Renungan Harian HKBP | 24 November 2023


Shalom Bapak/Ibu dan saudara/i yang terkasih, kami berharap kita semua dalam keadaan sehat dan semangat bangun di pagi hari ini. Sebelum kita memulai kegiatan dalam satu hari ini, marilah kita bersekutu dengan Tuhan dan mendengarkan firman-Nya. Mari kita memberi waktu sejenak untuk saat teduh!

 

Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Ya Bapa kami yang Maha Pengasih, kami sungguh bersyukur atas kasih setiaMu yang selalu ada untuk kami. Saat ini kami mau bersekutu dengan Engkau dan mendengarkan firmanMu yang menjadi petunjuk bagi kami untuk memulai kegiatan kami dalam satu hari ini. Datanglah Engkau ditengah-tengah kami, agar kami mengerti akan firmanMu dan kuat melakukannya di dalam setiap perkataan dan perbuatan kami. Hanya di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin


Firman Tuhan yang akan kita renungkan hari ini tertulis dalam Efesus 4 : 32  Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.


Judul yang saya berikan untuk renungan ini adalah :                            

Hiduplah dengan Ramah, Penuh Kasih Mesra dan Saling Mengampuni


Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih, kita semua pasti sangat menyukai orang yang ramah. Karena orang yang ramah selalu mendatangkan sukacita yang membuat orang-orang di sekitarnya turut bergembira dan merasa nyaman. Kalau kita ramah terhadap orang yang kita kenal, itu adalah hal yang biasa, dan bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Ketika kita bertemu dengan orang yang kita kenal, pastilah kita akan menyapa dan bercanda dengannya. Tapi untuk ramah terhadap orang yang tidak kita kenal itu adalah hal sulit. Jika kita terlalu ramah dengan orang yang baru kita kenal  maka kita akan dianggap SKSD, artinya Sok Kenal Sok Dekat. Walaupun ramah kepada orang yang baru kita kenal itu sulit, tapi bukan berarti hal itu tidak bisa dilakukan bukan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata ramah adalah baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan. Biasanya orang yang ramah itu sangat menghargai dan menghormati orang lain dan cenderung afeksi sebelum berbicara.

Demikian juga yang tertulis dala Efesus 4:32 ini, Bersikap ramah adalah salah satu yang dinasehatkan Rasul Paulus. Dan sekarang mari kita lihat,  ada 3 hal yang dapat kita peroleh dalam nats ini :

Pertama, Rasul Paulus menasihati jemaat Efesus agar hidup ramah seorang terhadap yang lain. Dalam nats ini dikatakan Hendaklah kamu ramah, ini adalah pengertian kata kerja yang harus terus-menerus dilakukan sebagai bukti bahwa orang tersebut memang ramah. Keramahan inilah yang seharusnya dimiliki pengikut Kristus, sehingga keramahan menjadi identitas dan citra hidup bagi orang percaya. Ramahlah seorang terhadap yang lain. Walaupun memiliki 5 huruf yang sama, tetapi jangan dibalikan-balikan yang 5 huruf ini ya, ramah bukan marah. Sebab ramah itu adalah kunci hidup bersama dengan sesama. Orang percaya kepada Tuhan haruslah hidup dalam keramahtamahan, bukan marah-marahan. Dengan bersikap ramah terhadap oranglain maka hidup kita akan menjadi berkat bagi sesama. 


