Renungan Harian HKBP | 25 Desember 2023

Doa Pembuka: Terima kasih Tuhan buat penyertaanMu pada kami di hari yang penuh dengan sukacita ini, dimana kami dapat beribadah memuji dan memuliakan namaMu pada Hari Natal, perayaan kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini. Sejenak kami akan mendengarkan firmanMu, kiranya Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kami agar dapat menerima dan memahami firmanMu. Dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin. 

”SEGALA BANGSA MEMUJI DAN MEMULIAKAN ALLAH”

Nas Evangelium: Lukas 2 : 15 - 20

Saudara-saudari, Bapak, Ibu, yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Ijinkanlah pertama sekali saya menyampaikan kepada kita: ”Selamat Hari Natal untuk kita semua!” Perayaan Natal merupakan perayaan besar bagi kita umat Kristiani di seluruh dunia dimana kita mengingat dan mensyukuri kelahiran Yesus Kristus Sang Juruselamat, ribuan tahun yang lalu di kota Betlehem. Nas renungan hari ini menceritakan para gembala yang menerima kabar baik yang disampaikan para malaikat, dikatakan: ”Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ”Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:10-11). Berita yang sangat menggembirakan sekaligus menggemparkan hati para gembala ini tentulah mereka sambut dengan penuh sukacita, bahkan para gembala memperoleh kesempatan ”istimewa” menjadi saksi pertama memperoleh kabar gembira tersebut. Hal ini tentulah menjadi peristiwa yang sangat menggemparkan pada saat itu. Para gembala, yang saat itu merupakan golongan masyarakat dari ”kelas bawah”, yang termasuk dalam status sosial yang rendah, kategori orang marjinal, yang miskin dan tidak diperhitungkan dalam kehidupan masyarakat Yahudi di daerah Palestina pada saat itu, namun justeru merekalah yang beroleh kesempatan istimewa yaitu menerima berita kelahiran Sang Juruselamat dunia. Oleh karena peristiwa yang sangat mencengangkan itu, para gembala segera bergegas berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan (ay. 16).

Selanjutnya, pada saat perjumpaan dengan Maria, Yusuf, dan bayi Yesus, para gembala sangat bersukacita dan mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan para malaikat kepada mereka tentang Anak yang baru lahir itu, yaitu Yesus Kristus, Juruselamat dunia. Melihat sukacita para gembala dan kabar gembira yang mereka ceritakan secara luar biasa itu, maka semua orang yang mendengarnya menjadi heran tentang segala sesuatu yang diceritakan oleh para gembala itu. Kita dapat membayangkan betapa dramatisnya suasana pada saat para gembala yang sederhana dan lugu itu menceritakan kabar perjumpaan mereka dengan para malaikat tentang pemberitaan kelahiran Yesus dan dalam waktu yang tidak berapa lama, mereka segera berjumpa dengan Sang Juruselamat, tepat seperti yang telah diberitahukan para malaikat. Kita dapat membayangkan suasana di sekitar palungan saat itu, penuh dengan sukacita, riang gembira, ada yang terheran-heran mendengarkan pemberitaan para gembala, ada juga yang bersorak kegirangan atas segala sesuatu yang telah diperbuat Allah melalui kelahiran bayi Yesus yang terbaring dalam palungan, di kota Betlehem. Namun, bagaimana respon Maria? Dikatakan dalam ayat 19, ”Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya”. Jauh hari sebelum peristiwa kelahiran itu, malaikat Allah telah memberitahukan kepada Maria, ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu Anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Luk 1:35). Merespon perkataan malaikat itu, Maria berkata: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Berdasarkan pemberitahuan malaikat dan jawaban Maria terhadap pemberitahuan itu, maka Maria menyimpan segala perkara mujizat besar itu dalam hatinya seraya merenungkan segala rencana dan kehendak Allah yang diwujudnyatakan melalui dirinya dan juga Yusuf. Maka melalui diri Yusuf dan Maria, Allah mewujudkan karya penyelamatanNya atas dunia ini dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus, Juruselamat dunia.  

Saudara saudari, Ibu, Bapak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus ...

