Renungan Harian HKBP | 2 Juni 2025

Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa!

Doa Pembuka: Bapa yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk penyertaan dan kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Saat ini ya Tuhan, sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu akan menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.


Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini tertulis dalam:

Roma 11 : 33

“O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya.”

 Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, seberapa sering kah kita bertanya kepada diri kita sendiri mengenai “mengapa semua hal di dalam hidup kita ini bisa terjadi?” Terkadang ada masa dimana kita heran dan mungkin bertanya-tanya, ketika kita menginginkan “a” yang terjadi malah “b”. Ketika kita mengira besok hari akan menerima “a”, ternyata kita terima “b”. Bahkan ketika seseorang sangat yakin akan segera bersukacita, dengan secepat itu ternyata yang dia terima kemudian adalah dukacita. Jika terjadi demikian, maka akan sangat mungkin muncul pertanyaan tadi yang mengatakan “mengapa ini semua bisa terjadi? Mengapa Tuhan izinkan ini terjadi?” Secara sederhana, kita harus tau satu hal yaitu kita selalu dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua hal dalam hidup ini bisa kita mengerti, bahkan ada lagu rohani yang menuliskan situasi ini dengan kalimat “banyak perkara yang tak dapat kumengerti, mengapa kah harus terjadi di dalam kehidupan ini?” Akan tetapi, di tengah ketidakmengertian itu lah kita harus mempercayai Dia yang mengerti dan tahu akan segalanya, yaitu Allah.

 Itu juga lah yang bisa kita lihat dalam nats yang menyapa kita saat ini, dimana Paulus dalam perenungannya sangat-sangat berpikir dan bahkan heran bagaimana Allah merancang karya keselamatannya; bagaimana Allah bekerja dari dahulu hingga sekarang; bagaimana Allah berkarya bukan hanya kepada bangsa Israel tapi juga kepada bangsa-bangsa lain; dan bagaimana Allah tetap berkarya di tengah dinamika manusia yang sering berubah-ubah. Ketika Paulus memikir-mikirkan semua hal yang luarbiasa itu, ia tidak berusaha untuk menyusun sebuah jawaban yang bernada logis atau menyusun sebuah argumen, akan tetapi Paulus sampai kepada titik dimana ia dengan spontan memuji dalam kekaguman dengan mengatakan, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya.” 

 Saudara/i yang terkasih, kita tahu bahwa Paulus dalam perjalanan pelayanannya adalah seseorang yang telah melewati banyak penderitaan, penolakan, kontra dan banyak hal. Paulus mungkin merenung akan hal itu juga, sehingga ia sampai pada titik dimana ia sangat percaya bahwa Allah tetap dapat dipercaya, bahkan ketika jalan-Nya tidak bisa diselami dan dimengerti. Dari nats ini kita bisa melihat bahwa jalan-jalan Allah, keputusan-keputusanNya sering kali tidak sesuai dengan logika kita manusia. Pasti kita telah pernah merasakan bahwa ada sebuah keputusanNya yang kita terima tampak tidak masuk akal bagi kita, tapi ternyata merupakan bagian dari rencana yang baik untuk kita. Seperti di awal renungan ini tadi, kita berharap kita mendapat “a” karena kita rasa itu yang paling baik untuk kita, dan ternyata kita menerima “b” karena memang itu yang terbaik untuk kita menurut hikmat, kekayaan, dan pengetahuan Allah. Maka Paulus mengajak kita melalui nats ini untuk menyadari bahwa kita ini adalah manusia yang terbatas, sedangkan Allah yang kita percayai adalah tidak terbatas.

 Saudara/i yang terkasih, Paulus dalam nats ini mengajak kita untuk melihat bahwa Allah jauh lebih besar dari semua pertanyaan yang bisa keluar dari kita. Dan di tengah dunia kita yang selalu berubah ini, akan semakin banyak hal yang mungkin tidak kita mengerti. Sebagai orang percaya, kita tidak selalu dipaksa harus memahami semua, ada kalanya dimana kita cukup mengagumi dan mempercayai Dia, Allah yang tak terselami. Sebagai orang percaya, kita harus tetap mengimani bahwa Allah lah yang lebih tahu mana yang terbaik untuk kita, karena apa? Karena kita adalah ciptaanNya. Mari kita menikmati setiap rencana, setiap karya, setiap keputusanNya yang berasal dari hikmat, kekayaan dan pengetahuanNya yang tidak bisa kita selami. Nats ini adalah ajakan untuk kita supaya selalu mensyukuri setiap karya dan keputusan Allah, sehingga kita akan takjub, berserah, dan kemudian memuji Allah yang luar biasa. Seruan kita hendaknya sama dengan Paulus dalam nats ini. Allah yang lebih tahu mana yang terbaik. Allah yang kita sembah akan tetap dapat dipercaya, walau jalanNya tak terselami dan keputusanNya tidak bisa kita mengerti. Amin.  


Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu. Ajar kami ya Tuhan untuk selalu mengerti bahwa keputusan dan jalanMu adalah yang terbaik yang berasal dari hikmat, kekayaan dan pengetahuanMu. Ajar kami juga ya Tuhan agar selalu mampu menerima keputusan dan jalanMu sekalipun itu terkadang diluar kemampuan dan pikiran kami. Biarlah rohMu ya Tuhan menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin. 


Pdt. Frans M. Sormin, S.Th- Fungsional di Kantor Departemen Kononia HKBP


Pustaka Digital