Kedua, penuh kasih mesra. Rasul Paulus melengkapi lagi  nasehat nya dengan mengharapkan agar hidup orang percaya penuh kasih mesra. Kita diminta untuk hidup dalam "kasih mesra" dengan sesama. Tuhan Yesus telah memberi keteladanan itu pada kita, walau Ia dikhianati, bahkan ditinggalkan tapi kasih-Nya tidak pernah goyah. Suasana akan menjadi nyaman dan tentram apabila ada kasih mesra yang tulus, bukanlah yang dibuat buat atau munafik. Kasih mesra itu bukan hanya sekedar teori, tetapi kasih itu haruslah dipraktekkan. Kita  harus ingat bahwa kasih tidak cukup hanya untuk diajarkan, bukan hanya dibuat untuk menjadi  simbol atau slogan, tetapi kasih itu harus benar benar melekat dalam hidup kita, dan ini juga yang menjadi identitas setiap orang yang percaya. Sehingga orang dapat mengenal kita sebagai orang percaya, bukan hanya karena kita rajin ke gereja, atau dengan banyak nya ayat Alkitab yang kita hafalkan, atau hanya dengan perkataan yang lembut, atau dengan cara berpakaian kita, tetapi kita dikenal karena kasih mesra yang kita tunjukkan. Jadi dengan kasih mesra berarti tidak ada alasan untuk membenci sesama kita, termasuk kepada orang yang berbeda pendapat dengan kita, atau orang tidak senang dengan kita. Dan sikap kasih mesra itu bukan saja terbatas dalam hubungan dengan sesama pengikut Kristus, tetapi juga termasuk kepada orang yang tidak percaya kepada Kristus. Inilah seharus cirikhas hidup orang percaya yang dapat bergaul dengan siapapun dengan menjaga perkataan dan sikap yang baik. Kita harus mengasihi orang lain dengan tulus agar kita mendapatkan damai sejahtera. Jadi Identitas orang percaya dapat dilihat dari hubungan kasih mesra yang dibangunnya dengan Tuhan dan sesama. 


Ketiga, saling mengampuni. Memang harus kita akui bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti punya kekurangan. Di dunia ini kita pasti akan bertemu dengan bermacam karakter orang, dan tidak semua orang bisa melakukan seperti apa yang kita inginkan. Kita semua pasti pernah di kecewakan bahkan disakiti. Bagaimana kita mengasihi orang yang telah menyakiti kita, ini bukanlah hal yang gampang, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Disini Rasul Paulus menasihati agar kita saling mengampuni seorang akan yang lain. Dengan demikian kita dapat menghindari perpecahan baik dalam keluarga, jemaat, masyarakat, di tempat kita bekerja bahkan di mana saja kita pergi dan berada. 

Pengampunan adalah kunci bagi semua hubungan yang sehat dan kuat. Itulah pentingnya pengampunan yang harus kita pahami. Disakiti memang tidaklah menyenangkan, tetapi mengampuni adalah reaksi sikap terbaik yang diminta dari kita, seperti yang telah ditunjukkan Tuhan Yesus kepada kita, sebagaimana Dia yang telah lebih dahulu mengampuni kita yang berdosa melalui pengorbanan-Nya di Golgata. Kita telah lebih dahulu diampuni-Nya; oleh karena itu kita juga harus saling mengampuni dan tidak menciptakan sikap permusuhan dan dendam. Mengampuni merupakan inti pengajaran Tuhan Yesus. Dalam Matius 5 : 23  24 dikatakan, "Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu, dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu”. Artimya Tuhan akan menerima persembahan kita kalau kita sudah mengampuni dan berdamai dengan orang lain.  Ingatlah, kalau kita ingin jiwa dan raga kita sehat dan bersemangat, maka belajarlah untuk mengampuni. Tetap bersabar walaupun di kecewakan, tetap mengampuni walaupun disakiti. Hendaklah kita hidup saling mengampuni dan saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Apabila kita dapat melakukan keramahan, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, maka kita beroleh kepenuhan kasih Kristus yang nyata dalam kehidupan kita sekarang sampai selamanya. Amin


Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Terima kasih ya Bapa untuk FirmanMu yang mengingatkan kami, agar kami dapat hidup dengan ramah, penuh kasih mesra dan saling mengampuni. Jadikanlah kami Murid Kristus Pelaku Firman yang akan menjadi terang dan berkat bagi sesama kami dan dunia ini. Kami tidak akan sanggup melakukannya apabila Engkau tidak bersama kami. Biarlah Roh KudusMu yang selalu mengajari kami untuk melakukan semua kehendakMu, yang menyenangkan hatiMu dan mendatangkan sukacita bagi kami. Kami serahkan saudara-saudari kami yang terbaring sakit, yang berduka. Engkaulah yang menyembuhkan dan menghibur mereka. Ya Bapa, saat ini kami juga mau serahkan hidup kami hanya ke dalam tangan pengasihanMu. Ampunilah kesalahan kami agar kami layak menerima berkatMu. Terimalah doa permohonan kami ini, yang kami sampaikan melalui AnakMu, Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Amin. 


Kasih setia dari Tuhan Yesus Kristus, anugrah dari Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus yang menyertai saudara sekalian. Amin

Pustaka Digital