Kondisi Masyarakat NTT Pasca Banjir Bandang



Hujan yang terjadi selama 4 hari tanpa henti menyebabkan banjir bandang di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Sesuai dengan penjelasan BMKG (5/4/21), Siklon tropis Seroja di perairan Kupang dengan kecepatan angin mencapai 50 Knot atau 95 km/jam memberikan dampak peningkatan tinggi gelombang dan cuaca ekstrem di NTT.




Puncak badai siklon tropis "Seroja" terjadi pada Senin dini hari di NTT berakibat  meluapnya air laut di sekitar perairan kota Kupang. Akibatnya, banyak pohon tumbang, tanah longsor, atap rumah berterbangan, dan beberapa rumah yang ambruk, akses jalan yang terputus, serta aliran listrik dan sinyal menjadi terganggu.



Kondisi saat ini, ada beberapa korban jiwa di daerah terdampak dan evakuasi masih sementara dilakukan di beberapa titik terdampak. Kondisi bangunan rumah, rumah ibadah, sekolah-sekolah, kantor dan pelayanan masyarakat mengalami kerusakan sehingga menyebabkan beberapa pelayanan sementara ditutup. Sementara itu, pemasokan air masih terhambat karena akses yang sangat terbatas. Lebih lagi, aliran listrik padam selama perbaikan menunggu surutnya banjir, serta menunggu perbaikan yang dilakukan dalam penanganan longsor di kota kupang dan beberapa kabupaten di NTT.



Beberapa rumah dan bangunan lain milik anggota jemaat HKBP Kupang mengalami kerusakan  kecil, sedang dan berat. Masyarakat Nusa Tenggara Timur mengharapkan tindakan cepat  pemerintah pusat untuk penanggulangan bencana. Kerusakan yang ditimbulkan bencana alam ini melumpuhkan perputaran ekonomi di Nusa Tenggara Timur, khususnya Kota Kupang.  Uluran tangan dan doa dari berbagai pihak  sangat diharapkan seluruh masyarakat NTT. 


Koresponden: Pdt. Bernad Panggabean.