amin. 

C.Pdt. Martina Simanjuntak, S.Th- Melayani di Kantor Ephorus HKBP