Renungan Harian HKBP | Minggu, 10 Maret 2024 (Epistel)
Doa Pembuka: Terima kasih Tuhan buat nafas kehidupan pada hari Minggu yang Engkau kuduskan ini bagi kami untuk beribadah memuji dan memuliakan namaMu. Sejenak kami akan mendengarkan firmanMu, kiranya Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kami agar dapat menerima dan memahami firmanMu. Dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin.
BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN KARENA KASIH SETIANYA
Nas Epistel : Mazmur 107 : 17 – 22
17. Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka;
18. mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut.
19. Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
20. disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.
21. Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.
22. Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Dalam mengarungi perjalanan kehidupan selama di dunia ini tentulah kita menghadapi berbagai tantangan, hambatan, rintangan, cobaan dan berbagai bentuk pergumulan kehidupan. Beragam respon atau tanggapan orang ketika hidupnya diperhadapkan dengan berbagai cobaan dalam kehidupan: ada yang langsung menyerah pada keadaan, pasrah dan tidak mau berbuat apa-apa; ada yang lari dari permasalahan namun menimbulkan masalah yang baru bagi dirinya sendiri; namun ada juga yang bertahan dan berjuang sekuat tenaga untuk mengalahkan segala tantangan yang dihadapinya.
Dalam nas Epistel pada hari Minggu ini, Mazmur 107:17-22, kita belajar dari pengalaman dan penghayatan iman pemazmur yang merasakan penyertaan dan perlindungan Tuhan yang senantiasa menjaga dan menebus umat yang dikasihiNya dari berbagai kesusahan dan kesesakan. Namun demikian, pemazmur juga mengingatkan tentang perilaku orang-orang yang melakukan kejahatan dan berbagai tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dalam ayat 17 dan 18 dijelaskan tentang konsekuensi yang dialami oleh para pelaku kejahatan, dikatakan: ”Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka; mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut”. Dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris, sebagaimana dalam New International Version (NIV), khususnya dalam ayat 17 disebutkan: “Some became fools through their rebellious ways and suffered affliction because of their iniquities” (band. terj. Batak Toba: ”Marsipal dihilala angka na oto ala ni dalan pangalaosionnasida i dohot dibahen angka hajahatonnasida”). Dari perbandingan terhadap beberapa terjemahan itu kita menemukan pemahaman yang jelas tentang perilaku orang yang melakukan kejahatan disebut sebagai ”orang-orang yang bodoh” (Inggris: ”fools”, Batak: ”angka na oto”), sehingga mereka tersiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka tersebut. Namun kesusahan para pelaku kejahatan tidak berhenti sampai di situ. Selanjutnya dikatakan bahwa mereka juga muak atau jijik terhadap segala makanan dan hidup mereka sudah dekat dengan pintu gerbang maut. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena segala sesuatu yang mereka lakukan adalah perbuatan yang jahat maka akibatnya tidak memberikan dampak yang baik bagi tubuh malahan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh; mereka sehingga pada akhirnya jiwa mereka muak, jijik atau menolak segala makanan yang diperoleh melalui jalan yang tidak benar. Bahkan oleh karena dampak makanan tersebut bisa membahayakan keselamatan jiwa mereka sehingga sampai mendekati pintu gerbang maut. Dari penjelasan ini kita melihat betapa besarnya daya rusak dari pebuatan yang jahat itu, tidak hanya merusak jiwa sehingga semakin jauh dari Allah namun juga mengancam keselamatan hidup para pelakunya.
Lalu, apa yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan yang telah berbuat dosa itu? Dalam kesesakan yang sangat mengerikan tersebut, mereka berseru-seru kepada Tuhan Allah; dan selanjutnya Allah menyelamatkan mereka dari kecemasan mereka, Allah menyampaikan firmanNya kepada mereka, disembuhkanNya mereka dan meluputkan mereka dari liang kubur. Allah sungguh menunjukkan kasih setia dan kemurahanNya yang besar kepada para pendosa yang memohon pertolonganNya. Oleh sebab itu khotbah ini ditutup dan disimpulkan melalui pernyataan puji-pujian dari orang yang telah menerima keselamatan dan pengampunan dosa dari Tuhan, melalui perkataan: ”Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia” (ay. 21, merupakan pengulangan dari ay. 15) dan selanjutnya ucapan syukur itu juga diikuti dengan mempersembahkan kurban syukur yang disampaikan dengan penuh sukacita.
Bapak, Ibu, Saudara-saudari para pembaca dan pendengar aplikasi Marturia HKBP yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Dalam perjalanan hidup ini adakalanya kita terjerumus dalam perbuatan maupun tindakan yang tidak dikehendaki Tuhan sehingga kita bergumul dengan berbagai kesesakan, kesusahan bahkan keputusasaan. Namun ingatlah, kasih setia Tuhan senantiasa menyertai kita, Dia menunggu kedatangan kita untuk bertobat, kembali hidup menurut firmanNya dan hidup dalam naungan kasih setiaNya. Mengucap syukur kepada Tuhan adalah sebuah bentuk pengakuan dan kesaksian hidup kita atas segala bentuk pemeliharaan dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita, pada waktu yang lampau, hari ini dan kita berharap juga pada waktu yang akan datang. Dengan mengucap syukur maka kita akan beroleh kekuatan dalam menghadapi berbagai cobaan, kesusahan dan segala bentuk pergumulan. Ketika kita telah menerima kasih setiaNya yang besar itu maka sudah selayaknya kita mengucap syukur kepada Tuhan karena kasih setiaNya yang ditunjukkan melalui perbuatan-perbuatanNya yang ajaib terhadap anak-anakNya yang sangat dikasihiNya. Amin.
Doa Penutup: Ya Tuhan Allah Bapa kami, terima kasih atas sapaan firmanMu pada hari Minggu ini, yang telah mengingatkan kami untuk berkomitmen dan setia dalam hidup spiritualitas kami, melalui ibadah dan penyembahan kepadaMu di dalam roh dan kebenaran. Ajarlah kami melalui Roh Kudus agar kami senantiasa hidup melakukan segala perbuatan yang Engkau kehendaki, sehingga kami terluput dari berbagai kesusahan dan kesesakan oleh karena berbagai dosa dan pelanggaran kami terhadap perintahMu. Tuntunlah hidup kami untuk senantiasa mengucap syukur kepadaMu oleh karena kasih setiaMu yang besar dan pemeliharaanMu yang ajaib atas kami, hari demi hari sehingga kami dapat menceritakan pekerjaan-pekerjaan tanganMu dengan penuh sukacita. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, dengarlah doa permohonan kami. Amin.
Pdt. Herwin P. Simarmata, M.Th - Kepala Biro Kategorial Ama dan Lansia HKBP