Renungan Harian HKBP | 12 November 2023 (Evangelium)

Doa Pembuka: Terima kasih Tuhan buat nafas kehidupan pada hari Minggu yang Engkau kuduskan ini bagi kami untuk beribadah memuji dan memuliakan namaMu. Sejenak kami akan mendengarkan firmanMu, kiranya Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kami agar dapat menerima dan memahami firmanMu. Dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin.  

 

 

BERSIAP SEDIA DAN SADAR DALAM MENANTIKAN HARI TUHAN

Nas Khotbah: 1 Tesalonika 5 : 1 - 11

 

Ibu, Bapak, Saudara-saudari para pembaca dan pendengar aplikasi Marturia HKBP yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Pembicaraan tentang hari Tuhan adalah sebuah topik yang selalu menarik perhatian banyak orang Kristen di setiap masa, dari berabad-abad yang lalu hingga kini. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di kota Tesalonika, rasul Paulus menjelaskan tentang hari Tuhan atau hari kedatangan Tuhan. Sebelum perikop 1 Tesalonika 5:1-11 ini, kita telah menemukan penjelasan pendahuluan tentang kedatangan Tuhan pada pasal 4:13-18, mengenai peristiwa yang terjadi pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya (parousia), dikatakan: ”Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (ay. 16-17). Demikianlah sekelumit gambaran tentang peristiwa yang terjadi pada saat kedatangan Tuhan atau hari Tuhan itu.

 

Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimanakah sikap orang-orang percaya dalam menyambut dan menanti-nantikan kedatangan hari Tuhan itu? Dalam khotbah ini rasul Paulus menjelaskan tentang 3 sikap yang harus senatiasa dihidupi oleh orang-orang percaya dalam menantikan hari Tuhan. Pertama, berjaga-jaga dan sadar, sebab hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Paulus telah mengingatkan orang-orang Kristen generasi pertama di abad pertama setelah kekristenan, bahwa tentang zaman dan masa terjadinya hari Tuhan itu tidak perlu dituliskan kepada mereka, sebab para rasul telah mengajarkan kepada mereka sejak awal bahwa tidak seorangpun mengetahui kapan terjadinya peristiwa itu, bahkan kedatangan hari Tuhan itu digambarkan seperti kedatangan pencuri pada waktu malam. Penjelasan mengenai datangnya hari Tuhan atau kedatangan Anak Manusia sebelumnya juga telah diajarkan Tuhan Yesus, yang menggambarkan hari Tuhan tersebut seperti pencuri pada malam hari: ”Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga" (Mat 24:42-44). Oleh sebab itu sikap yang tepat dalam menanti-nantikan kedatangan hari Tuhan itu adalah dengan bersiap sedia, berjaga-jaga dan sadar.

 

Sikap kedua, hidup sebagai anak-anak terang. Memang bagi orang-orang yang tidak percaya, hari Tuhan itu akan menjadi hari kemurkaan Allah, saat mereka mengalami kehancuran yang tiba-tiba. Tetapi bagi para pengikut Kristus, hari Tuhan itu akan menjadi saat pembebasan dan keselamatan di mana kita menantikan Yesus yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang (lih. 1 Tes 1:10). Meskipun hari kedatangan Tuhan itu digambarkan sebagai yang datang laksana pencuri, orang percaya tidak perlu takut akan kegelapan ini, karena mereka adalah anak-anak terang dan anak-anak siang (ay. 5). Melalui baptisan dalam nama Allah Tritunggal, kita sebagai orang percaya, hidup di dalam terang Allah dan tidak memiliki bagian dalam kegelapan atau malam. Kegelapan atau malam yang dimaksud di sini adalah kehidupan yang masih dikuasai oleh hawa nafsu duniawi, yang mudah diperdaya oleh bujuk rayu si iblis dan jatuh ke dalam dosa, yang bertentangan dengan kehendak Allah. Oleh karena itu dalam ayat 6 dikatakan: ”Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar”. Dalam hal ini kata ”tidur” diperlawankan dengan kata ”berjaga-jaga” dan ”sadar’ untuk menunjukkan dua hal yang sangat bertentangan, di mana kata ”tidur” menunjukkan sikap yang terlena, tidak terjaga, bahkan dapat dikatakan terhanyut dalam situasi yang tidak menyadari keadaan di sekelilingnya. Rasul Paulus membuat kedua perbedaan ini untuk menjelaskan orang yang imannya sedang ”tertidur”, tidak berjaga-jaga, terbuai (band. pengistilahan ”mereka yang mabuk waktu malam” dalam ayat 7), terhanyut oleh segala kenikmatan hidup di dunia ini sehingga ketika hari Tuhan itu tiba, dia tidak dapat berbuat apa-apa dan mengalami kehancuran yang tiba-tiba. Sebaliknya bagi orang Kristen yang imannya tetap ”berjaga-jaga” dan ”sadar”, yang senantiasa menghidupi imannya dengan sungguh-sungguh dan senantiasa bertumbuh serta berbuahkan kebaikan, sukacita dan kasih terhadap Tuhan dan sesama; maka ketika hari Tuhan itu datang maka kita akan memasuki saat pembebasan dan keselamatan oleh Tuhan Yesus Kristus.

