Renungan Harian HKBP | 30 April 2024
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin.
Judul Renungan: “HATI YANG BERKOBAR-KOBAR”
Nats Renungan: LUKAS 24 : 32
Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, nats khotbah hari ini berkisah di seputar peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian. Sesudah Yesus mati karena disalibkan, Ia kemudian bangkit dari kematian pada hari yang ketiga. Hal itu sesuai dengan yang dikatakan Yesus sebelumnya kepada murid-muridNya. “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga” (Luk.9:22; bnd.Mat.16:21; 17;23)
Setelah Yesus bangkit dari kematian, Ia masih tinggal di bumi selama 40 hari, dan selama itu Ia menampakkan diri kepada murid-muridNya dan pengikut-pengikutNya. Alkitab dengan jelas mencatat beberapa perjumpaan Yesus setelah bangkit dari kematian, baik perjumpaan dengan murid-muridNya dan perjumpaan dengan pengikut-pengikutNya. Perjumpaan Yesus dengan Maria Magdalena (Yoh.20:11-18); perjumpaan Yesus dengan semua murid, kecuali Tomas (Luk.24:36-43); perjumpaan Yesus dengan Simon Petrus (Luk.24:34); dan lain-lain.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, perikop ini, satu bagian dari ayat 13 – 35, yang di Alkitab diberi judul: “Yesus Menampakkan Diri di Jalan ke Emaus.” Kalau kita membacanya secara cermat, ada dua orang murid Yesus yang berjalan menuju Emaus. Tentulah kedua murid tersebut dalam suasana duka, sedih dan bermuram durja, karena kematian Yesus. Di tengah jalan mereka bertemu dengan “seseorang” yang tidak mereka kenal dan kedua murid bercakap-cakap dengan “orang” tersebut. “Orang” tersebut sebenarnya adalah Yesus yang telah bangkit dari kematian. Yang menjadi pertanyaan, mengapa di awal perjumpaan mereka tidak mengenal Yesus? Di ayat 16 dikatakan: “Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.” Pada hal kita tahu, bahwa murid-murid sangat mengasihi Yesus, selama tiga tahun mereka selalu bersama-sama dengan Yesus, tentulah mereka sangat mengenal Yesus. Tetapi mengapa kedua murid tersebut tidak mengenal Yesus? Sesuatu yang menghalangi mata mereka mengenal Yesus adalah penderitaan yang mereka alami pada saat itu, yaitu kesedihan, kedukaan yang merasuki hati dan pikiran mereka. Mereka tidak lagi dapat melihat adanya pengharapan akan hari esok yang lebih baik.
Panjang lebar kedua murid tersebut berkisah kepada “orang”yang mereka jumpai di tengah jalan ke Emaus. Hingga di ayat 25 – 27 dikatakan di Alkitab: Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaanNya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Hingga Yesus tinggal bersama-sama dengan mereka, dan seterusnya; barulah mereka sadar, bahwa orang yang bersama-sama dengan mereka adalah Yesus.
Saudara-saudara, mereka sadar bahwa Yesus benar-benar telah bangkit dari kematian sebagaimana telah diperbincangkan banyak orang pada waktu itu. Yang menarik dari perikop ini adalah, perjumpaan dengan Yesus yang telah bangkit dari kematian itu membuat hati mereka berkobar-kobar. Apa artinya? Mereka menjadi semangat kembali, mereka yakin diri kembali, karena Yesus yang mereka kasihi telah bangkit dari kematian.
Kalau di Kamus Bahasa Indonesia, “berkobar” artinya: menyala besar, berkecamuk, membakar hingga menyala-nyala. Dalam kaitan dengan nats khotbah hari ini, “berkobar” berarti: membangkitkan semangat, membangkitkan hati hingga berapi-api. Hati yang berkobar-kobar, berarti hatinya dinyalakan; keinginannya untuk memberitakan kebangkitan Yesus Kristus ditambahkan. Ada dorongan dalam hatinya yang tidak bisa membuatnya diam, tidak bisa membuatnya tenang, tetapi memiliki semangat yang menyala-nyala untuk memberitakan kebangkitan Kristus.
Saudara-saudara, kiranya semangat kebangkitan Yesus Kristus itu juga ada dalam diri kita masing-masing, pribadi lepas pribadi; membuat hati kita senantiasa berkobar-kobar; sebagaimana kedua murid Yesus dalam perikop ini. Berkobar-kobar dalam memberitakan Injil Kristus. Karena Teologia Paskah itu adalah memberitakan Injil. Kita harus senantiasa semangat dalam memberitakan Injil; semangat menjadi saksi Kristus (Kis.1:8). Menjadi saksi Kristus, mulai saja di lingkungan yang paling dekat dengan kita, yaitu keluarga; kemudian kepada tetangga di lingkungan tempat tinggal kita; di tempat kita bekerja; dan di tempat-tempat lain, di mana kita hadir. Berkobar-kobar dalam menunaikan tugas pelayanan di gereja; tidak malas; tidak menjadi patah semangat karena ada orang yang membuat kita sakit hati; tetapi senantiasa berkobar-kobar karena Kristus yang telah bangkit dari kematian. Berkobar-kobar dalam melakukan kebaikan; dan lain-lain. Saudara-saudara, kobarkan semangat dalam diri kita masing-masing dan fokuslah kepada Kristus yang telah bangkit dari kematian. Amin.
Doa Penutup: Allah Bapa kami yang bertakhta di dalam Kerajaan Sorga, dalam nama PutraMu Yang Tunggal, Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Segala puji dan syukur kepadaMu Tuhan atas berkat dan anugerahMu, yang dapat kami terima dan rasakan di dalam hidup kami, terutama pada pagi hari ini. Kami bersyukur karena Tuhan telah membangunkan kami dari tempat tidur kami masing-masing. Kami bersyukur karena Tuhan menganugerahkan kepada kami nafas kehidupan dan kesehatan. Kami juga bersyukur, kalau pagi hari ini kami boleh bersekutu dengan FirmanMu. Kiranya FirmanMu itu menjadi penuntun bagi untuk melakukan kehendakMu dan dapat hidup seturut dengan kehendakMu. Pada pagi hari ini, kami akan memulai aktivitas dan pekerjaan kami, kiranya Tuhan menyertai dan memberkati kami. Beri kami kesungguhan dalam bekerja, agar kami dapat bekerja dengan baik. Berkati apa yang kami kerjakan, agar kiranya menjadi saluran berkat Tuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup kami sehari-hari. Ingatkan kami untuk senantiasa mensyukuri berkatMu yang telah kami terima. Berkati keluarga dan sanak saudara kami di manapun mereka berada; berkati juga orang-orang yang kami kasihi dan yang mengasihi kami; kiranya Tuhan senantiasa menjaga dan memberkati hidup mereka. Saudara-saudara kami yang dalam keadaan sakit, beri mereka kesembuhan. Orang-orang yang sedang menghadapi pergumulan dan kesulitan dalam hidupnya, kami mohon agar Engkau sertai mereka dalam menghadapinya; agar mereka dapat memenangkan setiap pergumulan yang terjadi di dalam kehidupannya. Di atas segala permohonan kami, hapuskan dosa dan kesalahan yang kami perbuat, agar kami layak di hadapanMu. Dalam Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Pdt. Manaris Rikson Edianto Simatupang, M.Th – Bendahara Umum HKBP