Perjumpaan para gembala dengan bayi Yesus yang baru lahir itu telah mengubah hidup mereka yang awalnya memiliki rasa cemas, ketakutan, berubah menjadi keteguhan hati, semangat yang besar untuk menceritakan segala sesuatu yang telah mereka dengar dan lihat secara langsung, yang dilanjutkan dengan tindakan memuji dan memuliakan Allah. Melalui peristiwa kelahiran Yesus Kristus, sebagai orang percaya kita kembali diingatkan tentang makna kelahiran Yesus, Sang Juruselamat dunia, bagi kehidupan kita pada masa sekarang ini. Sebagaimana para gembala yang pada awalnya merasa takut mendengar peristiwa yang besar ini namun akhirnya beroleh kekuatan, semangat dan memuji serta memuliakan nama Tuhan; demikianlah hidup kita telah diubahkan dari rasa takut menjadi keteguhan hati dan keberanian memberitakan Kabar Baik tentang kelahiran dan karya penebusan Yesus Kristus atas manusia berdosa. Natal bukan hanya untuk dirayakan secara meriah dan besar-besaran, dengan berbagai gemerlap ornamen hiasan yang megah, musik yang membahana, makanan lezat yang berlimpah ruah dan berbagai kemeriahan di dalam perayaan itu. Bukan hanya itu saja. Hakikat perayaan Natal adalah menerima dan menghayati karya penyelamatan Yesus Kristus atas manusia berdosa, termasuk saya dan Saudara-saudari di dalamnya; serta memaknainya dalam keseharian kehidupan kita. Kita layak bersukacita dan mensyukuri keselamatan yang kita peroleh melalui iman kepada Yesus Juruselamat, serta memberitakan keselamatan itu melalui kata dan perbuatan kita. Sekalipun kondisi di sekitar kehidupan kita acapkali menimbulkan rasa takut, cemas dan berbagai kekuatiran lainnya, namun seluruh rasa takut dan kekuatiran itu akan sirna oleh karena penyertaan Yesus Kristus dalam diri kita sebab Dialah Sang Immanuel, Allah yang menyertai kita.

Yesus Kristus Sang Immanuel akan senantiasa menyertai kita dalam setiap perjalanan kehidupan kita. PenyertaanNya itu bukanlah penyertaan yang sementara atau sesewaktu saja, melainkan penyertaan yang kekal selama-lamanya. Dia senantiasa hadir dan bekerja dalam seluruh aspek kehidupan kita, baik dalam suka terlebih lagi di saat duka melanda. Kasih dan penyertaanNya akan selalu tersedia pada orang yang percaya kepadaNya, sehingga mendatangkan sukacita, keteguhan hati, semangat dan kemauan yang besar untuk memuji dan memuliakan Allah melalui kehidupan kita. Maka, janganlah takut dan gentar, namun dengan penuh sukacita marilah kita memuji dan memuliakan nama Allah sebab keselamatan itu telah dianugerahkan kepada kita melalui kelahiran Yesus Kristus di tengah-tengah dunia ini. Pujilah dan muliakanlah namaNya! Kiranya sukacita Natal yang kita rasakan saat ini senantiasa memenuhi kehidupan kita dan kita juga dapat memberitakannya kepada sesama sehingga dunia ini penuh dengan kemuliaan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin. 

Doa Penutup: Ya Tuhan Allah Bapa kami, terima kasih atas sapaan firmanMu pada sukacita perayaan hari Natal ini, yang sebagaimana para gembala yang telah menerima kabar kesukaan itu dan bergegas untuk menjumpai bayi Yesus telah lahir di Betlehem, demikianlah kami senantiasa bergegas memberitakan Kabar Baik yang membawa sukacita dan keselamatan bagi seisi dunia ini. Oleh karena itu ajarlah kami melalui Roh Kudus agar kami senantiasa memuji dan memuliakan namaMu dalam segenap gerak langkah kehidupan kami, sehingga Kabar Baik tentang keselamatan oleh Yesus Kristus Juruselamat itu dapat tersebar ke seluruh dunia ini sehingga semakin banyak orang yang percaya dan diselamatkan. Sempurnakanlah sukacita kami dalam perayaan Natal ini sehingga hidup kami senantiasa dipenuhi oleh sukacita sorgawi, pengharapan yang hidup atas penyertaanMu dalam kehidupan kami serta perwujudan kasih kami terhadap Engkau dan sesama manusia. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, dengarlah doa permohonan kami. Amin. 

Pdt. Herwin P. Simarmata, M.Th.- Kepala Biro Kategorial Ama dan Lansia Kantor Pusat HKBP

Pustaka Digital