Rindukan Pelayan Penuh Waktu, HKBP Penang Telah Buka Pos Pelayanan

PENANG, hkbp.or.id - Dalam perjalanan ke Penang, Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Victor Tinambunan mengunjungi jemaat HKBP Penang yang masih beribadah di ruko (29/5/2022). Dalam kunjungan kali ini, Pdt. Tinambunan menyampaikan khotbah pada ibadah sesi kedua, pukul 13.00.

Selama pembatasan akibat pandemi Covid-19, ibadah Minggu di HKBP Penang dibagi dua yaitu pukul 10.00 dan 13.00 waktu Malaysia, namun seiring dengan melandainya pandemi, kebaktian minggu depan sudah dapat dilaksanakan secara normal. 


Dalam usaha menjangkau sebanyak mungkin warga jemaat di Pulau Penang, HKBP Penang telah membuka pos pelayanan. Untuk memaksimalkan pelayanan, jemaat HKBP Penang merindukan kehadiran Pendeta yang melayani penuh waktu karena saat ini jemaat tersebut dilayani hanya oleh dua orang penatua dan sepuluh orang calon penatua.

Kehadiran Pendeta yang ditempatkan oleh Kantor Pusat HKBP diharapkan dapat melayani ibadah maupun pendampingan pastoral kepada pemuda pemudi Kristen yang bekerja di Pulau Penang.


Dalam khotbahnya yang berdasar kepada Mzm 17:1-6, Pdt. Tinambunan menyampaikan:

Pemazmur ini dalam keadaan terancam oleh  yang memusuhinya. Bagaimana ia bersikap? Apa yang ia lakukan? Menghadapi masalah bersama Allah.

1. Pengenalan yang benar akan Allah.

Ancaman sangat nyata di depan mata Pemazmur ini, tetapi mata imannya dengan sangat jernih memandang  Allah. Ia berserah diri melalui doa kepada -Nya, tempat perlindungannya yang teguh yang sudah teruji. Pemazmur ini mengenal Allah sebagai Allah yang:

-  mencintai kebenaran, keadilan dan kebaikan, 

- mendengarkan doa

- memberi keputusan yang terbaik

- memiliki kuasa perlindungan yang sempurna.

Bertolak dari keteguhan iman seperti inilah Pemazmur memusatkan perhatian sepenuhnya kepada Allah dan kedaulatan-Nya dalam menghadapi masa sulit bahkan ancaman maut. Pemazmur ini sudah punya pengalaman dan iman teguh akan jawaban Allah atas doa. Ayat 6 berkata, “Aku berseru kepada-Mu karena Engkau menjawab aku….” Pengenalan akan apa yang sudah Tuhan lakukan dalam hidup kita, itu sangat menolong agar kita tetap berpengharapan akan pertolongan Tuhan. Doa Pemazmur  menuntun sikap dan tindakannya juga. Ia tahu apa yang menjadi urusannya dan mana yang di luar kemampuan dan kuasanya. Keadaan  seperti inilah yang membuat kita tangguh menjalani kehidupan. Memandang kehidupan dari sudut pandang Allah!

2. Yang memusuhi kita adalah terutama urusan Tuhan

Mengapa orang lain membenci atau berbuat jahat kepada kita? Sedikitnya dua kemungkinan. Pertama, karena kesalahan kita sendiri. Jika ini masalahnya, maka dengan rendah hati kita harus berubah. Kedua, karena kesalahan si pembenci atau si pelaku kejahatan. Mungkin mereka iri atau mereka tidak bahagia dengan dirinya. Menghadapi orang seperti ini kita memberi pengampunan. Pengampunan hanya datang dari orang yang kuat, kuat di dalam Tuhan. Pengampunan tidak datang dari orang yang kepribadiannya lemah.

Mungkin kita tidak menghadapi musuh seberat yang dihadapi Pemazmur ini, hingga mengancam nyawa. Tetapi mungin saja ada yang membenci atau menghendaki kita rugi hingga celaka. Kita tahu dari pengamatan dan pengalaman, kita seringkali tergoda untuk membalaskan kejahatan dengan kejahatan baru. Kita seringkali tergoda menghendaki nasib sial bahkan malapetaka kepada orang-orang yang merugikan, melukai perasan apalagi yang mengancam hidup kita. Keadaan seperti ini tidak membuat kita bahagia dan bersukacita dalam arti yang sebenarnya. 

Peristiwa salib mengajar kita bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang berbuat jahat kepada kita. Pengampunan Kristus di kayu salib menjadi model yang harus kita ikuti. “Ah, kita ini manusia!” atau “Kita masih di dunia, belum di sorga”, kita katakan  untuk membenarkan pendirian atau kebiasaan  kita. Yang perlu kita segarkan ulang adalah: firman Tuhan ditujukan kepada kita manusia, bukan kepada  malaikat. Kepada kita yang masih di dunia nyata ini, bukan di dunia lain. Benarlah ungkapan, “apabila ada yang berbuat jahat kepadamu dan engkau tidak mengampuninya, engkau menambahkan satu orang jahat lagi di bumi ini”.

Sekali lagi, tugas kita adalah berdoa dengan sungguh-sungguh dan menjalani kehidupan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Buahnya adalah pekerjaan Tuhan. Hidup kita penuh sukacita dan damai sejahtera dan dapat menjadi pembawa sukacita dan damai sejahtera.

(SKS-NS)




Pustaka Digital