Renungan Harian HKBP (Evangelium) | 19 November 2023

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin

JANGAN MELUPAKAN TUHAN

(Ulangan 8 : 7 18) 

[7] Sebab Tuhan, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;

[8] suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya;

[9] suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga. 

[10] Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji Tuhan, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.

[11] Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan Tuhan, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;

[12] dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya,

[13] dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, 

[14] jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,

[15] dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dasyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras,

[16] dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya.

[17] Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuatanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.

[18] Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Ada ungkapan dalam peribahasa Indonesia, yang bunyinya seperti ini: “Bagai kacang lupa kulitnya.” Peribahasa ini sudah sangat populer; hampir semua orang yang sudah dewasa pasti pernah mendengarnya dan tahu maknanya. Arti atau makna dari peribahasa ini juga pastilah sudah kita tahu. Peribahasa ini biasanya ditujukan atau dilontarkan kepada seseorang yang lupa diri. Contohnya: Orang sombong yang lupa asal-usulnya; orang kaya yang lupa akan kemiskinannya atau masa kesusahannya hidupnya di waktu yang lalu. Peribahasa “Bagai kacang lupa akan kulitnya” merujuk kepada orang yang lupa diri. Ada ceritera rakyat yang menggambarkan orang yang lupa diri, yaitu kisah Malin Kundang di Sumatera Barat dan kisah Mardan di Sumatera Utara. Kisah Malin Kundang dan Mardan, menceritakan seorang anak yang lupa diri, lupa kepada orangtuanya, terutama lupa kepada ibunya yang telah melahirkan dan membesarkannya; ibu yang telah mendidik, mendoakan, berjuang untuk anaknya, memberi makan dan berusaha mencukupkan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Setelah anak itu berhasil atau sukses, setelah anak itu kaya atau sejahtera hidupnya, ia justru lupa kepada ibunya. Malin Kundang dan Mardan disebut orang sebagai anak durhaka.

Saudara-saudara! Perikop kita hari ini merupakan nasehat Musa kepada bangsa Israel. Karena mereka akan masuk ke suatu negeri yang subur, negeri yang indah permai; bukan negeri yang tandus dan gersang. Tentu hal ini akan menyenangkan dan menggembirakan bagi umat Israel. Kebutuhan hidup mereka akan terpenuhi dengan baik, bahkan mereka akan sejahtera di negeri tersebut. Menyangkut tersedianya kebutuhan hidup sehari-hari, dengan jelas disampaikan di dalam perikop ini, ayat 8-9.a “suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya; suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun.” Tidak hanya itu! Di ayat 9.b dikatakan juga: “suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga.” Di negeri itu tersedia hasil tambang, dan hasil tambang itu bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat Israel. Singkat kata, negeri yang akan diberikan Tuhan kepada bangsa Israel itu adalah suatu negeri yang kaya, indah dan subur. Di sana bangsa Israel tidak akan kekurangan, karena di ayat 9.a dengan jelas dikatakan: “suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun.” Garis bawahi kalimat: “di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun.”

Sebelum mereka sampai di tanah Kanaan, tanah yang akan diberikan Tuhan kepada mereka; dan sebelum mereka menikmati kekayaan hasil tanah tersebut; mereka lebih dahulu dinasehati dan diingatkan oleh Nabi Musa. Hal apa saja yang dinasehati dan diingatkan oleh Musa kepada mereka? Kalau kita dengan cermat mendengarkan pembacaan perikop ini, sedikitnya ada tiga hal yang diingatkan oleh Musa kepada bangsa Israel, yaitu:

Agar bangsa Israel tetap memuji Tuhan (ayat 10). Di ayat 10 lebih jelasnya dikatakan: “Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji Tuhan, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.” Memuji Tuhan! Mengapa mereka diingatkan untuk memuji Tuhan? Karena Tuhan telah memberikan negeri yang baik kepada mereka. Pujian di sini dapat bermakna sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Pujian di sini dapat bermakna juga, bahwa bangsa Israel selalu ingat kepada Tuhan yang telah memberkati hidup mereka dengan negeri yang baik. Di Mazmur 103:2 dikatakan: “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya.”

