Renungan Harian HKBP | 3 April 2023

Salam Sejahtera, Bapa, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Kiranya kasih Tuhan selalu memberi sukacita bagi kita dalam menghadapi apapun yang terjadi di hidup kita. Yang pasti saya selalu berharap, kita selalu setia kepada kekuatan Tuhan, dalam suka maupun duka, karena kasihNya telah dinyatakan, dengan kesetiaan Yesus mengorbankan diriNya menderita untuk menghapus dosa-dosa kita sekaligus memberi kita keselamatan. Mari kita mendekatkan diri kepada Tuhan dengan mendengar FirmanNya, namun sebelumnya kita bersiap dalam saat teduh sejenak.


Doa Pembuka: Terima kasih ya Allah kami yang Mahapengasih dan Pemurah. KasihMu selalu Engkau sediakan bagi kami setiap waktu. Engkau tidak pernah membiarkan kami berjalan sendiri, tetapi dengan topangan tangan kasihMu, Engkau selalu berkarya untuk keselamatan kami. Kami ingin lebih dekat bersamaMu dengan mendengarkan FirmanMu hari ini. Berfirmanlah Engkau ya Tuhan kami sudah siap mendengarMu. Di dalam Nama Yesus kami berdoa kepadaMu. Amin.

Firman Tuhan untuk kita renungkan hari ini, tertulis dalam Kitab Ulangan 32 : 10, Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.


Judul: Tuhan sangat mengasihi kita

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Renungan kita hari ini membawa kita melihat kembali bagamaina sebenarnya Allah mengasihi umatNya. Tuhan mengawasi dan menjaga umatNya seperti Biji MataNya. Bagaimana kita bisa lihat kasih Allah itu besar dan sangat besar terhadap umatNya? Kita sudah sering mempelajari bahwa kebiasaan umat Tuhan yaitu Israel dalam perjalanan menuju negeri perjanjian selalu saja mengalami dinamika iman yang sangat bergelombang. Dimana, ketika umatnya mengalami penderitaan, mereka sangat menguatkan harapanNya dan ketergantungannya kepada Allah. Namun, ketika mereka mendapat kesejahteraan dari Allah malah mereka sering tergoda untuk meninggalkan Allah, walaupun sebenarnya kasih Allah tidak perlu diragukan lagi atas mereka. Dalam renungan kita kita hari ini sudah dinyatakan bahwa Allah selalu melindungi umatNya, tentu baik dalam keadaan suka maupun duka. Mari kita lihat apa yang disampaikan dalam Nyanyian Musa. Lalu Musa menyampaikan ke telinga seluruh jemaah Israel nyanyian ini sampai perkataan yang penghabisan. "Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi mendengarkan ucapan mulutku. Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan. Sebab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia. Berlaku busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit. Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau? Ingatlah kepada zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, maka ia memberitahukannya kepadamu, kepada para tua-tuamu, maka mereka mengatakannya kepadamu. Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya. Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia. Dibuat-Nya dia berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi, dan memakan hasil dari ladang; dibuat-Nya dia mengisap madu dari bukit batu, dan minyak dari gunung batu yang keras, dadih dari lembu sapi dan susu kambing domba, dengan lemak anak-anak domba; dan domba-domba jantan dari Basan dan kambing-kambing jantan, dengan gandum yang terbaik; juga darah buah anggur yang berbuih engkau minum. (Ulangan 32: 1 - 13).


Bapa, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Namun jika kita lihat lanjutan dari kisah ini apa yang terjadi? Ketika mereka sudah menerima perhatian, pengawasan dan penjagaan dan segala pemberian dari Allah, disana disebut: Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian, mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan Allah, kepada allah yang tidak mereka kenal, allah baru yang belum lama timbul (ayat 16-17). Itulah yang sering terjadi seperti kita sampaikan tadi. Tetapi, bagaimanapun Allah akan tetap menjalankan rancangannya kepada umat pilihanNya itu. Dan dalam situasi seperti itulah pada masa-masa menjelang waktu akan memasuki negeri perjanjian, Musa kembali mengingatkan umatNya agar mengingat segala kebaikan Tuhan kepada mereka dalam puluhan tahun selama di padang gurun. Dalam kitab Ulangan ini, Musa mengulang-ulang kembali segala perbuatan baik Tuhan kepada mereka sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab sebelumnya. Kebaikan Tuhan seperti saat mereka melintasi Laut Merah, Penurunan Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai dan lain-lain.

 

Bapa, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Kita dijagai dan diawasi oleh Tuhan seperti Biji Matanya. Tuhan memberikan seluruh waktunya untuk menjaga, melindungi dan mengawasi kita. Siapapun dari antara kita, seorangpun tentu tidak ada yang rela jika biji matanya terganggu apalagi terluka. Maka, percayalah. Setiap waktu, Mata Tuhan juga tertuju kepada kita. Tuhan sangat mengasihi kita. Mari kita lihat apa yang terjadi di Golgota, ketika Dia merelakan DiriNya di dalam Yesus, menderita, menerima siksaan hingga terlsalib dan mati bagi kita. Jangan pernah ragu, tidak sedetikpun Allah meninggalkan kita asal kita benar-benar percaya kepada Dia. Kita tidak perlu lagi seperi umatNya dahulu yang sering menduakan dan meninggalkan Allah, membuat Allah cemburu dengan bersujud kepada allah lain. Tidak ada gunanya. Dia telah memberi pengorbanan besar untuk kita. Jika kita setia kepadaNya maka, murkanya tidak akan turun untuk kita kelak, hingga masa penghakimanNya. Yohanes telah menuliskan: Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah. Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah. Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! (Wahyu 15 : 1-3). Amin.


Doa Penutup: Terima kasih ya Tuhan atas FirmanMu, kami semakin sadar akan kasihMu yang sangat besar terhadap kami. Apapun yang ada padaMu selalu Engkau beri, bahkan nyawaMu pun Engkau korbankan demi kasihMu untuk keselamatan kami. Ajarlah kami untuk semakin mengenalMu dan setia kepada Engkau, bahwa Engkaulah yang Mahakuasa, Mahabesar dan Mahakasih. Ajar kami untuk selalu mengasihi saudara-saudara kami, karena dengan begitu pula kami dapat mengasihi Engkau. Ya Tuhan Allah Bapa kami yang Mahakuasa dan Pengasih. Engkau tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Tuhan berkenan kepada pertobatan orang fasik dari kelakuannya ke jalan yang benar, supaya ia hidup. Oleh sebab itu, kami memohon kepadaMu jauhkanlah kami dari segala murka dan hukumMu. Ampunilah dosa dan kejahatan kami, agar kami beroleh hidup di dalam kasihMu. Karuniakanlah kami kekuatan, agar kami tetap kuat dan kokoh di dalam AnakMu Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Anugerah Tuhan Yesus Kristus dan Kasih Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus kiranya beserta dengan kita sekalian. Amin.

 

St. Menerwatsen Panggabean - Staf Biro Ibadah/ Musik HKBP

Pustaka Digital