 

Sikap ketiga, anak-anak terang senantiasa diperlengkapi dengan baju zirah iman dan kasih dan ketopong pengharapan keselamatan. Tentulah banyak tantangan, cobaan, godaan dan bahkan ancaman yang kita hadapi dalam perjalanan hidup kita sebagai orang percaya di dunia ini. Oleh sebab itu setiap anak-anak Tuhan selaku anak terang digambarkan seperti seorang prajurit yang tangguh dan siap sedia menghadapi segala bentuk medan pertempuran yang sangat berat, demikianlah para pengikut Yesus harus senantiasa memperlengkapi dirinya dengan kehidupan spiritualitas yang tangguh, kuat dan tahan terhadap segala ujian, senantiasa memakai perlengkapan senjata rohani yakni: berbajuzirahkan iman dan kasih dan berketopongkan pengharapan keselamatan. Tujuan dari perlengkapan senjata rohani ini adalah supaya kita berjuang dan bertahan sampai akhir dan memperoleh kemenangan atas serangan dan bujuk rayu maupun tipu muslihat dari si iblis. Mengapa kemenangan ini harus kita miliki? Sebab Allah telah menganugerahkan keselamatan itu bagi kita orang percaya oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang telah mati untuk kita (ay. 9-10). Maka, apakah orang Kristen secara fisik bangun atau tidur, atau bahkan mati atau hidup pada saat kedatangan Tuhan, mereka akan tetap hidup bersama dengan Tuhan Yesus; sebagaimana Paulus dalam suratnya yang lain mengatakan: ”Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (Rm 14:8).

 

Ibu, Bapak, Saudara-saudari para pembaca dan pendengar aplikasi Marturia HKBP yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Ada begitu banyak pemahaman dan sikap orang Kristen di sepanjang sejarah dalam menyikapi hari kedatangan Tuhan Yesus kedua kali atau parousia, bahkan ada beberapa aliran dalam kekristenan yang berspekulasi tentang hari, tanggal, masa dan bahkan tempat kedatanganNya itu. Namun kita harus berpegang pada firman Tuhan yang mengatakan: ”Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri” (band. Mrk 13:32). Oleh sebab itu yang perlu kita perhatikan dengan sungguh-sungguh dan hayati terus-menerus adalah bagaimana sikap kita dalam menantikan kedatangan hari Tuhan itu. Renungan dari Firman Tuhan hari ini dengan jelas dan tegas mengajarkan sikap orang percaya dalam menantikan kedatangan Tuhan, yaitu: berjaga-jaga dan sadar, hidup sebagai anak-anak terang dan memperlengkapi diri dengan senjata rohani: berbajuzirahkan iman dan kasih serta berketopongkan pengharapan keselamatan. Dengan ketiga sikap ini maka kita selaku orang percaya tidak akan terlena oleh segala bujuk rayu dan tipu muslihat si iblis yang menawarkan berbagai kenikmatan semu di dunia ini yang pada akhirnya akan membawa pada kehancuran dan kebinasaan kekal; melainkan kita dapat menjadi seorang pemenang, menang atas segala cobaan dan ujian iman. Dengan senantiasa berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan, maka jalanilah hari-harimu dengan iman yang teguh, pengharapan yang kuat dalam keselamatan dari Tuhan, dengan kasih yang menyala-nyala kepada Tuhan  dan kepada sesama manusia. Yakinlah bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai dan menguatkan kita dengan kuasa Roh Kudus yang senantiasa menerangi hati kita melakukan kehendak Allah, sehingga kita menjadi orang yang setia sampai akhir hidup kita, sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 2:10c, ”Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”. Amin.  

 

Doa Penutup: Ya Tuhan Allah Bapa kami, terima kasih atas sapaan firmanMu pada hari Minggu ini, yang telah mengingatkan kami untuk hidup setia dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus, kasih dan pengharapan keselamatan yang telah Engkau karuniakan kepada kami. Bimbing dan arahkanlah hidup kami untuk menyambut kedatangan hari Tuhan dengan sikap berjaga-jaga dan sadar, hidup sebagai anak-anak terang serta memperlengkapi diri dengan senjata rohani kami sehingga iman kami tetap bersiap sedia, dan menjadi pemenang atas segala godaan dan pencobaan dari si jahat. Ajarlah kami agar senantiasa mengarahkan hidup kami kepada tujuan iman kami, yaitu kehidupan kekal di sorga yang telah engkau sediakan bagi segenap orang percaya. Dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kami, dengarlah doa permohonan kami. Amin.    



Pdt. Herwin Simarmata, M.Th - Kepala Biro Kategorial Ama dan Lansia