Renungan Harian HKBP | 25 Oktober 2023

Doa Pembuka: Allah Bapa yang kami kenal di dalam Yesus Kristus, terima kasih untuk hari baru yang telah Engkau anugerahkan bagi kami. Hari ini, sebelum kami memulai aktifitas kami, kami rindu untuk mendengarkan Firman-Mu. Karenanya, tolonglah kami dan bekali kami hari ini ya Tuhan, di dalam Kristus kami telah berdoa. Amin.

Dalam kehidupan kita sebagai manusia, kita mengetahui sekali dengan pasti bahwa kesenangan tidak selalu terjadi sebab kemungkinan terjadinya hal-hal buruk dan tidak menyenangkan akan selalu ada. Daud, raja yang kita kenal dalam Alkitab juga pernah merasakan ketidakpastian dalam hidupnya.

Dalam teks renungan kita pada hari ini kita mengetahui bahwa kondisi hidup Daud sedang menurun, ia tidak lagi menjadi pemimpin dan raja bagi orang-orang Israel. Akan tetapi sikap Daud sebagai pemazmur sangatlah tidak umum dibandingkan dengan apa yang sering kita lakukan.

Dalam kondisi yang dapat kita sebut ‘buruk’ dan tidak menyenangkan ini, Daud justru memilih untuk bersikap tetap memelihara sukacitanya. Pemazmur memilih untuk tetap menyanyikan pujian kepada Allah, bahkan dalam kondisinya yang tidak menyenangkan.

Pemazmur memulai mazmur 89 ini dengan kidung-kidung pujian. Hal ini menjadi pengingat bagi kita bahwa dalam segala sesuatu, dan dalam segala keadaan, orang-orang percaya harus mengucap syukur senantiasa kepada-Nya.

Kadang kala ketika kita berada dalam keadaan buruk kita merasa bahwa perasaan kita akan menjadi lebih baik jika kita berkata-kata kasar, marah, ataupun dengan mengeluh. Nyatanya dalam keadaan, apabila kita bersikap untuk marah dan mengeluh, hal itu justru semakin membuat kita merasa terpuruk dan bertambah sedih. Perasaan negatif itu akan semakin bertambah besar dan berakhir membuat kita jatuh dalam dosa. Bukan tidak mungkin bahwa ketika kita marah dan bersedih, kita bergerak ke arah yang buruk hingga menyalahkan Tuhan.

Karena itu hari ini kita belajar bahwa dalam hidup, apapun kondisinya, kita harus memelihara pemahaman kita akan kasih dan kesetiaan Allah dalam hidup kita. Bagaimanapun kondisi kita, kita harus berusaha sebaik mungkin untuk tetap dapat memilih bersukacita. Sukacita kita haruslah bermuara pada Kristus saja, dan bukan kepada hal-hal yang fana.

Mempercayai Allah dalam segala hal adalah hal yang harus kita upayakan setiap saat. Baik atau tidak baik, menyenangkan atau tidak menyenangkan, kita sebagai orang-orang percaya harus berpegang teguh kepada rencana Allah dalam hidup kita.

Sikap pemazmur pada hari ini dalam teks Mazmur 89:2 menjadi pengingat bagi kita untuk dapat memastikan diri kita selalu dalam sukacita dan percaya kepada kesetiaan Allah, apapun kondisinya, bagaimanapun keadaannya.

Kiranya Tuhan menguatkan kita untuk dapat menghidupi firman-Nya. Amin.

Doa Penutup: Bapa terima kasih untuk Firman-Mu yang telah menerangi kami hari ini. Ajarlah kami dan mampukan kami untuk dapat menjalani hidup kami seturut dengan Firman-Mu, agar kami dapat selalu bersukacita di dalam hidup kami apapun keadaannya. Ajar kami untuk selalu memahami bahwa hanya Engkaulah sumber sukacita dan kesenangan kami. Di dalam Kristus kami telah berdoa. Amin.

C.Pdt. Cintya C. Pardede, M.Th- Melayani di Biro TIK HKBP