Agar bangsa Israel jangan melupakan Tuhan (ayat 11). Ayat 11 ini berkaitan dengan ayat 10. Di ayat 11 tertulis: “Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan Tuhan, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini.” Supaya bangsa Israel jangan seperti ungkapan peribahasa yang saya sebutkan tadi: “Seperti kacang lupa akan kulitnya.” Jangan seperti Malin Kundang dan Mardan, sesudah berhasil, sesudah sukses, sesudah hidupnya senang, lupa kepada ibunya, ibu yang telah melahirkan, membesarkan dan mendoakannya, ibu yang telah berjuang untuk kehidupannya. Ini salah satu kelemahan manusia; sesudah hidupnya sukses, senang, makmur dan sejahtera, bahkan puas menikmati berkat-berkat materi, membuat orang cenderung melupakan Tuhan dan perintah-perintahNya. Dalam hal ini, Nabi Musa mengingatkan bangsa Israel, agar mereka selalu ingat kepada Tuhan. Mengingat Tuhan, bukan hanya mengingat dalam pikiran atau di dalam hati saja. Tetapi dengan cara: “Selalu berpegang kepada perintah, peraturan dan ketetapan Tuhan.” Hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak Tuhan.

Agar bangsa Israel jangan jatuh sikap tinggi hati (ayat 14). Tapi ada baiknya kita membaca ayat 12 – ayat 14. [12] dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, [13] dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, [14] jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.

Banyak orang beranggapan, sesudah berhasil, apa yang dia capai dalam hidupnya, semata-mata karena kerja kerasnya, karena kekuatannya. Pemahaman yang seperti ini sering membuat seseorang lupa kepada Tuhan yang telah memberkati hidupnya. Harus diingat, bahwa negeri yang baik itu diperoleh bangsa Israel, bukan karena kekuatan dan kehebatan bangsa Israel, melainkan karena pemberian Tuhan. Tuhanlah yang telah membawa bangsa Israel ke negeri yang baik itu.

Saudara-saudara! Hal inilah yang diingatkan nats khotbah hari ini kepada kita. Agar sebagai orang beriman atau orang yang percaya kepada Tuhan, tentulah hidup kita juga diberkati oleh Tuhan. Maka, kita tidak boleh lupa kepada Tuhan, karena Tuhanlah sebenarnya sumber dari setiap berkat yang kita terima dalam hidup kita; apakah itu pekerjaan, harta benda yang kita miliki, kesuksesan dalam pekerjaan dan karier, jabatan atau posisi, dan lain sebagainya. Mari selalu ingat kepada Tuhan yang telah memberikan berkat-berkat kepada kita. Mari untuk selalu bersyukur dan memuji Tuhan. Sekali lagi, Mazmur 103:2 berkata: “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya.”Amin.

Doa Penutup: Pujian dan syukur kepada-Mu Bapa di sorga atas anugrah dan berkat-Mu dalam hidup kami; untuk kesehatan, nafas kehidupan dan juga rejeki yang boleh kami nikmati dalam kehidupan kami sehari-hari. Kami bersyukur untuk FirmanMu yang telah kami dengarkan, kiranya Tuhan berkenan memeteraikannya di dalam hati kami. Kiranya Firman-Mu yang telah kami dengar menjadi penuntun bagi kami untuk melakukan kehendakMu. Tuntun kami melalui Roh Kudus-Mu, agar kami dapat hidup seturut dengan kehendak-Mu. Ingatkan kami untuk senantiasa mensyukuri setiap berkat dan anugerah yang kami terima dan nikmati. Ajar kami agar dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain. Berkati kami melalui kesehatan, agar kami dapat bekerja dan beraktifitas dengan baik. Berkati saudara, sahabat dan keluarga kami yang sakit, beri mereka kesembuhan melalui proses pengobatan yang mereka jalani. Orang-orang yang menghadapi pergumulan dan kesulitan, juga Engkau sertai dalam menghadapinya; agar mereka dapat memenangkan setiap pergumulan yang terjadi dalam hidupnya. Di atas segala permohonan kami, hapuskan dosa dan kesalahan yang kami perbuat, agar kami layak di hadapanMu. Dalam nama Putra-Mu yang Tunggal, Yesus Kristus Tuhan kami, kami berdoa dan bersyukur kepadaMu. Amin.

Pdt. Manaris R. E. Simatupang, M.Th, Bendahara Umum HKBP

Pustaka Digital