PIMPINAN HKBP DENGAR KELUHAN DAN HARAPAN TIGA JEMAAT DI CALIFORNIA

Ephorus HKBP :  "Jemaat HKBP adalah jemaat yang misioner. Saya yakin ketika kita masih berdiri dan memiliki motivasi yang sama cinta HKBP dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus, maka kita masih HKBP. Bila tidak demikian, itu artinya diantara kita ada yang tidak di HKBP lagi walaupun masih memakai nama HKBP, dan ini yang harus diantisipasi".

Fontana (27/10/2018), Ompui Ephorus Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing bersama Kepala Departemen Koinonia Pdt. Dr. Martongo Sitinjak bertemu, mendengar keluhan dan harapan dari tiga jemat, diantaranya Jemaat HKBP Fontana, Jemaat HKBP yang dilayani Pdt. Rastol Hasibuan, M.Th, dan Jemaat HKBP Relland bertempat di Cappel HKBP Fontana.

Skejul kunjungan pastoral Ephorus HKBP yang telah dijadwalkan untuk mengunjungi jemaat HKBP yang berada di California diawali dengan kunjungan ke Kantor Evangelical Lutheran Church of Amerika (ELCA) di Chicago. Selama dua hari, Pimpinan HKBP yang disambut Presiding Bishop ELCA Rev. Elisabeth Eaton didampingi Rev. Franklin Ishida dan beberapa unit pelayanan ELCA, membicarakan tindak-lanjut Memory of Understanding (MoU) HKBP dengan ELCA yang telah berlangsung di Hotel Soechi – Medan tahun 2017 yang lalu. Berkaitan dengan MoU tersebut, juga secara khusus membicarakan keberlangsungan gereja HKBP yang ada di Amerika dibicarakan secara serius perihal kondisi terkini jemat tersebut. Usai pertemuan dengan ELCA, Ephorus HKBP bersama rombongan kembali melanjutkan perjalanan dari Chicago ke Los Angeles dalam rangka mengunjungi jemaat yang berada di California sekitarnya.

Sangat diperlukan keterbukaan hati semua jemaat dan pelayan HKBP untuk bersama – sama mencapai harapan. Semuanya mengharapkan adanya kedamaian dan kesatuan, baik itu jemaat, sintua, pendeta, bahkan juga saudara kita ELCA, ungkap Kadep Koinonia. Ephorus HKBP dalam setiap bimbingannya menegaskan pentingnya ada kesatuan jemaat sebagai anggota tubuh Kristus, bukan terpecah – pecah, bukan mau memisahkan diri, dan bukan mengutamakan kepentingan dan kemauan diri sendiri maupun sekelompok orang, tetapi bagaimana kita saling mendengar dan mengerti, tidak menghakimi, tetap berdiri dan bertindak sebagai Orang Kristen, mengutamakan kesatuan jemaat.

Melihat kondisi jemaat di California, gereja memiliki pergumulan besar karena terjadinya beberapa hal yang tidak diharapkan sebagai gereja yang utuh, apalagi dalam konteks kehidupan berjemaat di negara yang notabandnya bukan kampung halaman sendiri. Saat ini ada HKBP Redland, ada HKBP Fontana, ada HKBP Pomona, dan ada juga jemaat yang dilayani oleh Pdt. Rastol Hasibuan, M.Th. Pergumulan jemaat yang sesungguhnya terjadi sudah cukup lama inilah yang menjadi perhatian serius Ompui Ephorus dan Ompu Boru M. Br. Siahaan yang terus berupaya menjalin komunikasi antar satu sama lain jemaat, dengan harapan adanya titik temu sehingga kembali bersatu.

Setibanya di Los Angeles, upaya tersebut direalisasikan dengan diadakanya tatap muka masing – masing jemaat kepada Pimpinan HKBP bertempatkan di Aula HKBP Fontana. Tiga pertemuan tersebut dimoderatori Kadep Koinonia Pdt. Dr. Martongo Sitinjak, diawali dengan pertemuan Pimpinan HKBP dengan jemaat yang dilayani Pdt. Rastol Hasibuan, M.Th, kemudian Jemaat HKBP Fontana yang saat ini dipimpin seorang jemaat, dan diikuti denggan jemaat HKBP Redland yang dipimpin St. K. Siahaan. Masing – masing tatap muka dan dialog yang difasilitasi Ompu Boru tersebut, terurai penjelasan masing – masing dengan berbagai pergumulan, namun terdengar juga harapan dan kerinduan yang tidak luput adalah bagaimana HKBP semakin kokoh dan maju di dalam pelayanan di Amerika.

Kerinduan bersama dan kecintaan akan HKBP, sesungguhnya menjadi harapan bersama yang nantinya menjadi titik temu untuk berdamai dan bersatu. Ephorus HKBP mengatakan, ada banyak jemaat HKBP yang berada di Indonesia khususnya di bona pasogit sangat bangga karena adanya jemaat HKBP di Amerika, bahkan kadang kala itu menjadi tolak ukur ketika mereka dengan jemaat lain saling membicarakan gerejanya masing – masing. Sering sekali dalam pertemuan formal maupun non formal, saya menegaskan Jemaat HKBP adalah jemaat yang misioner. Kemana dan dimanapun jemaat HKBP berada, dia akan membawa dua hal, yaitu gerejanya dan adatnya. Itu sebabnya ada HKBP karena ada jemaat HKBP, secara detail lagi karena ada orang batak disana, misalnya saja di Kalimantan, Sulawesi, Papua, Malaysia, Singapore, dan termasuk di Amerika ini. Itu menjadi kebanggaan bagi kami dan bagi jemaat HKBP secara umum karena jiwa dan kecintaan akan gereja yang luar biasa. Ada nama HKBP karena ada jemaatnya yang secara basic-nya adalah orang Batak tetapi terbuka bagi semua orang. Ada HKBP di Amerika ini juga karena ada kita semua, sejak awal kecintaan dan kerinduan akan HKBP lah yang tentunya memotivasi kita untuk membuat HKBP, walaupun memang kita masih belum memiliki gereja sendiri. Tuhan memberikan kesempatan dan anugerah ini kepada kita untuk beribadah dengan nama HKBP. Saya yakin ketika kita masih berdiri dan memiliki motivasi yang sama cinta HKBP di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus, maka kita masih sama – sama HKBP. Bila tidak demikian, itu artinya diantara kita ada yang tidak di HKBP lagi walaupun masih memakai nama HKBP, dan ini yang harus diantisipasi, kata Ephorus HKBP.

Pertemuan ini sangat antusias direspon jemaat dikarenakan kerinduan bertemu dengan Ephorus HKBP sekaligus kerinduan untuk perbaikan di HKBP yang diberdomisili di California. Kehadiran Pimpinan HKBP di California, langsung direspon ELCA California dengan kedatangan Rev. Tommy ketika makan siang bersama. Tiba di sore hari dilanjut dengan pertemuan tatap muka gabungan dari ketiga jemaat tersebut dengan Pimpinan HKBP. Dengan lagu lagu Buku Ende HKBP, Kadep Koinonia menghantarkan jemaat kepada pemahaman bersama untuk mendengar dan mempersiapkan hati maupun pikiran untuk berbenah bersama. Dalam kesempatan ini juga, Ompu i Ephorus HKBP menjelaskan MoU HKBP sekaligus hasil kunjungan ke Kantor Pusat ELCA, yang menegaskan khusus tentang gereja HKBP di Amerika, kalau ELCA siap memfasilitasi gereja HKBP di Amerika dengan harapan agar tetap ada koordinasi pelayanan, misalnya saja, bila Pimpinan HKBP mengutus seorang Pendeta melayani di Amerika, maka terlebih dahulu koordinasi dengan ELCA, demikian juga jemaat – jemaat di Amerika diharapkan juga menjalin kerjasama dan berkoordinasi dengan ELCA.

Pertemuan yang berdurasikan sekitar 2,5 jam tersebut, membicarakan berbagai pergumulan termasuk adanya gereja – gereja yang memakai nama HKBP padahal tidak bersangkutpaut dengan Kantor Pusat HKBP di Pearaja – Tarutung bahkan mengakitbatkan terjadinya saling mengklaim legitimasi nama gereja HKBP satu sama lain, akhirnya menghasilkan keputusan bersama untuk mencapai harapan bersama yaitu mengupayakan kesatuan jemaat di California dengan arahan dan prosedur yang akan ditentukan Pimpinan HKBP. Langkah – langkah merealisasikan komitmen bersama ini, akan dilakukan dengan tahapan selanjutnya dan dibutuhkan kesediaan dan keseriusan untuk memegang komitmen bersama demi gereja HKBP yang kita cintai, ujar Kadep Koinonia HKBP. Kesempatan ini menjadi momentum penting dan bersejarah bagi jemaat – jemaat di California karena Pimpinan HKBP mau bertemu dengan kami semua dan mempertemukan seluruh jemaat yang ada di wilayah ini, mendengar keluhan kami, dan memerikan arahan sekaligus solusi bersama, kata seorang jemaat. (Pdt. Alter Pernando Siahaan, Sekhus Ephorus HKBP)